Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1005 Tina Mengadu

Share

Bab 1005 Tina Mengadu

Penulis: Sarjana
Amarah Ardika benar-benar sudah tersulut oleh ucapan Leon.

Dalam perjamuan malam ini, pria itu bukan baru sekali dua kali memprovokasinya, melainkan sudah berkali-kali.

Kalau orang lain, Ardika pasti sudah melayangkan satu tamparan ke wajah orang itu.

Dengan mempertimbangkan pria itu adalah paman Luna, Ardika baru tidak mempermasalahkan hal itu.

Namun, sekarang, Leon malah berani mengancam Luna dengan alasan tidak akan memberikan kesempatan kepada Desi untuk kembali ke Keluarga Liwanto untuk bercerai dengannya.

Pria itu sudah bertindak di luar batas toleransinya.

Dengan memasang ekspresi dingin, Ardika berjalan menuju ke arah Leon.

"Ardika!"

Luna segera menarik lengannya, lalu menggelengkan kepala padanya. Sorot mata khawatir tampak jelas di mata Luna.

Dia takut Ardika melakukan tindakan yang akan membawa masalah lagi.

Setelah menghentikan Ardika, dia baru menoleh ke arah Leon.

Setelah menarik napas dalam-dalam, Luna baru berkata dengan pelan, "Paman, sepertinya kamu sudah terlalu mema
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kukuh Setyoboedi
lagi lagi ucapan Desi ke Ardika tidak umum, jelas jelas Desi dan keluarganya sekarang ini menempati rumah pemberian Ardika, bisa bisanya omong rugi telah memelihara ardika
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1006 Menjadi Wali Kota untuk Sementara Waktu

    Desi memarahi Ardika panjang lebar.Ardika hanya mendengarkan ucapan ibu mertuanya itu dalam diam, dia terlalu malas untuk memberikan penjelasan."Selain itu, Tina juga bilang dia akan mengirim seorang wakil presdir baru ke Perusahaan Investasi Gilra dan memintamu untuk kooperatif dengan wakil presdir baru itu."Setelah menyampaikan informasi tersebut, Desi memelototi Ardika dengan tajam dan berkata, "Ardika, apa kamu sudah dengar?""Hmm."Ardika menganggukkan kepalanya, hal itu tidak masalah baginya.Selama wakil presdir baru itu berkemampuan dan tidak seperti Virgoun yang sebelumnya mencari masalah dengannya, tentu saja dia tidak keberatan.Setelah Desi berbalik dan pergi, Luna baru membujuk Ardika panjang lebar, "Ardika, kamu harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Kamu harus belajar dan bekerja dengan giat, ya?""Setelah kamu meraih pencapaian sendiri, ibuku juga nggak akan bersikap seperti itu padamu lagi.""Oke, sayangku."Sambil tersenyum, Ardika memeluknya dan memijat-mi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1007 Bawahan Tuan Helios

    Begitu tiga keluarga besar jatuh, Kota Banyuli langsung menjadi target banyak pihak.Berbagai kekuatan ingin memasuki pasar Kota Banyuli dan meraih keuntungan.Boleh dibilang Ridwan sudah cukup berkemampuan, tetapi tetap saja belakangan ini dia dipusingkan dan kelelahan menghadapi hal-hal tersebut.Keluarga Mahasura bahkan berani memerintahkannya untuk melepaskan Zilwar, bisa terlihat dengan jelas seberapa arogannya keluarga-keluarga kaya terkemuka itu.Sekarang sudah ada Ardika yang mengatur Kota Banyuli. Ridwan sama sekali tidak perlu khawatir lagi.Tidak peduli siapa pun itu, mereka juga harus mematuhi peraturan Kota Banyuli dengan patuh."Tapi, Ridwan, aku bukan tipe orang yang suka disibukkan dengan tanggung jawab seperti ini. Tugas harian Wali Kota nggak perlu merepotkanku. Hanya di saat diperlukan saja, aku akan turun tangan."Tepat pada saat ini, Ardika mengajukan satu permintaan.Dia tidak ingin duduk dan disibukkan dengan setumpuk dokumen di Kediaman Wali Kota setiap harinya.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1008 Wakil Presdir Baru

    "Oke, kalau begitu, kita serahkan saja pada Amir."Kendy menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kaki putranya juga sudah dipatahkan oleh Ardika, dia jauh lebih ingin menghabisi si sialan itu dibandingkan kita!"...Ardika tidak tahu hanya karena dia menjadi perwakilan wali kota untuk sementara waktu, dia sudah dianggap sebagai bawahan Helios.Karena alasan itu pula, Keluarga Mahasura bahkan tidak berani turun tangan sendiri.Keesokan harinya, saat dia tiba di Perusahaan Investasi Gilra, Ardika diundang ke ruang pertemuan untuk rapat."Mengadakan rapat untuk membahas masalah apa?"Setelah memasuki ruang pertemuan, Ardika segera memanggil Airin dan bertanya padanya.Airin berkata dengan volume suara kecil, "Pak Ardika, kemarin saat Bapak pergi, Bu Tina datang ke perusahaan dan menilai Bapak nggak bertanggung jawab dalam pekerjaan. Lalu, dia mengatakan akan mengirim asistennya ke sini untuk menjabat sebagai wakil presdir.""Wakil presdir ini sudah datang, dia yang mengadakan rapat ini."Sa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1009 Acara Peresmian Jabatan

    Sikap penurut yang ditunjukkan oleh Ardika membuat Jane merasa sedikit terkejut.Dalam lubuk hatinya, dia makin memandang rendah Ardika."Oke, rapat hari ini sampai di sini saja. Semuanya, bubarlah."Sambil bertepuk tangan, Jane mengumumkan pertemuan sudah berakhir. Dia juga tidak peduli apakah ada lagi yang ingin dibicarakan oleh Ardika atau tidak.Dia sudah menganggap dirinya sebagai petinggi yang menduduki jabatan paling tinggi di Perusahaan Investasi Gilra.Setelah Jane pergi, para petinggi perusahaan baru mengerumuni Ardika."Pak Ardika, kelak aku tetap akan mengikuti arahan Bapak, nggak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kehendak Bapak!""Ya, benar, Pak Ardika. Kami semua pasti akan menuruti instruksi Bapak. Bu Jane itu sama sekali nggak menghormati Bapak, kami nggak akan menuruti instruksinya ...."Sekelompok orang itu berlomba-lomba mengutarakan kesetiaan mereka pada Ardika.Kejadian kemarin sudah memberikan kesan yang mendalam pada mereka. Mereka tidak akan langs

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1010 Amarah Meluap Saat Bertemu Musuh

    "Aku sedang berada di sebuah hotel yang berlokasi di sebelah Kediaman Wali Kota, kamu kemarilah."Ardika melontarkan beberapa patah kata itu dengan santai.Tak lama kemudian, seorang wanita muda bersetelan formal melajukan mobil ke hotel tersebut.Setelah berpisah dengan Hamdi, Sigit dan lainnya dan bertemu dengan asisten Jane itu, dia bertanya, "Siapa namamu? Kenapa aku nggak melihatmu di perusahaan?""Namaku Yuri Lotoka, aku dipindahkan dari kantor utama Grup Lautan Berlian oleh Bu Jane."Nada bicara wanita itu sedikit arogan, seolah-olah karena berasal dari Grup Lautan Berlian, kedudukannya lebih tinggi dibandingkan orang lain.Menghirup aroma alkohol samar yang menguar dari tubuh Ardika, diam-diam Yuri mendecakkan lidahnya.'Ckckck, ternyata memang benar Pak Ardika bisa menduduki posisinya saat ini hanya dengan mengandalkan relasi. Siang-siang bolong begini saja, dia sudah pergi minum-minum dengan para petinggi Kediaman Wali Kota untuk menjalin relasi dengan mereka.'Sebelumnya, sa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1011 Membeli Sedikit Produk Kecantikan Untukmu

    Setelah mendengar ucapan Julia, staf-staf yang berada di dalam ruangan itu langsung melirik Ardika dengan ekspresi aneh.Mereka mengira orang yang datang untuk menerima wawancara adalah seorang tokoh hebat. Siapa sangka ternyata hanya seorang menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan istrinya.Dalam sekejap, sorot mata yang mereka tujukan pada Ardika tampak sedikit meremehkan."Kak Julia, bagaimanapun juga, kamu adalah tokoh penting di stasiun TV kita. Bisa-bisanya Perusahaan Investasi Gilra mengirim seorang menantu benalu untuk menerima wawancara darimu. Bukankah mereka terlalu nggak menghormatimu?""Ya, benar. Aku sarankan sebaiknya ganti orang. Biarpun hanya seorang karyawan biasa, juga lebih unggul dibandingkan seorang menantu benalu yang mengandalkan relasi untuk menduduki posisi manajer umum ...."Beberapa orang staf mulai menyuarakan pemikiran mereka.Mereka tahu Julia tidak menyukai Ardika, tentu saja mereka harus membantunya.Yuri melirik Ardika. Dia berasumsi kemungkinan be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1012 Wawancara Eksklusif Memang Seperti Ini

    "Tuan Ardika, apa kamu sudah siap? Ayo kita mulai."Julia sangat profesional. Begitu sutradara memintanya untuk mulai, dia langsung hanyut dalam perannya sebagai seorang pembawa acara.Dengan seulas senyum mengembang di wajahnya, dia berkata, "Hari ini, kami sudah mengundang Tuan Ardika, manajer umum Perusahaan Investasi Gilra. Tuan Ardika dipersilakan untuk menyapa para penonton terlebih dahulu.""Halo, semuanya, aku adalah Ardika ...."Ardika melambaikan tangannya ke arah penonton yang sesungguhnya tidak ada seorang penonton pun di lokasi rekaman. Ya, acara ini memang ditujukan untuk penonton TV.Setelah perkenalan diri Ardika, Julia mulai berbicara. "Seperti yang kita ketahui bersama, perusahaan-perusahaan besar menetapkan standar yang tinggi untuk manajer umum profesional. Paling nggak, orang yang bersangkutan harus memiliki pengalaman kerja.""Tapi, kalau dilihat dari resume Tuan Ardika, kita bisa menemukan suatu hal yang ajaib.""Sebelum menjabat sebagai manajer umum Perusahaan I

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1013 Standar Ganda

    Setelah berlangsung selama setengah jam, akhirnya wawancara eksklusif itu pun usai.Setelah memperoleh bahan yang diinginkannya, Julia beranjak bangkit dari sofa dengan perasaan puas, lalu merenggangkan pinggangnya.Mata staf-staf pria yang berada di sekelilingnya langsung bersinar, sorot mata mereka terus tertuju pada bagian perut rampingnya yang terekspos itu.Kilatan bangga melintas di mata Julia. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika dan memasang ekspresi meremehkan."Ardika, kamu benar-benar seorang pengecut!""Tadi, saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan dariku, kamu bahkan nggak punya keberanian untuk menyangkalnya.""Apakah kamu tahu betapa konyolnya ekspresi pengecutmu tadi? Apa perlu aku meminta juru kamera untuk memperlihatkannya padamu?""Aku beri tahu kamu, setelah wawancara eksklusif ini ditayangkan, kamu pasti akan terkenal di seluruh penjuru Kota Banyuli.""Berterima kasihlah padaku karena telah memberimu kesempatan sebagus ini.""Biarpun kamu akan diperm

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status