Weekend di rumah Purnomo tidak banyak berubah, Anita masih di rumah sakit menunggu ayahnya. Sedangkan Mawar sejak hamil jarang keluar rumah, Purnomo senang akan hal itu.
Purnomo memberi perhatian khusus kepada Mawar setelah tahu hamil. Dia tidak tahu jika Mawar mengandung anak Arka, kekasih gelap istri ketiganya.
“Sayang, lama menunggu tidak?” tanya Purnomo yang sudah membawa lontong sayur permintaan Mawar.
“Lama sekali, Mas. Aku sudah lapar ni!!” protes Mawar, di
Satu minggu sudah setelah Vanya hilang, hidup Anthony berubah. Tubuhnya sehat, makan jika ingat saja, bisnis masih berjalan akan tetapi dia jarang berkumpul bersama dengan Sean dan yang lain. Waktu dia habis gunakan untuk mencari Vanya, pulang ke rumah hanya untuk tidur, mandi dan mengecek bisnis dan selebihnya di luar. “Ndan, nanti catat saja pengiriman botol bekas hati ini. Aku mau pergi dulu,” kata Anthony. “Iya, Kak,” jawab Bondan yang sibuk dengan tablet yang dia pegang. Dia sudah menjadi kepercayaan Anthony untuk mengelola keuangan bisnis. Anthony cepat perginya sampai Bondan yang mau bertanya lagi saja sudah tidak mempunyai kesempatan. “Hah!!! Mau sampai kapan kak Anthony seperti itu?” keluh Bondan sambil melihat pung
“Jam berapa ini?” gumam Anthony sambil mengambil ponsel di dalam sakunya yang menunjukkan pukul 02.00 pagi.“Ahh!!! Waktu berjalan cepat sekali!!!” keluh Anthony, dia naik sepeda motor berniat untuk pulang.Lampu jalan kota menjadi teman Anthony disaat kendaraan sudah tidak ada di jalannya. Keadaan sangat sepi sekali hanya beberapa pengguna jalan yang lewat.Dua jam sudah Anthony berada di jalan yang akhirnya sudah sampai rumah juga, dia meletakkan helm dan kaget ketika melihat Sean dan yang lain sedang menunggunya pulang.“Loh!!! Kalian belum tidur?” tanya Anthony.Sean merangkul Anthony dan menuntunnya masuk dibawa duduk ke ruang tamu. Semua sa
“Apa kau menyuruh Anita untuk membuatku menandatangani surat cerai ini!!!” teriak Purnomo dari seberang telepon.“Haha!! Akhirnya kau bercerai juga dengan Vanya, tunggu saja sampai surat undangan pernikahanku datang kepadamu!!!” Anthony menepuk jidat, dia belum sempat menghubungi Anita untuk mengambil surat cerai itu. Dia berusaha menyembunyikan suaranya agar tidak terdengar menyesal.“Jangan berlagak sok hebat!!! Apa kau tahu dimana keberadaan Vanya? Siapa yang cepat menemukannya, dia adalah pemenang dan aku akan merenggut kehormatannya terlebih dahulu, setelah itu ambillah sisaku!!!” beber Purnomo sambil tertawa penuh kemenangan.“Brengsek kau, Bandot Tua!!! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!!! Kita lihat saja siapa yang menang!!” umpat A
Kamar pasien VIP menjadi pilihan Purnomo untuk merawat Mawar. Purnomo sedang mendengarkan penjelasan Dokter kandungan Mawar.“Istri anda tidak boleh stres, ini demi janin yang ada di dalam rahimnya. Sejauh ini istri dan janinnya dalam keadaan baik-baik saja.”“Baik, Dok. Terimakasih,” jawab Purnomo.Setelah Dokter selesai dengan penjelasannya pergi meninggalkan kamar pasien VIP. Purnomo merasa lega ketika mengetahui Mawar dalam keadaan baik-baik saja.“Sayang, kamu dengar apa kata dokter kan?? Kamu tidak boleh stres, semua sumber stres di rumah sudah hilang, jadi kamu harus sehat ya,” kata Purnomo dengan lembut.Mawar mengangg
Berkas lembaran itu berisi data keuangan penggelapan pajak beberapa perusahaan yang dikelola Purnomo dan rekening koran menunjukkan dana gelap bernilai milyaran yang berkali-kali ditransfer ke rekening Purnomo dengan pengirim yang sama.“Dokumen itu sangat rahasia, aku mendapatkannya di brankas Purnomo sebelumnya. Aku ingin melihat Purnomo bangkrut dan hidup sengsara bersama istri pilihannya itu!!” ucap Anita sambil menahan amarah.“Apa mbak Anita yakin melakukan ini?? Purnomo belum resmi menceraikan mbak kan, apa nanti mbak tidak terbawa-bawa dalam kasus ini?” tanya Anthony meyakinkan Anita.Anita menatap Anthony, “Jangan kuatir, aku mempunyai teman pengacara yang sangat dekat denganku. Jadi bantulah aku untuk menjatuhkan Purnomo dengan berkas itu.”&nbs
“Purnomo sudah tidak mencintaiku, Lyn. Terima saja berkas dari Anthony hanya dia orang yang bisa membantu untuk menjatuhkan Purnomo,” jawab Anita.Jocelyn tampak mendengarkannya dengan serius, lalu menatap Anthony yang melambaikan tangan sambil tersenyum kepadanya.“Baiklah, beri tahu aku keberadaanmu sekarang. Aku akan segera kesana setelah urusan bersama Anthony selesai,” timpal Jocelyn.Sambungan telepon tersebut berakhir, Jocelyn berjalan menghampiri Anthony dan duduk di hadapannya sambil meletakkan ponsel diatas meja.“Maafkan aku tidak mempercayaimu sebelumnya, bekas ini aku terima dan akan mengurus sisanya,” kata Jocelyn menyesal, dia lebih lembut dari sebelumnya.“O
“Mawar!! Aku minta maaf telah meninggalkanmu. Aku berjanji akan bertanggung jawab atas perbuatanku,” ungkap Arka berjalan mendekati Mawar.“Tidak!!! Pergi dari sini!! Aku tidak butuh dengan semua itu!!” teriak Mawar histeris, semua yang bisa dia gapai dilemparkan ke arah Arka untuk menghalaunya.Purnomo yang sudah dekat dengan kamar Mawar ikut panik ketika mendengar sebuah teriakan, dia berlari masuk kamar dan melihat ada seorang lelaki menghampiri Mawar.“Hei!!! Siapa kamu?” teriak Purnomo di belakang Arka.Sontak Mawar langsung memanggil Purnomo untuk mencari perlindungan, “Mas, usir orang itu. Aku takut!!!”Selain itu Mawar juga mencari alasan agar tidak ketahuan jika bayi
Madiun adalah kota kecil yang terkenal dengan berbagai julukannya, ada yang bilang kota gadis, kota pecel, kota pendekar dan mungkin beberapa sebutan lain yang disematkan.Hampir 2 minggu Vanya sudah menyesuaikan diri di kota Madiun, ketika dia bangun pagi di kamar kos selalu melihat antrean cukup panjang di depan gerbang untuk membeli nasi pecel.Kebetulan ibu kosnya menjual sarapan di pagi hari, Vanya bangun dan segera mencuci muka untuk ikut mengantre membeli sarapan.“Bu, saya nasi pecel satu pincuk ya,” ucap Vanya sambil tersenyum.Satu pincuk itu sebutan untuk alas pembungkus nasi pecel yang berasal dari daun pisang, kalau makan di tempat daun pisang bagian ujung atas dilipat kecil menyerupai trompet.“Bere