Beranda / Urban / Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan / 4. Pertemuan Dengan Haedar

Share

4. Pertemuan Dengan Haedar

Penulis: Angdan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ibu tanyakan pada Sandria sekarang dan … bukankah perpisahan saya dengan Sandria sudah diinginkan oleh keluarga ini?”

“Sandria tidak ada salah apa pun, Bu. Dia yang salah!” sambar Ryan dari lorong kamar Sandria.

“Jika ibu ingin lebih jelas, datangi dia di kamar,” kata Hans lembut sembari melirik Ryan yang mendelik dan mengancam untuk memukulnya.

Ibu mertua berbalik badan dan menyingkirkan tubuh kekar anaknya. Dia bergegas mendatanginya di kamar, tapi Sandria muncul di hadapan ibunya sebelum berbelok ke lorong menuju kamarnya.

“Dia memang bukan suami Sandria lagi, Bu.”

“Apa? Bagaimana kalau media tahu?” Ibu mertua mengkhawatirkan nama keluarga besarnya hancur.

“Tenang saja, Bu. Sandria sedang tidak hamil, kan?”

“Tapi, kenapa dia menceraikanmu?” tanya Ibu mertua yang masih ingin tahu alasannya.

“Karena dia selingkuh.”

“Hans selingkuh?” Ibu mertua terlihat tidak percaya dengan jawabannya.

“Iya, dia selingkuh.”

“Pembohong dan pezina!” ujar Hans sembari menatap tajam dan rahang menegang.

“Hans!” sentak Ryan yang hendak menghampirinya, tetapi dihalangi oleh ibu mertua.

“Apa maksudmu bicara seperti itu?” tanya ibu mertua sambil mendekatinya.

“Tanya saja padanya, Bu.”

Sandria tersenyum miring seakan merasa benar sembari jemari sibuk dengan handphone. Dia terlihat telah menemukan sesuatu yang bisa memutar balikkan fakta.

“Jangan percaya, Bu. Dia lebih dari pria rendahan. Hans menjadi panggilan tante-tante selama ini makanya sering pulang akhir-akhir ini,” balas Sandria sembari menunjukkan foto Hans sedang berpelukan dengan seorang wanita berambut panjang dan bergelombang, terdapat tato bintang di pinggir telapak tangan sebelah kiri.

Hans melihat foto dan teringat bahwa ia pernah menjemput Sandria di sebuah Bar mewah saat mendapat panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal.

Hans menolong wanita itu berdiri saat sempoyongan dan jatuh dalam pelukan lalu dilepaskan olehnya saat melihat wajah buruk rupanya.

“Boh—”

Tamparan keras dari ibu mertua mendarat di pipi kanannya sebelum menjelaskan sebenarnya. Ia tersenyum kecut sambil menggerakkan rahangnya dua kali.

“Berani-beraninya kamu menduakan anak saya! Kamu tidak berkaca?!”

“Suatu hari nanti semua akan terbukti.”

Hans meninggalkan mereka tanpa berpamitan. Namun, Ryan berusaha menanyakan tujuannya pergi.

“Kamu mau pergi ke mana?”

“Biarkan saja dia pergi. Dia sudah tidak berguna di rumah ini dan selalu menyusahkan Sandria!”

Penghinaan dan pengkhianatan yang terjadi padanya menjadi tujuan untuk membalas dendam sekaligus mencari dan menangkap pelaku kejahatan.

Hans mengacuhkan pertanyaan kakak iparnya yang selalu ingin tahu urusan orang lain. Ia terus melangkah dan melewati Rashid yang ditangani oleh Dokter pria berparas Tiongkok, berkacamata, mempesona dan rambut cepak lurus.

Ia melirik identitas Dokter yang menggantung di sisi kanan setelah mengambil peralatan di tasnya. Dokter yang memiliki nama Joe Christian Bautista terlihat seperti pertama kali menangani ayah mertuanya.

Hans mengendarai sepeda motor yang biasa digunakan untuk mengirim barang. Amarah yang membara telah mengelabui pikirannya sehingga mengabaikan siapa pun yang ada di belakangnya.

Ia menuju ke rumah pemberian ayahnya di perumahan Angkasa dengan kecepatan standar di malam hari.

Setengah jam berlalu, ia tiba di rumah bertingkat dua dengan desain klasik dan terdapat empat pilar, serta lampu gantung yang bertingkat tiga di terasnya.

Hans masuk ke rumah itu dan diikuti oleh Ryan tanpa sepengetahuannya. Namun, keberadaannya diketahui oleh tangan kanannya dan memerintahkan penjaga rumah untuk menyingkirkannya.

“Singkirkan dia!” seru Haedar dengan dahi mengernyit dan tatapan fokus pada layar besar.

“Ada apa?” tanya Hans bingung.

Haedar hanya menunjuk ke arah layar monitor kamera pengintai. Bola matanya membulat saat mengetahui bahwa ia telah diikuti oleh Ryan.

“Astaga, apa yang terjadi?” tanya Haedar panik saat melihat wajahnya yang lebam dan banyak darah.

“Biasa, pria.”

Haedar hanya mengangguk sekali. “Tuan muda tidak tahu kalau diikuti?” tanyanya heran.

“Aku tidak memperhatikan itu karena keadaan di rumah sangatlah kacau.”

“Apa yang terjadi?”

“Aku menceraikan Sandria karena berkhianat dan bercinta di kamar rumah, dihajar habis-habisan oleh kakak ipar karena mencurigai Rashid yang menyuntikkan cairan ke tubuhnya.”

“Cairan?”

“Aku tidak tahu itu apa, tapi aromanya menyengat sekali.”

“Nanti saya cari tahu itu.”

“Cari tahu Dokter yang bernama Joe Christian Bautista. Dia menangani Rashid yang terkapar setelah menyuntikkan cairan ke tubuhnya.”

“Sejak kapan Bapak tahu kalau saya masih ada negara ini?”

“Sejak Tuan muda menolong Sandria dan terpaksa menikahinya. Saat itu saya mencari tahu nomor handphone baru Tuan muda dan melacak keberadaannya setelah menikahinya.”

Hans terpaksa mengganti nomor handphone untuk menghapus jejaknya agar tidak berhubungan dengan ibunya dan menjaga identitasnya.

Namun, tangan kanan ayahnya selalu berhasil mendapatkan nomor handphone siapa pun dan melacak keberadaannya. Tidak heran, jika Ayah sangat menyukainya karena amanah, cerdas dan bekerja keras.

“Langsung ke inti saja, apa yang mau disampaikan.”

“Nyonya besar mendapatkan laporan keuangan perusahaan yang sangat aneh.”

“Aneh? Pemasukan dan pengeluarannya? Atau apa?” tanyanya detail.

“Nyonya besar merasa ada yang menggelapkan uang perusahaan.”

“Berapa?”

Haedar memberikan dokumen laporan keuangan dan sebuah tab untuk menunjukkan aplikasi keuangan di perusahaannya padanya. Hans memeriksa ratusan angka dan huruf di dokumen dan aplikasinya.

Penjualan dan pendapatan tampak berbeda dari laporan beberapa tahun lalu. Ia menutup dokumen laporan keuangan dan memberikan tab padanya.

“Siapa Manajer dan Direktur keuangannya?”

“Direktur keuangan bernama Galih Cahyadi dan Manajernya bernama Adnan Faiz Mustofa.”

“Adnan?” tanya Hans dengan intonasi penekanan.

Ia tidak asing dengan namanya. Apakah nama Adnan merupakan orang yang sama dilihat olehnya di kamar?

Bahkan, ia merasa pernah membaca nama yang disebutkan oleh Haedar. Ingatan saat mengirim barang ke rumah mewah dengan desain minimalis juga menyebutkan nama itu dengan wajah pria yang sama di kamar.

“Kenapa?”

“Ibu masih memimpin di perusahaan pangan?”

“Iya, Tuan muda.”

“Tempatkan saya di Admin keuangan. Jika masih ada orangnya, pindahkan dia ke Digital Marketing.”

“Kebetulan perusahaan sedang membutuhkan orang dengan posisi itu.”

“Oke. Sampaikan ke Ibu bahwa aku mulai bekerja di kantornya dan siapkan topeng manusia yang wajah dan suaranya sama sepertiku.”

“Tuan muda tidak ingin mengobati ….”

“Ingin, topeng itu saya pakai selama tiga bulan dan setelah sembuh dan kembali semula, saya bakar topeng itu.”

“Baik, Tuan muda.”

Tujuan untuk membalas dendam kepada mereka yang sudah meremehkan, merendahkan, mengkhianati dan menghina semakin berapi-api.

Ia penasaran dengan sosok Adnan yang disebutkan olehnya. Semua karyawan di sana tidak ada yang mengenal dirinya sehingga bebas berbuat apa pun, tapi tetap berhati-hati.

Namun, keraguan muncul saat akan bekerja di sana.

“Apakah ada yang mengenalku?”

“Direktur utama yang mengetahuinya. Beliau adalah teman Tuan dan Nyonya besar.”

“Siapa namanya?”

“Samsul Kresna Cahyadi.”

“Bagaimana dengan Direktur keuangan? Dia mengenalku?”

“Dia juga mengenal Tuan muda.”

“Katakan padanya untuk berpura-pura tidak mengenalku.”

“Baik, Tuan muda.”

Pembicaraan ditutup dengan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di perusahaan pangannya demi kepentingan pribadi untuk membalas banyak orang.

Beberapa jam berlalu, tepat pukul empat pagi, nada dering panjang Hans berbunyi keras dan beberapa kali. Ia mengangkat panggilan masuk tanpa melihat namanya.

“Hans, kamu datang ke rumahku sekarang!” bentak Rashid lalu menutup panggilannya.

Bab terkait

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   5. Hampir Ketahuan

    Hans menghela napas panjang setelah diminta untuk datang ke rumahnya. Ia sudah bisa menebak bahwa masalah semalam anak lelakinya dipukul oleh anak buahnya.Ryan, selain pengangguran, dia tukang penasaran dengan kehidupan orang lain dan sok jadi jagoan. Dia terkenal anak yang selalu sembunyi di bawah ketiak ayahnya yang berkuasa.Ia datang dengan pakaian kurir seperti biasa agar tidak membuat keluarga mantan istrinya curiga.Ia tiba di kediaman Rashid dan disuguhkan pemandangan Rashid sudah duduk di sofa bersama anak buahnya yang memiliki badan besar dan tinggi, istrinya dan Ryan yang wajahnya babak belur.“Kamu yang membalas dia?”“Bukan.”Rashid memukul meja dengan keras. “Jangan bohong!”“Aku tidak tahu hal apa pun yang ada di wajahnya.”“Lalu, kenapa wajahnya babak belur setelah mengikutimu di rumah mewah? Kamu merampok di sana?” cecar Rashid dengan intonasi penekanan.Hans melirik Ryan dengan santai sembari pura-pura terkejut dan tidak mengetahui hal itu. Pria yang jarang berhati-h

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   6. Admin Keuangan

    “Perhatian semuanya, ada anggota keuangan baru. Saya akan memperkenalkannya kepada kalian. Namanya adalah Lee.” Haedar memperkenalkan Lee Hans Cody kepada seluruh karyawannya, tapi tidak menyebutkan nama aslinya.“Halo, nama saya Lee.”“Wah, cakep banget. Halo, Lee.” Salah satu karyawan wanita memuji paras wajah yang mempesona di depannya.Karyawan yang berkumpul di depan Direktur Utama dengan baris yang melingkar berkenalan satu per satu dengannya, terutama karyawan wanita yang berebutan untuk berjabat tangan dengannya.Hans sengaja menggunakan nama depannya yang tidak diketahui oleh siapa pun karena terdapat Adnan yang bekerja di perusahaannya. Ia mulai beraksi untuk memberantas masalah di kantor, membalas dendam kepada siapa pun yang pernah merendahkan, menghina dan meremehkannya, serta mencari sosok pembunuh ayah dan adiknya.“Senang berkenalan dengan kalian,” katanya ramah dengan senyuman lebar.Beberapa karyawan wanita hampir pingsan saat melihat senyuman manis dan tampannya. Han

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   7. Pekerjaan Ryan

    “Apa yang kam—”Hans membekap mulut rekan kerjanya yang tiba-tiba hadir saat sedang mencari tahu yang dikerjakan oleh mantan kakak iparnya selama ini dan pergerakan Adnan yang mencurigakan.Suara baritonnya bisa mengacaukan segalanya. Hans membawa rekan kerja keluar dari toilet dan bersembunyi di belakang lift.“Apa-apaan kamu?” Rekan kerja protes sambil melepaskan tangan kekar dari mulutnya.“Kamu tadi mengagetkanku dari … sesuatu tak kasat mata yang kulihat dan mendengar isak tangis perempuan di toilet pria,” kilah Hans.“Sungguh? Kamu melihat dan mendengarnya?” tanya rekan kerja yang malah antusias dengan cerita bohongnya.Hans tersenyum miring dengan mulut yang sedikit terbuka sambil mengangguk pelan. Ia tidak percaya bahwa rekan kerjanya tertarik dengan perkataannya yang tidak benar.Tidak masalah kalau dia tidak percaya dengan perkataannya, yang terpenting adalah tidak ketahuan mereka. Siapa pun bisa datang begitu saja ke toilet.Hans harus berhati-hati lain kali. Risiko ketahuan

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   8. Kenapa Buah Hijau?

    “Buah enak ini. Jadi, makanlah,” kata Adnan sambil tersenyum miring.Hans membisu sembari memperhatikan buah yang ada di tangan kekarnya. Dia terlihat mencurigakan karena memaksa untuk memakan buah pemberiannya.Semakin tidak menjawab pertanyaannya maka membuat Hans semakin bermain-main dengannya. Dia memang sangat pintar memengaruhi banyak orang hingga mendapat pujian dari beberapa rekan kerjanya.Ia menerima buah dari tangan kekarnya dan dimasukkan ke dalam lacinya. “Saya akan memakannya ketika jam istirahat bukan sedang jam bekerja masih berlangsung,” balasnya tegas.Hans tidak bisa dipaksa oleh siapa pun. Bahkan, ia tidak percaya dengan pemberian dari siapa pun untuk saat ini.Jemari dan mata kembali ke layar monitor dan mengacuhkan keberadaan Adnan yang masih berada di sampingnya. Tatapan seluruh rekan kerja membulat saat melihat aksi penolakannya.“Baiklah. Jangan lupa nanti dimakan.” Adnan berucap sambil menepuk lengan kekarnya dan kembali ke mejanya.Hans tidak menyangka bahwa

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   9. Apa Maksud dari Bukan Salah Kita?

    ‘Kenapa selalu disuguhkan buah hijau? Jika dia bertanya seperti itu, artinya baru dikasih oleh Adnan dan tidak pernah melihat buah seperti itu sebelumnya?’Hans membatin dengan siapa pun yang menanyakan buah berwarna hijau, seperti rambutan. Mereka tidak pernah melihat buah dengan bentukan seperti itu.Namun, hanya ada satu pertanyaan di kepalanya saat Adnan memberikan buah itu. Kenapa selalu buah hijau yang berduri yang diberikan kepada seseorang yang sedih atau membutuhkan semangat lagi?“Buah ini jarang banget di sini dan adanya di Kalimantan. Jadi, saya mendapatkan ini dari teman saya karena katanya enak dikonsumsi. Nanti pasti ketagihan dan mencari buah ini.”“Oh, begitu. Makasih, ya.”“Sama-sama. Semoga suka dan tidak mahal kalau beli di aku.”Hans bergegas sembunyi di balik truk dengan merapatkan tubuhnya ke badan truk hingga melihat Adnan yang telah pergi dari kantor.Adnan merupakan pria yang pintar merayu seseorang atau mengajak siapa pun untuk mengonsumsi makanan yang tidak

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   10. Ancaman Ryan

    Tiga pria berbadan besar dengan pakaian berwarna hitam melepaskan Ryan yang ada di depan rumahnya. Tatapan tajamnya terlihat seakan menerkamnya.Ryan mendekati dan memukul wajahnya sebelah kiri. Hans memegang pipi dan menggerakan rahang sekilas sembari tersenyum miring dan berdesis.“Apa yang kamu lakukan di depan rumah orang mewah?” tanya Hans yang berpura-pura tidak mengetahui sesuatu yang terjadi di depannya.“Rumah mewah? Katakan, siapa kamu sebenarnya, Hans? Kamu bisa saja membohongi ayah dan ibuku, tapi tidak denganku karena aku yakin kamu pasti bekerja sama dengan mereka, kan?” tukas Ryan yang penasaran dengan sosok Hans sebenarnya.Hans tersenyum miring. “Pria yang tidak pernah berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak maka akibatnya sangat membahayakan. Semua yang kamu lihat dan lacak bukan berarti itu yang sesungguhnya terjadi. Teknologi bisa saja salah karena buatan manusia,” jawab Hans santai sambil menatap lamat.“Sungguh? Jika terbukti akurat dan aku bisa membongkarmu,

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   11. Secuil Tentang Buah Hijau

    “Pak Haedar tahu, Tuan muda dan ….”“Katakan.”“Semua itu dari Pak Haedar dan memberikan informasi kepada kami.”Hans hanya mengangguk sambil memasukkan handphone ke kantong kemeja. Ia tidak heran kalau informasi yang didapatkan sangat cepat.Pertempuran baru saja dimulai. Ia sudah mendapat beberapa hal yang menjadi untuk pembalasannya terhadap orang-orang yang pernah meremehkan dan merendahkannya.Hans menginap di hotel mewah dan meminta anak buahnya untuk berjaga di rumah. Ia juga mengambil kunci mobil yang diantar oleh pengawalnya.Ia teringat sesuatu saat pengawal yang ada dalam mobil masih berputar balik. Ia mengetuk kaca mobil dan meminta untuk tidak pergi dulu.Hans mengambil buah berwarna hijau dan ditunjukkan kepada mereka. Ia berharap salah satu atau banyak orang di antara mereka yang mengetahui buah hijau ini.“Kalian tahu buah ini?”Empat pengawalnya mengernyitkan dahi saat Hans menunjukkan buah yang terlihat antara asing atau pernah dilihat sebelumnya. Ali Muhammad mengam

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   12. Carlos Antonio Swegen

    Hans bergegas pergi ke sebuah bar mewah yang lokasinya tidak jauh dari tempat menginap. Ia pergi ke Bar untuk mencari informasi tentang buah kecubung dan berharap mendapatkan informasi yang lebih banyak dan akurat.Ia memasuki bar yang berjudul tiga ratus enam puluh derajat dengan lampu gantung yang mewah berwarna oranye dan warna-warni lampu disko yang memenuhi ruangan bagian bar dan penari striptis.Banyak orang berjas dan berpakaian rapi berada di lingkaran penari striptis sambil menyawer penarinya. Bahkan, tidak sedikit tamu yang hanya duduk sambil bermain kasino dengan ditemani oleh beberapa perempuan dan tampak menyedot cairan hingga membuatnya melayang.Hans memesan minum bir tahun 1986 sembari memerhatikan sekilas untuk bertanya kepada seseorang yang tepat dan bisa ditanya oleh seseorang.Ia tidak menemukan seseorang yang bisa ditanya hingga melanjutkan minumnya. Saat Hans mengalami kebuntuan untuk mencari jalan, mendapatkan pesan dari Haedar.[Tuan muda sedang berada di bar t

Bab terbaru

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   132. Rahasia Hans Terdengar

    “Tidak pernah, Pak, tapi saya pernah melihat Pak Rashid beberapa kali datang ke kantor untuk menemui ibu Abigail.” Komar memberitahu dengan hati-hati.“Kata siapa dia datang untuk menemui ibu Abigail?”“Saya pernah menanyainya langsung saat menunggu di ruang tunggu ketika ibu Abigail sedang rapat dengan pengusaha lain yang berasal dari Inggris.”Hans membisu sambil mengernyitkan dahi dan memikirkan tujuan Rashid Omar Nadim mendatangi ibunya kesekian kali. ‘Apakah tujuan dia masih sama seperti dulu? Atau semakin parah dengan mengancam ibu?’ batin Hans penasaran.Hans beranjak dari kursi lalu pergi meninggalkan tim yang masih ingin berdiskusi dengannya. Sorot mata tertuju padanya karena sikap yang tak pernah terjadi padanya.“Aku mau ke toilet dulu, udah kebelet dari tadi.”Tiwi ikut beranjak dari kursi dengan alasan pergi ke toilet pada awalnya, tetapi tujuan itu berubah saat melihat arah Hans menuju ruangan pemilik atau CEO perusahaan sehingga diikuti olehnya secara diam-diam karena

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   131. Membedah Temuan Baru

    “Saya kembali ke ruangan kerja saya dulu,” pamit Galih lalu keluar ruangan.Rekan kerja bagian keuangan meninggalkan ruangan keuangan untuk pengerjaan laporan dan audit sedang berlangsung. Ruangan keuangan tersisa rekan timnya. Tiwi mengalihkan kue tart di kulkas. Hans tidak ingin membahas dirinya sehingga mengganti topik pembicaraan dengan menanyakan kebingungan mereka terkait temuan di rumah Rashid. Semua rekan tim mengambil berkas, laptop dan buku catatan untuk membahas masalah audit yang belum terselesaikan karena terduga diusahakan untuk tidak tertangkap.“Saya ingat bahwa salah satu dari kalian naik ke atas saat mendengar langkah kaki yang turun dari tangga. Siapa dia? Apakah dia wanita atau pria?” tanya Hans santai sambil menatap rekan timnya satu per satu.“Dia adalah seorang pria karena saat suaranya mengerang dan saat kita keluar dari kamar rahasia mewah tanpa sengaja lampu senter milik Mira menyoroti wajah pria itu.”“Kami tidak tahu siapa dan berpikir bahwa dia adalah p

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   130. Mengakhiri Bersama

    “Ibu juga belum tahu siapa dia, tapi dia sering pergi dengan Ayah Adnan dan mendampinginya ke mana pun pergi.”Hans memperhatikan foto pria yang tubuhnya tegap dan kekar dengan senyuman yang terdapat lesung pipi. Jika dia sering mendampingi Ayah Adnan ke mana pun pergi hanya memiliki dua arti. Kemungkinan dia bekerja sebagai Asisten atau Ajudannya. Tugas dua jabatan itu hampir sama, tetapi memiliki perbedaan. Ia belum pernah melihat dengan dua matanya terkait pria yang sedang dicari dan masih tanda tanya. “Aku akan cari tahu dia.”“Hati-hati, Nak. Ibu juga mencari tahu siapa dia.”“Apakah pria yang mengurus warisan Ayah untukku tahu dia?” tanya Hans tiba-tiba kepikiran pria yang memberitahu sosok mereka terkait hubungan dengan ayahnya. “Sepertinya tahu.”“Oke. Aku mau berangkat kerja dan Adnan tidak boleh lolos dari jeratan hukum dengan kasus penggelapan dana.” Hans memasukkan foto ke dalam dashboard dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Tangan memegang pengatur perpindahan laju

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   129. Sesuatu Terselubung di Balik Foto Bahagia

    Hans tidak mendengar pertanyaan dari Putri, tetapi Arman mendengarnya dan dibalas anggukan olehnya. Hans memasuki pesawat dan duduk seorang diri dengan kelas pesawat yang mewah. Ia merebahkan badan sambil menonton film untuk menikmati perjalanan dari Korea Selatan menuju Indonesia.Puluhan jam berlalu, Hans dan tiga pengawal tiba di Bandara Indonesia. Hans naik taksi menuju rumahnya dengan wajah yang kembali normal. Ia tiba di malam hari sehingga mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya. Hans telah beristirahat bekerja hampir satu bulan. Beberapa jam berlalu, hari telah berganti dan memasuki pagi hari. Ia bersiap-siap menuju kantor untuk bekerja.Hans menuruni anak tangga untuk berangkat kerja, tetapi disuguhkan pemandangan Haedar dan ibunya yang sedang duduk di meja makan dengan makanan yang telah siap untuk disantap.“Sarapan dulu.”Hans sarapan bersama ibu dan Haedar. Ia merasakan tatapan kedua orang di hadapannya mengarah kepadanya tanpa berkedip.“Jangan lupa berkedip saat meliha

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   128. Pencarian Pria

    “Ciri-cirinya itu tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter, putih dan bertubuh atletis. Dia mirip Sandria dan pria satunya bertubuh kekar, tinggi, rambut cepak seperti potongan tentara atau polisi dan terlihat cerdas.”Hans mengernyitkan dahi saat mendengar ciri-ciri dua pria yang salah satunya tidak asing baginya. Ciri-ciri pertama masuk ke Ryan. Namun, ia penasaran dengan ciri-ciri pria kedua.Hans mengambil handphone lalu menghubungi Haedar. Dia siapa tau mengetahui ciri-ciri fisik pria yang disebutkan oleh Arman.“Halo, Pak.”“Tuan muda. Bagaimana keadaan Tuan muda? Apakah semuanya baik-baik saja?”“Baik-baik saja, Pak. Bapak tenang saja.”“Syukurlah.” Haedar terdengar lega mendengar kabar darinya.“Saya mendapatkan informasi dari Arman, Pak.”“Informasi tentang apa, Tuan muda?”“Arman pernah melihat sosok pria bertubuh kekar di acara bergengsi bersama Ryan keluar dari ruangan sebelah. Ciri-cirinya adalah bertubuh kekar, tinggi, berambut cepak seperti potongan seorang ten

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   127. Masalah Baru yang Dikhawatirkan

    “Dia ada di rumah sakit dan terbaring di ranjang. Lee belum bisa berbicara dengan kalian karena keadaannya yang belum membaik.” “Apakah kami boleh melihatnya sebentar saja?”“Kamu berada di kamarnya, kan?”Arman membisu dan merayapkan bola mata ke arah Hans secara perlahan. Hans mendengar permintaan rekan timnya hanya mengangguk sembari merebahkan badan dan berpura-pura memejamkan matanya. Arman mendekati Hans yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mengarahkan kamera kepada Hans yang tertidur di ranjangnya.“Astaga, Pak Lee,” sontak Tiwi nada sedih.“Sayangku. Kenapa kamu bisa seperti itu, Pak? Ada apa dengan wajah tampanmu?” Mira khawatir akan keselamatan Lee.“Apa yang terjadi kepada Pak Lee? Kenapa wajahnya diperban?” cecar Agustinus.“Saya belum tau kronologinya. Dia pasti cerita kepada kalian.”“Di mana rumah sakitnya?” tanya Mira dengan intonasi penekanan.“Apakah dia bisa dikunjungi?”“Maaf, saya tidak bisa memberitahu kalian karena Lee tidak mengatakan apa pun kepada s

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   126. Dicariin Rekan Tim

    “Jika itu dia maka lebih mudah untuk menangkapnya karena seseorang yang bekerja sama dengan kepolisian telah diketahui identitasnya dan siapa pun yang bekerja sama dengannya pasti ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.”“Bagaimana jika kita tidak melibatkan kepolisian?”“Apa maksudmu?”“Aku ingin mereka mati dengan cara yang lebih mengenaskan dari pada Ayah.”“Apa maksud dari mati yang lebih mengenaskan dari suamiku?”Hans turun dari ranjang sembari membawa infus berjalan ke luar kamar VIP untuk berbicara dengan ibunya.Ia belum membicarakan temuan apa pun yang berhubungan dengan kematian ayahnya. Kematian seorang Raja bisnis yang sangat disegani, dihormati dan disayang oleh banyak orang sangat mengenaskan.“Intinya adalah Ayah meninggal disiksa secara berkeroyok lalu ditembak dari kejauhan di hotel bintang lima. Kaca besar yang bisa digunakan untuk memandangi indahnya lampu kota berlubang dan sengaja dilubangi untuk bisa menembak Ayah tanpa menimbulkan suara apa pun.” Hans menjelaskan

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   125. Pengobatan Luka dan Operasi Kecil

    Arman menggeleng cepat sambil merapatkan kedua telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan kepadanya. Dia tampak enggan dekat dengan seorang wanita yang memiliki masa lalu dan keluarga yang berbahaya serta berhubungan dengan jasad yang bisa menyeret namanya.Hans terkekeh melihat ekspresi pengawalnya yang sudah tidak mau berurusan dengannya setelah tidur dengannya sampai terdengar menikmati dari rekamannya. “Saya harap kamu mendapatkan pendamping yang baik dan penyayang. Jauh-jauh dari wanita seperti Sandria.”“Aamiin. Bagaimana ceritanya Tuan muda bertemu dengan wanita seperti itu?”“Kamu tahu kalau saya pernah bersama dengannya?”“Tahu. Kami yang mencari keberadaan Tuan muda. Wajah tampan Tuan muda rusak dan bekerja sebagai kurir hanya karena tidak mengungkapkan identitas Tuan muda. Apakah alasannya karena Tuan besar dan adiknya?”“Saya tidak ingin merusak niat baiknya yang menyembunyikan kedua anaknya dari hadapan media atau siapa pun itu. Ayah hanya memperkenalkanku dan dia k

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   124. Informasi dari Duah Arah

    Arman memberikan kamera pengawas dan alat perekam suara kepada Hans. “Tuan muda lebih baik mendengarkan dari kedua alat itu karena saya takut tidak percaya dengan perkataan saya. Saya sudah berusaha mencoba untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya.”Hans menerima kedua alat itu lalu mengambil kartu memori dari setiap barang yang ada di tangannya. Ia memasang kartu memori di sebuah alat yang menggabungkan kamera memori ke laptopnya untuk membaca data yang ada dalam kedua kartu memori itu. Ia menyalin video bercinta mereka dan dipindahkan ke laptop dengan sebuah folder yang bernama Arman. Setelah menyalin dari kamera pengawas, harddisk terpasang.Hans tidak lupa menyalin dan menempelkan rekaman audio mereka saat berbicara ke dalam sebuah folder yang sama. “Kamu bicara dengan Sandria berapa menit saat bercinta dengannya?”“Sepertinya menit keenam belas karena dia bercinta sambil minum alkohol dan saya dipaksa untuk minum dan menjilat di gunung besarnya karena dia sengaja menumpahka

DMCA.com Protection Status