Share

Bab 7

Penulis: Selina Cho
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-17 12:46:04

Di hotel mewah. Tepatnya di Aula lantai bawah Candy’s Hotel. Tengah diadakan acara pertunangan, di mana para tamu undangan yang menghadari acara itu sebagian besar dihadiri artis dan aktor ternama, juga beberapa tamu penting lainnya yang menghadiri acara besar itu. Seorang gadis yang mengenakan gaun panjang berwarna crem keemasan, dengan rambut di sanggul kecil. Punggung putih dan mulusnya terekpose. Riasan wajahnya juga cukup baik, tampak sangat cantik untuk seorang model terkenal. Ia menyapa semua tamu dengan tersenyum ramah. Ini adalah acara pertunangannya sebelum melangkah ke pelaminan bulan depan. Hanya beberapa tamu yang diundang, tidak terlalu banyak. Wartawan juga tidak banyak yang diundang hanya beberapa. Tunangannya juga menyapa beberapa teman lama, musik slow mengalun memenuhi ruangan. Acara pun dimulai, setelah panyambutan, tukar cincin, menuangkan minuman pada gelas-gelas yang disusun rapi diatas meja. Para tamu bisa menikmati makanan yang tersaji.

“Amanda...” panggil seseorang yang membuat gadis yang sedang berbincang dengan beberapa temannya menoleh ke belakang. Seorang wanita yang umurnya lebih tua tiga tahun darinya dengan gaun hitam panjang tersenyum menyapa. Amanda merasakan tubuhnya kaku. Ia berusaha untuk tersenyum dan bersikap biasa.

“Kak Renita, lama tidak bertemu...” sapanya kaku, wanita yang tidak lain adalah Renita yang merupakan kakak Aksa hanya tersenyum singkat. Ia berjalan mendekati Amanda. Gadis yang menghancurkan hati adiknya.

“Iya, lama tidak bertemu. Aku cukup terkejut saat mendengar beritamu. Kamu kembali ke Indonesia dan membawa berita mengenai pernikahanmu,” kata Renita basa basi. Ia sedikitnya ada rasa kesal pada gadis yang berdiri dihadapanya. Bagaimana mungkin saat akan bertunangan dengan Aksa, dia memutuskan untuk membatalkannya demi alasan ingin meniti karier di Perancis. Lalu sekarang apa, dia kembali ke Indonesia setelah dua tahun dan akan menikah dengan pria lain. Kalau adiknya tahu, itu akan semakin melukai hatinya.

“Oh iya, apa kakak datang sendirian?” tanya Amanda yang tidak melihat siapapun di dekat Renita. Renita hanya tersenyum dingin.

“Aku datang dengan seseorang, tapi aku tidak tahu di mana dia sekarang.” ia melihat wajah Amanda yang pucat. Renita memandangnya. “Aku tidak datang dengan anak bodoh itu,” Renita sedikit tertawa kecil karena melihat wajah pucat  Amanda.  Ia tidak bisa membayangkan kalau mereka bertemu. Apa yang akan dilakukan adiknya? Amanda tergelak, ia tersenyum kaku. Setelah pergi meninggalkan Aksa dan mengakhiri hubungannya. Ia tidak pernah sekalipun menghubungi Aksa.

“Apa dia baik-baik saja?” tanyanya dengan hati-hati membuat Renita terdiam, ia mencoba tersenyum dengan wajah biasa saja. Walaupun sebenarnya ia ingin memaki wanita yang telah menghancurkan perasaan adiknya.

“Tentu saja, bahkan dia akan bertunangan dan sebentar lagi akan menikah,” jawab Renita, Amanda mengangguk merasa lega.

“Oh benarkah, ini melegakan...” gumamnya. Renita menatap dingin Amanda yang tersenyum penuh kelegaan. Ia tidak habis pikir, kenapa ada wanita yang bisa setega itu pada adiknya. Melegakan, wanita ini gila. Setelah menghancurkan hati seseorang, apa tidak ada rasa penyesal dihatinya.

“Iya, dia sangat bahagia sekarang. Dengan wanita yang tidak akan pernah meninggalkannya demi karier.” Renita berucap dengan penuh penekanan, ia pamit untuk mencari temannya yang datang bersama dengannya ke pesta ini. walaupun sebenarnya ia tidak ingin pergi, tapi ia ingin melihat wajah wanita yang meninggalkan adiknya setelah hari itu. Dia masih seperti dulu, wajah yang tidak merasa bersalah sedikitpun.

Amanda memandang punggung Renita yang sudah berbaur dan menghilang diantara para tamu yang datang memenuhi aula. Seorang pria berjalan mendekat padanya.

“Amanda, aku ingin memperkenalkanmu pada sahabat lamaku,” kata tunangannya, Randi Sanjaya. Amanda menoleh melihat dua pria yang berdiri berdampingan sambil menorehkan senyum ke arahnya.

Pria itu tersenyum menyapa, Amanda ikut tersenyum. “Dia sahabatku, Ferro. Pria ini, dia sudah menikah tapi tidak mengundang kita,” kesal Randi. Ferro tersenyum kaku.

“Pernikahanku dilakukan mendadak, tidak banyak yang hadir di pesta pernikahanku,” Ferro tertawa, menertawakan kebodohannya mengikuti permainan ayahnya dan ayah gadis itu. mendaftarkan pernikahnya secara legal walaupun mereka tidak menikah. Memberitahukan semua orang melalui televisi kalau statusnya sekarang sudah memiliki istri. Ini benar-benar konyol, hidupnya selalu diatur ayahnya. Ferro menghela napas.

“Hey, kudengar kamu ditinggalkan istrimu karena dia marah padamu. Apa kamu sudah berbaikkan dengannnya?” tanya Randi sambil menyenggol lengan Ferro dengan sedikit menggoda pria itu.

“Iya, dia sudah kembali. Kami sudah berbaikkan,” jawabnya dengan berbohong.

“Lalu, dimana istrimu sekarang? kamu tidak membawanya bersamamu?” tanya Randi begitu antusias ingin melihat istri dari sahabatnya itu. Amanda terdiam, ia tidak berminat untuk ikut berbicang bersama kedua pria itu. yang ada dipikirannya sekarang adalah Aksa. Tiba-tiba saja ia mengingat Aksa.

“Amanda, kamu tidak apa-apa??” tegur Ferro membuat Amanda terperanjat. Kedua pria itu memandangnya. Amanda terlihat salah tingkah, apalagi melihat tatapan Randi.

“Wajahmu pucat sayang, apa kamu lelah?...” ujar Randi cemas.

“Iya, aku baik-baik saja...” sahutnya sambil tersenyum.

Randi mengangguk. Ia melirik Ferro. “Nikmati pestanya, aku akan menyapa tamu lain!” Randi meraih tangan Amanda dan membawanya pergi. Ferro menghembuskan napas kasar. Bagaimana bisa hidupnya diatur seperti ini. Sangat menggelikan. Ia berbaur dengan tamu-tamu undangan yang lain untuk menikmati pestanya.

***

            Aksa berdiri di tepi pantai, tatapannya tertuju ke arah laut. Ia kembali teringat wajah wanita yang telah meninggalkannya dan sekarang wanita itu kembali hadir namun dengan membawa kembali luka itu bersama dengannya. Aksa tersenyum miris. Wanita itu saat meninggalkannya mengatakan tidak ingin terikat dan lebih mementingkan kariernya dibandingkan dia. Tapi sekarang, apa yang dia lakukan? kembali datang ke Indonesia hanya ingin menorehkan luka yang lebih dengan menikahi pria lain.

            “Pembohong...” gumam Aksa, ia mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Ada perasaan marah dan juga sakit. Wanita itu juga harus merasakan itu. kalau ia muncul dan membuatnya kembali teringat pada luka itu. ia juga bisa menghancurkan hidupnya. Bagaimana rasanya dicampakan dan ditinggalkan?? Saat Aksa termenenung. Dering ponselnya membuat pandangannya teralihkan, ia merogoh saku celananya dan menerima telphone itu.

            “Hallo...” sapanya.

            “Aksa, kamu di mana??” tanya seseorang disebrang sana, Aksa hanya menghela napas.

            “Kenapa?”

            “Pulanglah... kakak sangat mengkhawatirkanmu. Apa kamu baik-baik saja??” pertanyaan dari wanita yang tidak lain adalah kakaknya membuat Aksa mendesah kasar, apalagi kakak-nya itu terlalu berlebihan mengkhawatirkannya. Sepertinya ia sudah melihat berita itu. Aksa tersenyum singkat.

            “Aku baik-baik saja, kakak tidak perlu khawatir. Aku tidak akan bunuh diri hanya karena wanita itu,” ujar Aksa membuat Renita bernapas lega, setidaknya untuk saat ini. ia berhasil menghubungi adiknya setelah lama ia tidak bisa menghubunginya.

            “Sekarang kamu ada dimana, kakak akan menjemputmu..”

            “Kak, kamu sudah bertemu dengannya?”

            Renita terdiam tanpa mengatakan apapun. Hening sejenak. Aksa masih menunggu jawabannya.

            “Iya, wanita itu sama sekali tidak berubah...”

            Aksa terkekeh mendengarnya membuat Renita di sebrang sana mengerutkan kening heran.

            “Kenapa, apa ada yang lucu? Kenapa kamu tertawa??”

            “Tidak. Hanya saja, aku juga penasaran ingin bertemu dengannya.”

            “Aksa...”

            “Aku akan segera pulang, jadi kakak tidak perlu mengkhawatirkanku lagi.”

            “Baiklah, aku akan menunggumu di rumah. Ayah dan ibu juga sudah sangat merindukanmu.”

            “Iya aku tahu, maaf sudah merepotkan kalian semua.”

Saat Aksa akan menutup telphonenya, Renita mencegah. “Tunggu... Aksa, apa kamu sekarang bersama dengan gadis bernama Karina?”

Aksa mengerutkan kening tidak mengerti kenapa kakaknya tahu kalau dia bersama gadis yang bernama Karina itu.

“Kamu benar-benar bersamanya sekarang??”

“Iya, kenapa kakak bisa tahu kalau aku bersama dengan gadis itu?”

Renita terdiam, ia tidak lantas menjawab pertanyaan Aksa.

“Kak...” panggil Aksa, Renita masih belum bersuara. Hanya terdengar keheningan di sebrang sana. Membuat Aksa bingung. Kenapa kakaknya itu bisa tahu kalau ia sekarang bersama dengan Karina. Apa itu hanya sebuah tebakan ataukah kakaknya itu memang sudah mengetahuinya dari awal. Apakah kakaknya itu mengenal Karina??

***

            “Aksa, sakit...” protes Karina, saat pria itu sampai dirumah Handi. Yang pertama kali dilakukannya adalah menarik Karina keluar tanpa meminta ijin padanya. Beberapa kali Karina protes, tapi pria itu sama sekali tidak mendengarkan. Bahkan tangannya memerah akibat tarikan kuat dari pria yang sekarang hanya diam sambil menarik tangannya. Entah mau di bawa ke mana dia.

            “Bisakah kamu tidak menarik tanganku, orang-orang melihat kita...” Karina memperhatikan semua orang yang menatapnya dengan tatapan heran. ia sempat risih. “Kamu akan membawaku ke mana?...” Seketika Karina menghentikan langkahnya dan menarik tangannya dengan kasar. Ia sedikit meringis kesakitan, tangannya memerah. Karina mengelus pergelangan tangannya.

            Aksa berbalik dan menatap Karina yang memandangnya kesal, apa yang sebenarnya pria ini pikirkan saat menarik tangannya dan membawanya keluar. Karina tersentak, saat Aksa melangkahkan kaki mendekat padanya. Tatapannya begitu menakutkan, ia sontak memundurkan langkah dengan pandangan waspada.

            “A...Ada apa, kamu membuatku takut...” ujar Karina menundukkan kepala sambil memegangi tangannya yang memerah.

            “Karina...”

            Karina mendongakkan kepala menatap ke arah Aksa yang memanggil namanya. Mata sendu milik Aksa membuatnya terpaku.

            “Maukah kamu menikah denganku??”

            Pertanyaan bodoh yang pernah didengar Karina yang membuatnya melongo tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

            “A... Apa...?” tanya Karina dengan tergagap. Ini baru pertama kalinya ada pria yang mengatakan hal itu. waktu akan menikah dengan Ferro dulu, pria itu sama sekali tidak mengatakan apapun. Bahkan saat pertemuan pertama mereka setelah tahu dijodohkan, tidak sepatah katapun yang keluar dari bibir pria itu. Apa lagi kata-kata yang mengajaknya menikah. Karina mengerjap-ngerjapkan kedua matanya mencoba menemukan kesadaran.

            Aksa memajukan wajahnya membuat Karina terkesiap, mata keduanya bertemu pandang. “Aku bertanya padamu satu kali lagi, apa kamu mau menikah denganku?” tanya Aksa membuat Karina menelan ludahnya. Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain, kalau ia terus menatap Aksa. Entah apa yang akan terjadi padanya. Ini baru pertama kalinya wajah mereka begitu dekat. Bahkan napas dari pria itu bisa ia rasakan.

            “Ke... kenapa kamu tiba-tiba mengajakku menikah?” tanyanya tanpa memandang ke arah Aksa. Aksa tersenyum, ia melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap gadis yang tampak sangat gugup itu, dengan wajah memerah.

            “Karena aku ingin,” jawabnya membuat Karina mendelik kesal padanya. Ia menggigit bibir bawahnya sambil menahan amarah.

            “Aku tidak ingin menikah denganmu,” Karina membalikkan badan dan hendak pergi.

            “Aku telah menelphone suamimu, Ferro...” kata Aksa membuat Karina menghentikan langkahnya yang baru dua langkah dari tempat Aksa berdiri. Ia kembali berbalik. Aksa menyunggingkan senyumnya.

            “Kenapa kamu menelphonenya??” teriak Karina emosi.

            “Kenapa? Kamu bertanya kenapa? Bukankah kamu istrinya,” sahut Aksa dengan nada acuh. Karina memandangnya marah. “Dia berhak tahu, di mana istrinya berada sekarang.”

            “Aku bukan istrinya,” teriak Karina membuat beberapa orang yang melewati jalan itu menatap kearah mereka berdua sambil berbisik. “Berapa kali aku harus menjelaskan padamu, kalau aku bukan istrinya.”

            “Kenapa kamu harus menjelaskannya padaku?”

            “Apa?” Karina menatapnya terkejut.

            “Kenapa kamu ingin menjelaskan itu padaku? Aku tidak peduli kamu sudah menikah atau belum. Kamu tidak perlu menjelaskan apapun padaku.”

            Karina merapatkan bibirnya, merasa bodoh tentu saja. Kenapa juga ia harus menjelaskan hal itu pada pria yang baru saja dikenalnya. Karina hendak berbalik, namun Aksa meraih tengkuknya secara tiba-tiba. Wajah mereka begitu dekat, Karina bahkan tidak bisa bernafas saat melihat tatapan sendu dari mata  pria yang berada dihadapannya kini.

            “Tapi, kamu bisa membuktikannya...” ucap Aksa membuat Karina menatapnya lekat dengan penuh tanda tanya. “Kalau kamu benar-benar bukan istrinya, dihadapan pria itu.” Aksa menyunggingkan senyum dibibirnya, membuat Karina terkesiap. Seketika, matanya membulat sempurna karena merasa sesuatu yang mengunci bibirnya. Aksa menciumnya secara tiba-tiba, awalnya hanya kecupan. Namun tidak lama, ciumanya berubah menjadi lumatan. Membuat Karina merapatkan kedua matanya. Ia kemudian tersadar dan mencoba melepaskan ciuman Aksa. Tapi pria itu tidak mudah melepaskannya. Ia malah meraih pinggang Karina. Hingga membuat tubuhnya merapat begitu dekat dan terus mencium bibir Karina sepuasnya. Aksa melirik kearah belakang, dimana seseorang melihat apa yang dilakukannya. Tanpa menghentikan aktivitasnya.

.

.

.

Bersambung

Bab terkait

  • Marry You   Bab 8

    Aksa dan Karina berada disebuah kafe, dihadapannya seorang pria duduk dengan tenang memandang mereka. Kedua pria itu tanpa sepengetahuan Karina saling berpandangan, sesaat terjadi perang dingin diantara mereka. Sedangkan sedari tadi, Karina tatapannya tidak lepas dari Aksa yang tidak menghiraukannya. Namun tangannya terpaut erat. Seakan tidak ingin melepaskan tangan gadis itu.Di dalam benaknya, Karina sedang berpikir. Sebenarnya apa yang diinginkan pria ini? menciumnya didepan semua orang, bahkan di hadapan suami sahnya di mata negara.“Aku tidak ingin mengatakan hal ini, tapi aku ingin kamu bercerai dengannya.”Perkataan yang dilontarkan Aksa, membuat Karina membulatkan kedua matanya terkejut. Pria yang berada di hadapan mereka hanya tersenyum simpul, ia merasa lucu dengan keadaan ini.“Kenapa aku harus melakukannya? Apa hakmu menyuruhku menceraikan istriku?”Aksa mengangkat tangannya yang menggenggam erat tangan Karina.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Marry You   Bab 9

    Aksa berbicara dengan santai di telphone sambil berjalan pulang kerumah Handi. Sesekali sesungging senyum tersuguh di bibir tebalnya, ini ada pertama kalinya ia kembali mendengar suara lembut dari wanita yang selalu dirindukannya. Pembicaraan itu cukup singkat, ia pun mengakhiri telphonenya dan seketika raut wajahnya berubah. Tersimpan kekesalan dan juga kemarahan akan merasa dibohongi. Saat baru menyusupkan ponsel dalam jas-nya. Di kejauhan ia melihat Karina sedang terduduk sambil menutup kedua matanya. Entah apa yang dilakukan gadis itu, Aksa berjalan menghampirinya dan kini ia berada tepat di hadapan Karina yang matanya masih terpejam. Ia tersenyum simpul melihat kerutan didahi gadis itu. “Menyebalkan, Aksa... aku akan membunuhmu.” Teriaknya, membuat beberapa orang yang sedang berjalan-jalan dan juga Aksa yang memandangnya terkesiap. Karina meraba bibirnya pelan, matanya masih terpejam. “C

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Marry You   Bab 10

    "Ayah..." gumam Karina terkejut melihat ayahnya berada di rumah Handi dan memandangnya dengan tatapan marah. Matanya semakin berkilat penuh benci melihat kemesraan anaknya dengan anak dari orang yang ia benci."Apakah karena ini kamu kabur dari pernikahanmu, karena pria ini," geram Tn. Rama memandang putrinya. ia benar-benar murka. Kenapa putrinya harus memilih bersama dengan pria yang merupakan anak dari orang yang sangat ia benci."Ayah..." Karina memandang takut sang ayah. Pria paruh baya itu berjalan mendekat kearah keduanya, tanpa disangka-sangka ia memukul keras wajah Aksa yang tidak sempat menghindar membuat tubuhnya terjatuh ke belakang. Karina terhenyak melihatnya. Orang-orang yang berada di rumah itu juga memandangnya terkejut. Aksa dengan santai bangun sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya."Aksa, kamu tidak apa-apa?" tanya Karina, ia hendak menyentuh wajah Aksa dengan khawatir. Namun tangannya segera diraih Tn. Rama dan mencengkramnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • Marry You   Bab 11

    Di rumah Handi. Ketiga sahabat Aksa memandanginya dengan tatapan tidak percaya dan meminta sahabatnya itu menjelaskan apa yang sebenarnya dipikirkan Aksa saat ini. “Jangan menatapku seperti itu,” tegur Aksa tidak suka. “Kalau begitu jelaskan pada kami, apa kamu sudah gila ...? bagaimana bisa kamu ingin menikah dengannya?” tanya Handi. Aksa menghela napas kasar, ia memandang ketiganya. “Kamu tahu gadis itu kan, dia juga sudah memiliki suami sah. Walaupun dia mengaku belum menikah, hanya karena ayahnya mendaftarkan pernikahaannya dengan pria itu. Tapi tetap saja, statusnya adalah seorang istri. Kamu bisa dituntut karena hal ini, pikirkan baik-baik sebelum kamu meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-21
  • Marry You   Bab 12

    Karina berdiri di depan cermin, menatap dirinya yang kini kembali mengenakan gaun pengantin. Sesaat ia termenung. Perasaan ini kembali memasuki relung hatinya yang terdalam, perasaan ragu yang begitu membumbung tinggi. Haruskah ia menikah, menikah dengan pria yang baru beberapa minggu ia mengenalnya. Semudah itu kah ia menjatuhkan pilihan. Ia menghembuskan napas kasar, sedari tadi ia tidak bisa bernafas normal disela detak jantung yang terus menerus bertalu tidak henti seakan membuat dirinya akan menyesali keputusannya ini. Seseorang masuk ke dalam ruangan yang hanya di isi olehnya, orang itu tersenyum dan berjalan menghampiri Karina yang masih berada di depan cermin. Orang itu berdiri di sampingnya, mereka tampak begitu serasi. Orang yang tidak lain adalah Aksa, tubuh pria itu berbalut jas putih. Ia tampak sangat tampan. “Aku tida

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Marry You   Bab 13

    Di apartement Amanda. Gadis itu tengah duduk kursi meja rias. Ia termenung menatap dirinya yang telah siap mengenakan dress sederhana berwarna hijau muda dengan riasan wajah minimalis. Sejenak ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan untuk menetralkan detak jantungnya yang bertalu cepat. ini pertama kalinya ia bertemu dengan pria yang dulu dicintainya dan ia tinggalkan begitu saja hanya karena alasan sepele. Sebersit keraguan dihatinya. Haruskah ia datang ketempat itu, tempat dulu dirinya pernah berikrar janji. Suatu hari nanti, ia akan menikah dengan Aksa. Sesaat matanya memejam dalam. Ia membukanya kembali dan mencoba meyakinkan perasaannya. Dengan pelan ia merapihkan dress dan rambutnya. Apapun yang terjadi? Sudah saatnya ia bertemu dengan Aksa lagi setelah hari itu. Amanda beranjak dari kursi, mengambil tasnya, ia mulai melangkah keluar dari kamar dan meninggalkan apartemen tempat tinggalnya saat ini. s

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Marry You   Bab 14

    Amanda terduduk di tempat tidur sambil termenung, mengingat kembali pertemuan pertamanya setelah 3 tahun dengan Aksa. Walaupun ia sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padanya. Namun entah kenapa, ia merasakan perasaan gelisah ini. Apakah mungkin perasaannya kini kembali berubah. Tangannya terpaut erat, kata-kata Aksa masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Malam semakin larut, ia masih belum bergeming dari sana seakan semua pikirannya tersita untuk satu orang. Ingatannya menerawang pada kejadian tadi siang yang membuatnya terus memikirkan pria yang telah ia campakan.Amanda baru saja turun dari dalam mobil, ia menatap taman bunga didepannya. Sebuah taman bunga yang indah, tempat Aksa memberitahunya untuk bertemu. Ia menundukkan kepala sejenak, sepertinya ia begitu ragu untuk bertemu dengannya lagi. Untuk sesaat ia hanya terpaku di tempat, setelah lama merenung akhirnya ia melangkahkan kaki masuk ke dalam taman.Baru beberapa langkah, Amanda

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Marry You   Bab 15

    Tn. Rama hanya mengetukkan jari pada penyangga kursi kayu yang sedang dudukinya. Semua orang berada di sana hanya bungkam, ibu Karina meremas tanganya gelisah. Putrinya sudah mengambil keputusan yang telah memecah belah keluarga ini dan semakin membuat ayahnya membenci keluarga Anggara.Sena dan Nando saling berpandangan sejenak sebelum kembali menundukkan kepala. Melihat ekspresi wajah Tn. Rama yang diliputi kekesalan. Bahkan seseorang yang ikut duduk bersama mereka. Ferro yang secara resmi telah didaftarkan sebagai suami Karina yang sah di kantor kepengurusan pernikahan. Bahkan semua orang tahu. Kalau Karina adalah istrinya karena ia sendiri yang mengumumkan itu pada khalayak publik. Ia hanya terdiam.Tn. Rama memenggang pelipisnya dengan kuat karena merasakan denyutan tak tertahan dikepalanya."Apa yang harus saya lakukan saat ini?" Pertanyaan Ferro membuat Tn. Rama memandangnya. "Apakah saya harus membatalkan pendaftaran pernikahan itu, sekarang Karina

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25

Bab terbaru

  • Marry You   Bab 26 (21+)

    Ciuman mereka masih berlanjut, Aksa tidak melepaskan ciumannya dan membawa Karina ke kamar mereka. Aksa juga mengangkat tubuh Karina dan mendudukkannya di buffet yang tidak terlalu tinggi agar dia bisa dengan leluasa mencium Karina. Tangan Karina memeluk leher Aksa, jari-jari tangannya meremas rambut Aksa. Menahan gejolak gairah yang di dapatkan dari ciuman panas nan basah dengan bercampurnya air liur mereka. Tangan Aksa yang tadinya mengelus punggung Karina, berpindah mengelus paha Karina yang terekpos merasakan sentuhan yang membuat tubuhnya menggelinjang sampai membuat perutnya geli. Karina refleks menjauhkan kepalanya membuat ciuman mereka terlepas. Keduanya saling mengambil napas dengan terengah. Mata keduanya bertemu. Aksa masih mengelus paha Karina, sentuhannya semakin masuk kedalam kimono yang di kenakan Karina. Handuk Kimono itu terbuka memperlihatkan belahan dada Karina walaupun tidak sepenuhnya terbuka. Karina merasakan tubuhnya berkeringat dan kepanasan. Aksa yang melihat

  • Marry You   Bab 25

    Malam itu, di rumah keluarga Karina. Tn. Rama tersenyum saat mendengar berita bahkan Karina mengunjungi Ferro di kantornya siang tadi. Bahkan berita itu juga sudah masuk berita televisi. Salah seorang pelayannya memberitahukan kedatangan seseorang yang telah di tunggunya. Siapa lagi kalau bukan menantu kesayangannya. Walaupun Karina tidak pernah serumah dengan pria yang tidak lain adalah Ferro. “Aku harus menyambut menantu kesayanganku,” gumamnya setelah diberitahukan kedatangan Ferro atas panggilannya untuk mampir ke rumah. Ny. Arta yang duduk disana hanya diam, melihat wajah suaminya yang begitu semuringah bahagia. Dia merasa kasihan dengan putrinya dan juga suaminya yang terlalu mementingkan egonya. Ferro memasuki ruang keluarga. Dia tersenyum dan menyalami keduanya. Mereka duduk bertiga, sampai Nando datang dan mereka menjadi berempat di ruangan itu. Nando juga sudah mendengar berita itu, kalau Karina tiba-tiba datang ke kantor Ferro.

  • Marry You   Bab 24

    Karina diam di dalam mobil Ferro. Ferro beberapa kali melirik ke arah Karina saat sedang menyetir, bahkan saat mereka berada di lampu merah. Karina tetap diam, melihat kediaman Karina. Ferro menyadari mungkin karena kejadian tadi. Mood Karina menjadi tidak baik. Saat akan membuka suara, Karina lebih dulu berucap, “aku turun disini.” “Oh kamu sudah sampai rumahmu ya?” tanya Ferro. Karina tidak menjawab, Ferro menepikan mobilnya. Mobil telah berhenti dan Karina keluar begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Dari dalam mobil Ferro hanya bisa melihat punggung Karina yang perlahan menghilang di belokan jalan. Karina berjalan sendiri menuju taman yang ada di dekat sana. Dia duduk di salah satu kursi yang ada disan

  • Marry You   Bab 23

    Aksa yang berada di kantor sedang bekerja dengan laptopnya merasakan sesuatu yang tidak mengenakan, perasaannya gelisah. Saat melihat wajah Karina sebelum berangkat kerja setelah mereka di kunjungi sahabatnya itu. Wajah Karina berubah dingin kembali, dia bahkan tidak berbicara lagi dengannya. Membuat Aksa semakin khawatir, dia berusaha menghubungi Karina. Namun panggilannya tidak pernah di angkat, dia tahu Karina pasti kecewa padanya. Terlebih saat memergoki dirinya keluar dari apartemen Amanda. Istrinya itu tidak ingin mendengarkan penjelasan darinya. Seseorang mengetuk pintu dari luar ruangannya, setelah di ijinkan masuk. Orang yang tidak lain Dewi. Sekertaris sekaligus asistennya itu datang membawa beberapa berkas untuk di periksa Aksa. Aksa menerima berkas itu, m

  • Marry You   Bab 22

    Ferro berada di kantornya, dia tidak fokus untuk bekerja. Masalah pernikahannya yang batal, karena mempelai wanita kabur ditambah setelahnya, orang tua wanita itu memintanya mendaftarkan pernikahan di catatan sipil lalu mempublikasikannya. Sampai teman-temannya bertanya ada apa sebenarnya. Padahal waktu itu pernikahan di batalkan. Kalau tidak karena paksaan keluarganya, dia tidak akan mau melakukan semua ini. Ferro menutup berkasnya dan meregangkan tangan. Ferro mengingat Karina, wanita itu menikah dengan pria lain dan tidak di restui keluarganya. Pembicaraannya dengan Aksa suami dari Karina. Ferro tersadar. Kalau dirinya tidak memiliki keberanian seperti mereka, dia tetap menjadi anak yang penurut kepada orang tuanya. Seseorang masuk ke dalam ruangannya membawa beberapa berkas lagi, membuat Ferro menghela napas. Pekerjaannya sang

  • Marry You   Bab 21

    Aksa telah masuk ke dalam apartemen Amanda. Amanda membuatkan coffe untuk Aksa, Coffe Latte dengan Cream kesukaannya. Aksa melihat coffe itu dan terdiam, suasana kembali hening. Amanda meremas jari-jarinya. Karena dia tidak pernah menyangka berita batalnya pernikahaan Amanda dan Randi sudah tersebar luas. "Kenapa kamu diam? Aku bertanya padamu, apa berita yang aku dengar itu benar. Kamu membatalkan pernikahanmu?" Aksa bertanya sambil menatap lekat ke arah Amanda yang masih meremas jarinya, Amanda berusaha untuk tidak menatap mata Aksa dan memalingkan wajahnya dari Aksa “Dari mana kamu mendengar berita itu?” Amanda balik bertanya. “Apa berita yang aku dengar itu benar?”

  • Marry You   Bab 20

    Tn. Rama memandang ke arah anak buahnya, dengan tatapannya dia ingin menanyakan kebenaran dari info yang di bawa anak buahnya itu. “Jadi, dulu putranya Anggara pernah batal menikah. Siapa wanita yang menjadi mantannya putra Anggara?” Anak buahnya memberikan amplop coklat. Tn. Rama segera membuat isi amplop coklat itu dan melihat beberapa foto yang berhasil di dapatkan. Tn. Rama dengan seksama melihat wanita yang berada di dalam foto itu. “Dia, bukankah wanita ini adalah model yang banyak diberitakan karena akan segera menikah dengan aktor terkenal?” tanya Tn. Rama, kepalanya mendongak kearah anak buahnya yang berdiri didepan meja kerjanya. “Iya tuan, walaupun merek

  • Marry You   Bab 19

    Karina terbangun dari tidurnya yang panjang, terdengar suara alarm dari ponselnya berdering keras memekakkan telinganya. Karina perlahan membuka matanya, dia meraba-raba meja nakas dekat tempat tidur di mana ponselnya di letakkan. Setelah mendapatkan ponselnya, Karina mematikan alarm. Dia melihat jam di ponsel menunjukkan pukul 7 pagi. Cahaya matahari sudah masuk kedalam kamar dari celah gorden. Karina menggerakkan badannya, namun tertahan sesuatu. Dia melihat tangan melingkar memeluk perutnya. Karina menoleh kesamping, di sana Aksa masih tertidur dengan pulas sambil memeluknya. Karina membalikkan badan yang tadinya berbaring membelakangi Aksa kini menghadap kearahnya. Karina menatap wajah Aksa yang tertidur, setelah mengatakan rahasia yang tidak ingin dia bicarakan lagi membuatnya menangis semalam kemarin. Aksa dengan setia mendengarkan membuatnya merasa lebih baik. Karina tersenyum. K

  • Marry You   Bab 18

    Sena berada di dalam kamarnya, dia baru saja mendengarkan voice mail dari Karina. Sena menghela nafas. Dia masih tidak mau menerima telphone dari sahabatnya itu, karena dia masih kesal dengan Karina. Sena keluar dari kamarnya. Dia melihat bibinya sedang menyiapkan makan malam, Sena berjalan menuju sofa di ruang tengah. Sena memang tinggal dengan bibinya, kedua orang tuanya sudah meninggal saat Sena masih kecil. Melihat wajah Sena yang selalu murung, bibinya berjalan menghampiri setelah selesai menyiapkan makan malam. “Masih marahan dengan Karina?” tanya bibinya yang bernama Winda. Sena melihat ke arah bibinya itu. Sena kembali menghela nafas. “Iya bi, aku masih kesal padanya. Aku yang dibawa-bawa dalam masalahnya itu, hubunganku dengan Nando juga kena imbasnya,” kata Sena dengan

DMCA.com Protection Status