Beranda / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / 40. Mendarat Di Pangkuan Presdir

Share

40. Mendarat Di Pangkuan Presdir

Penulis: Ms Iced Coffee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kau sangat mengingatkanku pada orang itu," kata Presdir Rex lembut. "Dasar gadis kecil berambut merah yang pemberani."

Rosella hanya diam. Sejujurnya, ia tidak tahu harus berpikir apa mengenai dirinya yang dibandingkan dengan seseorang, yang mungkin saja sudah tiada.

Sekian detik berikutnya, Rosella tercekat ketika ia merasakan jari-jari sang Presdir jatuh ke rahangnya dan membelainya lebih jauh ke bawah arteri lembut yang memompa darah ke lehernya.

Namun kemudian, Rosella berkedip terbuka saat tangan-tangan panjang Presdir Rex itu dengan sangat ahli melingkari lehernya.

Pada waktu ini, mata Rosella terkunci pada mata Presdir Rex, yang telah berubah gelap sehingga tampak hampir keemasan dalam cahaya redup.

Melihat itu, Rosella lantas merasa seperti sedang melihat seseorang yang lebih seperti dewa daripada manusia.

"Katakan padaku untuk berhenti," kata Presdir Rex. Bicaranya serak. Sementara, pandangan lapar mentah di matanya kembali. Ia tampak seperti sed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mawar Hitam Sang Presdir   41. Si Bungsu Alba Merajuk

    Rosella menoleh pada Presdir Rex di pintu, dan ia menemukan mata indah Presdri Rex menatapnya. Melihat itu, ia lantas tidak bisa menahan diri untuk tidak memberi sang Presdir senyum. "Aku bersenang-senang bersamamu, Rosella," aku Rosella, yang membuat alis Presdir Res terangkat. Ketika melihat itu, Rosella lantas tersadar bahwa ada yang salah dari kata-katanya. Karena itu, ia tersipu malu, dan segera ia mengalihkan pandangan saat mulai tergagap."Maksudku, senang bisa makan malam denganmu, dan menghabiskan waktu bersamamu malam ini," imbuh Rosella. Penjelasan Rosella itu kontan membuat Presdir Rex tertawa. Tawanya dalam dan pelan. "Rosella, senang bisa menghabiskan waktu bersamamu malam ini," jawab pria ini, matanya berbinar karena tawa. Rosella tahu ia menggodanya. Kendati begitu, wanita 40an tersebut tak bisa memikirkan apa pun untuk menjawabnya. "Rosella, biarkan supirku mengantarmu," tambah Presdir Rex saat Rosella mengeluarkan ponselnya untuk memesan taksi.

  • Mawar Hitam Sang Presdir   42. Dua Kali Sepekan, Sepakat!

    Setelan gagal membujuk Jiro, Rhea keluar kamar bocah itu dan kembali ke ruang makan. Di sana, dengan hati-hati ia memberi tahu Presdir Rex bahwa putra bungsu kesayangannya menolak makan bersamanya. "Apakah Jiro sungguh bilang dia tidak mau makan denganku lagi?" tanya Presdir Rex pada Rhea, membentak. Sementara, Rosella hanya diam dan berdiri di balik kitchen island bersama Bibi Grace. Rhea mengangguk pelan. "Ya. Kurasa kalian harus makan tanpa dia. Tapi jangan khawatir, akan kupastikan dia makan nanti. Setelah mood-nya lebih baik," jelasnya. "Hhhhhh ...." Presdir Rex menghela napaa panjang sambil memijat pelipisnya pelan. Ia kemudian menatap Jovan dan Jovin silih berganti dan berkata, "Jovan, Jovin... Mari makan."Dengan cepat, Jovan dan Jovin mengangguk pada ayah mereka tanpa berkomentar apa pun. Setelah selesai makan malam bersama Jovan dan Jovin, Presdir Rex dengan tenang dan sambil tersenyum memasuki kamar Jiro. Saat ia masuk, Jiro sedang duduk di tempat

  • Mawar Hitam Sang Presdir   43. Terpikat Pesona Tutor Cantik

    Presdir Rex mengangguk tegas sambil tersenyum kepada Jiro yang lagi makan sambil menatapnya. "Baiklah. Ini kesepakatan antar pria. Tapi, kau tidak boleh bermain lebih dari dua kali sepekan." Ia mengulurkan tangan pada putranya tersebut. "Baiklah. Ini kesepakatan antar pria." Jiro dengan raut wajah gembira menyambut uluran tangan sang ayah, dan menjabatnya. Mereka bersalaman sambil tertawa. Selagi Presdir Rex, Jiro dan Rosella tertawa, Bibi Grace datang membawakan segelas air minum untuk Jiro. "Kesepakatan antar pria?" timpal wanita dengan bandana di kepala, yang menjadi ciri khasnya."Senang rasanya bisa mendengar tawa setelah sekian lama," kata Bibi Grace saat meletakkan air minum di depan Jiro. Setelah itu, sejenak ia menatap Presdir Rex dan Jiro silih berganti, lalu ia kembali ke dapur. Sesaat usai Bibi Grace meninggalkan ruang makan, Rosella membuka sebuah kotak kecil berisi vitamin anak di atas meja makan di hadapannya."Baiklah. Karena sudah selesai maka

  • Mawar Hitam Sang Presdir   44. Tergoda Gairah Sang Presdir

    "Kau tahu, Rosella" kata Rex Alba. "Jika kau takut, aku akan menghancurkanmu. Kau seharusnya lebih takut sekarang karena aku tak pernah takut mengejar apa yang kuinginkan," ungkapnya langsung. Lalu, ia dengan sengaja mengusap ibu jarinya di pergelangan tangan Rosella, dan menggeser jari-jarinya di telapak tangan wanita tersebut dengan sensual. "Kapan pun aku mau." Ia menarik Rosella lebih dekat kepadanya. "Dan, di mana pun aku mau," jelas pria ini, berbisik tepat di depan wajah sang Tutor. Agak sulit dipercaya bahwa Rosella telah tergoda oleh Rex dengan mudah dan sepenuhnya. Namun, kini ia berada di bawah mantranya, seolah-olah akan merangkak dengan kedua tangan serta lututnya jika pria tampan satu itu meminta itu padanya. Mata Rex Alba telah menggelap, dan bintik-bintik emas yang mengelilingi bola matanya yang berkilau itu telah berubah warna menjadi madu, sementara bibirnya yang telah membuat Rosella terjaga sepanjang malam karena mimpi, hanya berjarak satu tarikan napas

  • Mawar Hitam Sang Presdir   45. Tutor Les Yang Menyenangkan

    Rosella sedikit terkejut dengan jawaban singkat Jovin, dan ia bertanya-tanya apakah kata-kata Jovin saat ini dimaksudkan untuk bersikap kasar kepadanya ataukah memang telah terjadi sesuatu kepada remaja tampan dan pintar yang menjadi idola di sekolahnya itu. Tapi sekali lagi, Rosella tahu bahwa bertanya kepada Jovin jauh lebih baik daripada berasumsi seperti itu. "Ehem...." Rosella berdeham. "Jovin, aku perlu tahu bahwa kau baik-baik saja dan masih memperhatikan belajarmu. Kita bisa melakukan hal lain untuk sementara waktu jika kau tidak lagi menyukai ini," ungkapnya pada salah satu putra kembar Rex itu. Jovin terkekeh dan menggoyangkan tangannya, ia sedikit cemas saat ia mengungkapkan, "Aku mulai sedikit bosan.Rosella pun tersenyum dan mengangguk mengerti. "Yah, itu bukan hal yang aneh untuk terjadi. Kau tahu apa? Kadang-kadang aku juga bosan," akunya kepada Jovin. Ada sesuatu yang selalu Rosella gunakan untuk membuat murid-muridnya berpihak padanya. Itu adalah

  • Mawar Hitam Sang Presdir   46. Aku Sedang Menunggumu

    Rex Alba yang gila bekerja selalu pergi sebelum Rosella tiba di ruang keluarga di lantai satu. Pria tampan dan matang itu tidak hanya pergi lebih awal, tetapi juga pulang sangat larut. Sehingga, si Tutor cantik dan seksi pun bertanya-tanya, berapa banyak waktu yang sebenarnya ia bisa habiskan bersama anak-anaknya selama ini. Tentu saja, Rosella sudah tahu jawabannya karena Rex bahkan tak mengetahui memar di sekujur tubuh salah satu putra kembarnya, Jovan, jika tidak diberi tahu. Tetapi, ia tahu bahwa berasumsi seperti itu tidak baik. Meski pun Rosella berasumsi dan menuduh Rex tidak cukup memperhatikan ketiga putranya, menyakitkan rasanya menyadari bahwa ia benar. Dan malam hari itu, saat Rex belum pulang bekerja, Rosella memutuskan untuk mengizinkan Jovin, Jovan dan Jiro menonton kartun favorit mereka sedikit lebih awal dari biasanya. Itu artinya mereka menghentikan pelajaran mereka lebih awal hari ini dan mereka dengan senang hati menyambutnya.Rosella bersama k

  • Mawar Hitam Sang Presdir   47. Aku Hanya Seorang Wanita

    Tanpa ragu, Rosella menganggukkan kepala. Rex pun memberikan gelas berisi anggur di tangannya kepada Rosella. Dan, wanita 40an tersebut menerimanya. Setelah itu, secara bersamaan mereka menegak anggur di gelas mereka. "Jadi, apa yang terjadi?" tanya Rex kepada Rosella, nadanya penasaran, setelah ia selesai menegak anggur di gelasnya hingga tandas. Rosella menggelengkan kepala saat ia menyadari betapa anehnya keadaan saat ini. Karena, ya, sudah jelas bukan tugasnya untuk memberitahu Rex cara mengasuh anak. Ketika Rex terus menunggu jawaban, Rosella tahu bahwa ia harus mengatakan sesuatu. "Aku sangat senang menghabiskan waktu bersama Jovan, Jovin dan Jiro. Dan, aku lihat mereka juga merasakan yang sama," ungkapnya. "Ya." Rex mengangguk setuju. "Aku rasa aku mulai merasakannya," balasnya sambil tersenyum bingung."Mereka anak yang manis." Rosella menatap Rex, dan mendapati tatapannya kepadanya. "Tetapi, yang tidak kumengerti adalah mengapa kau tidak meluangkan c

  • Mawar Hitam Sang Presdir   48. Pertengkaran Berubah Jadi Keintiman

    "Rex," Rosella mengerang saat bibi Rex turun lebih rendah. Pria itu memberikan titik manis Rosella perlakuan yang sama, gigitan keras dan ciuman lembut yang kontan membuat jari-jari kakinya melengkung.Dengan piawai tangan Rex bergerak di atas tubuh Rosella, dan menggerakkan ibu jarinya di atas puting sang Tutor hingga putingnya mengeras. "Aaaagghhh...." Rosella mendongakkan kepala dan mengerang tak berdaya saat tangan Rex bergerak di atas gunung kembar sebelah kanannya, kemudian ia meremas dan menepuknya. Secara bergantian kecepatan ibu jarinya dan kekerasan telapak tangannya.Erangan Rosella itu membuat Rex semakin gencar menggerakkan tangan-tangan nakalnya itu di balik kemeja Rosella. Saat jari-jarinya yang hangat akhirnya menyentuh kulit pinggang Rosella, Rosella terisak pelan. "Rex, kumohon.…" pinta Rosella. Rex menyeringai. "Apa yang kau inginkan?" tanya pria ini sambil menaikkan satu alisnya. "Katakan, Rosella, apa yang kau inginkan," titahnya, "K

Bab terbaru

  • Mawar Hitam Sang Presdir   118. Si Paling Tidak Cerdik

    Rex berhenti sejenak karena Rosella kesal, yang membuatnya terkejut. Rex pikir mereka akan segera bertemu, tetapi cara Rosella menuduh Rex bersikap mencurigakan, membuatnya bertanya-tanya apakah Rosella atau seseorang yang ia kenal kehilangan uang dalam transaksi tanah spekulatif.“Tidak. Itu penting. Ada beberapa orang yang kacau dalam bisnis real estat dan jika ada seseorang yang menurutku tidak mampu, aku mencoba memperingatkan mereka. Tetapi banyak orang tidak menginginkan bantuan, Rosella. Seperti beberapa minggu atau bulan yang lalu, seseorang bunuh diri setelah menginvestasikan seluruh tabungan hidupnya dalam skema investasi untuk membeli properti hotel ini. Orang yang menjalankan skema itu tidak memiliki cukup uang untuk tawaran minimum. Alih-alih memberi tahu investornya, dia kabur membawa uangnya,” beber Rex. “Tempat ini? Yang sedang kita lihat?” Rosella berputar pelan di tengah lobi yang penuh debu. Kaca untuk unit ritel sedang dipasang, dan meja resepsionis marm

  • Mawar Hitam Sang Presdir   117. Miliarder Real Estate

    Rosella memberitahu Chris tentang kesepakatan Park Hill. Ia mengambil file yang disimpan dan melampirkannya sebelum ia menghapus jejak informasi apa pun dari ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Rasa bersalah mulai menggerogoti Rosella.Rasa bersalah itu menyusup dari sekeliling Rosella. Rasa bersalah terhadap Rimba dan tidak bisa menjaga performanya. Rasa bersalah atas apa yang mungkin ia lakukan pada Hugo Kenyataan.Rex berkata dulu itu perusahaannya adalah milik ayahnya. Dan yang mengejutkan Rosella, bagian yang paling membuatnya merasa tidak enak adalah kenyataan bahwa ia mengkhianati Rex.Rosella seharusnya tidak merasa bersalah atas hal itu, tetapi ia merasa bersalah. Tidak peduli seberapa sering ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang membalas kematian Rimba, rasa bersalah itu tetap ada.Rosella meraih handuk untuk menyeka wajahnya. Satu-satunya saat rasa bersalah dan amarah itu tidak mencoba menguasainya adalah ketika Rex memeganginya. Kendali yan

  • Mawar Hitam Sang Presdir   116. Ratu Catur Presdir Alba

    Rosella menatap ke bawah ke set catur, dan jantungnya mulai berdebar. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat di pahanya, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan keluar dari situasi ini. Rasa bersalah yang seharusnya tidak ia rasakan seketika menyerangnya. "Ini indah," Rosella mengakui, mengambil ratu dari Rex. "Kenapa Joy dan Chris harus meletakkan ini di resumeku yang dibuat-buat?" Rosella menggerutu dalam hati. Rosella sama sekali tidak tahu apa-apa tentang catur. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Rosella untuk mengingat sesuatu dengan ingatannya, tetapi dalam hal ini, ia sama sekali tidak tahu. Rosella harus mengalihkan perhatian Rex sehingga Rex tidak sadar kalau ia tidak tahu apa yang ia lakukan.Rosella bahkan tidak tahu nama separuh bidaknya, apalagi cara memainkannya. Rosella mencoba mencari di otaknya untuk melihat apakah ia dapat mengingat momen saat orang lain bermain di dekatnya. Kalau saja ia dapat mengingatnya, setidaknya ia dapat mengambil bebe

  • Mawar Hitam Sang Presdir   115. Paket Untuk Nyonya Alba

    "Dokumen untuk kesepakatan Park Hill hampir selesai, dan aku akan mengirimkannya kepadamu sore ini. Kami memiliki beberapa petunjuk tentang SUV hitam yang kami incar. Polisi tidak banyak membantu, tetapi orang yang memiliki perusahaan teknologi di lantai atas, Maxim, sedang mengerjakan semacam pengenalan karakter. Aku tidak begitu memahaminya, tetapi dia berpikir bahwa dengan melapisi foto-foto dari CCTV dan membandingkan bentuk-bentuk piksel dengan basis data gambar, kita akan dapat mengidentifikasi pelat nomor SUV tersebut. Aku tidak berpikir itu dapat dilakukan, tetapi dia cukup yakin. Itu berarti kita seharusnya dapat kembali ke kantor sekitar minggu depan mungkin,” beber Cannor. “Tidak perlu terburu-buru,” kata Rex pada Connor. “Kita tidak terburu-buru.”“Kurang dari 24 jam yang lalu kau marah karena kita bekerja di rumah dan ingin mengembalikan hukuman rajam,” Cannor berteriak.“Aku lapar. Aku sudah lama tidak makan, dan emosiku menguasai diriku. Jangan terburu-bu

  • Mawar Hitam Sang Presdir   114. Dibawah Kontrol Gairah

    Rosella mengerang ketika merasakan batang Rex menekan pantatnya. Sementara, tangan Rex menyelinap untuk masuk ke dalam kemeja Rosella. Jari-jari Rex menelusuri perut Rosella hingga ia mencapai kancing celana panjangnya. Rex lalu menarik, melepaskan kancing sebelum mendorong celana Rosella ke bawah kakinya.“Apakah ini yang ada dalam pikiranmu? Ketika kau terus bicara, Rosella?” Kali ini ketika Rex menggerakkan tangannya ke perut Rosella, ia terus turun sampai ke antara kedua paha Rosella. Rosella menggigit bagian dalam pipinya ketika ia mendengar Rex mengeluarkan kutukan pelan di bawah napasnya. Rosella menutup matanya. Ia tidak yakin apakah itu malu atau bukan, tetapi tidak dapat disangkal sekarang bahwa ia terangsang. Celana dalamnya yang basah adalah semua bukti yang Rex butuhkan.“Jawab aku,” tuntut Rex. “Pergilah ke neraka.” Rosella menjerit kecil ketika tangan Rex turun ke pantatnya. Kejutan rasa sakit menghantamnya, entah bagaimana langsung menuju klitorisny

  • Mawar Hitam Sang Presdir   113. Tuan Alba, Bos Yang Baik?

    Rosella mengganggu. Rex tidak dapat melakukan apa pun karena ia berpikir apakah Rosella merasa hangat atau tidak cukup panas, apakah Rosella lapar atau ia harus pergi membeli makanan, apakah Rosella mengisap ujung penanya karena itu kebiasaan ataukah ia berfantasi tentang mulutnya di sekitar batangnya. Itu mungkin kebiasaan tapi sial, bibir Rosella akan terlihat sangat melar di atas batang Rex dengan gunung kembarnya keluar dan tangannya terkubur di antara kedua kakinya. Rex bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat Rosella mencapai klimaks usai perang dingin yang terjadi pada mereka belakangan ini. Apakah Rosella cepat panas atau butuh waktu untuk menyalakan apinya? Rex senang dengan kedua hal itu."Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanya Connor. Rex terkejut mendengar suaranya. Ia benar-benar lupa bahwa ia sedang menelepon asistennya. "Maaf. Aku sedikit terganggu di sana. Begini, kita harus menyelesaikan urusan Mason. Dari tinjauanku, tampak

  • Mawar Hitam Sang Presdir   112. Dia Akhirnya Kembali

    Rosella bersumpah Rex Alba tampak seperti akan menciumnya. Rex mendapati Rosella, ia mencondongkan tubuhnya ke arahnya seolah ia menginginkan ciuman itu. Perut Rosella mengeluarkan suara keroncongan keras, dan ia jadi tidak yakin apakah ia ingin mengutuknya atau berterima kasih padanya karena telah mengganggunya dan Rex, tetapi ia tersenyum."Ayo kita makan."Rosella menganggukkan kepala karena sepertinya ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Rex melepaskan tangannya dan meraih tangan Rosella untuk menuntunnya menyusuri lorong. Rosella belum sempat melihat sekeliling, yang jelas rumah terasa sepi. Jadi, ia yakin anak-anak telah tidur dan ia hanya melihat apa yang bisa ia lihat saat mereka berdua menuju dapur.Rumah Rex mengingatkan Rosella pada saat kali pertama ia datang ke rumah itu. Suasana rumah itu juga mengingatkan Rosella pada salah satu rumah mewah di suatu tempat. Semuanya serasi, dan kau bisa tahu tidak ada yang murah. Tetapi tidak ada sentuhan pribadi la

  • Mawar Hitam Sang Presdir   111. Cantik Tapi Pengkhianat!

    “Aku hanya makan malam denganmu,” jawab Rosella. “Dan menghabiskan malam denganku,” kata Rex. “Tidur akan menghabiskan banyak energi? Apa kau punya tempat tidur getar? Tunggu. Jangan jawab itu. Mari kita bicarakan sesuatu yang tidak berhubungan dengan apa yang terjadi di kepalamu,” balas Rosella. Rex mengernyitkan wajah. “Bagaimana mungkin?”“Apa kau benar-benar bekerja di rumah?” Rosella bersikeras, mengganti topik pembicaraan.Rex mengangguk. “Ya.”“Maksudmu, apakah kau punya komputer dan sebagainya?” tanya Rosella, asal. Ia bergalak seolah ia tak pernah tinggal di rumah Rex. "Hhhhh...." Rex mendengus lemah. "Bukankah kau sudah pernah melihat komputer di rumah?" tanyanya pada Rosella. "Lagi pula, semua orang pasti punya komputer di rumah mereka?”Rosella menggeleng tegas. “Tidak. Komputer itu mahal.”Di lampu merah, Rosella menoleh untuk melihat Leila, salah satu karyawan di perusahaan Rex, dengan saksama. Ia menginap di motel jangka panjang

  • Mawar Hitam Sang Presdir   110. Wanita Temporer Tuan Alba

    "Kau sangat mengganggu," akhirnya Rex berkata, memecah kesunyian. "Itu sebabnya aku tak peduli dengan penampilanmu. Tak peduli apa niatmu padaku sekarang. Tak peduli dengan kekecewaanmu. Aku ingin mengubah kesakitan ini. Aku ingin menebus kesalahanku, mantan istriku dan orang tuaku padamu dan Rimba. Aku ingin menajagmu. Kau telah mengambil semua perhatianku, Rosella." Rex menggeram di bagian terakhir saat pikiran Rosella membungkus apa yang Rex katakan. "Tapi—" Rosella tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena Rex mencengkeramnya. Rex menarik Rosella ke tubuhnya, dan mulutnya turun ke mulutnya. Untuk sesaat Rosella bersandar pada Rex, dan menikmati kehangatan juga kenyamanan tubuhnya. Ia membiarkan semua yang lain terlepas saat Rex mendorong lidahnya ke dalam mulutnya. Ketukan di pintu membuat Rosella melompat mundur. Semuanya membanjiri kembali padanya tentang kenyataan tentang siapa Rex Alba juga bagaimana orang tuanya. Dan seberapa banyak yan

DMCA.com Protection Status