Share

Merasa bersalah

Penulis: Dek ita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-10 12:35:08

Rifia yang tahu bahwa ternyata Vano tidak di sana membuat pikirannya mendadak kosong. Padahal tadi Vano berkata bahwa dia hanya akan keluar sebentar, setelahnya akan kembali.

“Jadi…, maksud papa…, dia tidak ada di sini?” tanya Rifia dengan suara yang gemetar.

“Ya. Tidak ada siapa-siapa di sini selain dirimu. Siapa yang kamu harapkan akan berada di sini sekarang?” tanya papanya dengan tegas.

“Papa pasti bohong…, kan? Tidak mungkin Vano membuangku…, dia itu sangat mencintaiku…, papa. Papa pasti hanya megada-ngada supaya aku takut saja, kan?” Rifia menggelengkan kepala menolak fakta yang ada, meski sebenarnya ia tidak tahu harus merespon bagaimana.

Sang papa yang melihat anaknya tampak seperti orang bingung itu hanya bisa menghela napas berat saja. Separah ini pengaruh dari Vano merusak anaknya. Meski dari awal pun dia sudah sadar bahwasannya sang anak memang memilih jalan yang salah.

“Vano sendiri bisa mengkhianati Siella yang dia pacari dari jaman kuliah. Apalagi cuman kamu, yang baru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hendak Istirahat

    Siella yang sudah bisa pulang itu benar-benar merasa tidak enak hati. Bu Ina, mantan ibu mertuanya itu memberikan apartemen karena merasa bersalah tidak mencegah anaknya dan juga sekarang ini masih menjadi buronan.Sementara Pak Romi juga memberikan kompensasi atas apa yang dilakukan anaknya, dengan memberikan seorang art yang akan membersihkan rumahnya apabila Siella memanggil, bahkan memberikan nomor chef untuk memasak untuk dirinya ini.Ditambah, saat melihat tempat yang diberi Bu Ina, Siella benar-benar tidak enak sampai menelan ludah seketika. Tempat ini terlalu bagus dan tidak pantas untuk dirinya yang biasa saja ini.“Bu, ini terlalu berlebihan,” Siella mengucap saat baru saja melihat tempat yang diberikan kepadanya.“Apanya yang berlebihan? Yang dilakukan Vano saja tidak bisa membayar apa yang kamu rasakan,” Bu Ina menepis rasa tidak enak dari Siella.Langsung tak bisa membalas Siella setelah Bu Ina berkata begitu kepada dirinya, terlalu terang-terangan mengatakannya. Akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menginap di Rumah Devan

    Siella sedang rebahan di atas sofanya sambil memejamkan mata dengan tubuh yang bersandar dengan sangat santai. Bukan tanpa alasan, dia bosan. Tidak ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk saat ini. Siella hanya terduduk seperti patung dan tidak bisa melakukan apa pun.Meski tangannya sudah membaik, namun tidak bisa dipakai bekerja berat, dan kakinya sudah mulai pulih, meski tyidak boleh dipakai berjalan jauh dulu.TV sudah tidak menarik sama sekali baginya. Ponselnya yang bisa menyediakan segalanya pun sudah tak bisa membuat Siella terhibur. Rasanya sudah benar-benar hampa dan begitu kosong sekali.Hani kadang berkunjung kalau dia sudah ada waktu luang. Sementara Devan tidak pernah absen sama sekali mengunjunginya. Sudah seperti kewajiban saja.“Hmmm, apa aku jalan-jalan, ya?” pikirnya.Melihat ke arah jam yang ada di ponselnya, Siella mendapati kalau sepertinya tidak masalah kalau dia jalan-jalan sebentar. Setidaknya untuk membuat pikirannya lebih jernih dan bisa melepaskan rasa bosann

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bincang Berdua

    Siella yang mendengar ucapan dari Hani merasa agak tersipu. Debaran hatinya tak kunjung tenang seperti sebelumnya. Malah makin menjadi dan membuat Siella jadi makin salah tingkah.“Kamu suka daging, kan?” tanya Devan.“O- Oh, iya, kenapa?” Siella agak gugup menjawabnya.“Aku membeli banyak, jadi kamu bisa makan lebih banyak nanti,” sahut Devan.Pria ini benar-benar tidak bisa membuat suasana terus berayun menyenangkan. Tetapi Siella tidak mau meprotesnya lebih lanjut. Karena ia tahu bahwa tidak mungkin setiap orang bisa sama.“Mau aku potongkan buah?” Siella menawarkan diri.“Boleh. Di kulkas ada semangka, anggur, jeruk, dan beberapa mangga. Kamu bisa potong dan cuci dulu,” jawab Devan.Siella segera membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa buah untuk lebih vaariatif. Dicucinya dahulu buah-buahan tersebut, dan dipotong mangga beserta dengan semangka menjadi bentuk yang lebih mudah dimakan.Tak sekali dua kali Siella mencuri pandang ke arah Devan yang sangat fokus memanggang dan bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Makin Mendalam

    Tetapi, tampaknya Devan ialah orang yang tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang diminta oleh Siella pada saat itu. Dia benar-benar menyanggupinya.Meski awalnya pembicaraan ini jadi sangat serius, mereka kembali bergurau pada akhirnya dengan perasaan yang sangat senang sekali.Siella merasa sangat bahagia, karena dulu ia tidak pernah berbicara selama ini dengan mantan suaminya. Seperti ada bahu yang mau menyender kepadanya meski hanya sebentar saja.“Awalnya aku ragu kalau aku ini menyukaimu. Beberapa kali aku menyangkal karena dari dulu hubungan kita tidak pernah akur,” celetuk dari Devan.“Yah wajar. Tapi kenapa kamu akhirnya mengakuinya?” Siella penasaran lagi.Devan terdiam sejenak, lalu melihat Siella dengan senyuman tipis yang sangat bahagia dan kelihatan begitu bersyukur sekali.“Karena ternyata perasaan itu bukan sembarangan perasaan. Aku mencoba dengan selalu melihatmu dan mencoba beberapa kali menghindarimu. Tapi aku selalu merasa kosong, dan tak hentinya mencari apa mun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Rencana Terpendam

    Siella dan Devan yang baru keluar dari kamar setelah selesai mandi, merasa canggung saat bertemu dengan Hani. Wanita itu duduk santai di meja makan dengan roti panggang di tangannya.Bahkan mata Hani tak melirik sama sekali ke arah pasangan yang baru saja keluar dari kamar tersebut. Sementara Siella terus menyiku Devan untuk bicara duluan supaya suasananya tidak seburuk sekarang ini.“K- Kamu baru bangun?” tanya Devan.“Justru kalian yang baru bangun kalau bukan aku yang bangun duluan,” jawabannya benar-benar nyelekit sekali.Siella yang mendengar pertanyaan dari Devan pun hanya bisa tepuk jidat saja. Jelas sekali kalau pertanyaan yang diucap itu tidak masuk akal. Mungkin karena saking canggung dan tidak tahu harus berbicara apa, Devan sampai tidak bisa merangkai kalimat.Akhirnya mereka berdua ikut duduk di sana. Devan yang keburu tidak nyaman segera bangun dan memilih untuk mengambil sereal yang dia miliki, dan susu kotak di dalam kulkas dalam sana.“Kalian tak perlu bersikap tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Memberitahu Devan

    Ide itu sebenarnya memiliki dampak lebih buruk dari yang Siella pikirkan. Hanya saja, dirinya tidak bisa membiarkan Vano tetap berkeliaran. Bisa-bisa bukan hanya Devan atau dirinya yang akan menjadi korbannya.Jadi sebisa mungkin Siella harus bisa membuat Vano muncul di permukaan. Entah cepat atau lambat, sebelum Vano bertindak jauh lebih buruk daripada ini.“Tapi itu sama saja kamu menyerahkan nyawamu padanya!” Hani jelas menentang ide itu.“Hei, Hani. Sekarang ini yang bisa membuat Vano muncul hanya aku saja. Kalau aku tetap diam dan menunggu, sampai kapan? Apa aku harus menunggu sampai Vano mengebom? Atau sampai dia menyerang dengan pedang?”Hani yang jelas sekali keberatan dengan ide Siella tidak mampu menangkis ucapannya barusan. Vano memang tidak seberbahaya itu, tetapi, tidak ada yang tahu bagaimana isi kepala dari seorang manusia pastinya.“Tapi bagaimana kamu akan bisa tahu Vano akan melakukan apa?” Hani benar-benar erasa khawatir.“Karena itulah aku bilang aku akan memancing

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menyadarkan Diri

    Siella yang ditinggal sampai tidak bisa menangis sama sekali melihat kepergian dari Devan yang tiba-tiba itu. Dadanya terasa sesak, dan bahkan seperti hilang dari dalam napasnya tersebut.Tangan Siella gemetar, ia merasakan hal yang sama seperti saat pertama kali mengetahui Vano selingkuh. Dadanya sakit sekali. Bak dipukul dengan sangat kuat sampai dirinya tak kuat untuk berbicara kembali.Berusaha mengambil ponsel di dalam tasnya, Siella menelepon Hani.(“Ada apa telepon malam-malam begini? Tidak biasanya.”) Hani langsung berbicara saat mengangkat panggilannya.“Hani…., bisa…, bisa jemput aku?” tanya Siella.(“Maksudnya? Bukannya kamu keluar dengan Devan? Kenapa kamu meminta aku yang menjemput?”) Hani bingung.“Panjang ceritanya…, jadi…., apa kamu bisa?” tanya dari Siella.Hani yang tidak banyak tanya itu segera mengiyakan setelah Siella mengatakan dimna lokasi dirinya. Hani datang dengan naik taksi, dan melihat Siella yang dalam tatapan kosong duduk di samping pohon.“Hei! Ada apa?

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Melangkah

    Hani yang mendengarnya benar-benar merasa muak. Karena Siella tidak ada habisnya membahas Devan yang sudah menyakitinya sampai seperti itu. Benar-benar wanita yang keras kepala.“Aku tahu, dan aku mengerti kalau kamu itu sangat menyukai Devan. Tapi tolong. Otakmu pakai dengan benar! Dia tidak menghargaimu, Siella. Dan sekarang kamu masih memikirkannya?!” bentak dari Hani.“Sekali ini saja. Setelahnya aku akan benar-benar meninggalkannya.”Siella berusaha memastikan Hani, dengan menatap Hani lamat-lamat dan bulat-bulat untuk menunjukkan seberapa serius dengan dengan ucapannya barusan.“Berikan aku alasan yang logis, kenapa kamu masih memikirkan Devan di saat seperti ini?” Hani benar-benar keheranan.“Sekarang ini menyingkirkan Vano adalah jalan terbaik. Baik aku, kamu, Devan, dan juga orang-orang yang di dekatku tidak akan terkena dampak apa pun setelah dia tertangkap.”“Memang menurutmu Vano akan senekat itu?”“Ya. Masih syukur kalau tidak ada yang terluka. Aku lebih takut bebasnya Va

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19

Bab terbaru

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Menerima Semuanya

    Siella merasa benar-benar sendiri sekarang ini. ia memang berhasil pergi dari hidup Vano dan terlepas dari pernikahan yang tidak sehat itu. Tetapi, kini ia kehilangan tempatnya untuk pulang dan menceritakan isi hatinya.Rasanya remuk sekali perasaan Siella. Ia lebih banyak berdiri di dekat jembatan dan sesekali ke danau juga. Bukan untuk menyerah pada segalanya, melainkan ingin menenangkan diri dengan merasakan dinginnya angin yang berembus kepadanya.Tak ada pikiran Siella untuk segera menyusul Hani. Karena belum tentu ia bisa bertemu dengannya. Tetapi, Siella akan memanfaatkan hidupnya dengan baik, dan ingin mendedikasikan sisa hidupnya untuk menjadi orang berguna.‘Huhhh, setelah ini apa?’ batin Siella merasa sangat kesal.Semuanya memang berakhir dengan baik, hanya saja, di setiap prosesnya Siella mendapatkan pembelajaran dan juga hasil yang tidak diinginkan sama sekali.Sesekali Siella melemparkan batu ke sungai untuk bisa meredakan kekesalannya. Sesekali juga ia melemparkan sebu

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bertemu Vanno

    Siella sudah duduk rapi di kursinya, dan kini sedang menunggu Vano masuk ke bilik kaca untuk bisa berbicara engannya. Entah apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan Siella di saat seperti ini sebenarnya.Devan, Pak Romi, dan Bu Ina berdir di belakangnya mengawasi. Kali ini mereka akan mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Vano.Vano masuk ke dalam, dan duduk tepat di kursi yang sudah disediakan. Sesuai dengan permintaan, Vano diborgol dengan kuat pada kursinya, dan tidak dibiarkan bisa bangun dari tempat itu.Melihat bahwa Siella tidak datang sendirian membuat Vano tertawa, dia jelas merasa dibohongi karena ingin bertemu dengan Siella saja.“Heuuuhhh, lihat, kamu datang membawa pasukan,” ucap Vano.“Kenapa memangnya? Ada obrolan yang kamu tidak ingin mereka ketahui?” Siella langsung mengatakannya.“Kalau memang ada kenapa?” Vano menyeringai licik.“Aku tidak mau mendengarnya kalau begitu,” Siella segera membalas.“Ahhh, kalau begitu kamu pasti marah padaku, ya? Memang seberap

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belum Usai

    Siella lebih banyak berada di rumahnya tanpa keluar sama sekali. Rumah kecil yang ia tinggali sementara itu kini terasa makin menyesakkan dan juga begitu membuatnya tidak tenang.Ting… Tong… Bunyi bel rumahnya yang membuat seisi ruangan jadi terisi penuh akan suaranya.Siella segera keluar, dan melihat siapa yang datang. Dia mendapati Devan sedang berdiri di depan sana. Wajahnya masih layu dan menunjukkan bagaimana kesedihannya.“Ada apa?” Siella bertanya dengan suara yang lemah.“Rumah Hani akan segera dibersihkan oleh pemilik. Kamu mau ambil beberapa barangnya?” tawar dari Devan.Mendengarnya membuat Siella makin merasa sedih. Air matanya jadi kembali dan membuat Siella tidak bisa mengendalikan diri.“Aku tahu bagimu ini berat, tetapi bukan aku yang minta rumah itu segera dibersihkan,” sambing Devan.Siella segera membersihkan air matanya dan mengiyakan ajakan dari Devan, “Ya, baiklah, aku ikut,” Siella menyetujui.Mereka yang pergi ke rumah Hani sudah membawa segala kardus pakaian

DMCA.com Protection Status