Beranda / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Bab 216. Akan membangun rumah.

Share

Bab 216. Akan membangun rumah.

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-01 12:03:12

Hari-hari telah berlalu dengan kelelahan Heru dan Adi yang masih sibuk seputar penyiapan bahan bangunan.

Keringat mereka bercucuran terbakar matahari yang sangat menyengat. Capek dan haus. Mereka sampai menghabiskan es batu hingga dua teko dalam setengah hari ini.

Sekarang mereka duduk di depan gubuk sambil menyalakan rokok. Dua pria itu menatap tumpukan Batako yang sudah tinggi. Jika diperkirakan ini sudah cukup bila untuk mendirikan rumah yang cukup besar bahkan beserta Dapurnya.

"Mungkin cukup. Kalau nanti ada kekurangan bisa pesan saja." Ucap Heru.

Adi menoleh, mengerutkan dahinya.

"Walah. Jadi aku libur dong?" Dia sudah sedikit resah memikirkan mau cari kerja dimana lagi.

"Kamu mau lanjut kerja?" Tanya Heru.

"Ya iya kalau ada. Itu ngoret-ngoret calon belakang rumah jadi lah Her." Iba Adi.

Heru tertawa jadinya. "Nggak segitunya juga kali Di, kan kita belum ada kayu. Jadi bisa cari kayu. Tapi istriku minta beli jadi saja kayunya. Biar bagus katanya."

Adi yang tadi hampir lega kemba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 217. Cari informasi.

    "Aku kok jadi aneh lho, Mas. Itu gak wajar mereka. Bahan bahan itu aja udah lebih dari 100 juta. Belum bayar tukang. Dari mana coba mereka bisa dapat dana sebanyak itu dalam Waktu singkat?" Lagi-lagi Rani bertanya pada suaminya."Ya gak tau lah. Namanya juga rezeki orang. Kita gak tau dari mananya. Kalau mau lebih jelas, Sono tanya sendiri!" Jawab Andi makin terbakar rasa tidak nyaman.Selama ini menurutnya, dia sudah berusaha dengan gigih. Bekerja siang malam, ibarat kata kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Tapi hasilnya tetap masih begini saja. Heru yang sering tidak bekerja malah sudah punya banyak kemajuan.Dia melirik punggung Istrinya yang benar-benar pergi mendatangi Nita untuk cari informasi.Saat sampai di hadapan Nita, Rani belum bertanya apapun. Matanya membulat melihat tumpukan bahan-bahan bangunan yang begitu banyak. Dia berpikir jika mereka ini memang akan membangun rumah yang lumayan besar.Lalu dia menoleh kebelakang, menarik ujung bibir berbentuk senyuman tipis. "Mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 218. Diserang seseorang.

    "Kok enak-enakan nganggur? Setiap hari mas Heru kepanasan. Bercucuran keringat. Angkat batako angkat semen. Ngaduk pasir. Itu kalau kalau kerja tempat orang ya dapat uang. Berhubung kerja ditempat sendiri gak dapat uang. Tapi kan mengurangi biaya. Jadi sama aja mas Heru gak nganggur." Jawab Nita. Dia sedikit kesal karena Akhir akhir ini Heru sering mengeluh karena tidak bekerja."Mas." Sekarang Nita duduk di samping Heru sambil menyodorkan secangkir kopi."Aku tuh ada rencana. Ini kalau mas Heru setuju. Jadi begini, doain aku terus dapat pendapatan seperti ini."Heru menoleh, menatap wajah serius Nita."Rencana gimana?""Jadi begini. Nanti setelah kita pindah, buatlah bangunan di samping teras itu. Nanti kita isi bahan-bahan sembako. Kita buka toko kecil-kecilan dulu. Disana kan belum ada warung maupun toko. Mana calonnya disana itu rame lho Mas. Percaya deh sama aku. Dikit-dikit, tapi kita lengkapi semua. Ada Bensin dan juga pulsa. Pasti lumayan."Heru terperangah. Dia tidak menyangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 219. Kemakan sumpah.

    "Aku tidak sengaja melihat mobilmu. Pas aku ingin mengintipmu, aku sangat terkejut melihat dua pria tadi sudah menyeretmu. Kebetulan aku sedang memegang ini. Jadi, ku pukul saja dia . Dan ku injak-injak saja tangannya." Jelas gadis itu."Hebat kan aku! Bisa merobohkan seorang berandalan!" Arumi membusungkan dadanya."Hebat kepalamu itu! Lain kali jangan bertindak ceroboh!"Azam malah membentaknya."Kamu ya, tidak berterima kasih padaku karena sudah menolongmu, malah marah!Dasar payah! Kamu itu manusia bukan sih?" Umpat Arumi.Azam menyerngitkan alisnya, merasa bersalah dengan suara kerasnya tadi."Masalahnya, kalau pria tadi tidak terjatuh. Kepalamu yang akan pecah, bodoh! Ini pistol asli. Kamu pikir mainan??" Dia menodongkan pistol milik pria tadi ke dada Arumi."Aa.. singkirkan itu dari ku!" Teriak Arumi langsung menepis tangan Azam dengan wajahnya yang menjadi pucat.Azam hanya tersenyum tipis kemudian menyelipkan pistol itu di balik kemejanya. Sambil berpikir, siapa orang-orang ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 220. Terbayang si jelek.

    "Aku akan membayarnya. Tiga bulan gaji. Sudah cepat makan. Aku buru-buru!""Benar ya? Tiga bulan gaji. Kalau bohong awas ya? Aku akan menyumpahi mu lagi." Arumi menuding hidung Azam , yang langsung menepisnya."Jangan dipotong hutang dulu!" kembali Arumi menuding.'Ya Ampun!' Azam sangatlah dongkol. Baru kali ini hidungnya di tunjuk seseorang. Gadis ini, sudah dekil kurang ajar pula. Untung dia sudah menyelamatkannya. Jika tidak, entahlah.Azam sudah selesai makan, dia melirik Arumi yang juga sudah selesai. Dia menggelengkan kepala saat Arumi dengan sengaja membungkus sisa makanan mereka ke dalam kantong plastik yang baru saja dia minta dari pelayan."Eh, rumput! Sudah! Bikin malu saja kamu ini!" Azam menegur karena kesal."Sayang, Tuan muda. Kan sudah dibayar. Mubazir. Mending kubawa pulang. Bisa untuk makan malam." Arumi menjawab tanpa mempedulikan ekspresi kesal Azam yang sejak tadi sudah tengok sana sini."Ah, terserahlah. Cepat, cepat!" Dia melangkah duluan meninggalkan Arumi.A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 221. Pindahan

    Sementara itu di kampung.Hari ini Nita dan Heru sudah mulai pindah setelah rumah mereka selesai dipasang keramik dan kWh. Hanya bagian dalam yang sengaja mereka bagusi terlebih dahulu karena ingin segera dihuni. Bagian luar urusan nanti menurut mereka.Kalau dulu mereka sering pindah dengan menggunakan motor dan mengusung barang milik mereka dengan mondar mandir beberapa kali, sekarang tidak. Mereka menyewa sebuah mobil kijang milik tetangganya karena perlu membawa beberapa barang yang sempat mereka beli saat masih di kontrakan. Seperti lemari dan rak piring.Rani melotot saat melihat mereka sibuk. Beberapa tetangga turun tangan untuk membantu memindai barang tapi dia hanya melotot saja dari teras rumah. Alasannya, anak masih demam. Jadi tidak bisa membantu.Beberapa bapak-bapak membantu memasukkan barang dan langsung menata. Dan beberapa ibu-ibu menurunkan belanjaan. Malam ini Nita berencana untuk memasak besar dan mengadakan syukuran untuk rumah baru mereka.Bu Nur dan Pak Rahmat j

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 222. Nita chat-an dengan cowok?

    Hari-hari disini sudah mulai berjalan dengan banyak kebahagiaan."Mas, Gemilang sudah tidur. Aku mandi dulu ya, baru masak." Suatu siang dia bicara pada suaminya."Biar aku yang masak sambil nyuci. Kamu mau dimasakin apa?" Heru menjawab demikian."Hehe. Terima kasih. Apa saja, pasti aku makan. Kalau begitu, abis mandi aku mau ngebut nulis ya?" Jawab Nita. Dia memang sedang memikirkan untuk mengejar target bulan ini. Agar bulan depan bisa mendapatkan pendapatan yang lebih, supaya bisa segera membuatkan usaha untuk suaminya.Nita kasihan pada Heru yang mulai berpikir mencari pekerjaan. Dia juga lebih suka jika suaminya tidak bekerja pada orang lain lagi melainkan punya usaha sendiri."Siap Buk Bos. Jangan khawatir. Masakan akan segera siap. Cucian juga, nanti kamu tinggal jemur."Heru memang begitu, dia sangat pengertian. Ini bukan karena Nita bisa menghasilkan uang. Heru memang selalu membantu pekerjaan rumah jika tidak bekerja. Bukan karena sekarang dia menganggur dan istri yang bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 223. Luruskan rambutmu.

    Di kota.Malam ini Azam berniat menemui Riko dirumahnya. Tapi karena malam ini Riko sedang pergi dan menginap di rumah neneknya, dia memutuskan untuk menemui Rendi saja. Dia sudah menelponnya dan mereka sudah janjian.Azam memang lebih dekat dengan Rendi dibanding dengan Riko. Menurut, sikap Riko yang terlalu tegas dan waspada melebihi ayahnya membuatnya merasa kurang nyaman. Sebenarnya Riko memang harus mengambil sikap seperti itu, tidak peduli dengan siapapun. Anaknya sendiri, adik ataupun anak-anak Gara.Dia hanya ingin mendidik mereka dengan baik agar bisa mengikuti jejak orang tuanya.Azam menceritakan kejadian yang ia alami kemarin pada Rendi."Apa kamu punya musuh?" Rendi bertanya."Mana ada, Paman? Aku ini anak yang baik. Kumpul sama teman saja gak pernah. Musuh dari mana?" Bantah Azam.Rendi merenung sejenak. "Musuh tidak ada, lalu bagaimana dengan para gadis yang kamu kecewakan?"Azam terbelalak, sedikit terkejut saat Rendi bertanya demikian.Rendi bukan tidak tahu bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 224 . Jangan macam-macam dengan rambutku.

    Di jalanan yang masih sepi. Hanya masih terlihat beberapa pengguna jalan saja. Pagi ini Mobil yang dikendarai Rendi terus melaju dengan kecepatan yang sedang.Mereka baru saja kembali dari kantor polisi. Menyerahkan dua orang berandal yang tempo lalu menyerang Azam.Awalnya Azam tidak setuju untuk menyerahkan mereka pada pihak yang berwajib. Dia ingin menghakimi mereka.Rendi paham jiwa kuda Azam. Tapi dia tidak mungkin membiarkan Azam jatuh dalam masalah yang akan menyeret nama baik keluarga Mahendra. Rendi terus membujuk Azam agar bersedia menyerahkan segala sesuatunya pada polisi saja. Polisi yang akan menangani kasus ini dan menyelidiki siapa dalang dibalik mereka.Pada akhirnya, Azam setuju.Setelah beberapa saat diperjalanan, akhirnya mobil itu pun tiba di rumah besar milik Rendi.Setelah Rendi turun, Azam kembali menghidupkan Mobilnya."Azam, kamu akan pergi ke kantor?" Rendi bertanya. Padahal mereka sudah sepakat jika hari ini akan mengambil cuti terkait penangkapan dua orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04

Bab terbaru

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 405. Akhirnya Mereka Sah Juga

    Tidak ada tetangga yang datang karena mereka sengaja, lamaran malam ini dengan sederhana saja. Tidak ada yang dibawa oleh Dodi karena memang mereka sudah berunding untuk tidak memaksakan diri dan tidak membawa apapun. Ini adalah pesan Gita, jadi Dodi datang hanya membawa ucapan niat dan cincin seberat 2 gram saja sebagai tanda pengikat antara mereka. Acara lamaran berlangsung sederhana namun penuh keseriusan dari kedua belah pihak. Pakde Gita tak banyak bicara, sebab di sini ia hanya menjadi saksi, bukan untuk dimintai pendapat. Sebelumnya, Bu Mila sudah berpesan demikian. Sebelum lamaran ini, Pakde sempat menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pernikahan Gita dengan Dodi. Alasannya, masa depan Dodi kurang cerah dan hanya akan membebani Gita, terlebih Gita kini sudah sukses. Pakde khawatir banyak orang berbiat buruk, lalu menjadikan alasan ingin menikahi Gita. Bu Mila menegaskan untuk tidak perlu ikut campur urusan mereka . Dodi memandang Heru dengan mata terbelalak, seperti kura

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 404. Memberi Solusi

    Sebagai orang tua, mereka hanya perlu menyetujui, memberi restu, dan dukungan. Meski tak suka, Pakde tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan.Mungkin ia sadar bahwa selama ini ia tak pernah membantu atau ikut memberi makan Gita dan Anisa sejak mereka lahir, lalu mereka ditinggal orang tua mereka, dan kini telah tumbuh dewasa.Acara lamaran selesai, disambung dengan obrolan ringan, basa-basi sebelum waktunya pulang.Tidak ada yang istimewa di acara malam ini, tetapi bagi Gita dan Dodi, acara ini sangat spesial dan membekas di hati. Karena malam ini, mereka resmi menjadi sepasang tunangan dan berencana menikah bulan depan. Awalnya, ketika ditanya oleh Pak De kapan mereka akan menikah, Dodi masih ragu untuk menjawab. Bukan karena ragu, tetapi dia ingin benar-benar siap. Namun, Gita yang langsung menjawab, "Rencana kami adalah bulan depan, Pak De. Setelah bulan ini habis, kami akan berunding lagi untuk menentukan hari yang tepat."Dodi tidak bisa berkomentar karena takut Gita tersinggu

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 403. Benar-benar Datang Ke rumah

    Dodi menarik nafas resah. Tadinya, dia sudah cukup senang, khayalannya melambung tinggi, menikahi Gita dan hidup bahagia penuh cinta. Namun, setelah obrolan dengan ibunya, perasaannya berubah menjadi kacau.Jika nanti dia menikah, bagaimana mungkin dia bisa tinggal bersama Gita? Bagaimana dengan ibu dan dik-adiknya? Tapi jika dia mengajak Gita untuk tinggal bersamanya, tentu saja itu juga tidak mungkin. Dia tidak bisa membawa Gita untuk tinggal di pondok mereka dan mengurus keluarganya.Tiba-tiba, sebuah pesan singkat dari Gita masuk. "Dodi, sedang apa? Apa kamu sudah pulang kerja?""Iya, Gita. Aku sudah pulang dari tadi." Mulai hari ini dan seterusnya, Dodi memang sudah mau belajar untuk memanggil Gita dengan nama saja. Mereka sudah sepakat."Bisa gak nanti malam ke rumah? Ada hal yang ingin aku bicarakan."Karena Dodi juga ingin membicarakan suatu hal dengan Gita, dia pun setuju. "Iya, aku akan ke sana nanti malam."Gita tersenyum, selain memang ada sesuatu yang ingin dibicarakan se

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 402. Akan melamarnya l

    Yang di sana menutup mulutnya dengan satu tangan menahan agar tidak tertawa keras karena saking senangnya.Ya ampun… Ternyata Dodi romantis juga ya?Akhirnya sepanjang malam ini mereka sama-sama begadang, melanjutkan chat mesra dan rencana untuk kedepannya nanti. Sampai terlupa, ketiduran tanpa sengaja. Ponsel masing-masing terjatuh dari tangan dan paginya ponsel mereka sama-sama ngedrop!Dodi merasa sangat kesal karena tidak bisa mengirimi pesan atau melihat pesan chat dari Gita. Akhirnya berangkat kerja tanpa membawa ponsel.Gita juga demikian, terpaksa pergi mengajar meninggalkan ponselnya di rumah untuk dicas.Di tempat kerja, mereka tidak konsen.Saling memikirkan satu sama lain. Andai saja tadi ponsel bisa dibawa, setidaknya bisa berkirim chat, menanyakan kabar. Lagi ngapain? Udah makan belum?Duh, kasmaran!Sayangnya semalam lupa , seharusnya sambil di cas saja. Kan tidak sampai ngedrop?Saat Dodi pulang dari kerja, di jalan melihat kecelakaan. Sebuah mobil sedan menabrak seora

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 401. Kasmaran

    Anisa mengusir mereka dengan bercanda, "Sudah, jalan sana, nanti keburu magrib."Gita dan Dodi akhirnya berangkat menggunakan motor Anisa. Mereka berboncengan, menarik perhatian orang-orang di jalan karena penampilan mereka yang berbeda dari biasanya. Beberapa mencibir, tapi banyak juga yang memuji kecocokan mereka.Sesampainya di acara, suara musik orgen tunggal menyambut. Mereka disambut oleh tim penyambut tamu, dan beberapa orang langsung mengenali mereka, "Mbak Gita sama Mas Dodi? Wah, cocok banget!”Gita dan Dodi hanya tersenyum malu mendengar godaan-godaan itu. Setelah mengambil makanan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan. Sesekali mereka melirik satu sama lain dan tersenyum, tapi tidak bisa fokus karena hati mereka sama-sama berdebar.Setelah makan, Dodi mengajak Gita untuk memberikan amplop kepada pasangan pengantin. "Cepat menyusul kami ya!" ucap mempelai wanita, membuat Gita semakin tersipu."Kenapa semua orang berpikir kita pacaran?" tanya Gita saat mereka kembali

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 400. Ke Pesta Bersama

    Penjelasan Gita diterima, dan beberapa siswa bahkan membuka platform novel online untuk memeriksa kebenarannya. Mereka akhirnya paham bahwa kehidupan Gita dan Anisa telah berubah berkat kerja keras Gita.Sejak saat itu, tak ada lagi yang menuduh atau membicarakan Anisa dan keluarganya. Kabar tentang Gita yang menjadi penulis menyebar, dan kehidupan mereka menjadi lebih damai. Tidak ada lagi tuduhan atau hinaan dari Cindy dan teman-temannya.Hari itu, Gita merasa sangat lelah setelah seharian membersihkan rumah bersama Anisa. Malam harinya, ia mengalami sakit kepala yang parah. Anisa khawatir melihat suhu tubuh kakaknya yang sangat panas."Mbak Gita sakit, ya? Badannya panas sekali!" seru Anisa.Gita mengeluh, "Kepala Mbak sakit, tubuh juga rasanya ngilu-ngilu."Anisa segera memberi tahu Bu Mila, yang panik. "Tunggu sebentar, Anisa. Biar nenek menemui Mbak Nita.""Biar Anisa saja, Nek. Nenek tungguin Mbak Gita," ujar Anisa, langsung berlari ke rumah Nita. Mendengar kabar itu, Nita dan

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 399. Di Bully

    "Udah, jangan dilihat terus. Besok langsung dicoba aja," goda Nita, sambil tersenyum melihat Anisa yang terus memandangi motor barunya.Anisa tertawa kecil, benar-benar tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan motor sebagus itu. Dia menoleh pada Gita, "Mbak Gita, terima kasih ya. Pasti mahal banget."Gita tersenyum dan menepuk tangan Anisa lembut, "Yang penting kamu senang, Anisa. Harga motor ini nggak ada apa-apanya dibanding kebahagiaan kamu.""Ya ampun, Mbak Gita! I love you deh!" Anisa memeluk kakaknya dengan rasa terima kasih."Makanya, jangan bandel. Kamu nggak kerja tapi dibeliin motor sama HP baru. Semangat belajar dan bantu-bantu di rumah, ya," Bu Mila mengingatkan."Siap, Nek! Anisa makin semangat," jawab Anisa riang, disambut tawa seluruh keluarga.Heru lalu berdiri, "Maaf, aku harus pulang. Toko nggak ada yang jaga lama-lama.""Aku juga pulang, nih," kata Nita sambil mengeluarkan kado kecil dari sakunya.Heru melihat kado itu dan tertawa, "Ya ampun, kado kamu kecil banget,

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 398. Kejutan

    Karena Anisa memang adik yang pengertian, meskipun hatinya sedikit terluka oleh ucapan kakaknya, dia tidak berani menjawab. Anisa mencoba mengerti, mungkin kakaknya sedang banyak pikiran atau lelah, jadi dia memilih untuk diam saja.Kemudian, Anisa beranjak dari kamar Gita untuk mencari neneknya, tetapi tidak menemukannya. Dia lalu pergi ke dapur dan membuka tudung saji. Ternyata tidak ada makanan apapun di meja. Bahkan di magic com pun tidak ada nasi. Anisa mendengus kesal, lalu kembali ke kamar Gita."Mbak, nenek nggak masak ya? Nenek pergi kemana?" tanya Anisa lagi.Kakaknya terlihat kesal, lalu melemparkan guling ke arah Anisa."Kamu itu manja banget sih! Kamu kan bisa masak sendiri, masak mie, ceplok telor, atau apa gitu. Nggak usah terus ngandelin nenek. Nenek lagi pergi ke rumah Bude dari tadi pagi, jadi nggak sempat masak. Kamu aja yang masak nasi, sana!” ujar kakaknya.Anisa merasa sedih melihat perubahan kakaknya yang tiba-tiba menjadi pemarah. Namun, dia tidak berani memban

  • Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan   Bab 397. Kenapa Kak Gita tiba-tiba berubah?

    “Ya Allah, ternyata ini pekerjaan Mbak Gita yang jarang diketahui orang. Pantas saja Mbak bisa membeli ini itu dan mengubah ekonomi keluarga. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Mbak bisa sehebat ini.”Gita mengangguk kemudian tersenyum kecil sambil melanjutkan untuk memberitahu Dodi tentang aplikasi-aplikasi novel miliknya.“Mungkin beberapa orang di kampung banyak yang membicarakan aku, tapi aku tidak mau peduli. Karena mereka juga tidak tahu apa yang aku lakukan sebenarnya. Yang terpenting bagiku adalah aku mencari pekerjaan secara halal dan ini merupakan anugerah serta rezeki dari Allah yang diberikan padaku. Aku telah diberi jalan untuk bisa mengubah ekonomi keluargaku.”Dodi mendongak, "Mungkin sebagian orang membicarakan keluarga Mbak karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. Tapi benar kata Mbak, tidak usah dipedulikan. Bukankah Mbak tidak merugikan siapa-siapa? Mbak menulis dengan ide sendiri tanpa mengganggu orang lain.""Itulah yang sering dikatakan oleh Mbak Nita. Makany

DMCA.com Protection Status