Share

Bab 116. Meniru

Suara kicauan burung di pagi hari menjadi pemicu seseorang mengerjapkan mata. Dia, Aarav. Mengerjakan matanya tatkala kicauan burung itu semakin nyaring masuk ke dalam telinga.

Perlahan, mata itu terbuka lebar. Terdiam dengan tatapan kosong, manik hitamnya menatap lurus atap-atap. Ia terdiam, tampak sekali hampa yang dirinya rasakan.

“Anak kita bakal perempuan, Mas.”

Suara yang amat familiar membuat Aarav menoleh ke kanan, di mana ia menemukan seorang wanita yang … entahlah. Tidak ada gairah sedikitpun dalam menatapnya.

Aarav terdiam kembali. Yng sering dirinya lakukan tak lebih berkedip mata, bernapas dan terdiam.

Aarav kembali menatap atap-atap, masih sama. Terasa kosong dan hampa. Sampai saat tak sengaja tangan Kinara tersimpan di bawah perutnya … jantung Aarav terasa berhenti berdetak.

Pria itu menelan salivanya pelan saat melihat tangan Kinara tersimpan di sana. Gelenyar aneh terasa di dalam dirinya, namun tidak tahu apa itu.

Aarav menolehkan kembali pandangan mata dalam me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status