Alan mendelik saat mendengar nama Cody Ruth dan berusaha keras untuk menutup pagarnya, tetapi berhasil ditahan oleh Hans. Ia memasuki rumah Alan sembari menutup pagar putih yang tinggi dengan meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya.“Saya tidak tahu apa pun tentang dia. Kamu salah mencari orang. Saya bukan Alan Muskion!” bentak Alan sembari mendorong Hans pelan untuk keluar dari rumahnya.Hans hanya menerima perlakuan Alan yang bisa dikatakan bahwa dia terlihat masih trauma dengan masa lalunya. Rumah yang terlihat nyaman dari luar, tetapi ternyata sedikit berantakan di bagian halaman depan rumahnya.“Jika Mas tidak tahu apa pun tentang Pak Cody bukan sikap seperti ini yang ditunjukkan kepada saya,” kata Hans tegas sambil memegang tangannya dengan erat.Alan melotot lalu menampis tangan Hans dengan keras. Dia bergegas masuk ke dalam rumah dan dikejar oleh Hans dengan mempercepat langkahnya.“Saya bukan orang jahat, Mas. Mas tidak perlu takut dan tidak akan melakukan perbuatan buruk
“Saya menyimpan di tempat yang aman dan hanya saya yang mengetahui. Jadi, saat saya memindahkan file ke kartu memori, selalu diminta dan dihancurkan sebanyak lima kali, tapi saya masih memiliki satu kartu memori yang berisi apa pun yang sangat penting di dalamnya.”“Apa pun yang sangat penting di dalamnya?” tanya Hans bingung.Hans penasaran dengan Alan. Ia salah menduga Alan selama ini. Dia juga cerdas, cerdik dan licik untuk mengelabuhi musuh yang menginginkannya enyah dari dunia media.Kekuatan tulisan, analisa masalah dan mengatasi masalah membuat Alan berhati-hati dalam menyimpan bukti. Dia juga memiliki bukti nyata dari saksi mata yang melihat Cody Ruth bersama siapa pun dengannya.“Perlakuan atasan terhadap karyawan, rekaman audio saksi atas kematian Cody Ruth dan seorang anak lelaki yang bernama Joe. Anda bisa melihatnya nanti. Semua sudah saya pindahkan ke kartu memori yang memiliki kapasitas tinggi.”“Baiklah. Kita bisa melihatnya nanti. Anda sekarang ikut saya dan jangan be
“Iya. Kamu sudah melihatnya saat ibu terbangun dan melihatmu penasaran dengan folder yang bersandi dan sengaja diberi sandi agar tidak ada yang membukanya.”“Apakah semuanya berisi berkas penting?”“Tunjukkan kepadanya, Haedar.”Haedar memberikan laptop kepada Hans setelah diberi perintah oleh Nyonya besar. Hans menatap bingung kepada ibunya yang tidak menjelaskannya terlebih dahulu sembari menerima laptop yang diserahkan olehnya.Ia duduk di sofa sambil memperhatikan isi folder yang bersandi. Ada empat folder dengan nama kekayaan Cody Ruth, acara brand terkenal di dunia, dunia hiburan dan liburan.“Folder yang bernama kekayaan Cody Ruth sudah dipindah alih menjadi atas namamu, kamu tinggal tanda tangan dan sepuluh menit lagi ahli waris datang untuk mengesahkannya. Dia adalah orang terpercaya ayahmu yang ditugaskan untuk memindahkan kekayaan atas nama anak pertamanya.”Hans mendengarkan perkataan Abigail sambil menekan folder liburan yang terdapat ribuan foto. Ia memperbesar ukuran fo
Hans tiba-tiba memiliki ide untuk mempermalukan Rashid Omar Nadim di seluruh dunia. Banyak orang yang tahu tentangnya.“Saya tidak kenal dekat dengannya, tapi sering bertemu di acara bergengsi dunia. Beberapa sumber mengatakan bahwa dia memiliki teman seorang petinggi kepolisian dan petinggi itu juga memiliki prestasi dalam bidang penangkapan buronan narkoba, tetapi untuk valid atau tidaknya saya kurang tahu.”“Petinggi kepolisian? Jabatannya apa?”“Komisaris Besar Polisi. Petinggi itu bernama Basman Mustofa. Dia adalah orang berpengaruh di negara ini, tapi ada isu yang tidak enak tentangnya setelah berita Ryan Nadim tersebar di televisi terkait kasus narkoba yang bekerja sama dengan seorang pria yang ketahuan bertransaksi di perusahaan pangan Pak Cody.”“Isi yang tidak enak? Seperti apa?”“Saya tidak tahu persis, kabar burung yang beredar adalah dia melindungi Ryan dan bandar besar narkoba.”“Sungguh?”“Iya.”Hans memberikan dokumen dan laptop berisi surat penting sembari memikirkan
Abigail membungkam mulutnya dengan melepaskan tangan Hans dari tangannya dan mengalihkan pandangan ke arah lain. Dia terlihat tidak ingin memberitahu tentang pelaku atas kematian Ayah dan adiknya.Kesekian kali, Abigail tidak ingin bicara tentang sosok pelaku itu. Tatapan dan sikap bungkam itu membuat Hans curiga terhadap ibunya.Hans berpikir bahwa ibunya tahu tentang pembunuhan itu, tetapi tidak ingin membicarakannya dengan alasan takut terjadi pada anaknya.Hans menghela napas panjang. “Ada apa, Bu? Apakah ada seseorang yang mengancam Ibu?” tanya Hans sembari mempersiapkan handphone untuk merekam percakapannya dengan Abigail dan diletakkan di kantong jasnya.Abigail menoleh ke arah Hans secepat kilat. “Kenapa kamu berpikir seperti itu?” tanya Abigail dengan intonasin penekanan.“Aku hanya bertanya bukan berarti berpikiran seperti itu karena ibu mengalihkan pandangan dan melepas tangan Hans seakan tidak ingin membeberkan sosok pelaku yang membunuh Ayah dan adik. Jika ibu mengetahui
Abigail terdiam kembali.“Sampai kapan ibu diam? Hans tanya sekali lagi, Apakah selingkuhan Ibu adalah Rashid Omar Nadim?” tanya Hans dengan menautkan barisan gigi atas ke bawah.“Iya. Selingkuhan Ibu adalah dia. Ibu tidak tahu kalau dia adalah pengusaha terkenal karena pertama kali bertemu dengannya tidak menyebutkan latar belakang dan mengaku belum menikah, tetapi saat bertemu dengannya yang kedua kali membawa istrinya.”Hans berdecak saat Abigail mengaku mendua dengan Rashid Omar Nadim. Pria brengsek yang tak punya malu dan hidung belang.Dia juga berselingkuh dengan wanita lain selain Abigail. Bahkan, dia terlihat sangat ingin sekali bermain dengan para wanita untuk menyalurkan hasratnya.“Apakah dia pernah datang ke ruangan ibu dan meminta untuk menyerahkan seluruh kekayaan ayah kepadanya?” tanya Hans dengan menahan nada bicara.“Bagaimana bisa kamu tahu hal itu?” tanya Abigail terkejut.“Pak Haedar yang memberitahuku. Dia pernah melihat seorang pria yang tidak asing baginya, tet
“Dia menggunakan website untuk menyimpan uang dari hasil curian yang berasal dari ....”“Lanjutkan.”Ucapan Brad tiba-tiba terhenti. Hans meminta untuk melanjutkannya dengan informasi yang didapatkan dengan sebenar-benarnya.“Dari perusahaan pangan ternama di Indonesia dengan nama pemilik Cody Ruth. Mereka melakukan penggelapan uang yang di mana uang itu disebar ke berbagai akun website gelap dan ditarik sebanyak tiga puluh lima juta pada dua hari yang lalu, jam lima sore.”Pemilik akun menarik uang dari website gelap jam lima sore. Jam krusial di jalanan dan karyawan pulang kerja. Apakah dia adalah Adnan? Apakah dugaannya selama ini benar?“Siapa saja yang menggunakan akun tersebut? Jam berapa dan di mana dia mengakses website itu?” tanya Hans dengan meningkatkan kecepatan mengemudi.Hans melihat pesan notifikasi pesan masuk dari grup pesan timnya untuk bertemu di sebuah restoran mewah dalam ruangan tertutup. Lokasi pertemuan pindah dari lokasi yang telah disepakati di awal saat mas
“Pak Tono pernah memergoki Pak Adnan mengakses sebuah situs yang mencurigakan dan menggunakan laptop pribadi saat mengakses website itu lalu ditutup langsung olehnya saat Pak Tono berdiri di sampingnya dan mau meminta file yang berkaitan dengan pekerjaan,” jelas Komar.“Apakah itu benar, Pak? Apa saja yang Anda lihat?” tanya Hans penasaran.Hans menunggu jawaban dari Tono atas sebuah website yang dilihat olehnya saat Adnan mengakses website tersebut. “Benar. Saya melihat dia sedang memasukkan sebuah angka kepada sebuah nama Sandria. Nama yang tidak asing bagi saya.”“Sandria siapa? Apakah namanya Sandria Anastasia Risky Nadim?” tanya Hans penasaran dan mencoba untuk menebak nama yang dikenal olehnya.Hans kepikiran dengan satu nama perempuan yang pernah berhubungan dengan Adnan dan memiliki sifat serakah.“Betul. Bagaimana kamu bisa tahu?” tanya Tono terkejut sembari merapikan posisi duduk. Semua rekan kerja ikut terkejut dengan tatapan yang tidak percaya kepadanya.“Aku hanya meneba