Share

Bab 9

Author: Selina Cho
last update Last Updated: 2021-08-19 13:07:44

Aksa berbicara dengan santai di telphone sambil berjalan pulang kerumah Handi. Sesekali sesungging senyum tersuguh di bibir tebalnya, ini ada pertama kalinya ia kembali mendengar suara lembut dari wanita yang selalu dirindukannya. Pembicaraan itu cukup singkat, ia pun mengakhiri telphonenya dan seketika raut wajahnya berubah. Tersimpan kekesalan dan juga kemarahan akan merasa dibohongi. Saat baru menyusupkan ponsel dalam jas-nya. Di kejauhan ia melihat Karina sedang terduduk sambil menutup kedua matanya. Entah apa yang dilakukan gadis itu, Aksa berjalan menghampirinya dan kini ia berada tepat di hadapan Karina yang matanya masih terpejam. Ia tersenyum simpul melihat kerutan didahi gadis itu.

            “Menyebalkan, Aksa... aku akan membunuhmu.” Teriaknya, membuat beberapa orang yang sedang berjalan-jalan dan juga Aksa yang memandangnya terkesiap. Karina meraba bibirnya pelan, matanya masih terpejam. “Ciuman itu harusnya aku berikan pada orang yang aku cintai...” ia menghentakkan kakinya. Aksa masih terdiam dengan kedua tangan masuk kedalam saku celananya.

            “Jadi, itu ciuman pertamamu?” tanya Aksa, seketika membuat Karina membuka kedua matanya. Ia terkejut melihat pria yang membuatnya kesal, kini berada di hadapannya. Karina menggerutu kecil.

            “Kenapa kamu menatapku seperti itu?” tanyanya seperti tidak merasa bersalah sedikitpun. Karina beranjak dari tempat duduknya dan hendak melangkah meninggalkan Aksa tanpa mengatakan apapun. Aksa menahan tangannya, membuat Karina mau tidak mau menatap padanya.

            “Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi?”

            “Pertanyaan apa?” tanyanya ketus, ia menghempaskan tangan Aksa yang memegangnya.

            “Kamu ingin menjadi istrinya atau menjadi istriku?” tanyanya dengan wajah datar. Karina mengerutkan kening tidak mengerti. Ia hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Mendelik tajam ke arah Aksa.

            “Apakah semudah itu kamu mengajakku menikah? Apa didalam kepalamu pernikahaan itu hanya main-main, demi kepuasanmu sendiri. Kamu melemparkan lelucon itu padaku?” ia memandang lekat pada Aksa yang terdiam dengan santai menatapnya. “Aku tahu, kamu sedang mengerjaiku. Kamu tidak menyukaiku dan aku juga. Kita hanya orang asing yang tiba-tiba bertemu secara tidak sengaja. Sekarang kamu dengan entengnya mengatakan ingin menikah denganku. Aku benar-benar ingin sekali tertawa, itu sangat menggelikan. Kamu tahu...”

            “Iya, aku tahu kamu akan mengatakan hal itu.” Aksa mencondongkan tubuhnya ke arah Karina, membuat jarak diantara mereka terkikis. Karina sempat menelan ludahnya saat wajah pria itu begitu dekat dengan wajahnya terlebih ia bisa merasakan nafas pria itu membentur wajahnya.

            “Apa kamu tahu? Kalau keluarga kita sudah saling mengenal untuk waktu yang lama?”

            “Apa?”

            “Kamu tidak tahu?”

            Karina hanya mengerjapkan kedua matanya sesaat dan berpikir, ia kembali memandang ke dalam bola mata kecoklatan milik Aksa. “Jadi kamu ingin mengatakan, kalau mungkin saja kita akan dijodohkan begitu.”

            Ucapan Karina sontak mengundang gelak tawa pria itu, wajah gadis itu yang tiba-tiba memerah dan memalingkan wajahnya membuat Aksa merasa geli. Ia menyentil dahi Karina, membuat gadis itu mengaduh kesakitan dan mengelus dahinya.

            “Bodoh, kalau kita dijodohkan. Mungkin dari dulu kita sudah menikah dan kamu tidak akan mungkin dijodohkan dengan orang lain, dasar bodoh...”

            “Lalu? Kenapa kamu mengatakan hal itu padaku.”

            “Sepertinya kamu tidak tahu menahu mengenai pertikaian keluarga kita.”

            “Pertikaian...” Karina mengerutkan kening bingung.

            “Aku hanya ingin mengakhiri pertikaian itu dengan kita menikah.” Kata Aksa membuat Karina mendengus kesal.

            “Aku tidak ingin menikah karena hal itu. Aku hanya ingin merasakan perasaan seperti orang lain. Menikah dengan orang yang dicintai, hidup bahagia bersama walaupun ditengah kesederhanaan. Aku ingin menikah karena aku mau, bukan karena suatu keterpaksaan atau suatu tujuan. Apa kamu mengerti arti pernikahan?”

            Aksa hanya terdiam. Ia tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Karina padanya.

            “Sepertinya kamu memang tidak tahu apa itu pernikahan yang sesungguhnya?”

            Karina hendak meninggalkannya, ia sudah lelah membicarakan pernikahan yang tidak ada ujungnya. Muak dengan keadaan yang terus memaksanya seakan ia tidak memiliki jiwa dan orang-orang tidak peduli akan perasaannya.

            “Lalu, apa menurutmu arti pernikahan itu? apa kamu hanya menganggap pernikahan dapat dilakukan untuk orang yang saling mencintai?”

            Seketika langkah Karina terhenti, ia menoleh kebelakang di mana Aksa memandangnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

            “Tentu saja...” jawab Karina tegas.

            “Kalau begitu, ijinkan aku untuk mencintaimu Karina...”

            Tubuh Karina menegang mendengar ucapan itu, tidak ada keraguan atau kebohongan di dalam tatapannnya. Aksa kembali berjalan mendekati Karina membuat gadis itu hanya bisa terdiam membatu. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Perlahan Aksa menarik tubuh langsing Karina ke dalam dekapannya.

            “Aku ingin membuka lembaran baru dalam hidupku, untuk itu aku membutuhkan seseorang yang dapat mengisi kembali kekosongan hatiku dan aku memilihmu... jadi ijinkan aku untuk mencintaimu. Walaupun kamu tidak mencintaiku...” kata Aksa membuat Karina semakin merapatkan bibirnya, ia tidak tahu harus menjawab apa. Ini benar-benar membuatnya terkejut. Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang membuatnya merasakan sesuatu desiran yang aneh dihatinya. Perlahan tangannya terangkat membalas pelukkan Aksa. Seakan dirinya mengatakan ‘iya’ didalamnya. Semilir angin lembut menerpa tubuh keduanya. Mengikis perasaan akan keraguan yang mendera hati Karina. Memulai untuk mencintai seorang pria seperti apa yang dulu selalu diimpikannya.

***

            Anita baru saja tiba di rumah Handi, suasana rumah tampak sepi. Seperti tidak ada penghuni di dalamnya, padahal mereka semua ada di rumah. Ketiga pria itu duduk di ruang keluarga, ada yang bermain game di PSP. Membaca majalah dan bahkan menonton televisi namun tidak bersuara. Anita mengerutkan kening heran melihat pemandangan di rumah kekasihnya itu. ia melayangkan tatapan pada Handi yang sedang membaca majalah tanpa ingin diganggu siapapun. Tampak focus dan tidak peduli dengan keadaan disekelilingnya, bahkan saat Anita menyapa dan masuk kedalam rumah.

            “Ada apa dengan kalian?” tegur Anita, membuat Jaki menoleh padanya setelah menghentikan permainan di PSP-nya.

            “Kamu sudah datang,” ujarnya, Anita berdecak sebal. Jadi saat dia masuk ke dalam rumah tidak ada yang menyadari kehadirannya. Ia meletakkan belanjaan di atas meja.

            “Sayang, dua orang itu ke mana?” tanya Anita sambil melayangkan tatapannya pada Handi yang masih asik membaca. Bino yang sedang menonton televisi sambil memainkan ponselnya menyenggol lengan pria itu.

            “Apa?” tanyanya menatap Bino, Bino melototinya  dan memberi kode untuk menoleh ke belakang di mana Anita menatapnya kesal. Pria itu dengan cepat menoleh ke belakang dan melihat kekasihnya yang melotot marah.

            “Kamu sudah datang sayang,” ucapnya sambil cengengesan. Anita hampir saja akan melempar sayuran ke arah Handi. “Kenapa?” tanyanya saat melihat raut wajah Anita yang menahan kekesalan.

            “Aku bertanya padamu, dua orang itu ke mana. Aksa dan Karina?” tanyanya setengah berteriak.

            “Tidak tahu, Aksa membawa gadis itu keluar dan sampai sekarang belum kembali.” Jawab Handi.

            “Mungkin mereka sedang kencan,” celetuk Jaki yang langsung mendapatkan tatapan dari ketiga orang itu.

            “Kencan?” pekik ketiga orang itu bersamaan.

            “Iya, bukankah wanita dan pria kalau keluar bersama berarti mereka kencan,” ucap Jaki polos.

            “Tidak semua, dasar bodoh...” gerutu Handi hampir saja akan memukul kepala Jaki. Namun Jaki berhasil menghindar.

            Ting tong... terdengar suara bel rumah berbunyi membuat orang-orang yang ada didalam rumah memandang ke arah pintu.

            “Mungkin mereka sudah pulang,” seru Bino.

            “Aku rasa itu bukan mereka, kalau itu mereka. Tidak mungkin membunyikan bel,” Handi beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu. Saat pintu terbuka, ia hanya bisa mengerjapkan kedua matanya memandang orang-orang yang berada di hadapannya.

            “Siapa yang datang,” Anita menyongsong ke arah pintu masuk. Handi memandangnya. Mereka berdua saling berpandangan. Tatapannya kembali beralih pada orang-orang yang berdiri tegak di depannya.

            Sementara itu, Karina dan Aksa berjalan pulang bersama. Karina tampak canggung dan malu, beberapa kali ia berdehem membuat pria yang berjalan di sampingnya memandang padanya.

            “Kenapa?”

            “Tidak,” jawabnya malu. Ia berusaha untuk tenang dan menormalkan detak jantungnya. Aksa tiba-tiba saja menyambar tangan Karina dan menggenggamnya erat membuat gadis itu terkesiap kaget seketika memandang pada pria yang tidak menatap sedikitpun padanya.

            “Ini sangat nyaman untukku, kamu harus terbiasa dengan hal ini...” kata Aksa, sesaat ia menoleh kearah Karina yang mengangguk kaku. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam membisu, Karina menundukkan kepala mencoba menetralisir keadaan dan jantungnya yang terus berdetak di atas batas normal. Sesampainya di depan rumah Handi, mereka berdua melihat dua mobil hitam berjajar rapi di sana. Keduanya saling berpandangan. Dengan langkah cepat, mereka memasuki rumah Handi.

            Setibanya di dalam rumah, orang-orang yang kemungkinan menunggu mereka menatap pada keduanya. Tatapan pria paruh baya itu menahan kemarahan dan seakan ingin membunuh seseorang saat ini juga. Karina berdiri mematung, tangannya yang masih digenggam Aksa menjadi objek paling mencolok membuat pria paruh baya itu semakin geram.

            “Ayah...” gumam Karina seakan lidahnya kelu dan tubuhnya kaku di tempat. Apa lagi melihat tatapan sang ayah padanya. Ia dalam masalah besar sekarang, tatapannya berpindah pada Aksa yang berada di sampingnya yang juga memandang padanya. Keduanya saling berpandangan sesaat, kini tatapan mereka tertuju pada ayah Karina yang sudah beranjak dari sofa memandang marah kepada putrinya.

.

.

.

Bersambung

Related chapters

  • Marry You   Bab 10

    "Ayah..." gumam Karina terkejut melihat ayahnya berada di rumah Handi dan memandangnya dengan tatapan marah. Matanya semakin berkilat penuh benci melihat kemesraan anaknya dengan anak dari orang yang ia benci."Apakah karena ini kamu kabur dari pernikahanmu, karena pria ini," geram Tn. Rama memandang putrinya. ia benar-benar murka. Kenapa putrinya harus memilih bersama dengan pria yang merupakan anak dari orang yang sangat ia benci."Ayah..." Karina memandang takut sang ayah. Pria paruh baya itu berjalan mendekat kearah keduanya, tanpa disangka-sangka ia memukul keras wajah Aksa yang tidak sempat menghindar membuat tubuhnya terjatuh ke belakang. Karina terhenyak melihatnya. Orang-orang yang berada di rumah itu juga memandangnya terkejut. Aksa dengan santai bangun sambil mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya."Aksa, kamu tidak apa-apa?" tanya Karina, ia hendak menyentuh wajah Aksa dengan khawatir. Namun tangannya segera diraih Tn. Rama dan mencengkramnya

    Last Updated : 2021-08-20
  • Marry You   Bab 11

    Di rumah Handi. Ketiga sahabat Aksa memandanginya dengan tatapan tidak percaya dan meminta sahabatnya itu menjelaskan apa yang sebenarnya dipikirkan Aksa saat ini. “Jangan menatapku seperti itu,” tegur Aksa tidak suka. “Kalau begitu jelaskan pada kami, apa kamu sudah gila ...? bagaimana bisa kamu ingin menikah dengannya?” tanya Handi. Aksa menghela napas kasar, ia memandang ketiganya. “Kamu tahu gadis itu kan, dia juga sudah memiliki suami sah. Walaupun dia mengaku belum menikah, hanya karena ayahnya mendaftarkan pernikahaannya dengan pria itu. Tapi tetap saja, statusnya adalah seorang istri. Kamu bisa dituntut karena hal ini, pikirkan baik-baik sebelum kamu meng

    Last Updated : 2021-08-21
  • Marry You   Bab 12

    Karina berdiri di depan cermin, menatap dirinya yang kini kembali mengenakan gaun pengantin. Sesaat ia termenung. Perasaan ini kembali memasuki relung hatinya yang terdalam, perasaan ragu yang begitu membumbung tinggi. Haruskah ia menikah, menikah dengan pria yang baru beberapa minggu ia mengenalnya. Semudah itu kah ia menjatuhkan pilihan. Ia menghembuskan napas kasar, sedari tadi ia tidak bisa bernafas normal disela detak jantung yang terus menerus bertalu tidak henti seakan membuat dirinya akan menyesali keputusannya ini. Seseorang masuk ke dalam ruangan yang hanya di isi olehnya, orang itu tersenyum dan berjalan menghampiri Karina yang masih berada di depan cermin. Orang itu berdiri di sampingnya, mereka tampak begitu serasi. Orang yang tidak lain adalah Aksa, tubuh pria itu berbalut jas putih. Ia tampak sangat tampan. “Aku tida

    Last Updated : 2021-08-22
  • Marry You   Bab 13

    Di apartement Amanda. Gadis itu tengah duduk kursi meja rias. Ia termenung menatap dirinya yang telah siap mengenakan dress sederhana berwarna hijau muda dengan riasan wajah minimalis. Sejenak ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan untuk menetralkan detak jantungnya yang bertalu cepat. ini pertama kalinya ia bertemu dengan pria yang dulu dicintainya dan ia tinggalkan begitu saja hanya karena alasan sepele. Sebersit keraguan dihatinya. Haruskah ia datang ketempat itu, tempat dulu dirinya pernah berikrar janji. Suatu hari nanti, ia akan menikah dengan Aksa. Sesaat matanya memejam dalam. Ia membukanya kembali dan mencoba meyakinkan perasaannya. Dengan pelan ia merapihkan dress dan rambutnya. Apapun yang terjadi? Sudah saatnya ia bertemu dengan Aksa lagi setelah hari itu. Amanda beranjak dari kursi, mengambil tasnya, ia mulai melangkah keluar dari kamar dan meninggalkan apartemen tempat tinggalnya saat ini. s

    Last Updated : 2021-08-23
  • Marry You   Bab 14

    Amanda terduduk di tempat tidur sambil termenung, mengingat kembali pertemuan pertamanya setelah 3 tahun dengan Aksa. Walaupun ia sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padanya. Namun entah kenapa, ia merasakan perasaan gelisah ini. Apakah mungkin perasaannya kini kembali berubah. Tangannya terpaut erat, kata-kata Aksa masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Malam semakin larut, ia masih belum bergeming dari sana seakan semua pikirannya tersita untuk satu orang. Ingatannya menerawang pada kejadian tadi siang yang membuatnya terus memikirkan pria yang telah ia campakan.Amanda baru saja turun dari dalam mobil, ia menatap taman bunga didepannya. Sebuah taman bunga yang indah, tempat Aksa memberitahunya untuk bertemu. Ia menundukkan kepala sejenak, sepertinya ia begitu ragu untuk bertemu dengannya lagi. Untuk sesaat ia hanya terpaku di tempat, setelah lama merenung akhirnya ia melangkahkan kaki masuk ke dalam taman.Baru beberapa langkah, Amanda

    Last Updated : 2021-08-24
  • Marry You   Bab 15

    Tn. Rama hanya mengetukkan jari pada penyangga kursi kayu yang sedang dudukinya. Semua orang berada di sana hanya bungkam, ibu Karina meremas tanganya gelisah. Putrinya sudah mengambil keputusan yang telah memecah belah keluarga ini dan semakin membuat ayahnya membenci keluarga Anggara.Sena dan Nando saling berpandangan sejenak sebelum kembali menundukkan kepala. Melihat ekspresi wajah Tn. Rama yang diliputi kekesalan. Bahkan seseorang yang ikut duduk bersama mereka. Ferro yang secara resmi telah didaftarkan sebagai suami Karina yang sah di kantor kepengurusan pernikahan. Bahkan semua orang tahu. Kalau Karina adalah istrinya karena ia sendiri yang mengumumkan itu pada khalayak publik. Ia hanya terdiam.Tn. Rama memenggang pelipisnya dengan kuat karena merasakan denyutan tak tertahan dikepalanya."Apa yang harus saya lakukan saat ini?" Pertanyaan Ferro membuat Tn. Rama memandangnya. "Apakah saya harus membatalkan pendaftaran pernikahan itu, sekarang Karina

    Last Updated : 2021-08-25
  • Marry You   Bab 16

    Karina melihat kedua orang di depannya saling berpandangan, larut dengan lamunannya masing-masing. Apa ini situasi yang tidak menguntungkan untuknya. Bagaimana bisa Aksa merencanakan semua ini? Bersikeras tinggal di apartemen yang telah dibelinya dan ternyata bertetanggaan dengan mantan kekasihnya dulu. Apa Aksa berencana untuk memanas manasi mantan kekasihnya itu? Mengatakan kalau ia sudah bisa melupakan Amanda. Karina menjadi kesal, ia tidak bisa menebak apa yang ada dipikiran Aksa sekarang. Dia tahu sekarang, kenapa Aksa begitu ingin segera pindah."Ehhhmmmm..." Karina berdeham keras membuat keduanya terperanjat dan melihat ke arah Karina yang memasang muka sebal. "Sampai kapan kamu akan memandanginya," sengit Karina dengan tatapan galak pada Aksa. Ia mengalihkan pandangan dan melihat Amanda. Karina menarik Senyum."Maafkan suamiku, dia benar-benar tidak sopan melihatmu. Wajar saja, di depannya ada seorang model terkenal yang sangat cantik. Siapa yang tidak terpeson

    Last Updated : 2021-08-26
  • Marry You   Bab 17

    Karina dan Aksa pulang ke Apartemen. Aksa menenteng tas belanjaan yang banyak, sedangkan Karina menggandeng tangan suaminya. Tiba di lantai 10, keduanya berpapasan dengan Randi yang akan masuk kedalam lift. Randi terkejut melihat Aksa. Mereka berdua saling berpandangan, sebelum akhirnya Karina dan Aksa keluar dari lift dan Randi masuk ke dalam lift. Sebelum pintu lift tertutup, Randi melihat keduanya masuk ke apartemen yang bersebrangan dengan apartemen Amanda. Sekarang Randi tahu, keraguan seperti apa yang didapatkan Amanda. Karena mantan kekasihnya tinggal di sebrang apartemennya. Aksa dan Karina masuk ke dalam apartemen. Karina masih ada yang janggal melihat Aksa dan Randi berpapasan tadi di lift. Aksa meletakkan belanjaannya di meja bar. Mulai mengeluarkan beberapa makanan dari dalam kantung.

    Last Updated : 2021-08-27

Latest chapter

  • Marry You   Bab 26 (21+)

    Ciuman mereka masih berlanjut, Aksa tidak melepaskan ciumannya dan membawa Karina ke kamar mereka. Aksa juga mengangkat tubuh Karina dan mendudukkannya di buffet yang tidak terlalu tinggi agar dia bisa dengan leluasa mencium Karina. Tangan Karina memeluk leher Aksa, jari-jari tangannya meremas rambut Aksa. Menahan gejolak gairah yang di dapatkan dari ciuman panas nan basah dengan bercampurnya air liur mereka. Tangan Aksa yang tadinya mengelus punggung Karina, berpindah mengelus paha Karina yang terekpos merasakan sentuhan yang membuat tubuhnya menggelinjang sampai membuat perutnya geli. Karina refleks menjauhkan kepalanya membuat ciuman mereka terlepas. Keduanya saling mengambil napas dengan terengah. Mata keduanya bertemu. Aksa masih mengelus paha Karina, sentuhannya semakin masuk kedalam kimono yang di kenakan Karina. Handuk Kimono itu terbuka memperlihatkan belahan dada Karina walaupun tidak sepenuhnya terbuka. Karina merasakan tubuhnya berkeringat dan kepanasan. Aksa yang melihat

  • Marry You   Bab 25

    Malam itu, di rumah keluarga Karina. Tn. Rama tersenyum saat mendengar berita bahkan Karina mengunjungi Ferro di kantornya siang tadi. Bahkan berita itu juga sudah masuk berita televisi. Salah seorang pelayannya memberitahukan kedatangan seseorang yang telah di tunggunya. Siapa lagi kalau bukan menantu kesayangannya. Walaupun Karina tidak pernah serumah dengan pria yang tidak lain adalah Ferro. “Aku harus menyambut menantu kesayanganku,” gumamnya setelah diberitahukan kedatangan Ferro atas panggilannya untuk mampir ke rumah. Ny. Arta yang duduk disana hanya diam, melihat wajah suaminya yang begitu semuringah bahagia. Dia merasa kasihan dengan putrinya dan juga suaminya yang terlalu mementingkan egonya. Ferro memasuki ruang keluarga. Dia tersenyum dan menyalami keduanya. Mereka duduk bertiga, sampai Nando datang dan mereka menjadi berempat di ruangan itu. Nando juga sudah mendengar berita itu, kalau Karina tiba-tiba datang ke kantor Ferro.

  • Marry You   Bab 24

    Karina diam di dalam mobil Ferro. Ferro beberapa kali melirik ke arah Karina saat sedang menyetir, bahkan saat mereka berada di lampu merah. Karina tetap diam, melihat kediaman Karina. Ferro menyadari mungkin karena kejadian tadi. Mood Karina menjadi tidak baik. Saat akan membuka suara, Karina lebih dulu berucap, “aku turun disini.” “Oh kamu sudah sampai rumahmu ya?” tanya Ferro. Karina tidak menjawab, Ferro menepikan mobilnya. Mobil telah berhenti dan Karina keluar begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Dari dalam mobil Ferro hanya bisa melihat punggung Karina yang perlahan menghilang di belokan jalan. Karina berjalan sendiri menuju taman yang ada di dekat sana. Dia duduk di salah satu kursi yang ada disan

  • Marry You   Bab 23

    Aksa yang berada di kantor sedang bekerja dengan laptopnya merasakan sesuatu yang tidak mengenakan, perasaannya gelisah. Saat melihat wajah Karina sebelum berangkat kerja setelah mereka di kunjungi sahabatnya itu. Wajah Karina berubah dingin kembali, dia bahkan tidak berbicara lagi dengannya. Membuat Aksa semakin khawatir, dia berusaha menghubungi Karina. Namun panggilannya tidak pernah di angkat, dia tahu Karina pasti kecewa padanya. Terlebih saat memergoki dirinya keluar dari apartemen Amanda. Istrinya itu tidak ingin mendengarkan penjelasan darinya. Seseorang mengetuk pintu dari luar ruangannya, setelah di ijinkan masuk. Orang yang tidak lain Dewi. Sekertaris sekaligus asistennya itu datang membawa beberapa berkas untuk di periksa Aksa. Aksa menerima berkas itu, m

  • Marry You   Bab 22

    Ferro berada di kantornya, dia tidak fokus untuk bekerja. Masalah pernikahannya yang batal, karena mempelai wanita kabur ditambah setelahnya, orang tua wanita itu memintanya mendaftarkan pernikahan di catatan sipil lalu mempublikasikannya. Sampai teman-temannya bertanya ada apa sebenarnya. Padahal waktu itu pernikahan di batalkan. Kalau tidak karena paksaan keluarganya, dia tidak akan mau melakukan semua ini. Ferro menutup berkasnya dan meregangkan tangan. Ferro mengingat Karina, wanita itu menikah dengan pria lain dan tidak di restui keluarganya. Pembicaraannya dengan Aksa suami dari Karina. Ferro tersadar. Kalau dirinya tidak memiliki keberanian seperti mereka, dia tetap menjadi anak yang penurut kepada orang tuanya. Seseorang masuk ke dalam ruangannya membawa beberapa berkas lagi, membuat Ferro menghela napas. Pekerjaannya sang

  • Marry You   Bab 21

    Aksa telah masuk ke dalam apartemen Amanda. Amanda membuatkan coffe untuk Aksa, Coffe Latte dengan Cream kesukaannya. Aksa melihat coffe itu dan terdiam, suasana kembali hening. Amanda meremas jari-jarinya. Karena dia tidak pernah menyangka berita batalnya pernikahaan Amanda dan Randi sudah tersebar luas. "Kenapa kamu diam? Aku bertanya padamu, apa berita yang aku dengar itu benar. Kamu membatalkan pernikahanmu?" Aksa bertanya sambil menatap lekat ke arah Amanda yang masih meremas jarinya, Amanda berusaha untuk tidak menatap mata Aksa dan memalingkan wajahnya dari Aksa “Dari mana kamu mendengar berita itu?” Amanda balik bertanya. “Apa berita yang aku dengar itu benar?”

  • Marry You   Bab 20

    Tn. Rama memandang ke arah anak buahnya, dengan tatapannya dia ingin menanyakan kebenaran dari info yang di bawa anak buahnya itu. “Jadi, dulu putranya Anggara pernah batal menikah. Siapa wanita yang menjadi mantannya putra Anggara?” Anak buahnya memberikan amplop coklat. Tn. Rama segera membuat isi amplop coklat itu dan melihat beberapa foto yang berhasil di dapatkan. Tn. Rama dengan seksama melihat wanita yang berada di dalam foto itu. “Dia, bukankah wanita ini adalah model yang banyak diberitakan karena akan segera menikah dengan aktor terkenal?” tanya Tn. Rama, kepalanya mendongak kearah anak buahnya yang berdiri didepan meja kerjanya. “Iya tuan, walaupun merek

  • Marry You   Bab 19

    Karina terbangun dari tidurnya yang panjang, terdengar suara alarm dari ponselnya berdering keras memekakkan telinganya. Karina perlahan membuka matanya, dia meraba-raba meja nakas dekat tempat tidur di mana ponselnya di letakkan. Setelah mendapatkan ponselnya, Karina mematikan alarm. Dia melihat jam di ponsel menunjukkan pukul 7 pagi. Cahaya matahari sudah masuk kedalam kamar dari celah gorden. Karina menggerakkan badannya, namun tertahan sesuatu. Dia melihat tangan melingkar memeluk perutnya. Karina menoleh kesamping, di sana Aksa masih tertidur dengan pulas sambil memeluknya. Karina membalikkan badan yang tadinya berbaring membelakangi Aksa kini menghadap kearahnya. Karina menatap wajah Aksa yang tertidur, setelah mengatakan rahasia yang tidak ingin dia bicarakan lagi membuatnya menangis semalam kemarin. Aksa dengan setia mendengarkan membuatnya merasa lebih baik. Karina tersenyum. K

  • Marry You   Bab 18

    Sena berada di dalam kamarnya, dia baru saja mendengarkan voice mail dari Karina. Sena menghela nafas. Dia masih tidak mau menerima telphone dari sahabatnya itu, karena dia masih kesal dengan Karina. Sena keluar dari kamarnya. Dia melihat bibinya sedang menyiapkan makan malam, Sena berjalan menuju sofa di ruang tengah. Sena memang tinggal dengan bibinya, kedua orang tuanya sudah meninggal saat Sena masih kecil. Melihat wajah Sena yang selalu murung, bibinya berjalan menghampiri setelah selesai menyiapkan makan malam. “Masih marahan dengan Karina?” tanya bibinya yang bernama Winda. Sena melihat ke arah bibinya itu. Sena kembali menghela nafas. “Iya bi, aku masih kesal padanya. Aku yang dibawa-bawa dalam masalahnya itu, hubunganku dengan Nando juga kena imbasnya,” kata Sena dengan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status