Usai dari acara bulanan itu, Marvin bersama yang lainnya berjalan menuju kamarnya. Marvin dikelilingi oleh Jeffry, John, cungkring, Vin, dan mantan kepala kamar.
“Hidup Tuan Naga Glory!” jerit John sembari mengangkat tangan di udara.Mantan kepala kamar dan Vin berada paling depan. Dua orang ini jadi yang paling utama memberikan jalan bagi Marvin.“Minggir kalian! Bos kami mau lewat!” lantang mantan kepala kamar.Vin menyingkirkan orang-orang. “Awas! Calon Raja kepala kamar mau lewat!”Semua mata dari ribuan napi pun tertuju pada sosok Marvin Rock yang sungguh kharismatik dan luar biasa!Jeffry kembali terkenang dengan sosok Pangeran Terbuang yang sungguh melegenda. “Pria ini seperti Pangeran Terbuang dan Naga Glory,” gumamnya pada dirinya sendiri.Tepuk tangan dan pujian pun menggema di dalam gedung besar ini, menyambut calon Raja baru, dengan julukan Naga Glory!Hari-hari yang panjang pun dilalui oleh Marvin dMeskipun awalnya Marvin sempat menolak, pertarungan pun tidak bisa dihindari. Roger Guzman memilih salah satu lokasi kamar sedang untuk pertarungan mereka. Bagi Roger, pertarungan ini untuk menaikkan citranya di dalam penjara ini, sebab selama tiga bulan belakangan pamornya meredup lantaran satu anak muda yang diberi julukan Tuan Naga Glory!“Roger, aku tidak pernah mengharapkan perkelahian dengan siapa pun di sini. Tiga bulan terakhir aku selalu mendapat tekanan dan tantangan dari banyak tahanan, jadi dengan terpaksa aku menuruti kemauan mereka. Dan sekarang, kau yang menantangku.” Marvin berdiri tegap menghadap Roger.“Naga Glory, aku tidak mengenal siapa dirimu sebenarnya, tetapi keberadaanmu justru mengancamku.” Roger tidak terima jika ada seseorang yang berencana mau menggeser posisinya, siapa pun itu.“Aku tidak pernah terpikir untuk menjadi seperti dirimu. Jika kau berpikir demikian, kau keliru, Roger. Aku tidak pernah berpikir mau menjadi seorang kepala kamar, apalagi Rajanya k
Kembali ke cerita di mana The Titanz menyerang Hotel Seven Stars .....***Semua anggota gangster yang terlibat di dalamnya akhirnya berhasil diamankan oleh pihak berwajib dan akan mendapatkan hukuman yang setimpal dan adil. Sementara anggota Mafia Morgan yang terluka dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan.Big Boss Morgan mesti dilarikan ke ruangan khusus karena menderita luka yang cukup serius setelah melewati pertarungan tidak berimbang dengan Hartmut, musuh bebuyutannya. Meski demikian, Hartmut tetap belum bisa membalaskan dendam lama itu.Dan Hartmut sendiri, mendapat serangan mematikan dari Marvin di posisi terlentang, sebagaimana Marvin mendapat serangan seperti itu dari Roger Guzman. Hanya saja, Marvin tidak kalah walaupun dua kali mendapat serangan seperti itu dari Roger Guzman, sedangkan Hartmut wajahnya penuh darah setelah Marvin menyiksanya.Dengan ribuan penyesalan di hatinya, Roger kembali harus masuk penj
Tadi siang, ketika menyaksikan peristiwa besar dan mengerikan di Hotel Seven Stars, Gennifer sangat takut dan traumanya kembali kambuh. Parahnya, dia melihat Marvin memukuli Harmut dengan sangat sadis. Tidak pernah sebelumnya dia melihat Marvin semarah itu. Sangat menakutkan.Sebenarnya dari sore tadi Gennifer sudah menunjukkan gejala tidak enak badan. Malam ini adalah puncaknya. Terpaksa dia kembali dilarikan ke Rumah Sakit Gloriston secepatnya demi mendapatkan pertolongan cepat.Dokter Joycelyn merekomendasikan seorang psikiater muda dan cukup berpengalaman untuk mengurus Gennifer. Psikiater muda dan jelita itu bernama Neva. “Salam kenal, Tuan,” sapa Neva sambil tersenyum hangat. “Kali ini, biar saya yang akan membantu proses pengobatan istri Tuan.”Setelah dua jam kemudian, Neva kembali menemui Marvin dan berkata, “Kecemasannya sangat berlebih sehingga mentalnya kembali terganggu.” Neva menundukkan kepalanya pertanda prihatin.Mendeng
“Tuan Marvin bisa jadi sejak dulu memang sudah terinspirasi dengan sosok Pangeran Terbuang dan juga tokoh Naga Glory itu. Jika Tuan sering memikirkannya, itu akan menjadi sugesti dan tertanam di dalam alam bawah sadar Tuan. Sebuah believe system, otak dan hati Tuan Marvin akan selalu mencoba untuk merangsang hal tersebut. Jika sudah demikian, hal itu mungkin akan terjadi.”Marvin terpana.Dokter Neva melanjutkan, “Perkataan dari Jeffry, Leo Picasso, dan yang lainnya, itu semua hanyalah sugesti pendukung, karena sudah ada sugesti dari Tuan sendiri sebelumnya.”“Bagaimana dengan ramalan? Apa Dokter percaya ramalan?”“Aku benci dengan hal yang namanya ramalan, mitos, tebak kartu, zodiak, dan semacamnya.”Marvin mengangguk setuju. “Bagus, aku juga tidak suka itu karena jauh dari logika. Terus, ada yang berpendapat padaku bahwa roh dari Pangeran Terbuang masuk ke dalam ragaku sehingga aku bisa menjadi kuat dan berani seperti ini, bagaimana men
Sebagaimana sudah diketahui bahwa dari seratus nama orang terkaya dari Gloriston tidak ada yang dari Keluarga Rock, itu berarti tidak ada nama Werner maupun Marvin di dalamnya. Seratus orang terkaya di Gloriston itu semuanya diisi oleh keluarga kelas dua dan kelas satu. Jika khusus di Gloriston saja nama Marvin masih belum ada, bagaimana mereka mau menjadi konglomerat di Chemisland?Di antara sekian banyak keluarga kelas tiga dan dua yang menolak itu, ada satu nama besar yang paling semangat menolak semua upaya Marvin tersebut, mereka dari William. Kendati saat ini masih berstatus keluarga kelas dua di bawah Harvard dan Wilmer, mereka tidak bisa diremehkan karena punya cukup pengaruh di Gloriston.Banyak proyek properti mereka tersebar di Gloriston dan kota lainnya dengan nilai yang tidak main-main. Jika mereka ngotot ingin bersaing dengan Harvard dan Wilmer, tentu bisa, yakni dengan cara menyatukan semua anggota Keluarga William yang saa ini sudah terpisah-pisah d
Pada saat masuk gerbang komplek perumahan, Lambo hitam milik Harrison berpapasan dengan Audi A8 dan nyaris bertabrakan beradu kambing karena Harrison mengemudi secara asal-asalan geber sana geber sini. Namun untungnya, pria yang berada di dalam Audi itu tidak ambil pusing, lagi pula tidak ada gesekan apa pun.Sempat Audi itu berhenti di dekat gerbang, namun dengan angkuhnya Harrison kembali menggeber dan tancap gas meninggalkannya. “Dasar orang aneh! Hahaha!” Harrison terkekek dan tawanya membahana di udara.Di dalam Audi itu, Marvin melihat spion tengah dan menebak-nebak siapa pengemudi Lambo itu. “Harrisson?” gumamnya ragu karena suasana di luar tidak begitu terang malam ini. Kemudian Marvin melajukan mobilnya.Sementara Harrison memarkirkan mobil sportnya itu pas di sekitar halaman rumah Dokter Neva. Dalam kondisi setengah mabuk dia menjerit, “Sayang, ada banyak hal yang mau aku sampaikan padamu. Mentalnya cukup terganggu malam ini. Haha.”Pint
Dokter Neva tetap tenang walaupun harus sedikit berbohong. “Jam tangan pasien ketinggalan di rumah sakit, jadi aku bawa ke sini. Besok dia pasti akan kembali ke rumah sakit menemui istrinya.”Harrison membalik badannya lalu menghunuskan tatapan tajam ke arah Dokter Neva. Dia berkata dengan penuh rasa curiga. “Ada seorang pria yang main ke rumah?”“Kau mabuk, Harris! Berikan jam tangan itu, aku harus memasukkannya ke dalam tas, supaya besok tidak kelupaan.” Dokter Neva merampasnya dari tangan Harris.Kendati begitu, Harrison masih saja menaruh rasa curiga yang mendalam.***Keesokan paginya di Rumah Sakit Gloriston.Di sebuah ruangan yang terisolasi, khusus bagi pasien yang sedang menderita gangguan kejiwaan dan mental, terdengar teriakan.“Pergi kalian semua! Aku tidak mau mati! Jangan bunuh aku dan suamiku!” jerit seorang wanita sambil menjambak rambutnya sendiri, padahal di dalam ruangan itu hanya ada dia seo
Russel makin tidak bisa mengontrol diri. “Apa yang sudah terjadi pada Gennifer? Katakan pada kami!” cecar Russel dengan raut wajah yang sangat cemas. “Kemarin kami melihat dia hanya tidur, dan sekarang tidur lagi, ada apa dengannya?”Elena pun sama, tidak bisa menenangkan diri. “Kami adalah pihak keluarganya dan berhak untuk tahu.”Derick mengawasi kondisi Gennifer yang sangat memprihatinkan. Hari ini dia dan keluarganya harus fokus mengurus Gennifer dan meninggalkan semua pekerjaan rumah dan kantor.Namun, Marvin masih mencoba menenangkan mereka. “Yakinlah, Gennifer akan baik-baik saja.” Meski, dia adalah orang yang paling khawatir di antara mereka.Jika Gennifer demam sedikit saja, Marvin sudah sangat susah dibuatnya. Marvin tidak mau melihat istrinya sakit walaupun cuma batuk dan pilek. Dia memperhatikan Gennifer dengan sangat detail. Saat ini, dia sudah sempat berpikir yang macam-macam tetapi sebisa mungkin dia juga selalu menebarkan pikiran p