“Iya, terimakasih ucapan semangatnya. Tapi maaf kamu siapa?” tanya Anthony.
Vanya diserang rasa bingung, kenapa pekerja papi tidak mengetahuinya. Padahal seluruh kampung sudah tahu identitasku, bahkan ratusan karyawan papi juga mengenalku. Siapa dia? Apa dia pekerja baru? Batin Vanya.
.
“Saya ...”
“Non Vanya!!” panggil pasien lain di ruang itu.
Pasien yang lain baru sadar, wanita yang masuk dalam ruangan itu adalah Vanya putri dari Murti Kencana yang merupakan juragan di tempatnya bekerja.
Vanya tambah bingung, dia menatap pria di depannya lalu kembali menatap pria di ujung yang berbeda.
“Non, anda salah orang!! Anda anak juragan Murti Kencana kan, saya pekerja yang sakit itu” serunya.
Haduh!!! Kenapa aku bisa salah orang, batin Vanya.
“Maafkan
Kedua orang tua Sean sudah pergi meninggalkan rumah sakit, Sean sudah datang dari tempatnya bekerja.Anthony berpikir keras, dia mau bisa hidup sendiri tapi sepeser pun dia tidak memiliki uang. Dia hanya mempunyai ponsel keluaran terbaru hadiah ulang tahunnya 5 bulan yang lalu.“Sean, apa kamu punya forum jual beli HP?”Anthony bertanya, dia berniat untuk menjual ponselnya. Dia teringat bahwa dia mempunyai nenek dari ibunya yang ada di kampung. Anthony berencana tinggal bersama neneknya.“Kenapa memangnya? Apa kamu akan menjual HP-mu?” Sean tampak tertarik mendengar jawaban Anthony, dia menggeser tempat duduknya untuk mendekat.“Hehe. Iya, aku mau menjual telepon genggamku, Sean. Rencanaku setelah keluar dari rumah sakit adalah menemui nenek, dan ingin tinggal bersama nenekku,” jawab Anthony.
“Ton!!!”Panggil Sean yang duduk di sebelah, lalu dia menyenggol pundak Anthony untuk menyadarkannya.“Iya, Pak. Maaf bisa minta tolong ulangi perkataan Anda??” pinta Anthony.“Jangan membuang waktuku!!! Sini lihat mana handphone-mu?” pinta Murti sambil memperingatkan Anthony.Murti melihat handphone yang baru saja dia terima dari Anthony, lalu dia mengecek di setiap sisi dan dia suka karena handphone dalam kondisi bagus.“10 juta kan?” Murti bertanya lagi untuk memastikan harganya.“Iya, Pak,” sahut Anthony cepat.Murti menarik laci mejanya, lalu mengambil amplop coklat dan mengambil 10 juta dari amplop tersebut. Kemudian dia menyerahkan uang ke Anthony.“Coba dihitung kembali!!” pinta Murti.Antho
Purnomo yang bekerja sebagai pejabat negara, dia mendapatkan fasilitas seperti rumah dan mobil dinas. Rumah dinas Purnomo hanya beranggotakan 2 orang, hanya dia dan istrinya, Anita.Mereka sudah menikah hampir 20 tahun, sayangnya belum dikaruniai seorang anak. Sudah berbagai macam cara dicoba, apa kata orang juga dicoba, tetap saja tidak membuahkan hasil.Anita sudah mandi, dan berpakaian cantik. Setiap hari dia ingin kelihatan cantik di mata suaminya, bahkan saat makan maupun sedang memasak dia selalu memeriksa riasannya. Dia melakukannya untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya, yaitu mandul.Mobil Purnomo tampak berhenti di halaman rumah, dengan sangat ceria Anita menyambut suaminya pulang.“Sayang!!” sapa Anita, dia berjalan menghampiri Purnomo lalu mencium tangannya.Kemudian Anita memeluk suaminya, Purnomo membalas pelukan yang
Hari pernikahan Vanya dan Purnomo telah tiba, Purnomo menggelar acara mewah di sebuah gedung pertemuan. Acara itu dihadiri oleh teman pejabatnya, dan semua teman relasi Purnomo diundang. Ijab qobul sudah dilaksanakan pagi pukul 10.00, sekarang waktunya pesta perayaan pernikahan.Purnomo dengan jas hitam sangat percaya diri menyambut tamu undangan, tidak lupa dia menyunggingkan senyuman yang lebar.“Mana istrimu, Pur. Katanya gadis muda ya?? Aku iri sekali kepadamu!! Bagaimana kamu bisa membujuk istri pertamamu?” tanya salah satu teman Purnomo bekerja sebagai pejabat juga.“Hehe.. contohlah diriku, aku membelikan emas berlian untuk membujuk istr
Anthony sudah sampai di rumah neneknya, dia membutuhkan waktu hampir 20 jam untuk sampai. Nenek Yasmini tidak mengira bahwa cucu satu-satunya datang mengunjunginya, bahkan akan tinggal bersamanya.“Assalamualaikum, Nek,” sapa Anthony terhadap neneknya.“Walaikum salam, Anthony?” tanya ibu Yasmini tidak percaya.“Iya Nek, ini aku Anthony,” jawabnya sambil tersenyum.Yasmini yang sedang memberi makan ayam, melihat cucunya datang langsung mencuci tangannya dan seketika Anthony menghampiri Yasmini, lalu mencium tangan dan memeluk neneknya.”Ayo masuk rumah,
Purnomo memiliki beberapa bisnis, mall, hotel dan restoran seafood. Semua bisnis itu dikelola oleh orang kepercayaannya bertahun-tahun, orang itu adalah Narwan.Di bawah kepemimpinannya, Narwan berhasil membuat laba yang cukup besar untuk Purnomo. Hasil yang dicapainya, sudah menjadi bukti bahwa dia dapat diandalkan.Restoran Purnomo memiliki banyak cabang salah satunya di pinggir kota dekat kampung neneknya Anthony. Restoran itu bernama Bambu Kuning yang sedang mencari tenaga kerja sebagai Office Boy atau Cleaning Service.Anthony sudah hampir seminggu tinggal di rumah neneknya, rumah kampung berbe
“Vanya!!!”Anthony berseru sambil menghampiri meja Vanya untuk memastikan apa yang sudah dilihatnya. Dia tidak sadar degan seragam Cleaning yang membalut badannya dan lagi dia membawa alat pel lengkap di tangannya.“Wahh!! Cleaning Service itu sedang ngapain? Tidak lihat apa ada tamu penting??” gumam salah satu karyawan disana.“Iya, aku setuju denganmu. Dia karyawan baru ya? Cepat siapa pun itu, usir dia dari sana!!!” sahut salah satu dari mereka.Mereka tidak tahu bahwa Vanya tidak serendah yang mereka pikirkan. Dia menghargai orang tidak dari pakaian
Anthony pulang ke rumah dengan membawa perasaan gembira, karena hari ini dia bisa berbicara dengan Vanya orang yang dia nanti setelah keluar dari rumah sakit. “Ton!! Bahagia sekali tampaknya, apa kamu bertemu dengan wanita cantik?” tanya nenek Yasmini. Yasmini duduk di teras rumah setelah dia memberi makan ayam, lalu dia beristirahat sambil menunggu Anthony pulang. Dia duduk di kursi panjang yang terbuat dari bambu, orang di desa sering menyebutnya ‘Amben’ . Anthony duduk di sebelahnya dan mencomot ubi rebus yang menemani minum kopi di sore hari. “Iya Nek, wanita yang sangat cantik sekali. Tidak Anthony sangka ini pertemuan keduaku dengan dia, Nek!!” ungkap Anthony. “Oohh pantas saja!!! Kamu senyum-senyum sendiri,” seru Yasmini. “Ya sudah mandi dulu, Ton. Sebentar lagi hari sudah m