Home / Romansa / Melahirkan Anak Kembar CEO Buta / Bukan Masuk Angin Biasa

Share

Bukan Masuk Angin Biasa

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2024-10-12 07:50:11

"Dah, Mama ...."

Janice terus tertawa, namun ada rasa sedih juga saat melepas Collin dan Calista masuk ke kelasnya untuk pertama kalinya.

Guru di sekolah mengijinkan Janice dan Edgard masuk, tapi hanya mengantar sampai ke depan kelas saja karena pelajaran akan segera dimulai.

Collin dan Calista memang masuk di pertengahan semester.

Awalnya Janice berniat memasukkan anaknya sekalian waktu SD saja, tapi Grandma memaksa anak-anak itu harus sekolah di TK.

Grandma pun menyiapkan semuanya dengan kilat dan di sinilah Collin dan Calista berada.

Rasanya Janice begitu terharu sampai terus merekam anak-anaknya sampai masuk ke kelas untuk nanti diberikan pada Nara agar ibunya itu juga bisa melihat cucu-cucunya di hari pertama mereka bersekolah.

Edgard sendiri ternyata juga sama antusiasnya mengantarkan anaknya bersekolah pada hari pertama.

Jefry sendiri tidak ikut mengantar karena Jefry harus mengurus rapat yang ditinggalkan Edgard demi mengantar anak-anaknya sekolah, tapi Tito dan bebera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kecemasan Calon Papa

    "Uhuk ... uhuk ...." Edgard langsung menepuk-nepuk dadanya sendiri. "Eh, kau kenapa, Edgard? Hati-hati kalau minum!" tegur Elizabeth. "Ah, aku tidak apa, Grandma. Aku hanya terkejut mendengar ucapan absurd Grandma." "Apanya yang absurd? Siapa tahu saja Janice memang hamil dan si kembar akan punya adik." "Eh, Collin mau punya adik?" pekik Collin kaget."Calista juga mau punya adik? Calista mau adik girl, Mama ...." "Collin mau adik boy, Mama ...." Mereka pun terkikik karena tadi di sekolah mereka belajar tentang boy dan girl. "Girl saja, Collin!" seru Calista gemas. "Boy saja!" balas Collin tidak terima. "Girl saja! Collin kan sudah punya banyak teman bermain, ada Uncle Jefry, ada Uncle Tito! Jadi girl saja!" seru Calista lagi. "Boy saja!" Dengan cepat, Collin dan Calista pun terlibat perdebatan seperti biasa sampai Janice memutar bola matanya kesal. "Collin, Calista, sudah cukup, jangan bertengkar di depan Grandma buyut!" "Calista duluan, Mama ...." "Collin duluan ...."

    Last Updated : 2024-10-12
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Besok Kita Menikah

    "Apa-apaan ini, Edgard?" Janice tidak berhenti mengomel saat Edgard akhirnya berhasil memaksanya masuk ke mobil dan Edgard pun langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit. Sebelumnya Edgard sempat mengajak serta Collin dan Calista juga lalu mengantarnya ke rumah Elizabeth dulu agar mereka tidak cemas meninggalkan si kembar di rumah. Edgard sendiri sudah membuat janji dengan dokter sehingga mereka tidak perlu mengantri nanti. "Kau hamil, Janice. Kau harus diperiksa!" "Aku tidak hamil!" "Kau mengalami gejala kehamilan, Janice." "Seperti kau tahu saja seperti apa gejala kehamilan itu."Edgard pun melirik kesal pada Janice. "Walaupun aku belum punya istri tapi aku tidak bodoh, Janice. Aku tahu gejala kehamilan persis seperti yang kau alami, lagipula kita pernah melakukannya kan? Jadi kau pasti sedang hamil anakku."Janice terdiam mendengarnya. Sungguh awalnya Janice tidak berpikir kalau ia hamil. Bahkan ia hampir melupakan kalau Edgard pernah menodainya secara paksa. Bukan lupa, ta

    Last Updated : 2024-10-13
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Mewujudkan Pernikahan Impianmu

    Janice menahan napasnya mendengar ucapan Edgard di telepon dan ia pun membelalak menatap Edgard. "Tapi ... Edgard. .. menikah ...," ucap Janice dengan suara yang hanya terdengar seperti sebuah bisikan saja. Edgard pun mengabaikan Janice dan fokus pada teleponnya. "Tidak perlu berlebihan, tidak perlu apa pun, aku hanya perlu menikah secara sah di mata hukum! Dan juga urus semua dokumen Collin dan Calista karena harus ada nama keluargaku di nama belakang mereka!" titah Edgard lagi di telepon yang langsung membuat Janice lemas seketika. Entah apa lagi yang Edgard katakan di telepon karena Janice sudah tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Kepalanya terlalu pusing saat mendadak ia harus menikah besok pagi? Entah pernikahan macam apa yang bisa diurus begitu cepat. Janice pun masih berpikir keras saat tiba-tiba Edgard menutup teleponnya dan melajukan mobilnya. "Edgard, kita benar-benar akan menikah besok?" tanya Janice ragu setelah ia menenangkan napasnya. "Hmm, kau tidak mau? Waktu

    Last Updated : 2024-10-13
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Mempengaruhi Saksi

    Janice tidak berhenti tersipu sejak Edgard menanyakan tentang pernikahan impiannya. Janice sama sekali tidak bisa menjawabnya karena ia memang belum memikirkannya. Namun, cara Edgard bertanya dan menatapnya tadi membuat jantungnya berdebar kencang sampai ia salah tingkah sendiri. Apalagi disaksikan oleh Grandma dan kedua anaknya, ini canggung sekali sampai Janice akhirnya mengalihkan pembicaraan.Dan sekarang saat Janice sudah duduk di mobil bersama Edgard dan si kembar, Janice pun terus memalingkan wajahnya ke arah jendela luar, masih terasa canggung bertatapan dengan Edgard. Edgard sendiri masih menyetir dalam diam walaupun suara di belakang begitu ribut.Collin dan Calista terus mengoceh dan terkikik di jok belakang sampai Edgard pun sesekali melirik kaca spionnya dan tersenyum. Dulu suara ribut anak-anak begitu mengganggu, namun sekarang sebaliknya, bahkan Edgard akan merasa aneh kalau tidak mendengar suara anak-anaknya. Sambil tetap tersenyum, Edgard pun menoleh ke arah Jan

    Last Updated : 2024-10-14
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kunjungan Mengejutkan

    "Aku sudah mendapatkannya, Bos! Akhirnya Bu Fonny bicara tentang Harlan!" Jefry langsung menceritakan pada Edgard di telepon tentang kesaksian dari Fonny dan Edgard pun langsung menggeram mendengarnya. "Sial, jadi itu benar kalau Harlan mengancam Janice!""Yap, kurasa hampir pasti kalau Harlan adalah pelaku yang menyuruh Janice mencelakaimu." Edgard terdiam sejenak, sebelum ia mengangguk. "Hati-hati pada pria itu, Jefry! Akhirnya kita tahu kalau Janice tidak berbohong tapi Harlan yang berbohong. Hanya saja, aku masih tidak yakin kalau motifnya adalah warisan. Tapi apa pun itu, aku harus melindungi Janice. Dan aku akan mempercepat pernikahanku karena kalau Janice berstatus sebagai istriku pasti Harlan tidak akan bisa mengusiknya lagi." "Aku mengerti, Bos." Edgard pun menutup teleponnya dan ia langsung mencari Janice yang masih duduk di kamarnya. Edgard masuk ke sana dan langsung menghampiri Janice dan duduk di sampingnya di ranjang. Janice pun langsung gugup melihat Edgard. "E

    Last Updated : 2024-10-14
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Intimidasi

    Tatapan Miriam masih mengarah pada kedua anak kembar di hadapannya saat sebuah suara terdengar mendekat. "Collin, Calista!" Janice memanggil anak-anaknya sambil melangkah dengan santai ke ruang tamu dan ia langsung menegang menatap Miriam dan Harlan di sana. Jantung Janice kembali berdebar begitu kencang, apalagi saat tatapan Miriam terarah padanya dengan begitu tajam, membuat Janice makin yakin kalau Miriam adalah dalang kejahatan Harlan selama ini. Miriam sendiri menatap Janice dengan tidak suka. Wanita di hadapannya ini benar-benar batu sandungan yang harus ia singkirkan selamanya dari hidup Edgard dan Miriam tidak bisa membiarkan hidupnya diusik lebih lama lagi. "Apa kabar, Janice?" sapa Miriam duluan dengan nada yang tidak bersahabat. Janice pun masih membelalak menatap Miriam dan Harlan. Dan saat tatapan Janice bertemu dengan tatapan Harlan, Janice pun sontak menunduk lagi tanpa menyahut sedikit pun. Sampai akhirnya Collin pun menegur Janice. "Mama, Grandma itu mengajak

    Last Updated : 2024-10-14
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Merasa Terancam

    "Papa!" Calista mengendap-endap mengintip ke ruang kerja Edgard dan Edgard pun tersenyum menatap anaknya itu. "Ada apa, Sayang?" "Ada Grandma sama Uncle yang galak itu, Papa! Dia suruh Mama ke taman belakang!" lapor Calista. Edgard yang mendengarnya pun awalnya mengernyit, namun tidak lama kemudian, ia pun menegang. "Grandma dan Uncle galak? Hmm, Calista, kembalilah ke kamarmu dulu, Papa akan mencari Mama!" Edgard pun segera bergegas turun ke taman belakang dan benar saja ada Janice di sana bersama Miriam. "Apa yang dilakukan Tante Miriam di sini?" gumam Edgard sambil menoleh ke sekeliling. Tidak biasanya tidak ada Harlan di sini, tapi baiklah, lebih bagus kalau Harlan tidak ada. Edgard pun melangkah dengan cepat di bagian pinggir taman dan mungkin kegelapan malam membuat Miriam tidak menyadari kedatangannya karena saat ini Miriam masih terlalu serius menatap Janice. Namun dari posisinya, Edgard benar-benar bisa mendengar bagaimana Miriam meminta Janice untuk tidak menikah de

    Last Updated : 2024-10-15
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Teror yang Menghantui

    "Dia bilang dia tidak mau aku menikah denganmu dan melahirkan anakmu. Aku mulai takut, Edgard. Tantemu itu ... aku tidak tahu bagaimana mengatakannya tapi kurasa dia sama seperti Harlan." Janice menceritakan dengan jujur apa yang Miriam katakan tadi, memang hanya sekedar ancaman agar Janice tidak menikah karena Edgard sudah keburu datang sebelum Miriam sempat mengatakan hal yang lain. "Aku juga tidak yakin apa yang bisa dia lakukan tapi aku sudah membayangkan banyak hal buruk, Edgard. Tantemu dan Harlan itu sama menakutkannya untukku." Edgard yang mendengarnya pun terus menenangkan Janice. "Tenanglah, Janice! Tidak akan ada yang terjadi dan seperti yang kubilang kita akan tetap menikah. Jadi jangan pikirkan Tante Miriam dan Harlan karena ada aku yang akan melindungimu." Edgard menarik Janice ke dalam pelukannya dan pada saat seperti ini, Janice sama sekali tidak menolak pelukan Edgard. Bahkan Janice balas memeluk Edgard dan memejamkan matanya merasakan kehangatan yang membuatnya

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Melahirkan Anak Kembar CEO Buta (END)

    "Daphne Sayang, jangan lari!"Nara begitu gemas memanggil Daphne yang sedang asik merangkak kesana kemari bersama Denzel di sekeliling rumah. Semakin Nara mau menangkapnya, semakin Daphne merangkak kabur sambil terkikik dan berteriak. Collin dan Calista yang melihatnya sampai tertawa begitu senang melihat tingkah adik-adiknya. Nara sendiri pun akhirnya ikut tertawa dan tidak memanggil lagi. Hari ini genap satu tahun umur Daphne dan Denzel. Kedua anak kembar itu sudah begitu gemuk dan makin menggemaskan. Mereka juga sudah pintar merangkak kesana kemari, walaupun mereka belum mulai berjalan. Tingkah kedua anak itu begitu menggemaskan sampai gelak tawa pun tidak berhenti memenuhi rumah keluarga mereka setiap harinya. "Astaga, Sayang, mengapa kau bisa merangkak sampai ke sini!" pekik Janice yang baru saja keluar dari dapur. "Ah, Ibu sudah tidak kuat mengejarnya lagi, Janice! Daphne terlalu lincah!" protes Nara. Janice pun langsung terkekeh sambil mengangkat anaknya yang sudah ber

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Bahagia untuk Semua

    "Semuanya perkenalkan, ini Viola, calon istriku!" Keluarga Edgard mengadakan makan malam bersama hari itu. Sejak anak Edgard lahir, Edgard memang lebih sering melakukan open house mengundang keluarganya agar rumah selalu ramai. Semua orang akan saling membantu menjaga si kembar Denzel dan Daphne sampai Janice benar-benar terbebas dari yang namanya stres dan baby blues. Sungguh, kali ini Janice memiliki support system terbaik dan Janice sangat bahagia dengan banyak berkat berlimpah dalam hidupnya. Devan pun datang malam itu sambil membawa seorang wanita yang sangat cantik, seorang wanita yang awalnya adalah asisten Devan, tapi benih-benih cinta muncul di sana dan dengan bangga, Devan memperkenalkannya pada semua. Elizabeth yang mendengarnya pun langsung memekik kegirangan. "Wah, selamat, Devan! Selamat! Setelah Edgard, akhirnya sebentar lagi kau akan menyusul, lalu Devina juga menyusul. Semua cucu Grandma akan menikah dan memberikan Grandma banyak cicit! Ini kabar bahagia, sangat

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    One Month Celebration

    Spanduk bertuliskan "One Month Celebration of Denzel and Daphne" terbentang di pinggir kolam renang rumah Edgard dan Janice hari itu. Hiasan balon-balon yang didominasi warna biru dan merah itu pun memenuhi dinding dan sepanjang jalan di sekitar kolam renang itu. Selain itu banyak hiasan lain yang menambah meriah suasana pagi itu. Hari ini tepat satu bulan bayi kembar Janice lahir ke dunia. Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu diberi nama Denzel William dan Daphne William. Bayi kembar yang membawa kebahagiaan bagi keluarga Edgard dan menyempurnakan keluarga mereka yang tidak lagi kecil karena keluarga inti mereka berjumlah enam orang sekarang. Edgard pun akhirnya merasakan bagaimana lelahnya menjadi orang tua baru yang mengurusi dua bayi sekaligus. Walaupun mereka memakai dua orang baby sitter baru untuk bayi kembar mereka, tapi Edgard tetap ingin tidur dengan bayi mereka. Edgard ingin menemani Janice mengurus bayi kembar mereka sekaligus menebus rasa bersalah karena dulu J

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Welcome Twins

    Janice terus merasa gelisah dalam tidurnya menjelang subuh hari itu. Saat melahirkan sudah tinggal menghitung hari dan Janice tidak berhenti berdebar sampai membuatnya insomnia beberapa hari ini. Janice pun masih terus gelisah sendiri sampai ia merasakan rasa aneh di bawah tubuhnya. "Apa yang lembab ini? Mengapa perutku juga terasa melilit?" gumam Janice sambil perlahan Janice bangkit berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Janice memeriksa dan ternyata ada darah di sana, tanda bahwa ia sudah waktunya melahirkan. Jantung Janice langsung memacu kencang, apalagi rasa sakit di perutnya mulai makin kencang seperti meremat perutnya. "Edgard! Edgard!" panggil Janice sambil melangkah keluar dari kamar mandi. Edgard yang tadinya masih tertidur lelap di samping Janice pun seketika langsung membuka matanya waspada. Sejak Janice hamil, Edgard selalu waspada kapan pun istrinya itu membutuhkannya sehingga hanya perlu sedikit suara untuk membuat Edgard langsung membuka matanya. "Janice, ada

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ayah dan Suami yang Sempurna

    When I was just a little girl ....I asked my mother, what will I be ....Will I be pretty? Will I be rich?Here's what she said to me ....Que sera, sera ....Whatever will be, will be ....The future's not ours to see ....Que sera, sera ....What will be, will be ....Suara Calista bernyanyi terdengar begitu merdu memenuhi ruangan serbaguna yang digunakan untuk acara pementasan sekolah hari itu. Semua orang pun langsung bertepuk tangan begitu acara selesai. Termasuk Edgard, Janice, Nara, dan Grandma Elizabeth yang ikut hadir sebagai penonton. Mereka bertepuk tangan sambil meneteskan air mata begitu bangga melihat Collin dan Calista bersama teman-teman mereka yang menampilkan pertunjukkan drama musical yang begitu indah.Para anak-anak itu berdialog dalam bahasa Inggris, mereka berinteraksi bersama, melangkah kesana kemari, menari, dan diakhiri dengan nyanyian yang begitu merdu dari Calista. Sungguh semua orang tua yang melihatnya begitu bangga pada anak-anak mereka. Nara dan El

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Babymoon

    Di umur kehamilan Janice yang memasuki lima bulan, Edgard mengajak Janice melakukan babymoon sekaligus berlibur bersama keluarga mereka. Edgard membawa serta Nara, Collin, Calista, dan pengasuh kecil mereka, berlibur ke Bali. "Karena aku tidak mau mengambil resiko, jadi kita akan pergi ke tempat yang dekat saja ya, Sayang. Aku sudah menyuruh Jefry menyiapkan semuanya dan kita tinggal menyusun barang pribadi kita saja," kata Edgard malam itu saat mereka sudah berdua di kamar. "Ya ampun, Edgard, aku sungguh tidak perlu babymoon seperti ini." Edgard tersenyum lalu menangkup kedua tangan istrinya itu. "Janice, Sayang, babymoon memang bukan merupakan keharusan, bahkan honeymoon juga bukan merupakan keharusan." "Semua pasangan akan tetap baik-baik saja tanpa honeymoon maupun babymoon." "Hanya saja bedanya, ada pasangan yang memang menginginkannya dan kalau mereka mampu, mereka akan melakukannya." "Begitu juga dengan aku, Sayang. Aku menginginkannya, menyenangkanmu dan anak-anak kita

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kehamilan yang Menyenangkan

    "Kembar lagi? Grandma akan punya cicit kembar lagi?" Elizabeth memekik senang saat Edgard memberitahunya tentang kehamilan Janice. "Benar, Grandma akan punya cicit lagi dan bukan hanya satu bayi tapi dua sekaligus," tegas Edgard. "Oh, Mefi, kau dengar itu? Oh, Grandma senang sekali! Grandma senang sekali! Janice ... oh, cucu Grandma ...." Elizabeth merentangkan kedua tangannya dan Janice pun langsung masuk ke dalam pelukan wanita tua itu. "Oh, cucu Grandma! Dengar ya, mulai hari ini Grandma akan selalu menyiapkan makanan sehat untukmu, Janice. Kau harus punya tenaga untuk menjaga dan melahirkan bayi kembar yang lucu itu. Haha ...." Janice hanya tertawa senang di pelukan Elizabeth dan Janice mengangguk bersemangat. Memang Janice belum sepenuhnya segar karena kehamilan kembar membuatnya begitu mudah lelah dan mengalami morning sickness parah, tapi ia begitu antusias melihat kebahagiaan semua orang. Elizabeth dan Nara pun langsung asik sendiri membayangkan anggota keluarga baru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa waktu berlalu dan Janice serta Edgard sudah kembali disibukkan dengan banyaknya kegiatan serta pekerjaan mereka. Pekerjaan Edgard makin sibuk dan makin berkembang, sedangkan Janice membantu suaminya dengan sepenuh hati sambil mengurus kedua anaknya. Namun, padatnya kegiatan mereka akhirnya membuat Janice tumbang juga. "Kau yakin tidak perlu ke dokter, Sayang? Aku tidak tega melihatmu seperti ini, apalagi aku harus ke luar kota besok," seru Edgard cemas. "Aku hanya kelelahan. Aku hanya butuh istirahat, Edgard! Sudahlah, tidak usah cemas!" Janice terus menenangkan Edgard sampai Edgard pun akhirnya pasrah. Namun, saat Edgard ke luar kota, Janice mulai mengalami mual-mual dan gejala yang mencurigakan bagi Nara. "Cobalah melakukan tespek, Janice! Ibu rasa kau sedang hamil." "Ah, tidak, Ibu. Aku hanya kelelahan, tidak apa." Janice berdebar mendengar kemungkinan ia hamil, tapi rasa trauma kehilangan janinnya masih membuatnya takut kecewa kalau ternyata ia tidak hamil. Jani

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Perfect Honeymoon

    "Cheers!" Edgard dan Janice bersulang malam itu setelah menikmati makan malam romantis di restoran resort. Mereka pun tidak berhenti saling menatap dan melemparkan senyum. Setelah sepanjang sore berjalan bergandengan tangan menyusuri resort, mereka pun begitu kelaparan sampai Janice makan begitu banyak. "Bagaimana rasa winenya, Sayang?" "Hmm, ada rasa manis tapi ada pahitnya juga." "Kau menyukainya?" "Hmm, tidak. Tapi aku mau meminumnya sedikit lagi. Apa ini tidak membuat mabuk?" "Tidak, Sayang. Kecuali kau minum satu botol. Haha!" Edgard hanya tertawa mendengarnya. "Lagipula kalau kau mabuk, kau aman bersamaku, Sayang."Janice pun tertawa lebar mendengarnya dan terus meneguk winenya sambil memejamkan matanya. "Hmm, apa acara kita setelah ini, Edgard?" Edgard menaikkan alis mendengarnya. "Acara kita? Apa yang bisa kita lakukan di malam hari, Sayang? Haha, tentu saja berdua di kamar, bahkan mungkin kita tidak akan keluar sampai besok siang." "Astaga, Edgard! Kau membuatku me

DMCA.com Protection Status