Beranda / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / 33. Air Mata Presdir Dan Putranya

Share

33. Air Mata Presdir Dan Putranya

Penulis: Ms Iced Coffee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-29 12:00:26

Kontan Rosella mengatupkan mulutnya setelah ia tidak dengan sengaja bicara terus terang kepada Presdir Rex soal Jovan yang mengalami perundungan di sekolah.

"Nona Rosella, cepat katakan. Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi sampai sekujur tubuhnya memar?" cerca Rex. Ia menekan Rosella.

"Begini...." kata Rosella. Namun kemudian, wanita 40an ini menghentikan bicaranya dan menggeleng tegas. "Aku tidak bisa bilang. Aku sudah berjanji kepada Jovan. Aku merasa kasihan kepada anak-anak," jelasnya, lirih.

Namun, rupanya penuturan Rosella itu membuat Rex marah besar. Ia melangkah mendekat kepada Rosella dan menatapnya tajam. "Nona Rosella, katakan sekarang!" Rex membentak Rosella.

Rosella yang tersentak lantas menutup mulutnya dengan satu tangannya sementara air matanya terus saja mengalir deras di pipinya. "Hanya saja... Jovan—"

Tiba-tiba Rosella membelalak dan menghentikan bicaranya ketika ia melihat Jovan berjalan seorang diri di belakang mereka, sambil menund
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mawar Hitam Sang Presdir   34. Ikut Presdir Ke Ruang Kerjanya

    Keesokan harinya, Rosella yang baru bangun tidur teringat dan tersadar akan sikapnya semalam yang memarahi dan mengkritik Presdir Rex Alba. "Lalu, apa yang kau tahu tentang dia? Apakah kau peduli padanya? Bisakah kau menganggap dirimu sebagai ayahnya? Kau hanya menerima laporan tentang mereka? Apa hanya itu tugasmu?!" cerca Rosella, membentak sang Presdir. Bentakannya kepada Presdir Rex kontan membuat Rosella panik bukan main. "Astaga!" Rosella membelalak dengan terengah-engah saat ia masih duduk di kasurnya. "Rosella, apa yang kau lakukan?! Kau benar-benar sudah gila!" Rosella merutuki dirinya sambil memukul kepalanya pelan. "Apa hakmu memarahi Pimpinan seperti itu?" sesalnya. "Habislah riwayatku." Beberapa kali Rosella memukul mulutnya pelan karena telah lancang memarahi Presdir Rex. Setelah memarahi dirinya, Rosella pun bangkit dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Tak berapa lama, wanita itu keluar mandi dengan penampilan kasual seperti biasa. Ia kemudian turu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Mawar Hitam Sang Presdir   35. Presdir Butuh Bantuan Rosella

    Sekian detik setelah Rhea pergi, Presdir Rex Alba beralih menatap Rosella yang duduk di hadapannya dan ia tersenyum kepadanya. "Nona Rosella, silakan minum tehnya," ujar Presdir Rex lembut saat mempersilakan Rosella minum teh yang dibawakan Rhea. "Ba—baiklah," jawab Rosella terbata-bata. Rupanya ia masih gugup. Lalu detik berikutnya, Rosella minum teh dengan cepat. Melihat itu, Presdir Rex lantas tertawa kecil. "Tidak perlu gugup, Nona Rosella," ujar Presdir Rex setelah ia selesai tertawa kecil. "Aku bukan membawamu kemari untuk mengkiritikmu," terangnya, yang kemudian membuat dahi Rosella berkerut dan matanya menatapnya bingung. Presdir Rex mengatur napasnya dahulu kemudian ia mulai bicara. "Nona Rosella, terima kasih," ungkap ayah tiga anak ini, tulus dan sungguh-sungguh. Seketika saja mulut Rosella menganga. Ia terkejut setelah mendengar sang Presdir menyatakan rasa terima kasihnya kepadanya. "Jika bukan karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Mawar Hitam Sang Presdir   36. Undangan Makan Malam

    Predir Rex Alba sudah mengatakan rencananya untuk makan malam dengan Rosella secara terbuka, dan ia mengharapkan Rosella untuk menyetujui ajakannya itu. Dan anehnya, Rosella amat bersemangat dengan prospek makan malam dengan sang Presdir. Oh tidak! Rosella bukan hanya bersemangat, tetapi bahkan saat ia memikirkan makan malam hanya berdua dengan Presdir Rex, getaran kegembiraan pun menjalar ke seluruh tubuhnya. Rosella yang tidak dapat menahan dirinya saat itu lantas mengangkat telepon dan menelepon Joy. Dan, Joy pun mengangkat teleponnya hanya dalam hitungan detik. "Hai, Rosella," kata Joy. Suaranya terdengar agak teredam. "Joy! Kau tidak akan percaya apa yang terjadi hari ini," balas Rosella selagi ia duduk di tepi kasurnya. "Mungkin saja kalau kau memberitahuku, Ro." Joy terkekeh. "Rex Alba mengundangku makan malam," ungkap Rosella sementara jantungnya berdegup kencang seakan ingin melompat keluar da

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Mawar Hitam Sang Presdir   37. Gaun Malam Di Rumah Mewah

    Rosella tersenyum miring lalu mengangguk. "Nona Rhea, kau mungkin benar. Aku masih muda dan lamban. Tapi aku cukup dewasa untuk bisa mengerti arti tanggung jawab. Aku adalah Tutor dan Pengasuh tinggal anak-anak, dan mereka adalah klienku. Jadi, sudah pasti aku-lah yang akan bertanggung jawab jika sesuatu terjadi pada mereka. Dan, dengan usiaku saat ini, aku cukup tahu kepada siapa aku harus melaporkan semua hal mengenai anak-anak itu. Tentu saja kepada Pimpinan Rex karena dia ayah mereka. Jadi, kupikir aku tak harus melaporkan kepadamu semua hal mengenai anak-anak. Karena kau bukan ibu mereka," balas Rosella tegas, sehingga membuat Rhea bergeming. Ia kemudian tersenyum pahit kepada asistennya Rex itu, dan melenggang pergi dari hadapannya. "Hhhhhhh ...." Rhea menghela napas panjang guna menetralisir perasaan sesak yang memenuhi dadanya usai mendengar penuturan Rosella yang sangat berani itu. "Aku kira dia seseorang yang naif dan masih harus banyak belajar. Tetapi rupanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Mawar Hitam Sang Presdir   38. Kelezatan Di Meja Makan Presdir

    Rosella berusaha untuk tak menggigil melihat rasa lapar yang membara di mata Presdir Rex. Sambil menelan ludah, ia mengalihkan pandangan darinya dan memilih menilai hidangan lezat yang tercium di hidungnya. Hidangan lezat tersebut membuat Rosella berpikir bahwa ia diundang ke pesta, bukan makan malam. Ia tahu itu akan menjadi jamuan makan tiga hidangan. "Haruskah aku menyewa pelatih pribadi setelah ini?" Rosella bertanya lalu cekikikan dari dalam hati. Usai cekikikan dalam hati, Rosella menatap sang Presdir, yang matanya perlahan mengamati wajahnya nan cantik. Rasa lapar yang tidak terkendali, yang pertama ia lihat, kini tampak lebih terkendali. "Aku sangat senang kau datang," kata Presdir Rex dengan seringai lebar. Pria tampan ini terlihat jauh lebih hangat dari sebelumnya. Karena itulah, Rosella tidak ragu untuk memberinya senyum lebar yang sama lebarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Mawar Hitam Sang Presdir   39. Ternyata Bukan Tur Biasa

    Rosella menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Aku lebih suka menundanya, tolong. Perutku sudah kenyang dan rasanya aku akan jatuh terkapar jika aku mencoba berjalan santai di sepanjang rumah besar ini," balasnya. "Baiklah, kau bisa melakukan tur sepenuhnya pada kunjunganmu ke sini berikutnya." Presdir Rex menerima keinginan Rosella saat mereka mulai menaiki tangga.Seketika saja Rosella menundukkan kepala malu-malu karena ia sendiri bahkan tidak menyadari bahwa ia ingin berkunjung lagi ke rumah mewah itu. Sampai Presdir Rex menunjukkannya melalui ucapannya kepadanya. Tidak berselang lama, Rosella dan Presdir Rex tiba di tempat yang tampak seperti lantai pertama dan mulai berjalan menyusuri lorong yang remang-remang.Di waktu ini, Rosella diam-diam bertanya-tanya ke mana Presdir Rex akan membawanya, tetapi rupanya ia tal bertanya kepadanya. Lebih tepatnya, ia bertanya pada dirinya sendiri dari dalam hati. Sekian detik kemudian, Rosella dan Presdir Rex mencap

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Mawar Hitam Sang Presdir   40. Mendarat Di Pangkuan Presdir

    "Kau sangat mengingatkanku pada orang itu," kata Presdir Rex lembut. "Dasar gadis kecil berambut merah yang pemberani."Rosella hanya diam. Sejujurnya, ia tidak tahu harus berpikir apa mengenai dirinya yang dibandingkan dengan seseorang, yang mungkin saja sudah tiada. Sekian detik berikutnya, Rosella tercekat ketika ia merasakan jari-jari sang Presdir jatuh ke rahangnya dan membelainya lebih jauh ke bawah arteri lembut yang memompa darah ke lehernya. Namun kemudian, Rosella berkedip terbuka saat tangan-tangan panjang Presdir Rex itu dengan sangat ahli melingkari lehernya. Pada waktu ini, mata Rosella terkunci pada mata Presdir Rex, yang telah berubah gelap sehingga tampak hampir keemasan dalam cahaya redup.Melihat itu, Rosella lantas merasa seperti sedang melihat seseorang yang lebih seperti dewa daripada manusia."Katakan padaku untuk berhenti," kata Presdir Rex. Bicaranya serak. Sementara, pandangan lapar mentah di matanya kembali. Ia tampak seperti sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Mawar Hitam Sang Presdir   41. Si Bungsu Alba Merajuk

    Rosella menoleh pada Presdir Rex di pintu, dan ia menemukan mata indah Presdri Rex menatapnya. Melihat itu, ia lantas tidak bisa menahan diri untuk tidak memberi sang Presdir senyum. "Aku bersenang-senang bersamamu, Rosella," aku Rosella, yang membuat alis Presdir Res terangkat. Ketika melihat itu, Rosella lantas tersadar bahwa ada yang salah dari kata-katanya. Karena itu, ia tersipu malu, dan segera ia mengalihkan pandangan saat mulai tergagap."Maksudku, senang bisa makan malam denganmu, dan menghabiskan waktu bersamamu malam ini," imbuh Rosella. Penjelasan Rosella itu kontan membuat Presdir Rex tertawa. Tawanya dalam dan pelan. "Rosella, senang bisa menghabiskan waktu bersamamu malam ini," jawab pria ini, matanya berbinar karena tawa. Rosella tahu ia menggodanya. Kendati begitu, wanita 40an tersebut tak bisa memikirkan apa pun untuk menjawabnya. "Rosella, biarkan supirku mengantarmu," tambah Presdir Rex saat Rosella mengeluarkan ponselnya untuk memesan taksi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20

Bab terbaru

  • Mawar Hitam Sang Presdir   122. Mawar Hitam Sang Presdir

    "Siapa yang membantumu melakukan ini?" tanya Rex. Rosella tidak menjawab. "Kau tidak akan menjawab pertanyaanku?" Rosella mengangkat bahu. Ia sama sekali tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Semakin berat beban ini, semakin Rosella pikir Chris berbohong kepadanya tentang banyak hal. Rasa bersalah mulai mengganggu Rosella. Matanya berkaca-kaca. Ia memalingkan wajahnya, tidak ingin Rex melihatnya. "Aku pikir dia sedang membalas kematian Rimba, tapi yang dia lakukan hanyalah pekerjaan kotor untuk Chris. Bagaimana aku bisa begitu naif?" sesal Rosella dari dalam hatinya. Rosella mencoba mengendalikan diri saat mereka memasuki tempat Rex. Pintu tertutup dengan bunyi klik keras di belakang mereka. "Bagaimana kepalamu?" tanya Rex lagi. Rosella heran dengan Rex yang peduli padanya. Ia cukup yakin ia hanya di sini untuk semacam interogasi. Ia rasa mungkin ia harus meletakkan semua kartunya di atas meja. Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Rimba. "Baik-baik saja," jawab Rose

  • Mawar Hitam Sang Presdir   121. Di Antara Dua Pilihan

    Polisi itu melakukan apa yang Rex katakan dan meninggalkannya. Pergelangan tangan Rosella memiliki sedikit tanda merah di tempat borgol menggores kulitnya.“Polisi sialan,” gerutu Rex dan mencari-cari lotion. Ia menemukan sesuatu yang encer di kamar mandi dan mengisi telapak tangannya dengannya. Rex bergegas kembali ke samping tempat tidur dan mengoleskan krim ke pergelangan tangan dan lengan Rosella. Wanita itu merasa lemah dan rentan."Dia pasti kembali ke menara D1 dan tidak dapat menemukanku, jadi dia membunyikan alarm kebakaran. Dia bukan orang di balik kesepakatan Park Hill. Dia tidak akan berbohong kepadaku seperti itu. Dia tidak akan membiarkanku menyentuhnya, mencintainya, menghargainya jika yang ingin dia lakukan hanyalah membuatku bertekuk lutut...bukan?" kata Rex, bergumam. ***Suara bip adalah hal pertama yang Rosella dengar saat ia mulai terbangun. Semuanya kembali berhamburan seperti gelombang pasang yang menghantam udara keluar dari paru-parunya

  • Mawar Hitam Sang Presdir   120. Kejutan Menyakitkan Lainnya

    "Rex di sini," gertak Rex di telepon."Rex, aku minta maaf—""Kau belum menemukannya?" Rex menyela.Connor mendesah. "Tidak. Kami masih mengerjakannya, tetapi aku harus memberitahumu bahwa kesepakatan Park Hill—""Connor, aku tidak peduli tentang kesepakatan Park Hill—"“Kita kalah,” kata Connor. Itu menarik perhatian Rex. “Tunggu, apa?”​​“Kita kalah,” ulang Connor. “Bagaimana kita bisa kalah? Kesepakatan sudah dilakukan. Tangan sudah berjabat tangan. Janji diberikan,” kata Rex, terkejut tidak percaya. “Kontrak tidak ditandatangani,” jelas Connor. “Kata-kata seseorang adalah miliknya—”“Bos, aku tahu. Tapi Joe Rees mendapat tawaran menit terakhir, dan itu sekitar dua persen lebih tinggi darimu, jadi dia menerimanya,” beber Connor. “Dua persen?”“Ya, aku tahu. Itu margin yang sangat kecil. Hampir seperti mereka tahu berapa banyak yang kau tawarkan dan kemudian menaikkannya cukup untuk membuat Rees membatalkannya.”“Itu men

  • Mawar Hitam Sang Presdir   119. Pengkhianat Tertangkap!

    "Apa yang coba kau katakan?" tanya Rosella pada Chris. "Jangan seperti anak kecil. Aku akan menunggu informasi lebih lanjut besok." Chris mengakhiri panggilan. Rosella menyeka pipinya, tidak menyadari bahwa ia mulai menangis. Rosella pikir bahwa ia harus keluar. Pergi. Tapi ke mana ia akan pergi? Ke mana pun lebih baik daripada penjara, ia rasa.Rosella memeriksa tasnya, memastikan setidaknya ia membawa dompet. Ia bisa meninggalkan semua yang lain. Ia berputar kembali saat matahari mulai terbenam. Ia yakin semua orang sudah menjauh dari pandangan sekarang. Bahkan Rex. Ia bertanya-tanya apakah Rex keluar mencarinya atau apakah Rex kembali ke rumah.Butuh waktu hampir satu jam untuk kembali; kaki Rosella mulai sakit. Satu-satunya cahaya datang dari bulan purnama saat ia mendekati gedung itu. Rosella memeriksa sekeliling gedung dan mencetak skor saat ia melihat kayu di atas celah yang kemungkinan akan mereka pasang pintu. Rosella menyelinap masuk, dan ia berkeliaran di tem

  • Mawar Hitam Sang Presdir   118. Si Paling Tidak Cerdik

    Rex berhenti sejenak karena Rosella kesal, yang membuatnya terkejut. Rex pikir mereka akan segera bertemu, tetapi cara Rosella menuduh Rex bersikap mencurigakan, membuatnya bertanya-tanya apakah Rosella atau seseorang yang ia kenal kehilangan uang dalam transaksi tanah spekulatif.“Tidak. Itu penting. Ada beberapa orang yang kacau dalam bisnis real estat dan jika ada seseorang yang menurutku tidak mampu, aku mencoba memperingatkan mereka. Tetapi banyak orang tidak menginginkan bantuan, Rosella. Seperti beberapa minggu atau bulan yang lalu, seseorang bunuh diri setelah menginvestasikan seluruh tabungan hidupnya dalam skema investasi untuk membeli properti hotel ini. Orang yang menjalankan skema itu tidak memiliki cukup uang untuk tawaran minimum. Alih-alih memberi tahu investornya, dia kabur membawa uangnya,” beber Rex. “Tempat ini? Yang sedang kita lihat?” Rosella berputar pelan di tengah lobi yang penuh debu. Kaca untuk unit ritel sedang dipasang, dan meja resepsionis marm

  • Mawar Hitam Sang Presdir   117. Miliarder Real Estate

    Rosella memberitahu Chris tentang kesepakatan Park Hill. Ia mengambil file yang disimpan dan melampirkannya sebelum ia menghapus jejak informasi apa pun dari ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Rasa bersalah mulai menggerogoti Rosella.Rasa bersalah itu menyusup dari sekeliling Rosella. Rasa bersalah terhadap Rimba dan tidak bisa menjaga performanya. Rasa bersalah atas apa yang mungkin ia lakukan pada Hugo Kenyataan.Rex berkata dulu itu perusahaannya adalah milik ayahnya. Dan yang mengejutkan Rosella, bagian yang paling membuatnya merasa tidak enak adalah kenyataan bahwa ia mengkhianati Rex.Rosella seharusnya tidak merasa bersalah atas hal itu, tetapi ia merasa bersalah. Tidak peduli seberapa sering ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang membalas kematian Rimba, rasa bersalah itu tetap ada.Rosella meraih handuk untuk menyeka wajahnya. Satu-satunya saat rasa bersalah dan amarah itu tidak mencoba menguasainya adalah ketika Rex memeganginya. Kendali yan

  • Mawar Hitam Sang Presdir   116. Ratu Catur Presdir Alba

    Rosella menatap ke bawah ke set catur, dan jantungnya mulai berdebar. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat di pahanya, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan keluar dari situasi ini. Rasa bersalah yang seharusnya tidak ia rasakan seketika menyerangnya. "Ini indah," Rosella mengakui, mengambil ratu dari Rex. "Kenapa Joy dan Chris harus meletakkan ini di resumeku yang dibuat-buat?" Rosella menggerutu dalam hati. Rosella sama sekali tidak tahu apa-apa tentang catur. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Rosella untuk mengingat sesuatu dengan ingatannya, tetapi dalam hal ini, ia sama sekali tidak tahu. Rosella harus mengalihkan perhatian Rex sehingga Rex tidak sadar kalau ia tidak tahu apa yang ia lakukan.Rosella bahkan tidak tahu nama separuh bidaknya, apalagi cara memainkannya. Rosella mencoba mencari di otaknya untuk melihat apakah ia dapat mengingat momen saat orang lain bermain di dekatnya. Kalau saja ia dapat mengingatnya, setidaknya ia dapat mengambil bebe

  • Mawar Hitam Sang Presdir   115. Paket Untuk Nyonya Alba

    "Dokumen untuk kesepakatan Park Hill hampir selesai, dan aku akan mengirimkannya kepadamu sore ini. Kami memiliki beberapa petunjuk tentang SUV hitam yang kami incar. Polisi tidak banyak membantu, tetapi orang yang memiliki perusahaan teknologi di lantai atas, Maxim, sedang mengerjakan semacam pengenalan karakter. Aku tidak begitu memahaminya, tetapi dia berpikir bahwa dengan melapisi foto-foto dari CCTV dan membandingkan bentuk-bentuk piksel dengan basis data gambar, kita akan dapat mengidentifikasi pelat nomor SUV tersebut. Aku tidak berpikir itu dapat dilakukan, tetapi dia cukup yakin. Itu berarti kita seharusnya dapat kembali ke kantor sekitar minggu depan mungkin,” beber Cannor. “Tidak perlu terburu-buru,” kata Rex pada Connor. “Kita tidak terburu-buru.”“Kurang dari 24 jam yang lalu kau marah karena kita bekerja di rumah dan ingin mengembalikan hukuman rajam,” Cannor berteriak.“Aku lapar. Aku sudah lama tidak makan, dan emosiku menguasai diriku. Jangan terburu-bu

  • Mawar Hitam Sang Presdir   114. Dibawah Kontrol Gairah

    Rosella mengerang ketika merasakan batang Rex menekan pantatnya. Sementara, tangan Rex menyelinap untuk masuk ke dalam kemeja Rosella. Jari-jari Rex menelusuri perut Rosella hingga ia mencapai kancing celana panjangnya. Rex lalu menarik, melepaskan kancing sebelum mendorong celana Rosella ke bawah kakinya.“Apakah ini yang ada dalam pikiranmu? Ketika kau terus bicara, Rosella?” Kali ini ketika Rex menggerakkan tangannya ke perut Rosella, ia terus turun sampai ke antara kedua paha Rosella. Rosella menggigit bagian dalam pipinya ketika ia mendengar Rex mengeluarkan kutukan pelan di bawah napasnya. Rosella menutup matanya. Ia tidak yakin apakah itu malu atau bukan, tetapi tidak dapat disangkal sekarang bahwa ia terangsang. Celana dalamnya yang basah adalah semua bukti yang Rex butuhkan.“Jawab aku,” tuntut Rex. “Pergilah ke neraka.” Rosella menjerit kecil ketika tangan Rex turun ke pantatnya. Kejutan rasa sakit menghantamnya, entah bagaimana langsung menuju klitorisny

DMCA.com Protection Status