Beranda / Urban / Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan / 4. Pertemuan Dengan Haedar

Share

4. Pertemuan Dengan Haedar

Penulis: Angdan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-03 16:36:36

“Ibu tanyakan pada Sandria sekarang dan … bukankah perpisahan saya dengan Sandria sudah diinginkan oleh keluarga ini?”

“Sandria tidak ada salah apa pun, Bu. Dia yang salah!” sambar Ryan dari lorong kamar Sandria.

“Jika ibu ingin lebih jelas, datangi dia di kamar,” kata Hans lembut sembari melirik Ryan yang mendelik dan mengancam untuk memukulnya.

Ibu mertua berbalik badan dan menyingkirkan tubuh kekar anaknya. Dia bergegas mendatanginya di kamar, tapi Sandria muncul di hadapan ibunya sebelum berbelok ke lorong menuju kamarnya.

“Dia memang bukan suami Sandria lagi, Bu.”

“Apa? Bagaimana kalau media tahu?” Ibu mertua mengkhawatirkan nama keluarga besarnya hancur.

“Tenang saja, Bu. Sandria sedang tidak hamil, kan?”

“Tapi, kenapa dia menceraikanmu?” tanya Ibu mertua yang masih ingin tahu alasannya.

“Karena dia selingkuh.”

“Hans selingkuh?” Ibu mertua terlihat tidak percaya dengan jawabannya.

“Iya, dia selingkuh.”

“Pembohong dan pezina!” ujar Hans sembari menatap tajam dan rahang menegang.

“Hans!” sentak Ryan yang hendak menghampirinya, tetapi dihalangi oleh ibu mertua.

“Apa maksudmu bicara seperti itu?” tanya ibu mertua sambil mendekatinya.

“Tanya saja padanya, Bu.”

Sandria tersenyum miring seakan merasa benar sembari jemari sibuk dengan handphone. Dia terlihat telah menemukan sesuatu yang bisa memutar balikkan fakta.

“Jangan percaya, Bu. Dia lebih dari pria rendahan. Hans menjadi panggilan tante-tante selama ini makanya sering pulang akhir-akhir ini,” balas Sandria sembari menunjukkan foto Hans sedang berpelukan dengan seorang wanita berambut panjang dan bergelombang, terdapat tato bintang di pinggir telapak tangan sebelah kiri.

Hans melihat foto dan teringat bahwa ia pernah menjemput Sandria di sebuah Bar mewah saat mendapat panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal.

Hans menolong wanita itu berdiri saat sempoyongan dan jatuh dalam pelukan lalu dilepaskan olehnya saat melihat wajah buruk rupanya.

“Boh—”

Tamparan keras dari ibu mertua mendarat di pipi kanannya sebelum menjelaskan sebenarnya. Ia tersenyum kecut sambil menggerakkan rahangnya dua kali.

“Berani-beraninya kamu menduakan anak saya! Kamu tidak berkaca?!”

“Suatu hari nanti semua akan terbukti.”

Hans meninggalkan mereka tanpa berpamitan. Namun, Ryan berusaha menanyakan tujuannya pergi.

“Kamu mau pergi ke mana?”

“Biarkan saja dia pergi. Dia sudah tidak berguna di rumah ini dan selalu menyusahkan Sandria!”

Penghinaan dan pengkhianatan yang terjadi padanya menjadi tujuan untuk membalas dendam sekaligus mencari dan menangkap pelaku kejahatan.

Hans mengacuhkan pertanyaan kakak iparnya yang selalu ingin tahu urusan orang lain. Ia terus melangkah dan melewati Rashid yang ditangani oleh Dokter pria berparas Tiongkok, berkacamata, mempesona dan rambut cepak lurus.

Ia melirik identitas Dokter yang menggantung di sisi kanan setelah mengambil peralatan di tasnya. Dokter yang memiliki nama Joe Christian Bautista terlihat seperti pertama kali menangani ayah mertuanya.

Hans mengendarai sepeda motor yang biasa digunakan untuk mengirim barang. Amarah yang membara telah mengelabui pikirannya sehingga mengabaikan siapa pun yang ada di belakangnya.

Ia menuju ke rumah pemberian ayahnya di perumahan Angkasa dengan kecepatan standar di malam hari.

Setengah jam berlalu, ia tiba di rumah bertingkat dua dengan desain klasik dan terdapat empat pilar, serta lampu gantung yang bertingkat tiga di terasnya.

Hans masuk ke rumah itu dan diikuti oleh Ryan tanpa sepengetahuannya. Namun, keberadaannya diketahui oleh tangan kanannya dan memerintahkan penjaga rumah untuk menyingkirkannya.

“Singkirkan dia!” seru Haedar dengan dahi mengernyit dan tatapan fokus pada layar besar.

“Ada apa?” tanya Hans bingung.

Haedar hanya menunjuk ke arah layar monitor kamera pengintai. Bola matanya membulat saat mengetahui bahwa ia telah diikuti oleh Ryan.

“Astaga, apa yang terjadi?” tanya Haedar panik saat melihat wajahnya yang lebam dan banyak darah.

“Biasa, pria.”

Haedar hanya mengangguk sekali. “Tuan muda tidak tahu kalau diikuti?” tanyanya heran.

“Aku tidak memperhatikan itu karena keadaan di rumah sangatlah kacau.”

“Apa yang terjadi?”

“Aku menceraikan Sandria karena berkhianat dan bercinta di kamar rumah, dihajar habis-habisan oleh kakak ipar karena mencurigai Rashid yang menyuntikkan cairan ke tubuhnya.”

“Cairan?”

“Aku tidak tahu itu apa, tapi aromanya menyengat sekali.”

“Nanti saya cari tahu itu.”

“Cari tahu Dokter yang bernama Joe Christian Bautista. Dia menangani Rashid yang terkapar setelah menyuntikkan cairan ke tubuhnya.”

“Sejak kapan Bapak tahu kalau saya masih ada negara ini?”

“Sejak Tuan muda menolong Sandria dan terpaksa menikahinya. Saat itu saya mencari tahu nomor handphone baru Tuan muda dan melacak keberadaannya setelah menikahinya.”

Hans terpaksa mengganti nomor handphone untuk menghapus jejaknya agar tidak berhubungan dengan ibunya dan menjaga identitasnya.

Namun, tangan kanan ayahnya selalu berhasil mendapatkan nomor handphone siapa pun dan melacak keberadaannya. Tidak heran, jika Ayah sangat menyukainya karena amanah, cerdas dan bekerja keras.

“Langsung ke inti saja, apa yang mau disampaikan.”

“Nyonya besar mendapatkan laporan keuangan perusahaan yang sangat aneh.”

“Aneh? Pemasukan dan pengeluarannya? Atau apa?” tanyanya detail.

“Nyonya besar merasa ada yang menggelapkan uang perusahaan.”

“Berapa?”

Haedar memberikan dokumen laporan keuangan dan sebuah tab untuk menunjukkan aplikasi keuangan di perusahaannya padanya. Hans memeriksa ratusan angka dan huruf di dokumen dan aplikasinya.

Penjualan dan pendapatan tampak berbeda dari laporan beberapa tahun lalu. Ia menutup dokumen laporan keuangan dan memberikan tab padanya.

“Siapa Manajer dan Direktur keuangannya?”

“Direktur keuangan bernama Galih Cahyadi dan Manajernya bernama Adnan Faiz Mustofa.”

“Adnan?” tanya Hans dengan intonasi penekanan.

Ia tidak asing dengan namanya. Apakah nama Adnan merupakan orang yang sama dilihat olehnya di kamar?

Bahkan, ia merasa pernah membaca nama yang disebutkan oleh Haedar. Ingatan saat mengirim barang ke rumah mewah dengan desain minimalis juga menyebutkan nama itu dengan wajah pria yang sama di kamar.

“Kenapa?”

“Ibu masih memimpin di perusahaan pangan?”

“Iya, Tuan muda.”

“Tempatkan saya di Admin keuangan. Jika masih ada orangnya, pindahkan dia ke Digital Marketing.”

“Kebetulan perusahaan sedang membutuhkan orang dengan posisi itu.”

“Oke. Sampaikan ke Ibu bahwa aku mulai bekerja di kantornya dan siapkan topeng manusia yang wajah dan suaranya sama sepertiku.”

“Tuan muda tidak ingin mengobati ….”

“Ingin, topeng itu saya pakai selama tiga bulan dan setelah sembuh dan kembali semula, saya bakar topeng itu.”

“Baik, Tuan muda.”

Tujuan untuk membalas dendam kepada mereka yang sudah meremehkan, merendahkan, mengkhianati dan menghina semakin berapi-api.

Ia penasaran dengan sosok Adnan yang disebutkan olehnya. Semua karyawan di sana tidak ada yang mengenal dirinya sehingga bebas berbuat apa pun, tapi tetap berhati-hati.

Namun, keraguan muncul saat akan bekerja di sana.

“Apakah ada yang mengenalku?”

“Direktur utama yang mengetahuinya. Beliau adalah teman Tuan dan Nyonya besar.”

“Siapa namanya?”

“Samsul Kresna Cahyadi.”

“Bagaimana dengan Direktur keuangan? Dia mengenalku?”

“Dia juga mengenal Tuan muda.”

“Katakan padanya untuk berpura-pura tidak mengenalku.”

“Baik, Tuan muda.”

Pembicaraan ditutup dengan solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di perusahaan pangannya demi kepentingan pribadi untuk membalas banyak orang.

Beberapa jam berlalu, tepat pukul empat pagi, nada dering panjang Hans berbunyi keras dan beberapa kali. Ia mengangkat panggilan masuk tanpa melihat namanya.

“Hans, kamu datang ke rumahku sekarang!” bentak Rashid lalu menutup panggilannya.

Bab terkait

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   5. Hampir Ketahuan

    Hans menghela napas panjang setelah diminta untuk datang ke rumahnya. Ia sudah bisa menebak bahwa masalah semalam anak lelakinya dipukul oleh anak buahnya.Ryan, selain pengangguran, dia tukang penasaran dengan kehidupan orang lain dan sok jadi jagoan. Dia terkenal anak yang selalu sembunyi di bawah ketiak ayahnya yang berkuasa.Ia datang dengan pakaian kurir seperti biasa agar tidak membuat keluarga mantan istrinya curiga.Ia tiba di kediaman Rashid dan disuguhkan pemandangan Rashid sudah duduk di sofa bersama anak buahnya yang memiliki badan besar dan tinggi, istrinya dan Ryan yang wajahnya babak belur.“Kamu yang membalas dia?”“Bukan.”Rashid memukul meja dengan keras. “Jangan bohong!”“Aku tidak tahu hal apa pun yang ada di wajahnya.”“Lalu, kenapa wajahnya babak belur setelah mengikutimu di rumah mewah? Kamu merampok di sana?” cecar Rashid dengan intonasi penekanan.Hans melirik Ryan dengan santai sembari pura-pura terkejut dan tidak mengetahui hal itu. Pria yang jarang berhati-h

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-03
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   6. Admin Keuangan

    “Perhatian semuanya, ada anggota keuangan baru. Saya akan memperkenalkannya kepada kalian. Namanya adalah Lee.” Haedar memperkenalkan Lee Hans Cody kepada seluruh karyawannya, tapi tidak menyebutkan nama aslinya.“Halo, nama saya Lee.”“Wah, cakep banget. Halo, Lee.” Salah satu karyawan wanita memuji paras wajah yang mempesona di depannya.Karyawan yang berkumpul di depan Direktur Utama dengan baris yang melingkar berkenalan satu per satu dengannya, terutama karyawan wanita yang berebutan untuk berjabat tangan dengannya.Hans sengaja menggunakan nama depannya yang tidak diketahui oleh siapa pun karena terdapat Adnan yang bekerja di perusahaannya. Ia mulai beraksi untuk memberantas masalah di kantor, membalas dendam kepada siapa pun yang pernah merendahkan, menghina dan meremehkannya, serta mencari sosok pembunuh ayah dan adiknya.“Senang berkenalan dengan kalian,” katanya ramah dengan senyuman lebar.Beberapa karyawan wanita hampir pingsan saat melihat senyuman manis dan tampannya. Han

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   7. Pekerjaan Ryan

    “Apa yang kam—”Hans membekap mulut rekan kerjanya yang tiba-tiba hadir saat sedang mencari tahu yang dikerjakan oleh mantan kakak iparnya selama ini dan pergerakan Adnan yang mencurigakan.Suara baritonnya bisa mengacaukan segalanya. Hans membawa rekan kerja keluar dari toilet dan bersembunyi di belakang lift.“Apa-apaan kamu?” Rekan kerja protes sambil melepaskan tangan kekar dari mulutnya.“Kamu tadi mengagetkanku dari … sesuatu tak kasat mata yang kulihat dan mendengar isak tangis perempuan di toilet pria,” kilah Hans.“Sungguh? Kamu melihat dan mendengarnya?” tanya rekan kerja yang malah antusias dengan cerita bohongnya.Hans tersenyum miring dengan mulut yang sedikit terbuka sambil mengangguk pelan. Ia tidak percaya bahwa rekan kerjanya tertarik dengan perkataannya yang tidak benar.Tidak masalah kalau dia tidak percaya dengan perkataannya, yang terpenting adalah tidak ketahuan mereka. Siapa pun bisa datang begitu saja ke toilet.Hans harus berhati-hati lain kali. Risiko ketahuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   8. Kenapa Buah Hijau?

    “Buah enak ini. Jadi, makanlah,” kata Adnan sambil tersenyum miring.Hans membisu sembari memperhatikan buah yang ada di tangan kekarnya. Dia terlihat mencurigakan karena memaksa untuk memakan buah pemberiannya.Semakin tidak menjawab pertanyaannya maka membuat Hans semakin bermain-main dengannya. Dia memang sangat pintar memengaruhi banyak orang hingga mendapat pujian dari beberapa rekan kerjanya.Ia menerima buah dari tangan kekarnya dan dimasukkan ke dalam lacinya. “Saya akan memakannya ketika jam istirahat bukan sedang jam bekerja masih berlangsung,” balasnya tegas.Hans tidak bisa dipaksa oleh siapa pun. Bahkan, ia tidak percaya dengan pemberian dari siapa pun untuk saat ini.Jemari dan mata kembali ke layar monitor dan mengacuhkan keberadaan Adnan yang masih berada di sampingnya. Tatapan seluruh rekan kerja membulat saat melihat aksi penolakannya.“Baiklah. Jangan lupa nanti dimakan.” Adnan berucap sambil menepuk lengan kekarnya dan kembali ke mejanya.Hans tidak menyangka bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   9. Apa Maksud dari Bukan Salah Kita?

    ‘Kenapa selalu disuguhkan buah hijau? Jika dia bertanya seperti itu, artinya baru dikasih oleh Adnan dan tidak pernah melihat buah seperti itu sebelumnya?’Hans membatin dengan siapa pun yang menanyakan buah berwarna hijau, seperti rambutan. Mereka tidak pernah melihat buah dengan bentukan seperti itu.Namun, hanya ada satu pertanyaan di kepalanya saat Adnan memberikan buah itu. Kenapa selalu buah hijau yang berduri yang diberikan kepada seseorang yang sedih atau membutuhkan semangat lagi?“Buah ini jarang banget di sini dan adanya di Kalimantan. Jadi, saya mendapatkan ini dari teman saya karena katanya enak dikonsumsi. Nanti pasti ketagihan dan mencari buah ini.”“Oh, begitu. Makasih, ya.”“Sama-sama. Semoga suka dan tidak mahal kalau beli di aku.”Hans bergegas sembunyi di balik truk dengan merapatkan tubuhnya ke badan truk hingga melihat Adnan yang telah pergi dari kantor.Adnan merupakan pria yang pintar merayu seseorang atau mengajak siapa pun untuk mengonsumsi makanan yang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   10. Ancaman Ryan

    Tiga pria berbadan besar dengan pakaian berwarna hitam melepaskan Ryan yang ada di depan rumahnya. Tatapan tajamnya terlihat seakan menerkamnya.Ryan mendekati dan memukul wajahnya sebelah kiri. Hans memegang pipi dan menggerakan rahang sekilas sembari tersenyum miring dan berdesis.“Apa yang kamu lakukan di depan rumah orang mewah?” tanya Hans yang berpura-pura tidak mengetahui sesuatu yang terjadi di depannya.“Rumah mewah? Katakan, siapa kamu sebenarnya, Hans? Kamu bisa saja membohongi ayah dan ibuku, tapi tidak denganku karena aku yakin kamu pasti bekerja sama dengan mereka, kan?” tukas Ryan yang penasaran dengan sosok Hans sebenarnya.Hans tersenyum miring. “Pria yang tidak pernah berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak maka akibatnya sangat membahayakan. Semua yang kamu lihat dan lacak bukan berarti itu yang sesungguhnya terjadi. Teknologi bisa saja salah karena buatan manusia,” jawab Hans santai sambil menatap lamat.“Sungguh? Jika terbukti akurat dan aku bisa membongkarmu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   11. Secuil Tentang Buah Hijau

    “Pak Haedar tahu, Tuan muda dan ….”“Katakan.”“Semua itu dari Pak Haedar dan memberikan informasi kepada kami.”Hans hanya mengangguk sambil memasukkan handphone ke kantong kemeja. Ia tidak heran kalau informasi yang didapatkan sangat cepat.Pertempuran baru saja dimulai. Ia sudah mendapat beberapa hal yang menjadi untuk pembalasannya terhadap orang-orang yang pernah meremehkan dan merendahkannya.Hans menginap di hotel mewah dan meminta anak buahnya untuk berjaga di rumah. Ia juga mengambil kunci mobil yang diantar oleh pengawalnya.Ia teringat sesuatu saat pengawal yang ada dalam mobil masih berputar balik. Ia mengetuk kaca mobil dan meminta untuk tidak pergi dulu.Hans mengambil buah berwarna hijau dan ditunjukkan kepada mereka. Ia berharap salah satu atau banyak orang di antara mereka yang mengetahui buah hijau ini.“Kalian tahu buah ini?”Empat pengawalnya mengernyitkan dahi saat Hans menunjukkan buah yang terlihat antara asing atau pernah dilihat sebelumnya. Ali Muhammad mengam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   12. Carlos Antonio Swegen

    Hans bergegas pergi ke sebuah bar mewah yang lokasinya tidak jauh dari tempat menginap. Ia pergi ke Bar untuk mencari informasi tentang buah kecubung dan berharap mendapatkan informasi yang lebih banyak dan akurat.Ia memasuki bar yang berjudul tiga ratus enam puluh derajat dengan lampu gantung yang mewah berwarna oranye dan warna-warni lampu disko yang memenuhi ruangan bagian bar dan penari striptis.Banyak orang berjas dan berpakaian rapi berada di lingkaran penari striptis sambil menyawer penarinya. Bahkan, tidak sedikit tamu yang hanya duduk sambil bermain kasino dengan ditemani oleh beberapa perempuan dan tampak menyedot cairan hingga membuatnya melayang.Hans memesan minum bir tahun 1986 sembari memerhatikan sekilas untuk bertanya kepada seseorang yang tepat dan bisa ditanya oleh seseorang.Ia tidak menemukan seseorang yang bisa ditanya hingga melanjutkan minumnya. Saat Hans mengalami kebuntuan untuk mencari jalan, mendapatkan pesan dari Haedar.[Tuan muda sedang berada di bar t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   153. Kode dari Sebuah Rekaman

    Abigail terdiam saat ditembak pertanyaan tentang Rashid dirawat di rumah sakit. Hans tersenyum miring sambil menghela napas dan menggeleng pelan. “Ibu tahu.”Hans hendak membuka pintu ruangan Abigail terhenti dengan tangan mungil yang sudah tidak muda lagi dan jemari dipenuhi oleh perhiasan yang melingkar di sana.Bola mata Hans merayap perlahan ke arah ibunya. Ia menatap lamat dengan mulut tertutup lalu menyingkirkan tangan ibunya perlahan. “Aku tidak ingin membahas dia lagi.” Hans menolak secara halus.Tatapan Abigail menunjukkan ada sebuah rahasia yang harus diberitahu kepadanya. Namun, jika itu membahas Rashid maka tidak ingin lagi mendengar dan memperhatikannya.Kedua kali hendak membuka pintu, lagi dan lagi pandangannya teralihkan dengan perkataan ibunya.“Penyakit ibu tidak sembuh.”Hans menyingkirkan tangan dari pegangan pintu. “Apa maksudnya?”“Operasi kemarin berjalan lancar, tapi tidak bisa mengangkat akarnya karena sudah menyebar di beberapa anggota tubuh ibu. Ibu memin

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   152. Ancaman Hans Pada Rashid

    “Kenapa terkejut seperti itu, Pak? Apakah bapak mengenal saya?” tanya Hans meledek dengan senyuman iblisnya yang memperhatikan tubuh Rashid yang tampak sehat bugar.“Tidak. Saya tidak mengenalmu.” Rashid terbata-bata dan berusaha menghindar kontak mata darinya. Lagi dan lagi, kebiasaan keluarga Rashid ketika berbuat salah atau menyembunyikan sesuatu maka berpaling dari lawan bicaranya dan berusaha menutupi apa pun yang diketahui olehnya. Ciri khas itu sudah dipelajari olehnya, sama halnya ketika dia menyuntikkan benda cair ke dalam tubuhnya lalu kolaps hingga dipanggil oleh Dokter yang menanganinya. Dokter yang menangani Rashid adalah dokter yang bekerja di rumah sakit Internasional dan telah berbicara yang sesungguhnya bahwa dia kecanduan obat terlarang sehingga membuka bisnis demi melancarkan pengedaran obat terlarang.“Sungguh? Bukankah Anda mengenal saya, Pak Rashid Omar Nadim?” tanya Hans santai sambil melangkah mendekatinya. Rashid menjauh perlahan dengan kedua tangan yang m

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   151. Kenyataan yang Berbeda di Balik Layar

    Hans duduk di depan kamar VIP yang jaraknya dua dari kamar Rashid Omar Nadim. Ia bersandar di dinding sambil bermain handphone dan mendengarkan pembicaraan mereka. Sandria tertawa dengan seorang pria yang terlihat seperti Ryan. Ia berusaha fokus terhadap pembicaraan mereka yang terdengar samar.“Ayah sungguh luar biasa.”“Saat mengetahui liputan dari Alan seorang Jurnalis handal yang terpercaya di negara ini, langsung bertindak,” kata Sandria sambil menepuk pundak pria itu. Hans terus menundukkan kepala dengan sibuk di layar handphone sembari berpura-pura menghubungi keluarga yang berada di dalam kamar itu. Mata Hans tidak luput dari pandangan ke arah Sandria dan pria itu. Senyuman Sandria masih terlihat sumringah dan tidak menunjukkan kesedihan sama sekali. Hans perlahan mengarahkan handphone ke Sandria dan pria itu untuk merekam kegiatan dan pembicaraannya. Namun, Sandria menyadari aktivitas Hans yang sengaja merekam perkataan dan aktivitasnya. Ia menggerakkan handphone ke sega

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   150. Liputan dan Berita yang Menggemparkan

    “Saya masih berpegang teguh dengan pendirian apa pun itu. Walaupun pernah memiliki hubungan dengan saya.”“Lalu, apa penilaian bapak terkait hal ini? apakah semuanya akan berhubungan secara kebetulan atau sudah direncanakan oleh mereka hingga tidak menyelidiki kasus kematian Pak Cody, Raja bisnis. Semua dunia akan membicarakan berita ini.” Agustinus menekan.Hans membisu lalu meminum minum kopi dingin sambil menghela napas panjang.Ia tidak bisa menilai sebelum mengamati, mengetahui dan menganalisis hasil yang didapatkan dari usahanya bersama rekan tim. Musuh yang dihadapi oleh Hans bukanlah musuh kelas bawah, melainkan mereka adalah musuh kelas kakap. Musuh yang memiliki banyak orang yang digunakan untuk menghabisi nyawa seseorang.Semua yang didapat olehnya seperti kebetulan dan atau bisa dikatakan dengan satu kata, yaitu takdir. Takdir yang mempertemukan Hans dengan keluarga Rashid dan Adnan yang memiliki niat buruk kepada keluarganya saat bertemu dengan seorang pria di London y

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   149. Beraksi Dengan Strategi

    Tono mengangguk sambil tersenyum lebar. Semua menatap khawatir ke Tono yang berkorban untuk mencari tahu informasi penembak jitu ke dalam kandang yang berbahaya.“Maaf, Pak, Pak Tono lebih baik datang ke rumah Adnan saat saya melakukan liputan dengan alat yang dipasang karena ingin tahu ekspresi mereka ketika membahas malam tragis dan menyebut nama mereka.” Alan memberi saran kepada Pak Tono. Tono menoleh ke arah Hans dengan menatap lamat lalu Hans mengangguk. “Baiklah. Semangat,” kata Tono sambil mengepalkan tangan erat dan menggerakkannya dari atas ke bawah dengan senyuman lebar.Semua rekan tim mengikuti gerakan dia dengan senyuman lebar. “Aku sela,” potong Carlos.“Ada apa?” tanya Hans santai.“Kamu tadi bilang kalau ibu Abigail dan Pak Haedar mengawasi Alan yang meliput di depan hotel mewah, kan?” tanya Carlos menekan sambil mengusap dagu.“Iya. Kenapa?”“Sebaiknya, jangan. Jangan membawa ibumu ke hotel mewah karena mereka akan tahu keberadaannya.”“Lalu?” tanya Hans dengan in

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   148. Keterlibatan Dalam Strategi

    “Aku melibatkan ibu agar Pak Presiden tahu bahwa seorang istri dari Raja bisnis juga membutuhkan keadilan,” jawab Hans menekan.“Maaf, Pak, boleh saya beri saran?” tanya Komar.“Silakan.”“Jika Bapak melibatkan ibu Abigail yang ada memperkeruh suasana karena Pak Presiden pasti mengabaikan hal itu. Posisi ibu Abigail juga berbahaya kalau berada di luar.”Hans membisu sambil menegangkan rahang dan mengepalkan tangannya dengan erat. Perkataan Komar ada benarnya. Banyak musuh yang masih berkeliaran di luar sana.“Baiklah. Alan saja yang meliput di luar sana di depan hotel Santorini yang di mana bisa dipantau oleh Pak Haedar dan ibu Abigail.”“Oke, setuju.”Hans menjelaskan strategi berikutnya di papan transparan yang terbuat dari kaca yang diterangi oleh lampu LED.Langkah selanjutnya adalah memancing pelaku yang terdeteksi dan paling menonjol ketika berita peliputan itu muncul. Alan sebagai umpan untuk memancing mereka ketika tidak terlihat lama di depan publik. Banyak masyarakat dan s

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   147. Titik Terang Penyusunan Strategi

    Saat Hans dan Carlos berdebat untuk mengutarakan argumentasi membuat Alan tak tinggal diam.Tanpa ada yang tahu, Alan memeriksa postingan dengan anonim di sosial media sudah jutaan orang yang melihat dan menyukai postingannya.“Apa yang kamu lakukan, Alan?” tanya Hans nada tinggi.Alan terkejut. “Aku hanya melihat postinganku sebelumnya.”“Postingan tentang kisah kematian Raja bisnis yang memiliki motif sama dengan kematian anak laki-laki tanpa identitas atau adiknya?” tanya Mira pelan.Alan mengangguk. Semua rekan tim mendekati dan menatap ke layar laptop yang ada dalam pangkuannya.Sontak, semua sorot mata terbelalak ketika melihat jumlah orang yang melihat, membagikan, menyukai dan berkomentar.“Serius itu jumlahnya?”“Aku juga kaget.”“Keren, baru dua jam kamu sudah mendapatkan satu juta orang yang menyukai, membagikan, komen dan melihat,” puji Mira sambil menatap rekan tim bergantian.Hans dan Carlos saling memandang saat melihat jumlah pengikut dan pembaca kisah kematian Raja bi

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   146. Langkah yang Diperdebatkan

    “Kami memilih untuk bekerja dengan Bapak.”“Oke. Jika kalian berkhianat maka tanggung sendiri akibatnya.”“Iya, Pak.”“Kami sudah mengirim nomor rekening,” kata pria berambut panjang sambil menunjukkan nomor rekening yang sudah dicatat olehnya.Hans mengambil handphone-nya lalu mencatat lima rekening pria itu lalu mengirim uang sebesar seratus lima puluh juta rupiah ke masing-masing rekening. “Saya sudah mengirim uang ke kalian, silakan cek.”Kelima pria itu bergegas memeriksa nomor rekeningnya untuk memeriksa ada uang masuk atau tidak.Hitungan detik, bola mata mereka membulat bersama lalu merayap ke arah Hans dengan mulut sedikit terbuka.“Kenapa?”“Apakah ini tidak kebanyakan, Pak?”“Kalian dibayar berapa sama dia?” tanya Hans datar.“Kami dibayar dua puluh juta saat itu.”Hans hanya menatap sadis ke arah mereka sambil memasukkan handphone ke dalam kantong celana jeans. “Buat bekal hidup kalian yang lebih baik.”“Terima kasih, Pak.”Hans mengangguk lalu keluar dari kamar berisi l

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   145. Penawaran dan Negosiasi dengan Lima Pria Bertato

    “Dia adalah seorang pengusaha elektronik yang memiliki pelindung kuat dari kepolisian.” Pria bertato menjawab terbata-bata. Hans mengernyitkan dahi hingga kedua alis saling bertautan sambil mengalihkan kepalan tangan dari wajahnya. Seseorang yang memimpin geng bertato bulan dan bintang serta kepala tengkorak adalah Rashid Omar Nadim. ‘Apakah dia adalah dalang dari pembunuhan ayah dan adik serta mengendalikan enam perusahaan media besar nan berpengaruh di kotanya?’ batin Hans bertanya-tanya.Hans merasakan nyeri di bagian kepala belakang saat melamun dan berasumsi dengan pernyataan pria itu bak dipukul menggunakan benda yang terbuat dari kayu.Hans tergeletak di lantai dengan pandangan yang berkunang-kunang hingga semua urat di kepala menonjol. Sakit sekali kepala bagian belakang lalu mengalihkan tangan di hadapannya.Kepala Hans berdarah. Salah satu dari mereka hendak memukulnya, tetapi Hans berhasil menghindar dengan memutar badannya ke arah kiri lalu berdiri secara perlahan. “

DMCA.com Protection Status