Share

Bab 6

Author: Selina Cho
last update Last Updated: 2021-08-01 23:45:58

Tn. Anggara memandang tajam ke arah dua wanita yang duduk didepannya. Mereka hanya bisa menghela nafas. Tn. Anggara mendesah.

            “Apa yang akan kalian jelaskan padaku? Setelah anak itu lari dari acara pertunangan dan aku mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan. Bagaimana bisa dia bersama dengan putri dari Rama Handoko...”

            “Ayah... sepertinya mungkin itu hanya kesalahpahaman.” Renita mencoba menenangkan ayahnya.

            “Kesalahpahaman seperti apa?”

            “Sayang, tenang lah. Aksa tidak mungkin melakukan hal itu?”

            “Melakukan apa?” Tn. Anggara memandang istrinya lekat.

            “Mungkin saja mereka hanya kebetulan bertemu?” Renita menjawab.

            Tn. Anggara kembali mendesah. “Kamu harus bisa menemukan adikmu, jangan sampai Rama Handoko melakukan sesuatu padanya. Dia sudah mengancamku, kalau adikmu menyentuh sehelai rambut putrinya. Dia tidak akan tinggal diam.”

            Renita dan Ny. Ratna terkejut mendengarnya, namun mereka tetap tenang. Ini lah yang mereka khawatirkan. Kejadian seperti ini, kenapa Aksa bisa bertemu dengan Karina. Ini sesuatu yang sulit, bagaimana kalau mereka jatuh cinta. Apa yang akan terjadi pada keduanya. Rama Handoko sangat membenci keluarga mereka. Itu sudah sejak lama, Rama membenci Tn. Anggara karena suatu alasan. Ia tidak bisa menerima kematian adiknya yang diakibatkan Tn. Anggara dimasa lalu.

            “Sampai kapan dia akan memendam dendam seperti ini?” tanya Ny. Ratna tidak mengerti. Sudah hampir dua puluh lima tahun berlalu. Tapi Rama Handoko masih mengibarkan bendera perang dengan keluarga mereka. Kebencian Rama pada keluarga mereka sepertinya sudah mendarah daging.

            “Entahlah... kamu harus bisa membawa kembali anak tengik itu, aku akan membuat pernikahan yang cepat untuknya. Agar kita bisa hidup dengan tenang,” Tn. Anggara berucap dengan penuh tekanan. Ia beranjak dari sofa dan berjalan menuju ruang kerjanya. Renita memandang ibunya.  

            “Apa yang akan kita lakukan Bu?”

            “Telephone Hans, cari keberadaan Aksa sekarang. Kita harus berjaga-jaga, jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” ucap Ny. Ratna yang mendapatkan anggukan setuju dari Renita. Ny. Ratna memandang foto keluarga yang terpajang manis di ruang keluarga. Ia termenung menatap foto itu.

***

             

            Karina sedang menelphone temannya menggunakan telphone rumah Handi. Seperti rumahnya sendiri, Karina duduk di sofa dengan santainya menelphone. “Bagaimana dengan berita itu? Apa ayah memang dalang dari semua ini?”

            Sena tampak ragu menjawab, “itu, sebenarnya... memang ayahmu yang melakukan itu. Dia bahkan mendaftarkan pernikahanmu secara sah dimata negara. Kamu sekarang istrinya Ferro,”

            “Apa?? Aku bisa gila, apa yang kamu katakan? Apa itu benar terjadi? Bagaimana bisa?”

            “Tentu saja bisa, walaupun kamu tidak menikah resmi secara agama. Tapi pernikahan itu sudah tercatat di pemerintaan. Kamu bukan single lagi sekarang, melainkan sudah menjadi istrinya Ferro.”

            “Hah... kenapa ayah melakukan itu. Jadi aku sudah menjadi seorang istri sekarang.”

            “Ya begitulah, kalau kamu ingin membatalkannya. Kamu harus mengurusnya sendiri ke kantor pencatatan sipil. Aku tidak mau terlibat perseteruan dengan ayahmu karena masalah ini,” Sena angkat tangan. Ia juga sudah lelah menghadapi masalah sahabatnya. Walaupun agak kasihan juga sama Karina harus menanggung ini sendirian.

            “Jadi aku harus pulang,”

            “Terserah padamu, kalau mau mengurus semuanya. Kamu memang harus pulang.”

            “Aku tidak mungkin pulang dengan mengatakan ingin membatalkan pernikahan, itu tidak mungkin.”

            “Kalau begitu menikahlah, katakan kamu ingin membatalkan pernikahan karena kamu sudah menikah.”

            “Sena... bagaimana bisa kamu mengatakan itu, pernikahan bukan main-main.”

            “Lalu, bagaimana kamu menghadapi ayahmu.”

            Karina termenung. “Aku akan memikirkannya nanti.”

            “Pikirkan sekarang sebelum anak buah ayahmu menemukanmu,”

            Karina mendesah pelan, “kenapa hidupku begitu menyedihkan.”

            “Kalau kamu tidak kabur, kamu bisa hidup tenang sekarang.”

            “Benar, hidup tenang. Tapi hatiku yang tersiksa.”

            “Pemikiran bodoh yang mengatakan kamu harus menikah dengan orang yang kamu cintai, kamu pasti bisa mencintai suamimu nanti.”

            “Hentikan berdebat masalah cinta denganku. Apa kamu mau menikah dengan pria yang tidak kamu cintai, misalnya kamu dijodohkan dan bukan kak Nando yang akan menikah denganmu. Apa kamu mau menerima suamimu?”

            Sena menyeringai, “ceritaku berbeda denganmu.”

            “Apanya yang beda...” kesal Karina.

            “Ehem...” suara deheman dari belakang membuat Karina spontan menoleh dan melihat Aksa berdiri di sana.

            “Sena, nanti aku akan menelphonemu lagi.” Karina menutup telphonenya.

            “Kenapa kamu senang sekali menelphone. Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar telphone. Ingat kamu disini hanya menumpang.”

            “Aku tahu, aku tidak perlu kamu nasehati. Pemilik rumah ini saja tidak keberatan aku memakai telphonenya. Kenapa kamu yang protes,” Karina melenggang pergi meninggalkan Aksa yang berdecak kesal.

            “Aku hanya mengingatkan kalau kamu disini menumpang, jangan selalu menyusahkan temanku.”

            “Tidak perlu kamu nasehati aku juga sudah tahu,” Karina menjawab dengan setengah berteriak. Suasana hatinya sedang tidak baik, ia masuk ke dalam kamar. Aksa menggelengkan kapala, dia mendudukan diri di sofa dan menyalakan menonton berita. Handi yang baru saja selesai mandi ikut menjatuhkan diri di sofa dan menonton televisi.

            “Mau sampai kapan dia disini?” tanya Handi tanpa menatap ke arah Aksa.

            “Apa?” Aksa balik bertanya dengan tatapan bingung.

            “Dia tidak bisa disini selamanya kan, apalagi dia sudah menikah,” bisik Handi pada Aksa.

            “Aku nggak tahu, aku tidak mungkin mengusirnya. Katanya dia tidak memiliki tempat tinggal. Kalau mau kamu saja yang mengusirnya, ini kan rumahmu,” Aksa berbicara dengan santai. Handi mendecih, bagaimana dia tega mengusir seorang wanita. Saat keduanya sedang asik menonton berita, tiba-tiba ada berita seorang model cantik menghiasi layar. Aksa menatapnya tajam, Handi yang juga melihatnya melirik ke arah Aksa. Beberapa berita selebritis membahas tentang pernikahannya dengan seorang pengusaha.

            “Amanda akan menikah...” pekik Handi terkejut, ia menatap tidak percaya kearah layar televisi. Aksa menatapnya terdiam, menatap lama wajah cantik yang menghiasi layar.

            ‘Amanda Horland dikabarkan telah memiliki pacar di Inggris dan akan segera menikah. Berita terpanas saat ini, ternyata pacar dari model cantik Amanda Horland adalah Randi Sanjaya, pengusaha mudah sukses di indonesia yang begitu disukai para gadis. Mereka dikabarkan memiliki kencan rahasia selama di Inggris. Keduanya menjadi dekat dan menjalin hubungan lebih dari satu tahun. Amanda Horland juga dikabarkan akan segera menikah dengan aktor Randi Sanjaya. Kita tunggu saja konfirmasi dari model cantik Amanda Horland setelah kepulangannya ke Indonesia hari ini,’

            Karina yang berada di kamar, ke luar karena merasa haus dan ingin minum. Saat akan ke dapur dan melewati kedua orang yang focus melihat televisi mengerutkan kening, dia mendengar berita selebritis yang sedang membasah model cantik Amanda Horland dan Randi Sanjaya yang akan menikah. Amanda...gumam Karina dalam hati merasa familiar dengan nama itu.  

“Aku sudah tahu sifatnya, dia tidak mungkin bisa bertunangan dengan gadis lain karena dihatinya masih ada Amanda.” 

                       

            Karina teringat Anita pernah menyebut nama itu. Seketika ia melihat kearah Aksa yang focus melihat berita itu. Handi juga terdiam disampingnya, suasana mendadak hening. Aksa beranjak dari sofa dan berbalik mendapati Karina berdiri disana. Keduanya saling berpandangan. Sesaat Aksa memalingkan wajah dan berjalan keluar dari rumah. Karina mendekati Handi yang masih duduk di sofa, memindahkan chanel televisi.

            “Apa Amanda Horland itu mantan pacarnya Aksa?” tanya Karina tiba-tiba membuat Handi menoleh kearahnya. Dia menatap wanita itu yang memandangnya penasaran. “Amanda akan menikah, dia pasti sangat sedih,” gumam Karina merasa kasihan padanya. Aksa kabur dari acara pertunangannya mungkin karena dia masih mencintai wanita itu dan menunggunya kembali. Mendengar kabar itu, melihat wanita yang ditunggunya akan segera menikah dengan pria lain. Jelas Aksa kecewa dan sedih. Terlihat dari raut wajahnya tadi.

            “Aksa itu pria bodoh, aku sudah mengatakan padanya. Amanda tidak pernah benar-benar mencintainya, wanita itu hanya mempermainkan perasaannya. Liatlah, setelah dia pergi meninggalkan Aksa. Dalam satu tahun, dia sudah menemukan pria yang lebih kaya dari Aksa dan akan menikah. Aku tidak menyukai wanita itu,” Handi mengeluarkan keresahannya dan ketidak setujuannya kalau Aksa terus mengingat wanita yang tidak seharusnya dia pertahankan. Karina terdiam, dia melihat ke arah pintu rumah di mana Aksa keluar entah ke mana.

Sementara di luar Aksa sedang merenung, beberapa kali menghela nafas. Dirinya masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan rumah Handi untuk menenangkan pikirannya terlebih rasa kecewanya karena Amanda yang selalu ditunggunya ternyata sudah melupakannya bahkan sudah menemukan pria yang lebih baik darinya. Aksa tersenyum sinis. Dirinya memang sangat menyedihkan. 

Bersambung

Related chapters

  • Marry You   Bab 7

    Di hotel mewah. Tepatnya di Aula lantai bawah Candy’s Hotel. Tengah diadakan acara pertunangan, di mana para tamu undangan yang menghadari acara itu sebagian besar dihadiri artis dan aktor ternama, juga beberapa tamu penting lainnya yang menghadiri acara besar itu. Seorang gadis yang mengenakan gaun panjang berwarna crem keemasan, dengan rambut di sanggul kecil. Punggung putih dan mulusnya terekpose. Riasan wajahnya juga cukup baik, tampak sangat cantik untuk seorang model terkenal. Ia menyapa semua tamu dengan tersenyum ramah. Ini adalah acara pertunangannya sebelum melangkah ke pelaminan bulan depan. Hanya beberapa tamu yang diundang, tidak terlalu banyak. Wartawan juga tidak banyak yang diundang hanya beberapa. Tunangannya juga menyapa beberapa teman lama, musik slow mengalun memenuhi ruangan. Acara pun dimulai, setelah panyambutan, tukar cincin, menuangkan minuman pada gelas-gelas yang disusun rapi diatas meja. Para tamu bisa menikmati makanan yang tersaji.“A

    Last Updated : 2021-08-17
  • Marry You   Bab 8

    Aksa dan Karina berada disebuah kafe, dihadapannya seorang pria duduk dengan tenang memandang mereka. Kedua pria itu tanpa sepengetahuan Karina saling berpandangan, sesaat terjadi perang dingin diantara mereka. Sedangkan sedari tadi, Karina tatapannya tidak lepas dari Aksa yang tidak menghiraukannya. Namun tangannya terpaut erat. Seakan tidak ingin melepaskan tangan gadis itu.Di dalam benaknya, Karina sedang berpikir. Sebenarnya apa yang diinginkan pria ini? menciumnya didepan semua orang, bahkan di hadapan suami sahnya di mata negara.“Aku tidak ingin mengatakan hal ini, tapi aku ingin kamu bercerai dengannya.”Perkataan yang dilontarkan Aksa, membuat Karina membulatkan kedua matanya terkejut. Pria yang berada di hadapan mereka hanya tersenyum simpul, ia merasa lucu dengan keadaan ini.“Kenapa aku harus melakukannya? Apa hakmu menyuruhku menceraikan istriku?”Aksa mengangkat tangannya yang menggenggam erat tangan Karina.

    Last Updated : 2021-08-18
  • Marry You   Bab 9

    Aksa berbicara dengan santai di telphone sambil berjalan pulang kerumah Handi. Sesekali sesungging senyum tersuguh di bibir tebalnya, ini ada pertama kalinya ia kembali mendengar suara lembut dari wanita yang selalu dirindukannya. Pembicaraan itu cukup singkat, ia pun mengakhiri telphonenya dan seketika raut wajahnya berubah. Tersimpan kekesalan dan juga kemarahan akan merasa dibohongi. Saat baru menyusupkan ponsel dalam jas-nya. Di kejauhan ia melihat Karina sedang terduduk sambil menutup kedua matanya. Entah apa yang dilakukan gadis itu, Aksa berjalan menghampirinya dan kini ia berada tepat di hadapan Karina yang matanya masih terpejam. Ia tersenyum simpul melihat kerutan didahi gadis itu. “Menyebalkan, Aksa... aku akan membunuhmu.” Teriaknya, membuat beberapa orang yang sedang berjalan-jalan dan juga Aksa yang memandangnya terkesiap. Karina meraba bibirnya pelan, matanya masih terpejam. “C

    Last Updated : 2021-08-19
  • Marry You   Bab 10

    "Ayah..." gumam Karina terkejut melihat ayahnya berada di rumah Handi dan memandangnya dengan tatapan marah. Matanya semakin berkilat penuh benci melihat kemesraan anaknya dengan anak dari orang yang ia benci."Apakah karena ini kamu kabur dari pernikahanmu, karena pria ini," geram Tn. Rama memandang putrinya. ia benar-benar murka. Kenapa putrinya harus memilih bersama dengan pria yang merupakan anak dari orang yang sangat ia benci."Ayah..." Karina memandang takut sang ayah. Pria paruh baya itu berjalan mendekat kearah keduanya, tanpa disangka-sangka ia memukul keras wajah Aksa yang tidak sempat menghindar membuat tubuhnya terjatuh ke belakang. Karina terhenyak melihatnya. Orang-orang yang berada di rumah itu juga memandangnya terkejut. Aksa dengan santai bangun sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya."Aksa, kamu tidak apa-apa?" tanya Karina, ia hendak menyentuh wajah Aksa dengan khawatir. Namun tangannya segera diraih Tn. Rama dan mencengkramnya

    Last Updated : 2021-08-20
  • Marry You   Bab 11

    Di rumah Handi. Ketiga sahabat Aksa memandanginya dengan tatapan tidak percaya dan meminta sahabatnya itu menjelaskan apa yang sebenarnya dipikirkan Aksa saat ini. “Jangan menatapku seperti itu,” tegur Aksa tidak suka. “Kalau begitu jelaskan pada kami, apa kamu sudah gila ...? bagaimana bisa kamu ingin menikah dengannya?” tanya Handi. Aksa menghela napas kasar, ia memandang ketiganya. “Kamu tahu gadis itu kan, dia juga sudah memiliki suami sah. Walaupun dia mengaku belum menikah, hanya karena ayahnya mendaftarkan pernikahaannya dengan pria itu. Tapi tetap saja, statusnya adalah seorang istri. Kamu bisa dituntut karena hal ini, pikirkan baik-baik sebelum kamu meng

    Last Updated : 2021-08-21
  • Marry You   Bab 12

    Karina berdiri di depan cermin, menatap dirinya yang kini kembali mengenakan gaun pengantin. Sesaat ia termenung. Perasaan ini kembali memasuki relung hatinya yang terdalam, perasaan ragu yang begitu membumbung tinggi. Haruskah ia menikah, menikah dengan pria yang baru beberapa minggu ia mengenalnya. Semudah itu kah ia menjatuhkan pilihan. Ia menghembuskan napas kasar, sedari tadi ia tidak bisa bernafas normal disela detak jantung yang terus menerus bertalu tidak henti seakan membuat dirinya akan menyesali keputusannya ini. Seseorang masuk ke dalam ruangan yang hanya di isi olehnya, orang itu tersenyum dan berjalan menghampiri Karina yang masih berada di depan cermin. Orang itu berdiri di sampingnya, mereka tampak begitu serasi. Orang yang tidak lain adalah Aksa, tubuh pria itu berbalut jas putih. Ia tampak sangat tampan. “Aku tida

    Last Updated : 2021-08-22
  • Marry You   Bab 13

    Di apartement Amanda. Gadis itu tengah duduk kursi meja rias. Ia termenung menatap dirinya yang telah siap mengenakan dress sederhana berwarna hijau muda dengan riasan wajah minimalis. Sejenak ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan untuk menetralkan detak jantungnya yang bertalu cepat. ini pertama kalinya ia bertemu dengan pria yang dulu dicintainya dan ia tinggalkan begitu saja hanya karena alasan sepele. Sebersit keraguan dihatinya. Haruskah ia datang ketempat itu, tempat dulu dirinya pernah berikrar janji. Suatu hari nanti, ia akan menikah dengan Aksa. Sesaat matanya memejam dalam. Ia membukanya kembali dan mencoba meyakinkan perasaannya. Dengan pelan ia merapihkan dress dan rambutnya. Apapun yang terjadi? Sudah saatnya ia bertemu dengan Aksa lagi setelah hari itu. Amanda beranjak dari kursi, mengambil tasnya, ia mulai melangkah keluar dari kamar dan meninggalkan apartemen tempat tinggalnya saat ini. s

    Last Updated : 2021-08-23
  • Marry You   Bab 14

    Amanda terduduk di tempat tidur sambil termenung, mengingat kembali pertemuan pertamanya setelah 3 tahun dengan Aksa. Walaupun ia sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padanya. Namun entah kenapa, ia merasakan perasaan gelisah ini. Apakah mungkin perasaannya kini kembali berubah. Tangannya terpaut erat, kata-kata Aksa masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Malam semakin larut, ia masih belum bergeming dari sana seakan semua pikirannya tersita untuk satu orang. Ingatannya menerawang pada kejadian tadi siang yang membuatnya terus memikirkan pria yang telah ia campakan.Amanda baru saja turun dari dalam mobil, ia menatap taman bunga didepannya. Sebuah taman bunga yang indah, tempat Aksa memberitahunya untuk bertemu. Ia menundukkan kepala sejenak, sepertinya ia begitu ragu untuk bertemu dengannya lagi. Untuk sesaat ia hanya terpaku di tempat, setelah lama merenung akhirnya ia melangkahkan kaki masuk ke dalam taman.Baru beberapa langkah, Amanda

    Last Updated : 2021-08-24

Latest chapter

  • Marry You   Bab 26 (21+)

    Ciuman mereka masih berlanjut, Aksa tidak melepaskan ciumannya dan membawa Karina ke kamar mereka. Aksa juga mengangkat tubuh Karina dan mendudukkannya di buffet yang tidak terlalu tinggi agar dia bisa dengan leluasa mencium Karina. Tangan Karina memeluk leher Aksa, jari-jari tangannya meremas rambut Aksa. Menahan gejolak gairah yang di dapatkan dari ciuman panas nan basah dengan bercampurnya air liur mereka. Tangan Aksa yang tadinya mengelus punggung Karina, berpindah mengelus paha Karina yang terekpos merasakan sentuhan yang membuat tubuhnya menggelinjang sampai membuat perutnya geli. Karina refleks menjauhkan kepalanya membuat ciuman mereka terlepas. Keduanya saling mengambil napas dengan terengah. Mata keduanya bertemu. Aksa masih mengelus paha Karina, sentuhannya semakin masuk kedalam kimono yang di kenakan Karina. Handuk Kimono itu terbuka memperlihatkan belahan dada Karina walaupun tidak sepenuhnya terbuka. Karina merasakan tubuhnya berkeringat dan kepanasan. Aksa yang melihat

  • Marry You   Bab 25

    Malam itu, di rumah keluarga Karina. Tn. Rama tersenyum saat mendengar berita bahkan Karina mengunjungi Ferro di kantornya siang tadi. Bahkan berita itu juga sudah masuk berita televisi. Salah seorang pelayannya memberitahukan kedatangan seseorang yang telah di tunggunya. Siapa lagi kalau bukan menantu kesayangannya. Walaupun Karina tidak pernah serumah dengan pria yang tidak lain adalah Ferro. “Aku harus menyambut menantu kesayanganku,” gumamnya setelah diberitahukan kedatangan Ferro atas panggilannya untuk mampir ke rumah. Ny. Arta yang duduk disana hanya diam, melihat wajah suaminya yang begitu semuringah bahagia. Dia merasa kasihan dengan putrinya dan juga suaminya yang terlalu mementingkan egonya. Ferro memasuki ruang keluarga. Dia tersenyum dan menyalami keduanya. Mereka duduk bertiga, sampai Nando datang dan mereka menjadi berempat di ruangan itu. Nando juga sudah mendengar berita itu, kalau Karina tiba-tiba datang ke kantor Ferro.

  • Marry You   Bab 24

    Karina diam di dalam mobil Ferro. Ferro beberapa kali melirik ke arah Karina saat sedang menyetir, bahkan saat mereka berada di lampu merah. Karina tetap diam, melihat kediaman Karina. Ferro menyadari mungkin karena kejadian tadi. Mood Karina menjadi tidak baik. Saat akan membuka suara, Karina lebih dulu berucap, “aku turun disini.” “Oh kamu sudah sampai rumahmu ya?” tanya Ferro. Karina tidak menjawab, Ferro menepikan mobilnya. Mobil telah berhenti dan Karina keluar begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Dari dalam mobil Ferro hanya bisa melihat punggung Karina yang perlahan menghilang di belokan jalan. Karina berjalan sendiri menuju taman yang ada di dekat sana. Dia duduk di salah satu kursi yang ada disan

  • Marry You   Bab 23

    Aksa yang berada di kantor sedang bekerja dengan laptopnya merasakan sesuatu yang tidak mengenakan, perasaannya gelisah. Saat melihat wajah Karina sebelum berangkat kerja setelah mereka di kunjungi sahabatnya itu. Wajah Karina berubah dingin kembali, dia bahkan tidak berbicara lagi dengannya. Membuat Aksa semakin khawatir, dia berusaha menghubungi Karina. Namun panggilannya tidak pernah di angkat, dia tahu Karina pasti kecewa padanya. Terlebih saat memergoki dirinya keluar dari apartemen Amanda. Istrinya itu tidak ingin mendengarkan penjelasan darinya. Seseorang mengetuk pintu dari luar ruangannya, setelah di ijinkan masuk. Orang yang tidak lain Dewi. Sekertaris sekaligus asistennya itu datang membawa beberapa berkas untuk di periksa Aksa. Aksa menerima berkas itu, m

  • Marry You   Bab 22

    Ferro berada di kantornya, dia tidak fokus untuk bekerja. Masalah pernikahannya yang batal, karena mempelai wanita kabur ditambah setelahnya, orang tua wanita itu memintanya mendaftarkan pernikahan di catatan sipil lalu mempublikasikannya. Sampai teman-temannya bertanya ada apa sebenarnya. Padahal waktu itu pernikahan di batalkan. Kalau tidak karena paksaan keluarganya, dia tidak akan mau melakukan semua ini. Ferro menutup berkasnya dan meregangkan tangan. Ferro mengingat Karina, wanita itu menikah dengan pria lain dan tidak di restui keluarganya. Pembicaraannya dengan Aksa suami dari Karina. Ferro tersadar. Kalau dirinya tidak memiliki keberanian seperti mereka, dia tetap menjadi anak yang penurut kepada orang tuanya. Seseorang masuk ke dalam ruangannya membawa beberapa berkas lagi, membuat Ferro menghela napas. Pekerjaannya sang

  • Marry You   Bab 21

    Aksa telah masuk ke dalam apartemen Amanda. Amanda membuatkan coffe untuk Aksa, Coffe Latte dengan Cream kesukaannya. Aksa melihat coffe itu dan terdiam, suasana kembali hening. Amanda meremas jari-jarinya. Karena dia tidak pernah menyangka berita batalnya pernikahaan Amanda dan Randi sudah tersebar luas. "Kenapa kamu diam? Aku bertanya padamu, apa berita yang aku dengar itu benar. Kamu membatalkan pernikahanmu?" Aksa bertanya sambil menatap lekat ke arah Amanda yang masih meremas jarinya, Amanda berusaha untuk tidak menatap mata Aksa dan memalingkan wajahnya dari Aksa “Dari mana kamu mendengar berita itu?” Amanda balik bertanya. “Apa berita yang aku dengar itu benar?”

  • Marry You   Bab 20

    Tn. Rama memandang ke arah anak buahnya, dengan tatapannya dia ingin menanyakan kebenaran dari info yang di bawa anak buahnya itu. “Jadi, dulu putranya Anggara pernah batal menikah. Siapa wanita yang menjadi mantannya putra Anggara?” Anak buahnya memberikan amplop coklat. Tn. Rama segera membuat isi amplop coklat itu dan melihat beberapa foto yang berhasil di dapatkan. Tn. Rama dengan seksama melihat wanita yang berada di dalam foto itu. “Dia, bukankah wanita ini adalah model yang banyak diberitakan karena akan segera menikah dengan aktor terkenal?” tanya Tn. Rama, kepalanya mendongak kearah anak buahnya yang berdiri didepan meja kerjanya. “Iya tuan, walaupun merek

  • Marry You   Bab 19

    Karina terbangun dari tidurnya yang panjang, terdengar suara alarm dari ponselnya berdering keras memekakkan telinganya. Karina perlahan membuka matanya, dia meraba-raba meja nakas dekat tempat tidur di mana ponselnya di letakkan. Setelah mendapatkan ponselnya, Karina mematikan alarm. Dia melihat jam di ponsel menunjukkan pukul 7 pagi. Cahaya matahari sudah masuk kedalam kamar dari celah gorden. Karina menggerakkan badannya, namun tertahan sesuatu. Dia melihat tangan melingkar memeluk perutnya. Karina menoleh kesamping, di sana Aksa masih tertidur dengan pulas sambil memeluknya. Karina membalikkan badan yang tadinya berbaring membelakangi Aksa kini menghadap kearahnya. Karina menatap wajah Aksa yang tertidur, setelah mengatakan rahasia yang tidak ingin dia bicarakan lagi membuatnya menangis semalam kemarin. Aksa dengan setia mendengarkan membuatnya merasa lebih baik. Karina tersenyum. K

  • Marry You   Bab 18

    Sena berada di dalam kamarnya, dia baru saja mendengarkan voice mail dari Karina. Sena menghela nafas. Dia masih tidak mau menerima telphone dari sahabatnya itu, karena dia masih kesal dengan Karina. Sena keluar dari kamarnya. Dia melihat bibinya sedang menyiapkan makan malam, Sena berjalan menuju sofa di ruang tengah. Sena memang tinggal dengan bibinya, kedua orang tuanya sudah meninggal saat Sena masih kecil. Melihat wajah Sena yang selalu murung, bibinya berjalan menghampiri setelah selesai menyiapkan makan malam. “Masih marahan dengan Karina?” tanya bibinya yang bernama Winda. Sena melihat ke arah bibinya itu. Sena kembali menghela nafas. “Iya bi, aku masih kesal padanya. Aku yang dibawa-bawa dalam masalahnya itu, hubunganku dengan Nando juga kena imbasnya,” kata Sena dengan

DMCA.com Protection Status