Share

Melamar

Aku melotot mendengar ucapan Pak Leo. Calon istri? Apa dia tak waras? Astaga... Cobaan apa lagi ini?

Pak Leo mendekat, menyelipkan tangannya di sela jemariku. Seketika jantungku berdebar. Ada aliran listrik yang masuk ke seluruh tubuh. Apa-apaan ini?

"Masa iddah Alin sudah selesai, sebentar lagi kami akan menikah." Pak Leo menatap ke arahku. "Bukan begitu, Alin?"

Aku hanya tersenyum, entah mengapa mulutku kelu. Bahkan untuk berkata tidak saja begitu sulit.

"Apa benar, Lin?"

Aku menelan ludah dengan susah payah. Apa yang harus kukatakan? Hingga memilih diam adalah solusi bagiku.

"Diamnya Alin adalah jawaban iya, Pak Tara."

Mas menatap kami tajam, tangannya mengepal. Kilau kemarahan tergambar jelas di sana.

"Ayo, Sayang. Kita harus meeting dengan klien sebentar lagi." Pak Leo menuntun tanganku hingga ke pintu. Kemudian ia membalikkan badan, menatap Mas Tara dengan pandangan yang sulit kuartikan.

"Urusi saja istri dan calon anakmu,Pak Tara. O, ya satu lagi... Perbaiki penampilanmu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status