“Ya ampun!! Kasihan sekali orang tua mempelai wanita,” kata ibu Bondan seperti mewakili sebagian besar pertanyaan tamu yang lain.
“Kita tidak tahu duduk perkaranya, Buk. Jangan berkomentar dulu, kita lihat saja,” timpal Bondan.
Suasana tegang itu masih berlangsung, penghulu yang ada disana juga masih menyaksikan sampai lupa tujuannya datang di acara Anthony hari ini.
Airmata Vanya mengalir deras, memalingkan muka tidak kuat untuk melihat kedua orang tuanya. Hatinya masih keras sampai tangannya disentuh oleh Dylano dengan tinggi hampir menyamainya.
“Kak Vanya apa kabar? Dylano merindukan kakak,” ungkap Dylano yang menggenggam tangan Vanya.
Anthony melepas rangkulannya, dia membantu Sonya
Anthony Baragav adalah seorang lelaki yang sudah cukup matang untuk usia menikah, tahun ini dia berumur 30 tahun. Bulan ini adalah bulan paling berat baginya, awal bulan keluarganya tidak bisa membayar hutang yang membengkak sehingga semua aset yang mereka punya hanya untuk membayar hutang. Dan tidak ada sisa sepeserpun, untung cukup saja mereka sudah bersyukur.Yang kedua, kedua orang tuanya meninggal tepat di pertengahan bulan. Disaat mereka mencoba merintis usaha baru untuk menyambung hidup itu menjadi petaka di kehidupan Anthony. Luka Anthony yang belum sembuh itu dipukul kenyataan yang sangat menyakitkan.Kini hanya dia sendiri hidup tanpa arah, tanpa rumah dan tujuan. Dia mempunyai teman baik bernama Sean, orang tuanya sangat kasihan melihat keadaan A
“Berapa Mbak, biayanya?” tanya Sean ke petugas administrasi.“Untuk pasien atas nama siapa, Mas?” tanya balik petugas itu.“Pasien IGD yang baru datang mbak, Anthony namanya,” jelas Sean.“Baik, ditunggu sebentar ya, Mas,” Pegawai itu memainkan jari diatas keyboard komputer, dengan gesit dia menghitung semua biayanya.“Biayanya 1 juta Mas, ini baru penanganan awal dan termasuk obat yang akan digunakannya,” beber pegawai itu.Tanpa pikir panjang S
Papi Vanya sebagai Gubernur provinsi itu selalu di sibukkan dengan semua kegiatannya, sedangkan maminya membantu mengurus pekerjaan papi, dan juga semua keputusan masalah keluarga diserahkan ke mami Vanya.Vanya adalah anak pertama dari 2 saudara. Dia adalah salah satu anggota dari keluarga Kencana, yang dikenal sebagai keluarga pejabat yang sangat terpandang dan kaya.Sayangnya, anak perempuan ini hanya dijadikan sebagai bunga, hiasan yang harus terlihat cantik dan menawan. Keluarganya mencukupi semua fasilitas dan kenyamanan hidupnya hanya untuk sebagai alat. Alat yang digunakan untuk mencapai tujuan keluarganya.Purnomo adalah pejabat tinggi yang bertugas di kota pusat, dia satu partai dengan papi. Namun, kepopulerannya sebagai pejabat bersih rahun lalu, membuatnya melesat jauh ke jabatan yang dia duduki sekarang.“Selamat malam, pak Murti Kenc
“Iya, terimakasih ucapan semangatnya. Tapi maaf kamu siapa?” tanya Anthony.Vanya diserang rasa bingung, kenapa pekerja papi tidak mengetahuinya. Padahal seluruh kampung sudah tahu identitasku, bahkan ratusan karyawan papi juga mengenalku. Siapa dia? Apa dia pekerja baru? Batin Vanya..“Saya ...”“Non Vanya!!” panggil pasien lain di ruang itu.Pasien yang lain baru sadar, wanita yang masuk dalam ruangan itu adalah Vanya putri dari Murti Kencana yang merupakan juragan di tempatnya bekerja.Vanya tambah bingung, dia menatap pria di depannya lalu kembali menatap pria di ujung yang berbeda.“Non, anda salah orang!! Anda anak juragan Murti Kencana kan, saya pekerja yang sakit itu” serunya.Haduh!!! Kenapa aku bisa salah orang, batin Vanya.“Maafkan
Kedua orang tua Sean sudah pergi meninggalkan rumah sakit, Sean sudah datang dari tempatnya bekerja.Anthony berpikir keras, dia mau bisa hidup sendiri tapi sepeser pun dia tidak memiliki uang. Dia hanya mempunyai ponsel keluaran terbaru hadiah ulang tahunnya 5 bulan yang lalu.“Sean, apa kamu punya forum jual beli HP?”Anthony bertanya, dia berniat untuk menjual ponselnya. Dia teringat bahwa dia mempunyai nenek dari ibunya yang ada di kampung. Anthony berencana tinggal bersama neneknya.“Kenapa memangnya? Apa kamu akan menjual HP-mu?” Sean tampak tertarik mendengar jawaban Anthony, dia menggeser tempat duduknya untuk mendekat.“Hehe. Iya, aku mau menjual telepon genggamku, Sean. Rencanaku setelah keluar dari rumah sakit adalah menemui nenek, dan ingin tinggal bersama nenekku,” jawab Anthony.
“Ton!!!”Panggil Sean yang duduk di sebelah, lalu dia menyenggol pundak Anthony untuk menyadarkannya.“Iya, Pak. Maaf bisa minta tolong ulangi perkataan Anda??” pinta Anthony.“Jangan membuang waktuku!!! Sini lihat mana handphone-mu?” pinta Murti sambil memperingatkan Anthony.Murti melihat handphone yang baru saja dia terima dari Anthony, lalu dia mengecek di setiap sisi dan dia suka karena handphone dalam kondisi bagus.“10 juta kan?” Murti bertanya lagi untuk memastikan harganya.“Iya, Pak,” sahut Anthony cepat.Murti menarik laci mejanya, lalu mengambil amplop coklat dan mengambil 10 juta dari amplop tersebut. Kemudian dia menyerahkan uang ke Anthony.“Coba dihitung kembali!!” pinta Murti.Antho
Purnomo yang bekerja sebagai pejabat negara, dia mendapatkan fasilitas seperti rumah dan mobil dinas. Rumah dinas Purnomo hanya beranggotakan 2 orang, hanya dia dan istrinya, Anita.Mereka sudah menikah hampir 20 tahun, sayangnya belum dikaruniai seorang anak. Sudah berbagai macam cara dicoba, apa kata orang juga dicoba, tetap saja tidak membuahkan hasil.Anita sudah mandi, dan berpakaian cantik. Setiap hari dia ingin kelihatan cantik di mata suaminya, bahkan saat makan maupun sedang memasak dia selalu memeriksa riasannya. Dia melakukannya untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya, yaitu mandul.Mobil Purnomo tampak berhenti di halaman rumah, dengan sangat ceria Anita menyambut suaminya pulang.“Sayang!!” sapa Anita, dia berjalan menghampiri Purnomo lalu mencium tangannya.Kemudian Anita memeluk suaminya, Purnomo membalas pelukan yang
Hari pernikahan Vanya dan Purnomo telah tiba, Purnomo menggelar acara mewah di sebuah gedung pertemuan. Acara itu dihadiri oleh teman pejabatnya, dan semua teman relasi Purnomo diundang. Ijab qobul sudah dilaksanakan pagi pukul 10.00, sekarang waktunya pesta perayaan pernikahan.Purnomo dengan jas hitam sangat percaya diri menyambut tamu undangan, tidak lupa dia menyunggingkan senyuman yang lebar.“Mana istrimu, Pur. Katanya gadis muda ya?? Aku iri sekali kepadamu!! Bagaimana kamu bisa membujuk istri pertamamu?” tanya salah satu teman Purnomo bekerja sebagai pejabat juga.“Hehe.. contohlah diriku, aku membelikan emas berlian untuk membujuk istr