Share

Bab 218. Diserang seseorang.

"Kok enak-enakan nganggur? Setiap hari mas Heru kepanasan. Bercucuran keringat. Angkat batako angkat semen. Ngaduk pasir. Itu kalau kalau kerja tempat orang ya dapat uang. Berhubung kerja ditempat sendiri gak dapat uang. Tapi kan mengurangi biaya. Jadi sama aja mas Heru gak nganggur." Jawab Nita. Dia sedikit kesal karena Akhir akhir ini Heru sering mengeluh karena tidak bekerja.

"Mas." Sekarang Nita duduk di samping Heru sambil menyodorkan secangkir kopi.

"Aku tuh ada rencana. Ini kalau mas Heru setuju. Jadi begini, doain aku terus dapat pendapatan seperti ini."

Heru menoleh, menatap wajah serius Nita.

"Rencana gimana?"

"Jadi begini. Nanti setelah kita pindah, buatlah bangunan di samping teras itu. Nanti kita isi bahan-bahan sembako. Kita buka toko kecil-kecilan dulu. Disana kan belum ada warung maupun toko. Mana calonnya disana itu rame lho Mas. Percaya deh sama aku. Dikit-dikit, tapi kita lengkapi semua. Ada Bensin dan juga pulsa. Pasti lumayan."

Heru terperangah. Dia tidak menyangk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status