Marvin menaruh cangkir plastik kopinya lalu mengalihkan perhatiannya kepada pria itu. Jika dilihat dari wajah dan matanya, pria itu sepertinya bukanlah orang sembarangan.
“Siapa namamu? Dan apa kasusmu?” sentak kepala kamar, suaranya yang besar telah membangunkan tahanan lain.“Jeffry. Aku ketahuan membawa satu ekstasi,” balas pria itu.“Satu biji saja? Bodoh sekali kau! Sudah tahu kalau bakal ditangkap, coba kau buang saja! Jangan malah disimpan!” cecar kepala kamar dengan sangat emosi.Baru saja kepala kamar mau melayangkan satu tamparan, tiba-tiba Marvin beranjak dan menghalanginya. “Jangan pukul dia!”Kepala kamar terperanjat. “Marvin, kenapa kau menghalangiku? Apa yang salah?”“Kau salah orang! Jika kau memukulinya, kau akan terancam.”Terpaksa kepala kamar menurunkan kembali tangan yang sedang berayun itu. Mendapat larangan dari Marvin, dia hanya bisa menurut. Pada akhirnya sikap lemah dari kepala kamar telah menghNaga Glory adalah sebuah tokoh fiksi yang dibuat oleh Pangeran Terbuang dalam sebuah cerpennya. Cerita Naga Glory merupakan salah satu dari sekian banyak karangan karya beliau. Karena hanya populer bagi kalangan tertentu saja, istilah Naga Glory tidak diketahui oleh banyak orang.Sewaktu masih SMP, Marvin sudah pernah membaca cerpen Naga Glory. Dia sangat terinspirasi oleh tokoh tersebut lantaran karakternya memang luar biasa hebat. Di dalam cerpen tersebut, dikisahkan bahwa Naga Glory pada suatu ketika menemuan sebuah harta karun berlimpah banyak.Karena penemuannya itu, Naga Glory menjadi sangat kaya. Meski demikian, kekayaan tidak membuatnya jadi lupa daratan. Sebaliknya, dengan kekayaan tersebut dia memanfaatkannya demi kebaikan, baik bagi keluarga maupun bagi bangsanya. Itulah yang menjadikan Naga Glory sangat dermawan.Sebenarnya Pangeran Terbuang tidak pernah memberikan ramalan atau semacamnya, jikalau di kemudian hari beliau atau mungkin anaknya ya
Sementara di salah satu sisi penjara, tempat pertemuan antar kepala kamar. Jeffry sangat terpojok lantaran dia tidak begitu mengerti apa yang mesti dikatakan pada forum bulanan ini.Salah satu petinggi persatuan kepala kamar membentak, “Kepala kamar A45, seharusnya kau memberikan setoran bulanan sebagaimana aturan yang telah ditetapkan,” tegas Borix dengan suara yang lantang.Jeffry yang belum genap satu hari menjadi kepala kamar pun bingung mau jawab apa. Dia diawasi oleh ratusan kepala kamar lainnya dengan pandangan tajam dan menakutkan.“Uang dan makanan. Lihatlah semua kepala kamar membawa sesuatu untuk kami, para petinggi kepala kamar Penjara Gloriston. Jika Tuan Roger Guzman tahu akan hal ini, kau akan mati dihajarnya.”Sekarang, Roger berada di kamar kecil, yakni kamar sendirian. Karena sering bikin ulah, kepalanya kepala kamar tersebut tidak diizinkan keluar sebab dikhawatirkan dia bakal bikin ulah lagi. Sudah ratusan kali Roger berkelahi di penjara dan selalu menang. Selain it
Usai dari acara bulanan itu, Marvin bersama yang lainnya berjalan menuju kamarnya. Marvin dikelilingi oleh Jeffry, John, cungkring, Vin, dan mantan kepala kamar.“Hidup Tuan Naga Glory!” jerit John sembari mengangkat tangan di udara.Mantan kepala kamar dan Vin berada paling depan. Dua orang ini jadi yang paling utama memberikan jalan bagi Marvin.“Minggir kalian! Bos kami mau lewat!” lantang mantan kepala kamar.Vin menyingkirkan orang-orang. “Awas! Calon Raja kepala kamar mau lewat!”Semua mata dari ribuan napi pun tertuju pada sosok Marvin Rock yang sungguh kharismatik dan luar biasa!Jeffry kembali terkenang dengan sosok Pangeran Terbuang yang sungguh melegenda. “Pria ini seperti Pangeran Terbuang dan Naga Glory,” gumamnya pada dirinya sendiri.Tepuk tangan dan pujian pun menggema di dalam gedung besar ini, menyambut calon Raja baru, dengan julukan Naga Glory!Hari-hari yang panjang pun dilalui oleh Marvin d
Meskipun awalnya Marvin sempat menolak, pertarungan pun tidak bisa dihindari. Roger Guzman memilih salah satu lokasi kamar sedang untuk pertarungan mereka. Bagi Roger, pertarungan ini untuk menaikkan citranya di dalam penjara ini, sebab selama tiga bulan belakangan pamornya meredup lantaran satu anak muda yang diberi julukan Tuan Naga Glory!“Roger, aku tidak pernah mengharapkan perkelahian dengan siapa pun di sini. Tiga bulan terakhir aku selalu mendapat tekanan dan tantangan dari banyak tahanan, jadi dengan terpaksa aku menuruti kemauan mereka. Dan sekarang, kau yang menantangku.” Marvin berdiri tegap menghadap Roger.“Naga Glory, aku tidak mengenal siapa dirimu sebenarnya, tetapi keberadaanmu justru mengancamku.” Roger tidak terima jika ada seseorang yang berencana mau menggeser posisinya, siapa pun itu.“Aku tidak pernah terpikir untuk menjadi seperti dirimu. Jika kau berpikir demikian, kau keliru, Roger. Aku tidak pernah berpikir mau menjadi seorang kepala kamar, apalagi Rajanya k
Kembali ke cerita di mana The Titanz menyerang Hotel Seven Stars .....***Semua anggota gangster yang terlibat di dalamnya akhirnya berhasil diamankan oleh pihak berwajib dan akan mendapatkan hukuman yang setimpal dan adil. Sementara anggota Mafia Morgan yang terluka dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan.Big Boss Morgan mesti dilarikan ke ruangan khusus karena menderita luka yang cukup serius setelah melewati pertarungan tidak berimbang dengan Hartmut, musuh bebuyutannya. Meski demikian, Hartmut tetap belum bisa membalaskan dendam lama itu.Dan Hartmut sendiri, mendapat serangan mematikan dari Marvin di posisi terlentang, sebagaimana Marvin mendapat serangan seperti itu dari Roger Guzman. Hanya saja, Marvin tidak kalah walaupun dua kali mendapat serangan seperti itu dari Roger Guzman, sedangkan Hartmut wajahnya penuh darah setelah Marvin menyiksanya.Dengan ribuan penyesalan di hatinya, Roger kembali harus masuk penj
Tadi siang, ketika menyaksikan peristiwa besar dan mengerikan di Hotel Seven Stars, Gennifer sangat takut dan traumanya kembali kambuh. Parahnya, dia melihat Marvin memukuli Harmut dengan sangat sadis. Tidak pernah sebelumnya dia melihat Marvin semarah itu. Sangat menakutkan.Sebenarnya dari sore tadi Gennifer sudah menunjukkan gejala tidak enak badan. Malam ini adalah puncaknya. Terpaksa dia kembali dilarikan ke Rumah Sakit Gloriston secepatnya demi mendapatkan pertolongan cepat.Dokter Joycelyn merekomendasikan seorang psikiater muda dan cukup berpengalaman untuk mengurus Gennifer. Psikiater muda dan jelita itu bernama Neva. “Salam kenal, Tuan,” sapa Neva sambil tersenyum hangat. “Kali ini, biar saya yang akan membantu proses pengobatan istri Tuan.”Setelah dua jam kemudian, Neva kembali menemui Marvin dan berkata, “Kecemasannya sangat berlebih sehingga mentalnya kembali terganggu.” Neva menundukkan kepalanya pertanda prihatin.Mendeng
“Tuan Marvin bisa jadi sejak dulu memang sudah terinspirasi dengan sosok Pangeran Terbuang dan juga tokoh Naga Glory itu. Jika Tuan sering memikirkannya, itu akan menjadi sugesti dan tertanam di dalam alam bawah sadar Tuan. Sebuah believe system, otak dan hati Tuan Marvin akan selalu mencoba untuk merangsang hal tersebut. Jika sudah demikian, hal itu mungkin akan terjadi.”Marvin terpana.Dokter Neva melanjutkan, “Perkataan dari Jeffry, Leo Picasso, dan yang lainnya, itu semua hanyalah sugesti pendukung, karena sudah ada sugesti dari Tuan sendiri sebelumnya.”“Bagaimana dengan ramalan? Apa Dokter percaya ramalan?”“Aku benci dengan hal yang namanya ramalan, mitos, tebak kartu, zodiak, dan semacamnya.”Marvin mengangguk setuju. “Bagus, aku juga tidak suka itu karena jauh dari logika. Terus, ada yang berpendapat padaku bahwa roh dari Pangeran Terbuang masuk ke dalam ragaku sehingga aku bisa menjadi kuat dan berani seperti ini, bagaimana men
Sebagaimana sudah diketahui bahwa dari seratus nama orang terkaya dari Gloriston tidak ada yang dari Keluarga Rock, itu berarti tidak ada nama Werner maupun Marvin di dalamnya. Seratus orang terkaya di Gloriston itu semuanya diisi oleh keluarga kelas dua dan kelas satu. Jika khusus di Gloriston saja nama Marvin masih belum ada, bagaimana mereka mau menjadi konglomerat di Chemisland?Di antara sekian banyak keluarga kelas tiga dan dua yang menolak itu, ada satu nama besar yang paling semangat menolak semua upaya Marvin tersebut, mereka dari William. Kendati saat ini masih berstatus keluarga kelas dua di bawah Harvard dan Wilmer, mereka tidak bisa diremehkan karena punya cukup pengaruh di Gloriston.Banyak proyek properti mereka tersebar di Gloriston dan kota lainnya dengan nilai yang tidak main-main. Jika mereka ngotot ingin bersaing dengan Harvard dan Wilmer, tentu bisa, yakni dengan cara menyatukan semua anggota Keluarga William yang saa ini sudah terpisah-pisah d