Share

Bab 332. Kalau Tiri, Kenapa Bisa Sedekat Itu?

Laura mendongak, menatap ibu tua yang baru saja menegurnya itu. Dia tidak tahu harus menjawab apa, tapi beruntung satu orang langsung menyahut, "Bude, ini bukan calon pengantin lagi. Mereka kan sudah nikah, sudah sah!"

"Ealah.. hehe, lupa bude. Iya ya? Jadi sudah bukan calon pengantin lagi, ya?" Bude itu tertawa.

"Kalau begitu ndak papa. Tadi bude lupa kalau kalian sudah menikah duluan. Ayo, ayo teruskan." Bude itu beringsut mundur untuk mengerjakan lainnya.

Bu Marni tersenyum, menatap bangga pada menantunya itu. Sesekali dia menyeka keringat yang mengalir di kening Laura dengan tisu kering.

"Ya ampun, Nak. Kamu kegerahan ini? Sudah sana cuci tangan dan masuk kamar. Istirahat saja." Pinta Bu Marni.

Laura mencondongkan kepalanya dengan manja di bahu Bu Marni. "Nanti Bu, Laura masih betah disini."

"Ee, tapi kan kamu butuh istirahat yang cukup, Laura. Besok kamu itu harus berdiri seharian di pelaminan lho.."

"Nggak papa Bu, Laura pasti kuat. Ibu tuh yang harus istirahat, kan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status