Share

Bab 324. Lamaran Rehan

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2024-09-23 12:43:57

"Memangnya kenapa Mbak. Memang ada yang salah? Aku sadar kok kalau aku ini pria biasa, aku dari kampung. Tapi bagaimana dengan Mbak Fiah? Mbak Fiah juga orang kampung kan dulu? Mbak Fiah bisa mendapatkan suami dari kota, orang kaya juga. Mbak Dinda juga seperti itu, dulu dia juga pernah tinggal di kampung kita, dia malah dinikahi oleh mas Riko seorang sekretaris perusahaan ternama. Lalu apa bedanya aku dan kalian?" Rehan berprotes.

"Tentu saja berbeda Rehan! Kami ini kan perempuan, sedangkan kamu itu seorang laki-laki. Perempuan hanya perlu membawa diri sedangkan laki-laki harus membawa seorang istri. Harus bisa mencukupi kebutuhannya, harus bisa menjaga dan melindunginya. Sedangkan masalahnya, level keluarga kita dan Laura itu jauh berbeda. Laura itu anak orang kaya raya, bagaimana mungkin kamu bisa bersanding atau membawa diri dalam keluarganya?" Fiah berbicara dengan meninggikan suaranya.

"Aku tidak akan menyusahkan keluarganya. Jika kami direstui dan kami sudah menikah, maka aku
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 325. Diterima

    "Jadi begini, Pak Santoso yang terhormat." Ucapan Gara kali ini membuat semua orang tegang."Putri Pak Santoso, Laura,"Deg! Jantung pak Santoso dan Istri sudah berdebar saat Gara menyebut nama putri mereka. Mereka segera menduga jika ternyata Laura yang sudah berbuat masalah.Apa Laura bertengkar dengan Calia? Pak Santoso mulai curiga, Karena disini juga hadir Calia dan kedua orang tuanya. Selama ini pak Santoso juga tahu jika Calia adalah sahabat putrinya.Laura, apa mungkin dia sudah menyinggung Calia? Membuat keluarganya marah dan mendatangi rumah ini? Pak Santoso semakin terlihat khawatir dan penuh pertanyaan. Apalagi ketika Gara meminta nereka untuk memanggil Laura. Mereka semakin berdebar dan khawatir.Laura yang belum siap sama sekali juga nampak syok berat. Tidak menyangka jika Rehan datang malam ini membawa seluruh anggota keluarga Mahendra.Laura nampak pucat dan gemetaran, dengan hanya memakai gaun tidur dan tanpa make up dia duduk diantara kedua orang tuanya. Persis seper

    Last Updated : 2024-09-23
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 326. Hari Bahagia Itu Akhirnya Datang Juga

    Semua orang bisa bersamaan menarik nafas lega. Mereka juga serempak merasa senang dan bahagia.Keluarga Pak Santoso yang terkenal sombong, ternyata tidak seperti itu. Buktinya mereka telah menerima Rehan dengan apa adanya.Sesaat, cincin permata berwarna biru yang dikeluarkan oleh Rehan, kini telah pindah ke jari manis Laura. Kembali disambut dengan gemuruh doa-doa dari mereka.Laura terlihat menunduk, wajahnya yang cantik bersemu merah. Bibinya terlihat tersenyum tapi ujung matanya meneteskan air mata.Laura sangat bahagia, melirik Rehan yang juga sama seperti dirinya. Menunduk dengan menangkupkan kedua tangannya ke wajah diiringi ucap puji syukur.Waktu menunjukan pukul delapan malam, setelah mengucapkan rasa terima kasih yang sangat banyak, Gara melanjutkan obrolan hingga membahas hari dimana akan dilangsungkan pernikahan untuk mereka.Dan hari itupun telah dipilih serta ditentukan lalu disetujui bersama."Jika ingin berpesta, maka keluarga Mahendra tidak perlu repot-repot menyiap

    Last Updated : 2024-09-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 327. Pulang Ke Kampung

    Saat makan malam, Rehan mencoba untuk memberanikan diri berbicara pada kedua Mertuanya. Dan jawaban mereka sungguh membuat Rehan sangat lega."Laura itu sudah menjadi istrimu. Kami hanya butuh, kamu bisa menjaganya dan menyayanginya seperti kami yang juga menyayanginya. Jadi kami tidak mungkin melarang kalian jika ingin pulang dan tinggal disana."Sungguh bahagia rasa hati Rehan. Mendapat istri dari keluarga kaya di kota, rupanya tak semenakutkan yang ia bayangkan selama ini.Pada akhirnya mereka pun memilih hari dan pulang ke kampung halaman Rehan. Keluarga Santoso melepas dengan ikhlas putri mereka. Karena itu sudah pilihan Laura, dan Santoso entah kenapa sangat yakin jika Rehan adalah pria baik yang bertanggung jawab.Rehan sengaja tidak memberi kabar pada Ibunya jika hari ini mereka akan pulang.Jadi ketika di sore hari saat sebuah mobil berhenti di depan rumahnya, Bu Marni tidak terlalu peduli. Dia sibuk memasukan beberapa barang karena ingin menutup toko lebih awal. Dia bahkan t

    Last Updated : 2024-09-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 328. Ingin Ada Pesta

    "Laura, maafkan ibu jika waktu kalian menikah tidak dapat hadir."Laura tertawa kecil. "Laura ngerti kok,Bu. Ibu mabuk kendaraan berat, kan? Lagian gak papa kok, kan yang penting doa ibu dan kami sah saja."Bu Marni yang sekarang tertawa. "Dulu pas mau pesta mbak Fiah, Kan ibu dijemput, ibu teler. Jadi ibu kapok."Dua orang itu tertawa hangat. "Tapi Alhamdulillah.. Ibu sangat bahagia mendengar kabar kalian sudah sah. Dan lebih bahagia lagi, kalian mau tinggal disini." Mata Bu Marni berkaca-kaca lalu menetes air mata.Laura bergerak, dia memeluk lututnya di hadapan Bu Marni yang duduk diatas sofa. Dia meraih kedua tangan wanita yang sudah mulai keriput itu. Laura menciumnya beberapa kali lalu menggenggamnya dengan erat."Ibu, Laura Sekarang sudah menjadi menantu ibu. Ajari Laura menjadi seorang istri dan anak yang baik. Laura mungkin belum terbiasa dengan suasana atau adat budaya disini. Tolong bimbing Laura agar Laura tidak mengecewakan Ibu dan Mas Rehan. Sungguh, Laura hanya ingin me

    Last Updated : 2024-09-24
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 329. Menjelang Pesta

    "Laura, kamu mau kemana, Nak?" Bu Marni melihat Laura sudah menjinjing sebuah keranjang kecil dan berjalan ke arah belakang."Eh, ibu. Aku ingin mengambil daun singkong dibelakang kandang. Aku mau makan daun singkong rebus cocol sambal tomat seperti kemarin. Boleh kan?"Bu Marni segera mengambil keranjang dari tangan Laura. "Tentu boleh. Tapi biar ibu saja yang mengambil. Banyak nyamuk disana.""Tidak apa-apa, Bu.""Aduh, jangan Laura. Kulit kamu nanti bentol semua. Sudah sana, kamu rebus air saja. Ibu yang cari." Bu Marni segera berangkat. Mana dia bisa melihat kulit menantunya yang mulus itu digigit nyamuk. Apalagi kalau pagi-pagi, di kebun kan banyak nyamuk.Laura hanya menghela nafas, lalu menyiapkan air guna merebus daun singkong.Saat sarapan pagi sudah selesai pun ada lagi yang membuat ibu mertuanya itu kembali melarangnya.Laura melihat halaman, banyak daun kering yang jatuh berterbangan karena halaman luas itu memang ditanam beberapa pohon buah buahan. Dia mengambil sapu lid

    Last Updated : 2024-09-25
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 330. Banyak Juga Yang Iri

    Besoknya, Bu Marni mendatangi satu persatu tetangga dan meminta mereka datang ke rumah, untuk membantu segala sesuatunya."Ya ampun, aku gak dengar lho kalau Rehan sudah menikah saja. Pergi ke kota, pulang pulang bawa istri." Celetuk seorang ibu-ibu."Iya Bu, Alhamdulillah.. Sebenarnya tadinya tidak ada rencana untuk berpesta.""Ya gak papa Bu Marni, kan Rehan juga yang terakhir. Lagian kan, belum pernah ada yang dirayain kan? Dari almarhum Alex dulu sampai Nita."Bu Marni hanya mengangguk. "Datang ya? Gak usah repot bawa apa-apa. Pokoknya datang saja. Kami butuh tenaga kalian, bukan bawaan kalian." Ucap Bu Marni sebelum pergi."Iya Bu Marni, pasti datang. Memang tidak bisa bawa apa-apa ini. Masih paceklik. Tapi kalau urusan tenaga, jangan khawatir. Yang penting dikasih makan saja."Mereka tertawa.Kabar berita tentang akan adanya' pesta resepsi pernikahan di rumah Bu Marni telah didengar sampai ke ujung desa. Mereka terkejut sekaligus kagum. Rehan yang dicap sebagai perjaka tua dan t

    Last Updated : 2024-09-25
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 331. Menjelang Pesta

    Satu orang merengut. Tapi bagaimana dengan menantu barunya yang sekarang, coba? Sepertinya Bu Marni bakal bernasib tak mujur kali ini. Dapat menantu perempuan anak orang kaya, dan sepertinya sangat manja! Tidak tahu pekerjaan. Pemalas!""Eh, iya. Aku sering melihat istrinya Rehan itu, gak punya perasaan tau. Mertuanya sibuk nyapu, dia cuma duduk manis di bawah pohon jadi mandor. Mertuanya sibuk di dapur, dia mah manja manjaan sama suaminya di toko. Kan gak punya perasaan namanya.""Eh, masa sih?”"Namanya juga anak orang kaya, ya gitu lah. Cantik mah iya, tapi hatinya itu, hih.. kalau aku males punya menantu orang kota. Nanti ujung-ujungnya kayak Widya, menantunya Bu Leha. Keluarga suami jadi budak!"Bisik bisik negatif pun bersaing dengan prasangka Positif. Banyak yang menyayangkan pilihan Rehan. Banyak yang mengira jika Laura bukan wanita yang baik. Judes dan memperbudak Rehan dan Bu Marni.Pernah dulu ketika pagi, Bu Marni sibuk memilih sayur."Bu Marni mau masak apa?" Satu ibu-ibu

    Last Updated : 2024-09-26
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 332. Kalau Tiri, Kenapa Bisa Sedekat Itu?

    Laura mendongak, menatap ibu tua yang baru saja menegurnya itu. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tapi beruntung satu orang langsung menyahut, "Bude, ini bukan calon pengantin lagi. Mereka kan sudah nikah, sudah sah!" "Ealah.. hehe, lupa bude. Iya ya? Jadi sudah bukan calon pengantin lagi, ya?" Bude itu tertawa. "Kalau begitu ndak papa. Tadi bude lupa kalau kalian sudah menikah duluan. Ayo, ayo teruskan." Bude itu beringsut mundur untuk mengerjakan lainnya. Bu Marni tersenyum, menatap bangga pada menantunya itu. Sesekali dia menyeka keringat yang mengalir di kening Laura dengan tisu kering. "Ya ampun, Nak. Kamu kegerahan ini? Sudah sana cuci tangan dan masuk kamar. Istirahat saja." Pinta Bu Marni. Laura mencondongkan kepalanya dengan manja di bahu Bu Marni. "Nanti Bu, Laura masih betah disini." "Ee, tapi kan kamu butuh istirahat yang cukup, Laura. Besok kamu itu harus berdiri seharian di pelaminan lho.." "Nggak papa Bu, Laura pasti kuat. Ibu tuh yang harus istirahat, kan

    Last Updated : 2024-09-27

Latest chapter

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status