Share

Melangkah

Penulis: Dek ita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-19 11:46:19

Hani yang mendengarnya benar-benar merasa muak. Karena Siella tidak ada habisnya membahas Devan yang sudah menyakitinya sampai seperti itu. Benar-benar wanita yang keras kepala.

“Aku tahu, dan aku mengerti kalau kamu itu sangat menyukai Devan. Tapi tolong. Otakmu pakai dengan benar! Dia tidak menghargaimu, Siella. Dan sekarang kamu masih memikirkannya?!” bentak dari Hani.

“Sekali ini saja. Setelahnya aku akan benar-benar meninggalkannya.”

Siella berusaha memastikan Hani, dengan menatap Hani lamat-lamat dan bulat-bulat untuk menunjukkan seberapa serius dengan dengan ucapannya barusan.

“Berikan aku alasan yang logis, kenapa kamu masih memikirkan Devan di saat seperti ini?” Hani benar-benar keheranan.

“Sekarang ini menyingkirkan Vano adalah jalan terbaik. Baik aku, kamu, Devan, dan juga orang-orang yang di dekatku tidak akan terkena dampak apa pun setelah dia tertangkap.”

“Memang menurutmu Vano akan senekat itu?”

“Ya. Masih syukur kalau tidak ada yang terluka. Aku lebih takut bebasnya Va
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Tawaran

    Rifia yang sepertinya tidak menduga Siella tahu nampak heran. Tentu saja dia bingung darimana Siella bisa mengetahui darimana soal berita itu.“Lalu? Apa maumu kemari?”Siella menyilangkan tangan sambil bersandar ke kursinya itu. Tampaknya Rifia pun menyiapkan diri akan pertanyaan ini.“Tentu saja aku ingin tahu dimana dia.”Rifia menyeringai mendengar ucapan dari Siella itu. Karena dia merasa memegang sebuah kartu untuk bisa membuat Siella tidak berkutik sama sekali.“Apa untungnya? Dia sudah membuangmu, Siella. Jangan terlalu berharap. Lagipula, aku akan segera keluar, dan aku akan merebut semua milikmu, lagi,” Sombong dari Rifia yang merasa angkuh sekarang ini.Siella tidak kaget mendengarnya. Karena tabiat dari Rifia memang tidak jauh-jauh itu semua. Entah apa yang membuatnya berpikir untuk selalu merebut milik Siella ini.“Devan bisa jadi milikmu, kalau kamu memberitahuku dia dimana,” ucap Siella.Langsung terkejut Rifia mendengar apa yang dikatakan oleh Siella itu. Jelas dia tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Putus

    Sebenarnya Siella sudah merinding setelah mendengar ucapan barusan. Ia sebenarnya sangat takut mengatakannya, tetapi ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Ia harus bisa melawan supaya Devan bisa pergi darinya.“Ya. Kamu seharusnya pakai akal sehat kalau bicara. Kalau kamu pintar, kamu tidak akan seenaknya merencanakan sesuatu tanpa aku tahu sama sekali!” tegas Devan.Siella yang mendengarnya benar-benar merasa kesal sekali. Sifat Devan benar-benar tidak dikendalikan dengan baik. Bahkan untuk sekedar bicara baik-baik saja dia tidak bisa.Nyatanya Devan memang tidak merasa bersalah setelah berkata demikian kepada Siella. Dia justru merasa bangga dan merasa bahwa apa yang sudah dia lakukan itu benar. Makanya dia tidak gentar sama sekali.“Lalu karena itu kamu bisa berkata tanpa memikirkan perasaan orang lain?” Siella mengatakan perasaannya yang tersinggung.“Kenapa? Kamu merasa? Bagus, memang sudah seharusnya kamu merasa dan menyadarinya, supaya kamu berpikir dua kali atas rencana itu,” b

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Kepala Batu

    Hani sampai mau memukul kepala Devan supaya dia sadar bahwa daritadi tidak ada satu pun kata yang menyerap ke dalam otaknya, dan malah ditangkis dengan sangat tidak sopan sekali.Devan benar-benar hanya menangkap kata yang merupakan bagian dari dirinya yang benar, dan mengabaikan kalimat Hani yang menunjukkan dimana posisi salahnya. Bukannya makin sadar, justru Devan malah makin tidak tahu diri.“Kamu ini sebenarnya mau apa sih?! Kamu mau Siella tetap salah? Begitu? Mau dia minta maaf dan mengakui kalau tindakannya itu tidak benar?!” Sambil melotot ke arah Devan, Hani menahan diri untuk tidak menabok kepalanya.“Lalu apa lagi? Memang begitu seharusnya.” Devan menyahuti seperti dugaan Hani.Sekali lagi Hani berpaling dan merasakan kesal yang luar biasa sekali. Orang ini benar-benar gila dan tidak mau tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi. Dia tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Bahkan tidak mau tahu salahnya.“Ya kalau begitu pantas kamu diputusi!! Dia sudah muak dan kesal me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Baru sadar

    Hani menghela napas lagi, dan berkali-kali menahan diri supaya tidak marah kepada sepupunya yang tidak tahu diri itu. Dia benar-benar orang yang sangat merepotkan untuk saat ini.“Mau kamu sampai jungkir balik pun tidak akan membuat Siella jadi balik kepadamu dengan cara yang sama,” ujar Hani.“Siella pasti akan memaafkanku! Aku tahu dia orang yang baik!” Devan merasa sangat yakin.“Iya, Siella itu memang sangat baik. Tapi dia tidak akan kembali padamu,” balasnya.“Apa? Kenapa? Apa alasan dia tidak akan kembali padaku?” Devan tidak yakin dengan ucapan Hani.“Ya karena dia masih waras. Orang gila mana yang sudah gagal di pernikahan pertamanya, mau menikah lagi dengan pria yang tidak bisa menjaga perasaannya? Itu sama saja Siella masih mencari hal yang sama,” Hani membeberkan sedikit sudut pandangnya.“Aku dan Vano berbeda!” tegas Devan.“Iya, tahu. Makanya sakit hati yang dirasakan Siella juga beda. Bahkan lebih sakit saat bersamamu.”DEGHH. Jantungnya terasa berhenti sejenak. Sungguh?

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Ketemu!

    Meski sudah menemukan Siella dengan segera, namun Siella segera naik bus yang baru saja tiba dan pergi begitu saja. Devan yang melihat Siella setelah merasa putus asa segera mengejar bus tersebut, dan berharap bahwa kali ini Siella tidak akan hilang dari jangkauannya lagi.Ia tidak mungkin menghentikan bus itu, karena jelas itu akan membuatnya dapat masalah, jadi Devan mengikutinya dengan memberikan jarak, agar ia bisa melihat Siella nanti akan turun dimana.Setelah mengikuti selama 30 menit, akhirnya Devan melihat Siella turun di salah satu halte. Devan melihat bahwa Siella berjalan menuju ke jembatan sungai yang cukup panjang. Jadi segera dirinya mencari parkiran.Dengan secepat kilat Devan turun dan langsung mengejar kemana Siella pergi. Dia tidak mau kehilangan jejak Siella saat ini. setelah berlari beberapa saat, Devan mendapati Siella sedang berdiri sambil menikmati sungai.“Siella!” panggila Devan.Siella yang menoleh dan mendapati Devan di sana, langsung berubah raut wajah. Ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Makin Tak Kondusif

    “TIDAK!” Devan berteriak sangat kencang sekali, sampai menembus kedua gendang telinga rasanya.Tersentak Siella dan Hani mendengar teriakan dari Devan yang begitu kencang itu. Tidak biasanya Devan berani menaikkan pita suaranya kepada Siella, tetapi kali ini sepertinya dia benar-benar sudah tidak tahan lagi.“Aku sudah melakukan yang terbaik, dan aku tidak pernah perhitungan padamu, Siela! Lalu bagaimana bisa kalian berdua berpikir kalau aku ini jahat?!” Devan benar-benar marah sekali.“Yang kamu perlakukan baik itu bukan hanya dari perilaku! Tapi ucapan!”“Memangnya salah kalau aku seperti ini?!”Pukul, pukul. Dan Hani benar-benar memukul Devan karena sudah merasa kesal. Entah seberapa keras Hani memukul Devan pada saat itu, karena Devan sampai mundur dari tempatnya berdiri pada saat itu.Devan terdengar sedikit merintih dan menahan rasa sakit setelah Hani memukulnya tanpa belas kasihan itu. Memang seharusnya tidak dikasihani sama sekali.“Wah, gila. Baru pertama kali ini aku bertemu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Muncul di Permukaan

    Siella sudah mencoba menghubungi Vano, tetapi tidak ada hasil sama sekali. Sepertinya orang itu masih senang bersembunyi tanpa diketahui oleh orang lain. Dia senang sekali menjadi orang paling dicari.Siella yang sedang duduk di bangku tamans ambil menikmati bagaimana angin berhembus dengan sangat nyaman itu. Rasanya tidak bisa membayangkan harus berada di sini selama beberapa saat, lalu tidak akan lagi setelah semuanya selesai.“Kamu pasti merindukanku, kan?” Suara yang berbisik di telinganya tersebut membuat Siella merasa kaget.Begitu ia menoleh, ia sangat kaget karena melihat sosok Vano yang selama ini ia cari sedang berada di sana dengan wajah tanpa merasa bersalah sedikit pun. Bahkan sekarang ini dia sedang tersenyum dengan begitu lebar sekaliSiella sontak langsung mundur dari posisinya berdiri, menjauhi pria itu, dan mencoba menjaga jarak aman. Jantungnya berdebar kencang. Ia takut, tapi juga tidak bisa mundur dari tempatnya.Vano melihatnya sambil tersenyum dengan sangat leba

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27
  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Mencari Vano

    Siella dan Devan sudah 3 hari mencari Vano kemana-mana. Bahkan orang-orang yang diperintahkan oleh Pak Romi dan Bu Ina pun tidak dapat langsung menangkap Vano.Tampaknya Vano menemukan persembunyiannya yang paling aman dan tidak akan pernah ditemukan dengan mudah oleh orang lain. Ini menyulitkan mereka yang mencarinya.Sementara itu, kondisi dari Hani sedang dalam pemantauan. Ternyata Vano tak sekali menancapkan pisau kepada Hani. Sampai ususnya putus, paru-parunya bocor, dan juga jantungnya nyaris kena meski mengalami luka.Siella meringis melihat kondisi dari Hani yang tidak sadar sama sekali pasca operasi. Entah sudah berapa kali Hani mendapatkan tindakan medis untuk memperbaiki kondisinya, namun tidak kunjung stabil.“Bagaimana cara membuatnya muncul lagi?!” Siella bergumam sendiri di ruangan Hani, sambil sesekali melihat ponsel, dan menyibak rambut sambil membungkuk.Nomor yang dipakai Vano sudah tidak bisa dihubungi lagi, ditambah dengan Vano yang sekarang bukan hanya sekedar me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28

Bab terbaru

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   We Can Do It!

    Devan yang mendengarnya merasa sangat menggebu sekali. Benar, seharusnya dia tidak membuat Siella berada di titik yang tidak seharusnya. Seharusnya dia adalah orang yang bisa diandalkan bagi Siella, dan juga menjadi orang yang bisa bersamanya setiap saat.Dengan penuh keberanian yang meski sudah terlambat ini, Devan tidak mau menyia-nyiakan kembali apa yang belum bisa ia lakukan. Apa pun hasilnya, ia akan menerima semua keputusan Siella.Devan segera mengendarai mobil dan menuju ke bandara, sesuai dengan apa yang dikatakan Bu Ina, bahwa Siella sebentar lagi akan pergi dari negara ini.Masih belum terlambat selama ia masih mau mencoba. Ia benar-benar berharap bahwa Siella belum pergi dari sana. Ia masih harus menebus hutang pertanggungjawaban kepada Siella.Di bandara, Devan benar-benar tidak tahu harus mencarinya kemana. Ia menelepon Siella berkali-kali, setelah sekian lama ia berusaha menghindari komunikasi dengannya. Ia tidak akan membuang masa lagi.‘Kumohon Siella…, angkat,’ batin

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Hamil

    Siella yang mendengarnya langsung mematung tidak bisa berkata selama beberapa saat. Hamil? Dirinya ini hamil? Ia merasakan tangannya gemetar setelah mendengar ucapan dari Dokter barusan.“Aku akan memberikanmu vitamin untuk bayi dalam kandunganmu. Harus rajin diminum untuk calon bayinya ya?” seru dari sang Dokter yang kelihatan sangat senang.Sementara Siella masih belum bisa berkata apa-apa. Dia benar-benar tidak tahu harus merespon bagaimana kabar barusan. Antara tidak percaya, atau mungkin dirinya harus percaya dengan hal barusan.Perlahan ia memegangi perutnya, dan terus berpikir bahwa ini adalah mimpi saja. Ia masih belum bisa mencernanya dengan baik. Jadi, selama ini dirinya sudah hamil? Tapi ia sama sekali tidak sadar?“Apa suamimu ada? Apa yang di depan itu-““Bu- Bukan, na- nanti aku beritahu padanya,” Siella langsung menolak.Ia tidak tahu bagaimana Devan akan meresponnya. Siella hanya pernah berhubungan dengan Devan, jadi ia yakin kalau Devan adalah anak dari dalam kandunga

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Im Done

    Siella merasa sepertinya memang masih ada yang mengganjal dari pihak Vano. Tetapi ia menolak bertemu, karena sejatinya, bagi Siella ini sudah berakhir sepenuhnya.Biarlah Vano harus berdamai dengan sendirinya dengan emosi yang juga masa lalu yang tidak ia bisa terima sama sekali. Tugas Siella sekarang ini benar-benar sudah tidak ada lagi. Ia kini sudah tidak boleh ikut campur lebih jauh.“Kamu merasa sedih?” tanya Devan kepadanya.“Entahlah. Padahal penyebab awalnya bukan aku. Tapi kenapa aku seperti dibuat mendapatkan semua karmanya?” Siella merasa tidak adil.Di dalam mobil suasana jadi sangat hening dan tidak ada yang memecah sama sekali. Sepertinya mereka berdua dalam kondisi perasaan yang sama-sama tidak nyaman sama sekali.Tetapi, entah kenapa Devan yang kala itu sedang menyetir tidak mengantarkan Siella pulang sebagai mana seharusnya. Dia malah berbelok ke Danau yang tidak jauh dari sana. Jelas sekali Siella terkejut.“H- Hei! Kita kemana?!” terkejut Siella.

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menegaskan pada Vano

    Devan sebenarnya setengah senang hati mendengar ucapan dari Siella yang memilih mengajaknya. Tetapi, tahu bahwa dia akan diajak menemui Vano, jelas membuat Devan merasa agak sedikit jengkel.Mereka kemudian pergi setelah berpamitan dengan Rifia. Sudah usai perasaan terpendam dan juga masalah internal yang jelas membuat mereka jadi seperti ini. sekarang semua sudah baik-baik saja di antara mereka berdua.Mereka pergi ke tempat Vano dengan mengendarai mobil. Rasanya sedikit gugup memikirkan bahwa dirinya akan menemui orang itu lagi. Padahal dia sudah bertekad yang waktu ini akan menjadi yang terakhir bagi dirinya itu.“Kamu takut dia akan melakukan hal buruk?” tanya Vano kepadanya.“Ah, tidak, hanya saja, aku kepikiran apa yang mungkin dia lakukan kalau melihatku lagi,” balas Siella.Devan yang melihat ke depan dengan tatapan kosong itu selama beberapa saat sempat tidak memberikan jawaban yang pasti. Perasaan jengkelnya lebih besar ketimbang perasaan khawatirnya.Ketika mereka sudah sam

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Pengakuan Rifia

    Siella membawakan buah tangan untuk Rifia, dan juga sedikitnya susu ketika ia hendak mengunjungi Rifia. Bukan tanpa alasan. Anggap saja ini sebagai formalitas karena dirinya akan menengoki orang sakit. Jadi dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?“Kamu sungguh tak apa mendatangi Rifia?” tanya Devan yang khawatir.Siella menganggukkan kepala, ia jelas tidak merasa masalah kalau memang begitu perlunya dirinya untuk saat ini. Ia sudah memantapkan diri untuk bertemu dengan Rifia, jadi tidak seharusnya ia membatalkannya.Ruangan Rifia benar-benar dijaga dengan sangat ketat. Mungkin karena dia sempat bersekutu dengan Vano, jadi dia juga mendapatkan label berbahaya dari pihak keamanan yang ada.Masuk ke dalam sana, Siella terus mengatur napas untuk bisa menenangkan dirinya. Ia akan menahan segala emosi yang ada, baik atau buruk pun akan dia coba bendung di dalam dirinya.Di dalam sana, ia melihar Rifia berbaring dengan perban di kepalanya. Entah apa yang dilakukan oleh Vano sampa

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Menjaga Hubungan?

    Siella menikmati bagaiman Devan mengajaknya berkeliling, dan juga sesekali melihat berbagai binatang kecil yang tersedia di dekat sana. Devan tidak pernah melepas kamera di tangannya, dan selalu siaga untuk mengambil gambar untuk Siella.“Kamu tak mau aku foto juga?” Siella menawarkan diri.Devan yang sedang mencoba membidik gambar tersebut menurunkan kamera, dan melihat ke arah Siella. Dia tampak lebih bahagia daripada sebelum-sebelumnya.“Tidak apa. Aku tidak terlalu suka foto,” tolaknya dengan lembut sekali.Siella merasa agak terpukau mendengar jawabannya, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, padahal baru kemari Devan sangat menyebalkan sekali. Tetapi, sekarang jauh berbeda, dia seperti menjadi orang lain yang belum pernah Siella lihat sebelumnya. Sungguh mengagetkan sekali.“Jarang-jarang kita bisa keluar begini, kamu serius tidak mau?” ucap Siella, lagi.Devan sekali lagi menolak sambil menggelengkan kepala dan tersenyum cukup tipis kepada dirinya ini. “Tenang, aku akan m

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belajar Menerima Semuanya

    Siella merasa benar-benar sendiri sekarang ini. ia memang berhasil pergi dari hidup Vano dan terlepas dari pernikahan yang tidak sehat itu. Tetapi, kini ia kehilangan tempatnya untuk pulang dan menceritakan isi hatinya.Rasanya remuk sekali perasaan Siella. Ia lebih banyak berdiri di dekat jembatan dan sesekali ke danau juga. Bukan untuk menyerah pada segalanya, melainkan ingin menenangkan diri dengan merasakan dinginnya angin yang berembus kepadanya.Tak ada pikiran Siella untuk segera menyusul Hani. Karena belum tentu ia bisa bertemu dengannya. Tetapi, Siella akan memanfaatkan hidupnya dengan baik, dan ingin mendedikasikan sisa hidupnya untuk menjadi orang berguna.‘Huhhh, setelah ini apa?’ batin Siella merasa sangat kesal.Semuanya memang berakhir dengan baik, hanya saja, di setiap prosesnya Siella mendapatkan pembelajaran dan juga hasil yang tidak diinginkan sama sekali.Sesekali Siella melemparkan batu ke sungai untuk bisa meredakan kekesalannya. Sesekali juga ia melemparkan sebu

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Bertemu Vanno

    Siella sudah duduk rapi di kursinya, dan kini sedang menunggu Vano masuk ke bilik kaca untuk bisa berbicara engannya. Entah apa yang sebenarnya dia ingin bicarakan dengan Siella di saat seperti ini sebenarnya.Devan, Pak Romi, dan Bu Ina berdir di belakangnya mengawasi. Kali ini mereka akan mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Vano.Vano masuk ke dalam, dan duduk tepat di kursi yang sudah disediakan. Sesuai dengan permintaan, Vano diborgol dengan kuat pada kursinya, dan tidak dibiarkan bisa bangun dari tempat itu.Melihat bahwa Siella tidak datang sendirian membuat Vano tertawa, dia jelas merasa dibohongi karena ingin bertemu dengan Siella saja.“Heuuuhhh, lihat, kamu datang membawa pasukan,” ucap Vano.“Kenapa memangnya? Ada obrolan yang kamu tidak ingin mereka ketahui?” Siella langsung mengatakannya.“Kalau memang ada kenapa?” Vano menyeringai licik.“Aku tidak mau mendengarnya kalau begitu,” Siella segera membalas.“Ahhh, kalau begitu kamu pasti marah padaku, ya? Memang seberap

  • Melawan Suamiku dan Selingkuhannya   Belum Usai

    Siella lebih banyak berada di rumahnya tanpa keluar sama sekali. Rumah kecil yang ia tinggali sementara itu kini terasa makin menyesakkan dan juga begitu membuatnya tidak tenang.Ting… Tong… Bunyi bel rumahnya yang membuat seisi ruangan jadi terisi penuh akan suaranya.Siella segera keluar, dan melihat siapa yang datang. Dia mendapati Devan sedang berdiri di depan sana. Wajahnya masih layu dan menunjukkan bagaimana kesedihannya.“Ada apa?” Siella bertanya dengan suara yang lemah.“Rumah Hani akan segera dibersihkan oleh pemilik. Kamu mau ambil beberapa barangnya?” tawar dari Devan.Mendengarnya membuat Siella makin merasa sedih. Air matanya jadi kembali dan membuat Siella tidak bisa mengendalikan diri.“Aku tahu bagimu ini berat, tetapi bukan aku yang minta rumah itu segera dibersihkan,” sambing Devan.Siella segera membersihkan air matanya dan mengiyakan ajakan dari Devan, “Ya, baiklah, aku ikut,” Siella menyetujui.Mereka yang pergi ke rumah Hani sudah membawa segala kardus pakaian

DMCA.com Protection Status