Lagi, Alexa menginjakkan kakinya kembali di mansion Williams. Sejak masuk ke dalam gerbang hingga ke dalam mansion, dia sama sekali tidak melihat kehadiran Jeremy."Ke mana perginya Jeremy?" batin Alexa."Siapa yang kau cari?" Buru-buru Alexa menoleh ke belakang."Arley, kau membuatku terkejut saja! Jelas aku mencarimu," kata Alexa berdusta."Ikut aku!"Alexa mengekor pada Arley yang kini berjalan di depannya. Langkah lebar lelaki itu membuat Alexa berlari kecil."Ini di mansion-mu, tolong lebih santai sedikit!" seru Alexa."Jangan lemah! Kau ini seorang mata-mata, pantang mengeluh seperti itu," ujar Arley.Alexa berhasil menyamai langkahnya dengan Arley, dia berjalan di samping lelaki yang memiliki tinggi jauh di atasnya."Aku bukan mengeluh! Enak saja!""Naik lift? Mau ke mana kita sebenarnya?" tanya Alexa.Arley menghentikan langkahnya dan menatap sejenak wanita di sampingnya."Apa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Alexa.Tanpa basa-basi Arley menggendong Alexa bak karung beras
Susah payah Alexa menjelaskan kepada Arley bahwa dia berada di pihak lelaki itu. Hingga pada akhirnya Alexa bisa pergi ke apartemen Ef tanpa pertanyaan lagi dari Arley."Hai, Honey kamu sudah datang?" sapa Ef.Ef membuka pintu apartemennya dengan lebar agar Alexa bisa masuk ke dalamnya. Tentu saja Alexa masuk dengan senang hati, karena dia memiliki tujuan lain di sana."Ef, kenapa daddy-mu tampan sekali? Pasti di usia yang sekarang dia masih terlihat tampan dan gagah," kata Alexa."Kenapa tiba-tiba memuji daddy-ku?" tanya Ef penasaran.Alexa sudah berdiri tepat di depan figura yang menempel di dinding. "Maaf, mataku suka seperti ini jika melihat yang tampan.""Sungguh?" Langkahnya mendekat dan mendorong tubuh Alexa hingga membentur dinding."Iy-iya. Apa kalian tidak tinggal bersama dan kalau boleh tahu siapa namanya?" tanya Alexa, dia benar-benar merasa gugup dan takut dengan apa yang baru saja Ef lakukan.Tubuh
Alexa merasa Ef begitu posesif padanya, dia terpaksa mengirim pesan pada Arley untuk meminta izin tidak bekerja hari ini."Kau mau membawaku ke mana?""Kau maunya ke mana? Hotel atau apartemenku?" tanya Ef.Ef tak pernah berhenti membuat Alexa merinding berada di dekat lelaki itu. Entah bagaimana cara dia menyikapi Ef, yang selalu saja berpikiran mesum saat bersamanya."Bagaimana jika ke kantormu, aku ingin main di sana," kata Alexa. Selain di kantornya akan aman, dia juga ingin mencari tahu apa yang bisa dicari di sana."Ingin main atau bermain?" tanya Ef kembali.Alexa memutar bola mata malasnya. "Hentikan! Jangan berbicara apa pun yang mengarah pada kemesuman, jangan kotori otakku yang bersih ini. Jika kau terus saja bicara seperti itu, aku akan lompat dari sini!""Jangan seperti itu, kau benar-benar membuatku sangat gemas. Tidak bisakah kau menjadi kekasihku, Alexa. Putuskan saja kekasihmu itu, dan jangan pernah beme
"Jeremy? Untuk apa dia datang ke sini? Apa ini permintaan Arley?" batin Alexa."Hai, Alexa. Bagaimana kabarmu?" tanya Jeremy.Seperti biasa, Alexa tidak ingin membicarakan apa pun di rumahnya. Khawatir jika ada yang mendengar pembicaraan mereka."Je, kalau tidak keberatan kita bicara di luar saja," kata Alexa.___Mereka sudah berada di sebuah Cafe. Jeremy memesankan dua buah cup coffee untuk mereka."Aku dengar kau tidak lagi masuk bekerja, ada apa sebenarnya?" tanya Jeremy."Kenapa kau ingin tahu sekali? Maaf, bukankah kau hanya sopir di mansion Williams. Aku rasa ini semua tidak ada urusannya denganmu," ujar Alexa.Jeremy terkekeh mendengar ucapan Alexa."Aku bukan sopir, Alexa." Jeremy masih terus tertawa."Lalu?""Aku temannya Arley, saat itu aku memang sedang berada di kediaman Arley dan tak sengaja bertemu denganmu," jawab Jeremy.Alexa tak enak hati pada Jeremy, dia pi
Alexa dan Arley terlihat sangat canggung, di mana kedua orang tersebut kini duduk berhadapan terhalang meja bundar di hadapan mereka.Apa lagi yang membuat mereka tampak seperti itu jika bukan mengenai Arley, yang mencium bibir Alexa di hadapan Ef."Maaf, untuk yang tadi. Aku tidak bermaksud apa pun, aku hanya ingin—""Aku mengerti, untuk hal itu tidak perlu dibahas lagi. Terima kasih, karena kau sudah menolongku dari posesifnya Ef padaku," ujar Alexa.Arley mengangguk tipis, beruntung Alexa tak marah dengan perbuatannya."Sepertinya kau marah," kata Arley. Sejak tadi Alexa hanya diam membuat Arley merasa bersalah.Alexa menggeleng ragu, suaranya terdengar sangat lirih. "Kau mencuri ciuman pertamaku."Arley tergemap, dia tidak mengira bahwa itu akan menjadi hal yang mengganggu pikiran Alexa. Yang dia tahu, kebanyakan wanita yang dia kenal tak pernah memedulikan itu."Sekali lagi aku minta maaf," ucap Arley tak kalah lirih."Iya, kita langsung pesan makan saja." Alexa mengalihkan pembic
Alexa masuk ke dalam ruangannya, tetapi tanpa dia sadari Arley juga ikut masuk ke dalam ruangannya."Alexa," panggil Arley yang berada di belakang Alexa sembari mengunci pintu.Dengan cepat Alexa menoleh. "Tu-tuan, kenapa masuk ke dalam ruanganku, sebentar lagi aku akan membawakan sarapan untukmu.""Ini bukan tentang sarapan, tapi ini tentang sikapmu yang tiba-tiba saja berubah. Apa kau ada masalah, atau mungkin ini tentang ciuman saat itu," kata Arley.Alexa menggeleng dengan sangat cepat. "Tidak, aku tidak apa-apa dan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan hal itu. Aku mohon jangan pernah membahas itu lagi.""Lalu, kenapa kau bersikap seperti ini padaku?" tanya Arley.Alexa menatap Arley penuh kebingungan, bagaimana dia mengatakannya pada lelaki itu bahwa sikapnya adalah karena perasaannya terhadap sang CEO tersebut.Belum lagi, masalah di keluarganya yang menginginkan hubungannya terjalin dengan Sean."Jadikan aku tempat curhatmu, aku yakin kau sedang memiliki masalah. Jangan
Sesuai yang dikatakan saat di kantor, malam ini Arley datang ke rumah Alexa atas permintaan Steve Johnson.Entah kedatangannya akan diterima atau tidak yang jelas dia ingin menghadap Steve Johnson sebagai kekasih dari Alexa."Ar, kamu tunggu di sini ya. Aku akan panggilkan Daddy dan Mommy sebentar," kata Alexa pada Arley yang duduk di sofa."Ya," ucap Arley, kemudian menyunggingkan senyumnya.Alexa pergi meninggalkan Arley untuk memanggil kedua orang tuanya di kamar. Jujur saja dia sangat gugup, khawatir kedua orang tuanya masih memasalahkan kesalahpahaman yang terjadi mengenai perusahaan.Tak membutuhkan waktu lama kini dia Daisy dan Steve sudah berada di ruang tamu bertemu dengan Arley.Arley bangkit dan mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan Steve."Silakan duduk kembali," ujar Steve tanpa menerima uluran tangan dari Arley.Kini mereka semua pun duduk di sofa yang berada di ruang tamu, ada perasaan kasihan di hati Alexa pada Arley."Jadi, kau yang bernama Arley Williams?""Iy
Malam ini Daisy dan Steve mendatangi mansion Williams. Kedatangan mereka tak lain untuk mencari Alexa yang sejak siang tak diketahui keberadaannya.Mereka sangat yakin jika Alexa ada bersama Arley, karena lelaki itulah yang siang tadi diperdebatkan oleh Alexa dan Daisy."Silakan duduk, Tuan Steve dan Nyonya Daisy." Aura dingin terpancar dari wajah lelaki itu.Arley menduga kedatangan Steve dan Daisy hanya untuk kembali menentang hubungannya dengan Alexa."Tidak perlu! Kami datang ke sini untuk menjemput Alexa," ucap Steve.Arley tampak kebingungan dan tidak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Steve, pasalnya selama beberapa hari, dia sama sekali tak bertemu dengan Alexa."Maksud Anda apa? Alexa tak ada di sini," ujar Arley."Jangan berbohong dan jangan coba menyembunyikan Alexa, sejak siang dia tidak ada di rumah. Aku yakin putriku pasti ada di sini, karena hanya kau orang yang selalu Alexa ingat, bahkan dia tidak mau makan hanya karena ingin hubungannya denganmu disetuj