Suara teriakan Arley terdengar hingga ke ruangan Alexa. Teriakan itu terdengar menyeramkan di telinga Alexa, dia tahu bahwa atasannya pasti sedang ada masalah mengenai pekerjaannya.
Didorong rasa penasaran, Alexa segera keluar dari ruangannya dan sedikit menguping dari luar ruangan Arley. Tidak! Tidak hanya itu. Alexa juga mengintip dari celah pintu.Ada beberapa staf dan juga Alvin di sana, Arley tampak begitu marah pada mereka. Alexa menajamkan pendengarannya, agar bisa mengetahui apa yang sedang terjadi pada Arley."Jangan berpura-pura lagi di hadapanku! Kalian pasti tahu kenapa desain yang seharusnya aku berikan untuk Moon Grup, bisa sama persis dengan perusahaan lain! Siapa di antara kalian yang membocorkannya?"Arley menatap bawahannya sangat tajam rahangnya mengeras, tangannya mengepal. Dia tidak menyangka desain yang seharusnya dibeli oleh perusahaan Moon Group, nyatanya malah dituduh mencuri ide dari perusahaan desain lain. Dan membuatnya menjadi batal mendapatkan keuntungan dari desainnya tersebut."Kami sama sekali tidak melakukan itu, sedikit pun dari kami tidak memilik niat untuk berkhianat. Kami sangat setia pada perusahaan ini, Tuan," jawab salah satu staf.Tatapan Arley beralih pada Alvin. "Kau!""Sungguh, Tuan. Saya tidak melakukan itu, memiliki niat buruk saja saya tidak sanggup." Alvin berkata sembari menundukkan kepalanya.Alexa yang berada di balik pintu, sudah mendengar semua permasalahan yang terjadi pada perusahaan Arley. Dia yakin itu adalah Ef, karena dia sudah memberikan file penting yang dia copy dari laptop Arley."Apa dia juga akan menanyakannya padaku? Aku harus pergi dari sini sebelum ketahuan."****Siang ini seusai menyiapkan makan siang untuk Arley. Alexa bergegas keluar dari kantor, karena sudah memiliki janji dengan Ef.Sesampainya di luar, Alexa segera masuk ke dalam mobil Ef yang sudah menunggunya."Hai Tuan, selamat siang," sapa Alexa."Siang." Lelaki itu melajukan mobilnya setelah Alexa duduk di sampingnya."Kau sudah makan siang?" tanya Ef."Tentu saja belum, bagaimana sih Tuan ini." Alexa melirik Ef yang sedang menyetir.Ef menganggukan kepalanya. "Keberuntungan sedang berpihak padamu, aku sedang berbahagia. Jadi, aku akan membawamu ke restoran dan kau boleh makan apa saja yang kau inginkan," ucap Ef.Alexa berdecih. "Itu pasti karena kerja kerasku! Aku tahu, Tuan pasti mendapatkan uang yang banyak dari hasil menjual desain milik tuan Arley," kata Alexa."Aku mendesainnya sendiri!""Ya, tapi mengambil ide milik Tuan Arley." Alexa membuang pandangan pada jalan di sampingnya."Kau!" Ef mencengkeram setirnya kuat-kuat.Alexa menoleh ke arah Ef dan melihat wajah lelaki itu berbalut amarah, sebenarnya Alexa takut melihatnya. Namun, dia mencoba berani menghadapi Ef, agar tidak ada orang yang menganggapnya remeh."CEO yang baperan!" sindir Alexa."Hentikan omong kosongmu! Sekarang kau ingin makan atau tidak?" tanya Ef."Iya, aku mau makan, Ef." Alexa memanggil Ef tanpa embel-embel tuan, Ef hanya melirik tanpa bereaksi apa pun.Okay. Alexa cukup puas, dengan memanggil Ef seperti itu, dia merasa tidak seperti pesuruh Ef. Ya, meskipun status tidak merubah yang sesungguhnya."Sebentar lagi kita sampai ke restoran, dan aku juga akan memperlihatkan sesuatu padamu," kata Ef.Alexa menoleh ke arah Ef dengan cepat, dia menatap dalam-dalam lelaki yang tengah menyetir itu."Jangan bilang Tuan mau memberiku tugas lagi." Alexa tidak pernah salah dengan feeling-nya."Kau pintar," kata Ef terkekeh.Alexa menepuk keningnya frustasi. "Posisiku sedang tidak aman, Tuan Arley sudah mencurigai para staf di kantor, bahkan asistennya sendiri," kata Alexa."Kau malah memberiku tugas lagi! Aku tidak mau! Beri aku kesempatan untuk berpikir lebih dulu dengan apa yang harus aku lakukan. Aku yakin Tuan Arley dan asistennya itu pasti mencurigaiku juga," ucap Alexa mengeluarkan segala keluh kesahnya."Kau terlalu berlebihan! Kau hanya perlu menuruti apa kataku saja, tidak perlu berpikir hal yang lainnya. Otak kecilmu itu tidak akan sanggup memikirkannya!"Kini Alexa dan Ef sudah berada di dalam restoran, seperti biasa Ef memesan VIP room untuk mereka. Sebisa mungkin kebersamaan mereka tidak boleh ada yang mengetahuinya, khawatir akan ada yang melaporkan kepada Arley."Sudah cukup pesananmu?" tanya Ef."Sudah, aku tidak biasa makan berlebihan," jawab Alexa.Ef menganggukan kepalanya. "Good." Tangannya terulur hendak mengusap pipi wanita itu.Secepat kilat Alexa menggigit jari tangan Ef yang sudah berada di samping wajahnya. Dia menahan lengan Ef dan juga menggigit punggung tangan lelaki itu.Buru-buru Ef menarik lengannya karena terasa sakit dan segera membersihkan basah pada tangannya akibat air liur Alexa dengan tisu."Kau gila, Alexa!""Daripada kau, mesum!""Baiklah kita bicarakan sekarang mengenai tugasmu." Ef mengeluarkan benda kecil dari saku jasnya."Pasang ini di bawah meja kerja Arley!" titah Ef.Alexa mengambil benda itu dan mengernyitkan dahinya. "Alat penyadap suara?""Benar, benda ini sudah terhubung ke ponselku," jawab Ef. Alexa mengangguk sembari memperhatikan alat itu."Mudah bukan, tugas dariku?""Aku tidak menjanjikan akan menyelesaikan tugas yang menurutmu mudah ini dengan sempurna. Mungkin aku akan melakukannya satu minggu yang akan datang, bagaimana?" tanya Alexa.Menurut wanita itu, apa yang dia katakan sudah benar. Dia tidak bisa bertindak gegabah di saat Arley tengah mencurigai para stafnya."Ck, kau terlalu banyak alasan Alexa. Ikuti saja perintahku!" Ef berhasil membungkam mulut Alexa."Lakukan perintahku atau aku akan bertindak jauh terhadapmu!"Apa-apaan ini? Kini Ef malah mengancam Alexa."Baiklah. Aku akan menuruti perintahmu, Tuan Ef."****Alexa masuk ke dalam ruangan Arley setelah mengetahui atasan dan asisten pribadinya meninggalkan ruangan tersebut, entah mereka akan ke mana, Alexa tak peduli.Di pikirannya saat ini hanyalah tugas dari Ef, semakin cepat dia mengerjakannya, maka akan lebih bagus."Biar tahu rasa kamu Arley! Aku tidak perlu membalas perbuatanmu pada daddy-ku. Tuan Ef yang akan membalasmu!" gumam Alexa penuh penekanan.Alexa berjalan mendekati meja kerja Arley. Dia duduk di kursi kebesaran milik Arley."Aku tidak yakin kau membangun perusahaan ini murni karena kerja kerasmu!" Alexa tersenyum sinis.Tak ingin berlama-lama, Alexa segera masuk ke bawah meja kerja Arley, dia akan memasang alat penyadap suara di sana."Ini tempat yang paling aman. Katakanlah semuanya Arley, buka semua kebusukanmu!" Alexa tertawa puas."Lain kali panggil aku jika klien sudah datang saja! Aku tidak suka membuang-buang waktu.""Baik Tuan, maafkan saya."Mata Alexa membulat sempurna saat mendengar suara Arley dan Alvin berada di ruangan tersebut."Kenapa mereka kembali begitu cepat?" batin Alexa.Napasnya menjadi sesak seketika, kala melihat Arley sudah duduk di kursi kebesarannya. Sementara itu, Alexa membekap mulutnya sendiri agar tak mengeluarkan suara yang bisa membuat Arley curiga."Shit!" batin Alexa merasakan sakit di kakinya saat Arley berulang-kali menginjak kaki putihnya tersebut dengan sepatu hitam yang Arley gunakan."Ah!""Siapa itu?"Arley memeriksa ke bawah meja kerjanya saat mendengar teriakkan seorang wanita. Betapa terkejutnya dia, mendapati Alexa berada di sana."Kau? Sedang apa kau di sini?" Arley menggapai lengan Alexa dan menariknya keluar dari bawah meja tersebut."Apa yang kau lakukan di sini Alexa!" bentak Arley sekali lagi."Emm, aku ... aku—"Belum sempat Alexa menjawab, Arley merampas benda kecil di tangan Alexa, yang tak lain adalah alat penyadap."Apa ini?" tanya Arley sudah penuh kabut kemarahan di matanya.Alexa hanya diam membisu. Melihat kemarahan Arley, nyalinya menjadi ciut."Katakan! Apa kau tidak punya mulut?" hardik Arley.Dia hanya menunduk. Lagi-lagi Alexa tak bisa menjawab pertanyaan Arley, tetapi dia tidak ingin Arley menganggapnya lemah dan takut."Apa kau bisu, Alexa?" Terdengar kembali kemarahan Arley, membuat Alexa mengangkat wajahnya dan menatap Arley dengan beraninya."Siapa kau sebenarnya?" tanya Arley.Alexa tersenyum sinis menanggapi pertanyaan yang baru saja Arley lontarkan. "
Alexa sudah berbaring di atas ranjang dengan pakaian yang sudah berganti piyama tidur. Setelah wanita itu jujur pada Arley, Alvin mengeluarkan ular dari kamar dan Arley juga meminta asisten rumah tangga mengurus Alexa beserta kekacauan yang sudah dibuat wanita itu di dalam kamar."Apa dia sudah makan?" tanya Arley pada Mika — ART."Sudah, Tuan," jawab Mika."Kau bisa pergi istirahat."Setelah kepergian Mika. Arley langsung berdiri di sisi ranjang di mana Alexa terlelap."Bangun!"Alexa membuka matanya dengan sedikit terkejut."Arley. Emm, maksudku Tuan—""Aku tidak mengetahui siapa itu Ef, tetapi sekarang aku memintamu untuk menjadi mata-mataku!" pinta Arley.Alexa hanya menampilkan matanya yang membulat, dia sangat terkejut mendengar permintaan Arley. Mana mungkin, Alexa menjadi mata-mata dua orang sekaligus."Aku adalah mata-mata Tuan Ef dan aku tidak bisa mengundurkan diri begitu saja dari dia. Aku sudah pernah mencobanya, tetapi dia licik! Dia menjebakku dengan memintaku untuk tand
Malam ini Alexa benar-benar mengikuti Ef ke Club malam. Dia datang seorang diri, sejujurnya ada rasa takut dengan keadaan di sekitar sana.Banyak lelaki dan perempuan berpasangan dan berjoget tidak karuan. Sudah bisa dipastikan mereka mabuk."Ya Tuhan di mana Tuan Ef, tadi aku melihatnya di sana," gumam Alexa.Alexa semakin masuk ke dalam club tersebut demi mencari keberadaan Ef. Namun, kantung kemihnya terasa penuh. Dia memutuskan untuk ke toilet yang berada di dalam club tersebut.Setelah selesai menuntaskan hasrat buang air kecilnya, Alexa tak segera kembali ke tempat sebelumnya."Itu bukankah Tuan Ef? Sedang apa dia di sana?" batin Alexa."Wanita? Astaga! Apa dia ke sini hanya untuk bersenang-senang bersama wanita itu? Jika iya, sia-sia aku mengikutinya ke sini," kata Alexa.Alexa melihat pakaian para wanita di sana benar-benar seksi dan membuatnya tak percaya diri, sementara Alexa datang ke tempat tersebut mengenakan celana jeans dengan atasan crop.Langkah wanita itu semakin mend
Matahari menerobos masuk ke dalam kamar, membuat wanita itu perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa sangat berat, pandangannya memerhatikan setiap sudut dalam ruangan itu."Aku di mana?""Kamarku? Siapa yang membawaku pulang? Seingatku,semalam aku berada di klub bersama tuan Ef," gumam Alexa.Wanita itu buru-buru mencari ponselnya. "Ini dia.""Semalam aku menghubungi tuan Arley, apa mungkin dia yang membawaku pulang atau jangan-jangan tuan Ef?" gumamnya.Alexa menghubungi atasannya tersebut, baru saja dia menempelkan benda pipih itu di telinganya. Daisy sudah masuk ke dalam kamar Alexa lebih dulu."Lexa, kamu sudah bangun," sapa Daisy."Eh, sudah Mom. Boleh aku tanya sesuatu, siapa yang semalam yang mengantarku pulang?" tanya Alexa."Kebetulan sekali orang yang semalam mengantarmu pulang ada di ruang tamu, lebih baik sekarang kamu mandi lalu temui dia," kata Daisy.Belum sempat Alexa bertanya lagi, Daisy sudah keluar dari kamarnya. Alexa semakin penasaran dengan siapa orang ya
"Apa yang akan kukatakan nanti di depan mereka semua?" tanya Alexa."Jangan pusingkan itu! Kau hanya cukup duduk manis di sampingku seperti biasa," jawab Arley.CEO Gorgeous Hotel menyambut kedatangan mereka dengan sangat baik, begitu pun dengan klien Gorgeous Hotel lainnya.Satu per satu mereka mulai berdatangan termasuk Ef, ini kali pertama Arley melihat Ef secara langsung.Pemilik perusahaan Ef Group yang namanya selalu ada di mana pun Arley mengajukan kerjasama dengan perusahaan yang ingin memakai jasa perusahaannya."Tuan Ef datang," gumam Alexa yang hanya bisa didengar oleh Arley.Saat ini Alexa mencoba profesional dan bermain cantik. Dia harus tetap membuat Ef berpikir bahwa dia ada di pihak lelaki itu.Begitu pun dengan Arley, dia tetap bersikap seolah tak mengetahui apa pun tentang rencana Ef."Hai, Tuan William, senang bertemu denganmu," kata Ef sembari tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Arley.Arley menyambutnya dengan baik. "Halo, aku pun demikian."Ef duduk di hadapa
Setelah beberapa hari yang lalu bertemu dengan Ef di hotel, kini Alexa mendapat pesan dari Ef untuk datang ke apartemen lelaki itu.Sejujurnya dia takut untuk datang ke sana, mengingat kembali seperti apa perlakuan Ef kepadanya. Namun, dia juga menceritakan hal itu pada Arley dan Arley justru mengambil kesempatan tersebut untuk memberikan Alexa tugas."Kau mengerti dengan apa yang kukatakan, Alexandra Johnson?""Ya aku mengerti, Tuan," jawab Alexa.Alexa turun dari mobil Arley. Ya, saat ini dia datang ke apartemen Ef diantar oleh Arley.Tanpa menunggu lama Alexa segera berjalan ke lobi apartemen dan segera menuju lift. Dia menekan angka di mana lantai apartemen Ef berada."Kenapa aku jadi gugup seperti ini?" gumam Alexa."Semoga saja nanti Ef tidak berniat buruk padaku," batin Alexa.Alexa segera melangkahkan kakinya saat lift berbunyi menandakan dia sudah sampai di lantai yang dia tuju.Langkahnya kian meragu kala semakin dekat dengan kamar apartemen Ef, sebuah alat perekam suara untu
Lagi, Alexa menginjakkan kakinya kembali di mansion Williams. Sejak masuk ke dalam gerbang hingga ke dalam mansion, dia sama sekali tidak melihat kehadiran Jeremy."Ke mana perginya Jeremy?" batin Alexa."Siapa yang kau cari?" Buru-buru Alexa menoleh ke belakang."Arley, kau membuatku terkejut saja! Jelas aku mencarimu," kata Alexa berdusta."Ikut aku!"Alexa mengekor pada Arley yang kini berjalan di depannya. Langkah lebar lelaki itu membuat Alexa berlari kecil."Ini di mansion-mu, tolong lebih santai sedikit!" seru Alexa."Jangan lemah! Kau ini seorang mata-mata, pantang mengeluh seperti itu," ujar Arley.Alexa berhasil menyamai langkahnya dengan Arley, dia berjalan di samping lelaki yang memiliki tinggi jauh di atasnya."Aku bukan mengeluh! Enak saja!""Naik lift? Mau ke mana kita sebenarnya?" tanya Alexa.Arley menghentikan langkahnya dan menatap sejenak wanita di sampingnya."Apa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Alexa.Tanpa basa-basi Arley menggendong Alexa bak karung beras
Susah payah Alexa menjelaskan kepada Arley bahwa dia berada di pihak lelaki itu. Hingga pada akhirnya Alexa bisa pergi ke apartemen Ef tanpa pertanyaan lagi dari Arley."Hai, Honey kamu sudah datang?" sapa Ef.Ef membuka pintu apartemennya dengan lebar agar Alexa bisa masuk ke dalamnya. Tentu saja Alexa masuk dengan senang hati, karena dia memiliki tujuan lain di sana."Ef, kenapa daddy-mu tampan sekali? Pasti di usia yang sekarang dia masih terlihat tampan dan gagah," kata Alexa."Kenapa tiba-tiba memuji daddy-ku?" tanya Ef penasaran.Alexa sudah berdiri tepat di depan figura yang menempel di dinding. "Maaf, mataku suka seperti ini jika melihat yang tampan.""Sungguh?" Langkahnya mendekat dan mendorong tubuh Alexa hingga membentur dinding."Iy-iya. Apa kalian tidak tinggal bersama dan kalau boleh tahu siapa namanya?" tanya Alexa, dia benar-benar merasa gugup dan takut dengan apa yang baru saja Ef lakukan.Tubuh