Share

Bab 8 : Dibohongi

Author: Cipi2 Capa2
last update Last Updated: 2024-12-12 20:28:09
Seperti biasa, Charisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Ini sudah sore, dan Genta sama sekali belum mengabarinya. Ada untungnya semalam dia memberi obat tidur pada Genta. Kalau tidak, Charisa mungkin akan lebih sakit hati jika Genta hanya ingin mencoba tidur dengannya saja.

“Nyonya Charissa. Ini sudah waktunya pulang. Apa mungkin ada pekerjaan lain yang harus kita kerjakan malam ini?” tanya Jimmy menghampiri meja kerjanya.

“Tidak ada. Kau pulang saja! Aku harus membereskan beberapa laporan ke Pusat,” jawab Charisa sambil menatap layar PC nya. Tetapi beberapa kali dia melirik ponselnya yang sedari tadi belum ada notif yang masuk.

“Baiklah kalau begitu. Saya pulang duluan! Oh ya, saya sudah pesankan kue untuk menemani Anda bekerja!” Jimmy yang pengertian meletakkan satu kotak kue di atas meja Charisa.

“Terima kasih untuk hari ini Jimmy!” ucap Charisa tersenyum.

“Sama-sama!” Pria itu pun kemudian berpamitan dan pergi.

Tinggallah Charisa sendiri di ruang kerjanya melamun dengan apa
Cipi2 Capa2

Terima kasih supportnya teman-teman. Tetap dukung terus karya ini

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 9 : Kembali Ke Jepang

    Rasanya mendengar ucapan itu, Charisa gemetar meski sebenarnya dia tidak terlalu kaget. Dia langsung menebak kalau gadis itu adalah Sweet. Orang yang tidak pernah diceritakan Genta tapi dia pasti orang yang sangat spesial sehingga menamai nomornya dengan kata Sweet.“Maaf aku tidak mengenalmu, ada urusan apa ke sini?” jawab Charisa ketus.“Kau pasti tahu kenapa aku datang ke sini?” tanya Irene dengan nada sedikit tinggi.“Bukan urusanku. Aku tidak ada hubungan apapun dengan tunanganmu. Pergilah sebelum aku panggil security!” usir Charisa.“Aku mengecek riwayat GPS Genta, dan tanggal di mana dia tidak pulang ternyata dia pergi ke sini dan menginap di sini. Dasar lonte!” teriak Irene menghina.Charisa berusaha untuk tenang dan tidak tersulut emosi dengan kata-kata kasar yang dilontarkan Irene.“Sudah berapa kali kau menggodanya untuk datang ke sini?” tanya Irene dengan nada provokasi.“Hati-hati bicara!Dia hanya bekas tetanggaku dulu. Aku tidak ada hubungan dengan Genta! Paham! Pergilah

    Last Updated : 2024-12-13
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 10 : Bertemu Pria Itu

    Lima tahun berlalu.Waktu terasa cepat berlalu, hidup Charisa banyak berubah setelah itu. Selama itu juga dia tidak pernah kembali ke negara kelahirannya. Dia lebih memilih bekerja dan menghabiskan sebagian hidupnya di Jepang bersama keluarganya.Dia sudah cukup bahagia sekarang dan lebih tenang. Meski di awal-awal dia merasa menderita dan tersiksa.Kedua orang tuanya mengizinkannya hidup seperti apa yang ia pilih. Sampai sekarang pun Charisa enggan menceritakan apa yang ia alami lima tahun lalu. Tadinya Charisa hendak menggugurkan kandungannya saat kembali ke Jepang. Namun entah apa yang membuatnya memutuskan untuk mempertahankan kehamilannya dan melahirkan anak tanpa ayah itu.Saat di rumah sakit, ia melihat sepasang suami istri yang menangis saat mengetahui kalau anak mereka tidak bisa dipertahankan. Barulah Charisa menyadari kalau kehadiran anak adalah sebuah anugerah yang tidak semua orang mudah mendapatkannya. Mulai dari sanalah Charisa mengubah pola pikirnya. Mungkin Tuhan punya

    Last Updated : 2024-12-14
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 11 : Apa Kau Sudah Menikah?

    “Nyonya! Ayo mulai!” bisik Kinara yang mendapati Charisa yang berdiri mematung sempurna selama sepuluh detik lebih karena shock melihat pria itu di depannya. Sama seperti dirinya pria itu terlihat tidak tenang dan seperti hendak menghampirinya saat itu juga.Charisa mengusap wajahnya dengan penuh rasa gugup. Tiba-tiba saja fokusnya berantakan karena kehadiran pria itu. “Nyonya, apa yang Anda lakukan?” tanya Kinara heran melihat Charisa yang malah kelihatan lebih bingung dibandingkan dengannya.“Golden Soul, apa bisa dimulai. Waktu kita tidak banyak!” seru seseorang yang bertindak sebagai moderator. Charisa mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan kedua matanya berusaha untuk mengembalikan kekuatannya. Ini semua demi masa depan Darren, dia harus berhasil dan membuka kesempatan emas untuk perusahaan yang dirintisnya.Charisa menarik napas dan menghembuskan napasnya teratur untuk mengisi energi positifnya. Lalu dia angkat kepalanya dan mengumpulkan keberaniannya untuk menatap para man

    Last Updated : 2024-12-18
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 12 : Patah Hati Yang Begitu Cepat

    Lima tahun lalu di Hotel Orbite Jakarta.“Nona!” Jean mencoba memanggil gadis yang sudah bersamanya semalam mengarungi lautan kenikmatan. Tetapi tidak ada jawaban. Kemudian dia melihat memo yang ditinggal dan membacanya.Wajahnya berubah suram seketika. Dia duduk dengan menghela napas panjang.[Jimmy, nanti aku kasih sisanya lewat transfer. Tapi aku tidak punya nomor rekeningmu. Uang cash ku cuma sedikit. Ingat jangan bocorkan tentang semalam di perusahaan! Kita pura-pura tidak terjadi apa-apa!]“Aku bukan Jimmy! Dan aku bahkan tidak tahu namamu!” gumam Jean dengan penuh penyesalan. Dia melihat tempat tidur yang berantakan dengan noda merah di atas sprei. “Siapa kau sebenarnya Nona? Kenapa kau begitu menarik perhatianku sejak aku melihatmu di bandara?” lirih Jean penasaran. Dia lupa hal yang paling utama dalam sebuah pertemuan yaitu menanyakan nama.“Bagaimana kita bisa bertemu lagi?” gumam pria itu terdengar frustasi.Seketika suara ponselnya berdering. Pria itu segera mengambil jasn

    Last Updated : 2024-12-19
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 13 : Dia Bukan Putramu

    Charisa sedang mengerjakan desainnya di ruang kerjanya tanpa seorangpun di sana. Ini juga sudah malam, para pegawainya sudah pulang dari jam empat sore tadi. Ada beberapa pesanan desain yang harus ia selesaikan malam ini juga. Kebetulan Darren sudah ia titipkan di rumah orangtuanya. Jadi dia bisa lembur dengan tenang.Tidak terasa sudah hampir tiga jam dia bekerja dan akhirnya dia bisa merampungkan semuanya. Tanpa berlama-lama dia mengirimkan hasil desainnya itu ke bagian produksi yang sudah menunggunya dari tadi.Begitu selesai terkirim Charisa meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku. Dia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan tujuh malam. Kantornya juga sudah sepi dan tidak ada pegawai di kantor. Yang tersisa mungkin hanya security di pos jaganya di lantai satu. Charisa kemudian merapikan meja kerjanya, mematikan layar komputernya lalu mematikan lampu ruangannya.Sebelum meninggalkan gedung dua lantai itu dia berinisiatif mampir ke pos security untuk memberikan kunci kantornya.

    Last Updated : 2024-12-20
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 14 : Mengantar Pulang

    Jantung Jean tidak bisa berhenti berdebar saat kembali lagi satu mobil bersama Charisa. Sebelum ia menyalakan mesin mobilnya. Dia memastikan gadis itu duduk di sampingnya menunggu dia memakai sabuk pengaman.Jean mencondongkan tubuhnya untuk membantu Charisa memasang sabuknya dengan benar. Aroma tubuh Charisa yang menyergap hidung Jean langsung membuat debaran aneh semakin kencang di dadanya.Jean memasang sabuk pengaman Charisa sambil menatap wajah gadis itu yang terlihat gugup dengan posisi mereka yang cukup dekat. Tanpa sadar Jean melirik ke arah bibir Charisa yang berwarna pink menggoda. Jean mengetatkan rahangnya untuk menutupi naluri prianya.Jean menarik napas panjang, mencoba mengendalikan debaran di dadanya yang terasa seperti memukul-mukul tulang rusuknya. "Sudah," ujarnya pelan, suaranya serak tak sengaja. Dia mundur ke posisinya semula, tapi bayangan wajah Charisa yang gugup masih melekat di benaknya."Terima kasih," jawab Charisa dengan suara nyaris berbisik, wajahnya menu

    Last Updated : 2024-12-21
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 15 : Kontrak Kerja Sama

    Siang itu kantor Golden Soul tiba-tiba sedikit riuh karena kedatangan seseorang yang tidak diduga. Jean beserta dua orang asistennya secara khusus datang ke perusahaan Charisa. Memang belum semua orang tahu kalau kantor mereka berhasil memenangkan tender hotel Orbite. Charisa juga tidak mengumumkan karena pikirnya biarlah nanti pihak hotel yang akan datang memberitahu, jika dia yang mengabarkan pasti semuanya akan bertanya-tanya.Jean duduk di sofa sambil melihat isi ruangan Charisa dengan penuh minat. Dengan ditemani Masaru mereka membahas isi kontrak yang akan mereka sepakati dan tanda tangan.“Nona Charisa, sudah berapa lama Anda mendirikan perusahaan ini?” tanya Jean ingin tahu sambil tiada henti berdecak kagum karena ruangan kantor Charisa yang menurutnya sangat nyaman dan besar. Kakinya tidak berhenti bergerak karena gugup. Gugup karena dia tidak ingin mempermalukan dirinya di depan karyawan Charisa. Walau bagaimanapun dia jangan sampai terlihat mati gaya di depan Charisa.“Suda

    Last Updated : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 16 : Aroma Parfum di Mantel

    Acara makan malam seluruh karyawan Golden Soul dengan Jean dan dua asisten setianya itu berjalan dengan lancar. Charisa senang melihat semua karyawannya begitu menikmati jamuan makan malam yang diadakan Jean. Dia harus berterima kasih pada Jean karena sudah membuat karyawannya senang.Satu persatu karyawannya pamit untuk pulang. Charisa sendiri merasa kurang sopan jika pulang duluan jika Jean belum beranjak dari tempatnya.“Tuan Masaru, apa kau sudah menikah?” tanya Jean pada salah satu karyawan kepercayaannya Charisa. Karena tinggal dia dan Kinara yang belum beranjak untuk pulang.“Saya belum menikah Tuan,” jawab Masaru malu-malu.“Jadi di perusahaan siapa yang sudah menikah?” tanya Jean ingin tahu.“Yang sudah menikah hanya Nyonya Charisa mungkin,” jawab Masaru dengan agak ragu.Charisa tersedak ketika minum air mineral saat Masaru menjawab. Sepertinya anak itu belum tahu kalau Jean mengetahui kalau dia memiliki anak tetapi belum menikah.“Jangan berbohong lagi, aku sudah tahu kalau

    Last Updated : 2024-12-22

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 65 : Perasaan Cinta

    Charisa berjalan cepat memasuki gedung kantornya, berusaha mengendalikan gejolak emosinya. Pipinya masih terasa panas akibat perkataan Jean barusan. Ia tidak menyangka pria itu akan mengungkapkan perasaannya sejujur itu—dan lebih dari itu, Jean ingin mengakui Darren sebagai anaknya.Setelah masuk ke dalam lift, Charisa menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia harus fokus. Tidak boleh membiarkan kata-kata Jean mengganggu pikirannya saat bekerja. Namun, begitu pintu lift tertutup dan ia melihat pantulan dirinya di cermin lift, ia sadar bahwa ekspresinya masih kacau. Sorot matanya yang biasanya tajam tampak bimbang, dan bibirnya sedikit bergetar."Kenapa aku begini…?" gumamnya pelan.Dia mencoba menenangkan diri sebaik mungkin sebelum sampai di lantai kantornya. Hari ini entah kenapa beberapa hari ini dia merasa ada yang berbeda dengan hatinya. Entah kenapa setiap berada di dekat Jean, seperti ada kupu-kupu di atas perutnya. Ada rasa tergelitik tetapi rasa itu bercampu

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 64 : Harapan Cinta

    Suara klakson yang saling bersahutan memecah keheningan, menyadarkan keduanya dari suasana yang membekukan itu. Jean tertegun sejenak, menyadari kalau mobilnya menghalangi kendaraan lain yang ingin parkir.Dengan cepat, dia menyalakan mesin mobilnya. "Kita pergi dulu dari sini," katanya, mencoba menyembunyikan ketegangan dalam suaranya. Charisa mengangguk tanpa sepatah kata pun, menyeka wajahnya yang basah oleh air mata.Pagi itu, udara masih sejuk, dengan matahari yang baru saja mulai naik ke langit. Jalanan tidak terlalu ramai, hanya beberapa kendaraan yang sesekali melintas. Angin semilir yang masuk melalui kaca jendela yang sedikit terbuka membawa aroma segar dedaunan basah, seolah mencoba menenangkan hati mereka yang bergolak.Namun, ketenangan itu segera terganggu saat mobil Jean mulai melambat. Charisa yang semula tenggelam dalam pemandangan luar langsung menoleh dengan kening berkerut. "Kenapa mobilnya melambat?" tanyanya, ada kekhawatiran yang muncul di suaranya.Jean melirik

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 63 : Bukan Sebuah Kesalahan

    “Charisa, apa sekarang kau masih menganggapku orang asing?” tanya Jean dengan tatapan intens padanya.Charisa menggigit bibirnya. Ada sesuatu dalam tatapan Jean yang berbeda kali ini. Tatapan yang seolah menembus ke dalam dirinya, menuntut jawaban yang tak bisa ia berikan. Ia ingin berpaling, ingin menghindari perasaan yang mulai menguasai hatinya, tetapi tubuhnya seakan terpaku di tempat.“Apalagi aku ini ayah kandungnya Darren. Apa kau tidak merasa kalau kita memang sudah ditakdirkan —”“Hentikan! Jangan lanjutkan!” Charisa buru-buru menutup telinganya. Ia tak ingin mendengar kata-kata Jean yang berbahaya itu. Kata-kata yang bisa meruntuhkan semua tembok yang susah payah ia bangun selama ini.Jean tak menyerah. Ia menepikan mobil dan mematikan mesinnya. Dalam keheningan yang tiba-tiba menguasai ruang sempit di antara mereka, tarikan napas berat Jean terdengar jelas. Charisa menelan ludah, dadanya berdebar tak menentu. Ia takut jika Jean bisa membaca kegugupannya.“Aku akan tetap ber

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 62 : Teman Lama Ibu

    Charisa sudah cukup kesal dengan kedatangan Jean yang tiba-tiba di pagi hari. Namun, yang lebih mengejutkannya adalah ketika Jean dengan santai berkata, "Hari ini aku akan mengantar Darren ke sekolah."Charisa, yang sedang menyuapkan nasi, sontak tersedak. Dengan buru-buru ia meneguk air putih lalu menatap Jean tajam."Tidak perlu," ucapnya cepat sebelum siapapun sempat merespons.Jean mengangkat sebelah alisnya, tetap tenang seperti biasa. "Kenapa? Arah hotelku sejalan dengan sekolah Darren. Kita bisa sekalian berangkat bersama. Darren, kau tidak keberatan, kan?"Darren, yang asyik menikmati sarapannya, berkedip bingung. "Hmm, aku senang kalau Tuan Jean mengantarku. Kemarin saat diantar Mama dan Tuan Jean, teman-teman di sekolahku memuji."Charisa menoleh ke arah Darren, suaranya lebih lembut. "Masaru yang akan mengantarmu, Nak. Kita tidak bisa tiba-tiba mengubah rencana."Jean tersenyum tipis, meletakkan sendoknya dengan tenang. "Aku hanya menawarkan tumpangan, Charisa. Tidak perlu

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 61 : Tamu Di Pagi Hari

    “Arrrrrrgggh!” teriak Charisa. Tubuhnya mencoba meronta melepaskan diri dari Jean. Tiba-tiba tubuhnya terjatuh ke lantai. Kedua mata Charisa terbuka, seketika sekujur tubuhnya terasa nyeri. Dia berada di lantai dekat dengan tempat tidurnya. Wanita itu melihat sekelilingnya dan mulai menyatukan ingatan dan kesadarannya.Barulah sadar kalau ternyata dia baru saja bermimpi kalau Jean datang ke kamarnya. Charisa terdiam beberapa saat mencoba menenangkan dirinya setelah terbangun dari mimpinya.“Dasar bodoh Charisa, kenapa kau sampai membawa Jean ke dalam mimpi segala!” rutuk Charisa memijat keningnya yang berdenyut.“Apa gara-gara ciuman itu?” pikir Charisa. Ingatannya tentang kejadian itu sampai terbawa ke alam mimpi. Ini semua gara-gara Jean. Charisa bangun dari lantai dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Dia termenung menyesalkan semua yang sudah menganggu pikirannya.“Charisa!” “Charisa! Apa kau sudah bangun?” Terdengar suara ibunya memanggil.“Ya Bu!” jawab Charisa sembari bergega

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 60 : Sentuhan

    Di dalam kamarnya Charisa terlihat uring-uringan, dia tidak berhenti bolak balik di depan tempat tidurnya. Pesan yang ia kirim untuk Jean dan terkirim pada Genta belum sempat dibaca Genta. Charisa dengan segera menarik pesan itu tadi sebelum Genta dapat membacanya. Dia hanya bisa berharap kalau Genta belum sempat melihat pesannya itu. Kalau dia sempat melihat, sepertinya masalah akan bertambah satu. Genta pasti merasa kalau dia sudah memberi jawaban secara tidak langsung. Ini akan menjadi sebuah kesalahpahaman yang berbuntut panjang.Charisa menyentuh kembali bibirnya yang tadi sempat dicium Jean. Hatinya kembali berdebar mengingat momen itu. “Jean apa yang sudah kau lakukan padaku?” gumam Charisa sambil mengusap bibirnya dengan penuh rasa frustasi.“Apa dia pikir aku terlalu mudah untuk dia sentuh,” lirih Charisa menyesal yang seharusnya tadi bisa untuk menghindar. Kenapa tubuhnya tidak bisa ia pertahankan.“Kau bodoh!” Charisa menyalahkan dirinya sendiri. “Kau sempat menikmatinya

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 59 : Rasa Itu

    Charisa terdiam dalam sentuhan bibir Jean, tubuhnya terasa seperti terbebani oleh banyak perasaan yang tak bisa dijelaskan. Ketika bibir Jean menyentuhnya, ada kehangatan yang mengalir melalui tubuhnya, seakan-akan dunia di sekeliling mereka menghilang dan hanya ada keduanya. Charisa bisa merasakan detak jantung Jean yang berpadu dengan detak jantungnya, dan untuk sesaat, ia merasa seolah-olah mereka hanya dua jiwa yang saling terikat dalam kesunyian malam.Jean memegangnya dengan lembut, seolah-olah dia takut jika dia melepasnya, Charisa akan hilang begitu saja. Namun ketika kesadaran dan logikanya kembali, Charisa segera melepaskan dirinya. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri, namun hatinya berdebar lebih cepat dari sebelumnya. Keputusan itu muncul begitu cepat, hampir tanpa pertimbangan. Perasaan yang tiba-tiba datang begitu kuat, namun juga penuh dengan kebingungan. Ia menatap Jean dengan mata yang sedikit teralihkan, bingung dengan perasaan yang mengaduk di d

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 58 : Pesan Tertukar

    Charisa mencoba mengatur napasnya, berusaha untuk tetap tenang meskipun tubuhnya terasa lemas. Kehadiran Genta dengan ekspresi penuh amarah jelas menunjukkan bahwa sesuatu yang besar telah terjadi.“Aku pikir kita perlu bicara,” ujar Genta dengan nada dingin, meletakkan amplop cokelat itu ke atas meja Charisa.Charisa menatap amplop itu dengan tatapan bingung dan penuh waspada. “Apa ini?” tanyanya, suaranya nyaris bergetar.“Buka dan lihat sendiri,” balas Genta tanpa mengalihkan tatapannya.Dengan tangan gemetar, Charisa meraih amplop itu dan menarik keluar isinya. Sepasang mata cokelatnya membelalak saat melihat kertas hasil tes DNA di tangannya. Ia membaca isi dokumen itu dengan cepat, lalu mendongak menatap Genta.“Darimana kau mendapatkan ini?” tanya Charisa. Dia merasa kalau itu adalah perbuatan Jean.“Tidak penting bagaimana aku bisa mendapatkan ini,” jawab Genta dengan tegas, tapi dengan nada yang lebih mengarah ke perasaan kecewa. “Yang penting adalah, kenapa kau tidak pernah

  • Melahirkan Anak Tuan Tampan   Bab 57 : Waktunya Untuk Jujur

    “Nona Charisa ada paket datang. Sudah saya letakkan di atas meja Anda!” Kinara memberi tahu Charisa saat wanita itu datang.“Baik, terima kasih.” Charisa berjalan menuju ruangannya. Hatinya masih berada di dimensi lain. Perkataan Jean tadi berhasil membuatnya tidak fokus sepanjang perjalanan ke kantor. Charisa menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu ruangannya. Di atas meja kerjanya, sebuah kotak cokelat sederhana dengan pita biru tergeletak rapi. Ia menatapnya beberapa detik, lalu mengambil cutter untuk membukanya.Kotak itu berisi sebuah sepatu dengan desain mewah dari brand terkenal. Bersama dengan sepatu itu, terdapat selembar kartu kecil dengan tulisan tangan.“Waktunya melangkah dengan lembaran baru bersama orang yang benar-benar peduli denganmu. Charisa aku ingin berada di sampingmu dan melindungimu dan juga Darren”Charisa merasakan denyutan di dadanya. Ia tahu tulisan itu milik Jean. Kata-kata itu membuat pikirannya berputar. Apa yang sebenarnya diinginkan Jean darin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status