Share

6. Admin Keuangan

“Perhatian semuanya, ada anggota keuangan baru. Saya akan memperkenalkannya kepada kalian. Namanya adalah Lee.” Haedar memperkenalkan Lee Hans Cody kepada seluruh karyawannya, tapi tidak menyebutkan nama aslinya.

“Halo, nama saya Lee.”

“Wah, cakep banget. Halo, Lee.” Salah satu karyawan wanita memuji paras wajah yang mempesona di depannya.

Karyawan yang berkumpul di depan Direktur Utama dengan baris yang melingkar berkenalan satu per satu dengannya, terutama karyawan wanita yang berebutan untuk berjabat tangan dengannya.

Hans sengaja menggunakan nama depannya yang tidak diketahui oleh siapa pun karena terdapat Adnan yang bekerja di perusahaannya. Ia mulai beraksi untuk memberantas masalah di kantor, membalas dendam kepada siapa pun yang pernah merendahkan, menghina dan meremehkannya, serta mencari sosok pembunuh ayah dan adiknya.

“Senang berkenalan dengan kalian,” katanya ramah dengan senyuman lebar.

Beberapa karyawan wanita hampir pingsan saat melihat senyuman manis dan tampannya. Hans hanya menggeleng pelan.

Haedar meminta semua karyawannya kembali bekerja. Hans mengikutinya di belakang bersama Adnan menuju ruangan keuangan.

“Lee nanti kamu dilatih oleh Pak Adnan, ya. Pak Adnan adalah Manajer Keuangan.”

“Baik, Pak.”

Hans mengikuti langkah Haedar dan Adnan yang masuk ke ruangan keuangan dengan pintu berwarna cokelat muda yang tampak habis dibuka oleh seseorang.

Ia tidak lupa memperkenalkan diri kepada teman keuangannya dengan ramah.

“Halo, saya Lee, Admin Keuangan yang baru.”

“Halo, Lee. Selamat bergabung dengan kami.”

“Ya, semoga bisa menerima saya dengan baik dan menjadi teman yang baik, serta bekerja sama dengan baik.”

“Pasti, dong,” celetuk karyawan pria yang berpenampilan pria dengan aksesoris wanita yang menempel di kepala berwarna merah muda.

Hans tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala sekilas saat ada yang merespons harapan yang baik. Ia melotot selama dua detik saat melihat pria yang dilihat di rumah mantan ayah mertuanya.

Adnan yang dikatakan oleh Haedar adalah pria yang sama. Hans harus menghadapi situasi yang sangat berat tanpa melibatkan urusan pribadi di kantor.

“Silakan bekerja dan lakukan tugas Anda dengan baik.”

Hans membungkukkan badan sekilas kepada Haedar. “Baik, Pak. Terima kasih banyak.”

Haedar meninggalkan ruangan keuangan setelah memastikan dan memperkenalkan Hans kepada karyawannya dengan berpura-pura menjadi karyawan baru di perusahaan ayahnya.

Ia mengerjakan tugas dan tanggung jawab pekerjaannya seperti karyawan biasanya yang sudah tersedia di mejanya. Adnan menghampirinya sambil membawa lima dokumen dan diletakkan di mejanya.

“Dokumen ini berisi data perusahaan yang penting. Jadi, kamu harus berhati-hati saat mengerjakan dan melakukan perhitungannya.”

“Baik, Pak. Bagaimana dan dimulai dari mana saya mengerjakannya?”

“Kerjakan dari map berwarna kuning, yang kedua berwarna biru, ketiga berwarna kuning, keempat berwarna ungu dan kelima berwarna hijau.”

Hans mengambil dokumen dan mengurutkannya sesuai dengan yang dikatakan olehnya. Ia berpura-pura tidak memiliki daya ingat yang kuat sehingga mengurutkannya dari atas hingga bawah.

“Apakah kelima dokumen ini membutuhkan data yang valid dari divisi yang berbeda?” tanya Hans pelan.

“Tidak perlu. Semua itu sudah dipastikan valid.”

“Baik.” Hans membalas santai sambil membuka semua dokumen yang telah diurutkan dan memperhatikan datanya.

Tanpa disadari olehnya, Adnan memperhatikannya dan terlihat memikirkan sesuatu. Namun, tatapan yang mencurigakan membuat Hans bergegas menyadarinya.

“Ada apa, Pak?” tanya Hans bingung sambil menatapnya.

“Tidak apa. Kerjakan tanpa perlu menunggu saya ajarkan, kan?” Adnan memberi perintah kepadanya dan pergi dari mejanya.

Hans memperhatikannya dengan helaan napas panjang yang dibuang perlahan. Ia terkejut dengan cara kerjanya yang tampak sekali bahwa malas mengajarkan ilmu yang belum pasti didapatkan oleh bawahannya.

Ia mengerjakan sesuai perintah dan berhati-hati sembari mengawasi pergerakannya yang masih belum terlihat mencurigakan.

Ia berusaha sebagai karyawan baru yang tidak memahami dunia pekerjaan sehingga tetap bertanya kepada rekan kerjanya saat tidak mengetahui atau lupa dengan rumus perhitungan Microsoft Excel.

Hal itu tetap akan dilakukan olehnya selama seminggu ke depan agar tidak membuat Adnan curiga kepadanya.

Ruangan keuangan sangat hening dan hanya terdengar suara ketikan dan pencetak sekaligus alat penghitungan jumlah uang kertas untuk disetorkan ke perusahaan.

Tidak luput dari pengawasannya, Nada dering panjang milik Adnan berbunyi dengan keras. Ia menerima panggilan masuk itu secara singkat dan tampak mengambil tas plastik berwarna hitam dari lacinya lalu bergegas dari kursinya.

Pergerakan Adnan sangat mencurigakan karena terlihat penting sambil membawa tas plastik yang berukuran sedang. Hans izin keluar dari ruangan dengan alasan membuang air besar setelah satu menit dari jarak kepergian Adnan.

Hans mencari keberadaan Adnan hingga lantai dasar sembari menoleh ke kanan dan kiri. Ia hendak keluar dari kantor, tapi harus pergi ke kamar mandi untuk membuang hajat.

Langkah terhenti ketika mendengar pembicaraan dua orang di toilet. Ia mengintip dua orang itu dan ternyata Adnan sedang berbicara dengan Ryan.

“Aku hanya punya delapan plastik berukuran kecil dan buahnya saja.”

“Buah?” tanya Ryan yang tampak tidak mengerti.

“Iya. Buah ini memiliki banyak khasiat dan bisa dijual kepada siapa pun. Jika orang yang mengetahui buah ini maka dia pasti membelinya. Jadi, kamu berusaha tenaga menawarkannya agar penjualan kita meningkat dan tidak hanya dalam bentuk seperti ini,” jelas Adnan dengan intonasi penekanan sambil mengeluarkan buah berbentuk bulat, berukuran sedang, berwarna hijau dan terdapat duri di seluruh permukaannya.

Sontak, Hans terkejut melihat buah yang dikeluarkan dari tas plastik berwarna hitam. Pertama kali, ia melihat bentuk buah yang ditunjukkan oleh Adnan.

“Baiklah. Ukuran berapa serbuk yang ada di dalam tas plastik ini?”

“Dua ons per plastik.”

“Berapa harga yang kupasang untuk buah ini?” tanya Ryan tanpa menanyakan nama buah yang ada di tangan Adnan.

‘Apakah pekerjaan Ryan selama ini menjual narkoba dan bekerja sama dengan Adnan?’ Batin Hans bertanya-tanya sembari memperhatikan mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status