Terimakasih untuk segalanya. Terimakasih karena sudah terlahir sebagai perempuan, terimakasih karena sudah terlahir dengan nama Dona yang penuh ketulusan. Semoga kehidupanmu, penuh dengan kebahagiaan, walau tanpa aku di sana.
Bara atau Fairel?
—————————
Dona kembali sambil membawa nampan berisikan dua piring. Ia masih kepikiran dengan apa yang dilihatnya barusan, makanan yang dibuang di dapur tanpa ada rasa sayang atau mubazir, dan kemudian diganti dengan makanan baru.
Mungkin basi?!
Batin Dona membeo, ia tidak ambil pusing dengan hal itu, atau menceritakan kejadiannya kepada Fairel. Pria itu mungkin akan merasa sakit hati jika mendengarnya.
Dona memberikan satu piring berisi makanan dan lauk pauk yang sudah lengkap, ditambah es teh dingin, begitu juga de
Aku begitu menderita, sampai merasa bernafas saja terasa sesak. Apa yang salah dengannya, hanya ingin bahagia dengan ibunya, apa tidak boleh? Dan jangan ada yang lain. Please?Metta———Dona berlari ke arah Bara, lalu kemudian memeluknya dengan erat, terlihat seperti seorang anak yang sedang merindukan ayahnya.Dona hanya paranoid, dia takut jika hubungannya dengan Bara nanti akan putus dan berakhir dengan canggung.Bara menurunkan tatapannya, menatap wajah Dona yang bersembunyi di dadanya."Janjinya jam berapa Na?" tanya Bara mengejek, namun tampaknya Dona tidak bisa diajak bercanda.Gadisnya itu terus mengeratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya lebih dalam, dan memejamkan kedua matanya, seolah meyakinkan diri, kalau Bara adalah miliknya.Bara tidak akan pergi
Saat keduanya menunjukkan rasa cinta untuk bersama. Lalu siapa yang akan menerima kekalahan, bukankah itu terlalu mengkhawatirkan, dan membuat bekas luka terlalu dalam?Dona———Dona dan Bara, asyik membuka setiap halaman menu restoran Kalia. Sedangkan Fairel, sibuk mencari seseorang yang ia kenali, untuk mengajaknya makan bersama sekedar menghilangkan kecanggungannya.Suasana canggung begitu mencekik leher Fairel. Fairel tidak akrab dengan siapapun, Dona atau Bara, keduanya baru Fairel kenal akhir-akhir bulan ini.Nuansa romantis dengan ukiran kayu disetiap dinding dan meja pelanggan, terkesan minimalis. Alunan lagu yang terus mengalun membuat rasa semakin canggung dan mendung. Mengatakan, seolah tidak ada tempat bagi Fairel di sini. Jomblo pergi aja yang jauh.Entah kesialan apa yang menimpanya hari ini, Fa
Jika kamu memahami fungsi aku di sisi kamu. Lalu kenapa kamu terus mengelak, memilih menjauh, dan menggelap seperti bulan, yang tak sudi di kelilingi bintang-bintang?Fairel.———Satu jam, Fairel menunggu gadis itu keluar dari kamar mandi. Namun detik demi detik, tidak menunjukkan batang hidungnya sekalipun.Malam kembali temaram, penyanyi solo laki-laki yang restoran ini undang, untuk mengisi kehangatan para pembeli, sudah menghilang dari pandangan, karena waktu kerja mereka sudah habis dan tidak diperpanjang.Mungkin satu jam lagi restoran ini akan tutup. Mengingat bagaimana para pelayan terus mengatakan untuk segera merapikan diri dan meja makan. Ditambah, menu restoran yang sudah minim karena bahan makannya sudah laris.Fairel sering datang ke restoran ini untuk bertemu klien. Kadang, ia sering membuat ja
Kamu itu seperti hujan, yang pergi kemudian datang kembali. Yang menggores luka, lalu kembali mengobati.Fairel.————"Bara... tipe cewek kamu itu kayak gimana?" tanya Fara, salah satu penggemar Bara, dia ingin berusaha merubah diri sesuai dengan tipe cewek Bara yang akan disebutkannya nanti."Tipe cewek gue yah....." Bara tampak berpikir, dia juga bahkan tidak pernah memikirkan tipe ceweknya itu seperti apa. Karena baginya, tipe cewek seperti Dona itu sudah lebih dari cukup baginya."Gue suka cewek yang kalau senyum itu manis banget, nggak perlu punya lesung pipi, yang penting senyumannya bisa membuat gue sadar, kalau dialah yang gue butuhin buat ngejalanin hidup." Bara menyipitkan kedua matanya, pikirannya melayang, membayangkan wajah Dona yang selalu berseri-seri ketika mereka saling bersama."Itu aja?" ta
Keduanya sama. Sama-sama membuat aku tidak bisa berpikir jernih.Dona———Hujan tidak pernah menunjukkan rasa ibanya, terus menurunkan rintiknya tanpa peduli ada seseorang yang takut akan basah.Malam semakin menggelap, langit tidak memiliki bintang atau bulan, hanya dikepuli oleh awan gelap saja.Hati Dona masih tertuju pada satu orang, dan ia masih menunggunya, masih memberi kesempatan. Akan tetapi, Bara masih tidak ada kabar."Kamu suka warna apa?"Setelah satu jam saling berdiam diri, hanya terdengar suara jangkrik yang berdecit. Akhirnya Fairel membuka perbincangan."Merah muda...," jawab Dona, lalu ia mengangguk, kala melihat wajah Fairel seolah meminta penjelasan,"Alasan? Simpel, karena bunda gue selalu beliin baju warna merah muda, sampai sekarang, dan b
Takdir terus menyatukan. Membentuk tanda tanya disetiap pertemuan.———Dona menggeser layar ponselnya bosan. Mengabaikan seruan dosen yang sedang menerangkan tugas kelompok.Layar persegi itu kini menampilkan foto yang diambil saat ulang tahunnya kemarin, di foto itu terlihat sangat jelas kalau dirinya begitu enggan berfoto dengan Fairel.Dona kembali bernostalgia ketika mengingat hal-hal menyebalkan itu...Beberapa hari yang lalu, Aliya menyuruh Dona untuk memakai dress panjang dengan warna biru. Beliau membelikannya di mall ternama dan menghadiahi sebagai kado ulang tahun.Katanya, ada seseorang yang spesial menunggu di bawah. Diiringi lagu ulang tahun, Dona segera berganti pakaian dan berdandan.Keluarga Dona selalu merayakan ulang tahun untuk setiap anggota keluarganya.
Kenapa dia memilih untuk pergi, disaat aku bersiap untuk memantapkan hati.Bara——"Meta, boleh gue nanya sesuatu?""Apa?"Dona menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia sedikit merasa canggung,"Ah itu... lo tahu kak Loey ke mana? Soalnya gue cari Bara."Meta menarik pergelangan tangan Dona dan menggiringnya menuju tempat parkir,"Ikut gue yuk.""Tapi ke mana?" tanya Dona lagi. Satu pintu mobil bagian penumpang sudah terbuka oleh Meta. Saat mereka sudah sampai di tempat parkir."Udah masuk dulu aja."Dona menelan salivanya gugup, sebelum pada akhirnya ia menurut dan segera masuk ke dalam mobil.Dona sedikit terkejut melihat seseorang sudah duduk di kursi kemudi.Meta cekikikan, dia memilih dudu
Aku tidak senaif itu. Aku memang pria, tetapi aku juga manusia. Aku juga merasa sakit hati kala seseorang yang paling dipercayainya memilih membohongi. Bara — Beberapa hari yang lalu. Tepat ketika hari ulang tahun Dona. Chat Fera : sent photo Pacar lo kan itu?Dia punya tunangan.Wah, Ba, lo tersisihkan. Pesona lo pergi ke mana dah? Bara : 👊 Fera : Lo yakin nggak mau ke sini? Ciduk pacar lo yang tunangan kayaknya seru.