Share

Bab 13

Penulis: Selina Cho
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-23 13:07:05

Di apartement Amanda. Gadis itu tengah duduk kursi meja rias. Ia termenung menatap dirinya yang telah siap mengenakan dress sederhana berwarna hijau muda dengan riasan wajah minimalis. Sejenak ia menarik nafas dan menghembuskannya pelan untuk menetralkan detak jantungnya yang bertalu cepat. ini pertama kalinya ia bertemu dengan pria yang dulu dicintainya dan ia tinggalkan begitu saja hanya karena alasan sepele. Sebersit keraguan dihatinya. Haruskah ia datang ketempat itu, tempat dulu dirinya pernah berikrar janji. Suatu hari nanti, ia akan menikah dengan Aksa. Sesaat matanya memejam dalam. Ia membukanya kembali dan mencoba meyakinkan perasaannya. Dengan pelan ia merapihkan dress dan rambutnya. Apapun yang terjadi? Sudah saatnya ia bertemu dengan Aksa lagi setelah hari itu.

            Amanda beranjak dari kursi, mengambil tasnya, ia mulai melangkah keluar dari kamar dan meninggalkan apartemen tempat tinggalnya saat ini. setibanya di parkiran, ia memasukkan tubuh langsingnya ke dalam mobil bertepatan dengan dering ponsel dari dalam tasnya. Dengan cepat setelah ia mendudukkan tubuhnya di kursi mengemudi mengambil ponsel dan menjawab telphone yang tidak lain dari tunangannya.

            “Iya, kak...” sahut Amanda berusaha setenang mungkin.

            “Kamu masih di apartemen, aku ingin mengajakmu makan siang hari ini.”

            “Maaf kak, hari ini aku ada janji dengan temanku. Kita bisa makan siang besok,” Amanda menutup telphonenya secara sepihak. Ia menyalakan mesin mobil dan mulai melakukan mobil mercedez benz putih kesayangannya ke luar dari gedung apartemen.

oOo

            Sena menatap sahabatnya yang memandang polos padanya. Beberapa kali gadis itu menghela nafas. Apa ia bisa membuat sahabatnya merubah pikiran? Karina menatapnya heran, Sena sedari tadi hanya terdiam menatapnya.

            “Sena, ada apa?” tanya Karina sambil mengerutkan kening memandangnya.

            “Karina, kamu tahu apa yang kamu lakukan sekarang?”

            Karina menunduk sejenak, ia tahu tindakannya kini memang membuat masalah semakin besar. Belum selesai masalahnya dengan sang ayah, ia harus mengambil keputusan terberatnya yaitu menikah dengan Aksa yang merupakan anak dari orang yang dibenci ayahnya. Itu tidak mudah, namun ini sudah menjadi keputusannya. Kalaupun nanti ia akan menyesal, setidaknya ia sudah melakukan pilihan dalam hidupnya.

            “Aku tahu.”

            “Lalu, kenapa kamu harus menentang ayahmu?” teriak Sena tertahan. Karina terhenyak dan ia terdiam. Sesaat ia menarik senyum dibibir, saat pertama kali ia kabur dari pernikahan itu. ia sudah menentang ayahnya dan ia tahu, apa yang akan dilakukan ayahnya? Ayahnya tidak akan diam saja, ia pasti melakukan berbagai cara dan mungkin ia akan membuat Karina menyesali keputusannya sendiri.

            “Kamu datang kemari bukan untuk mengucapkan selamat padaku, kamu ingin membujukku untuk ikut denganmu pulang kerumah. Benarkan Sena?” tanya Karina seakan yakin. “Tapi aku tidak akan ikut denganmu, aku tidak akan ke mana pun. Ini sudah menjadi keputusanku. Aku akan tetap menikah dengan pria itu.”

            “Apa kamu sudah gila... bagaimana kamu bisa melakukan ini? kenapa kamu keras kepala, kamu tahu siapa pria itu?”

            “Aku tahu.”

            “Kamu tahu, kalau dulu ayahnya yang menyebabkan bibimu bunuh diri?”

            Karina terperanjat dan menatap ke arah Sena yang memandangnya tajam. Ia ingin menyadarkan sahabatnya untuk tidak masuk lebih jauh dalam pertikaian keluarga mereka. Karena bisa saja suatu saat nanti, ia yang akan menderita karena hal ini.

            “Apa maksudmu?”

            “Bukankah kamu sudah tahu? Kenapa harus bertanya lagi?”

            Karina merapatkan bibirnya rapat-rapat. Sena meraih tangan sahabatnya. Dengan lembut mengelus punggung tangan putih itu. ia menatap sahabatnya dengan lekat.

            “Ayo kita pulang Karina...” ajak Sena dengan lembut. Karina hanya terdiam. Ia tidak bisa mundur sekarang, tidak untuk saat ini. Dengan pelan ia menutup kedua matanya pelan. Kembali ditatapnya mata hitam Sena yang penuh pengharapan agar sahabatnya mau kembali.

            “Aku tidak bisa Sena, maafkan aku...”

            Sena menghembuskan nafas mencoba bersabar. Tidak mudah memang membujuk Karina untuk pulang bersama dengannya. Jadi sekarang apa yang harus ia lakukan? kalau ia tidak bisa membawa Karina kembali. Tn. Rama pasti akan berbuat sesuatu diluar batas. Sena menatapnya marah. Tidak ada pilihan lain.

            Dengan berani, Sena memaksa Karina ke luar dari tempat ia menunggu sebelum acara pernikahan dimulai. Tanganya mencengkram erat lengan Karina. ia benar-benar menyeret Karina keluar. Gadis itu meringis kesakitan saat tangannya ditarik begitu saja.

            “Sena, lepaskan. Aku tidak mau pulang...” lirih Karina berusaha untuk menghentikan sahabatnya yang sedang menariknya keluar untuk meninggalkan pernikahan ini. Teman-teman Aksa menatapnya heran, bahkan Aksa yang ada di sana menatap mereka. Sesaat ia bertemu pandang dan mereka saling bertatapan. Karina menghempaskan tangan sahabatnya dengan sekuat tenaga.

            “Aku tidak bisa kembali, bisakah kalian tidak memaksaku untuk melakukan apa yang tidak ingin aku lakukan...” teriak Karina dengan mata berkaca-kaca, ia memandang Sena yang mengepalkan kedua tangannya. “Kamu sahabatku, harusnya kamu tahu apa yang aku inginkan. Aku tidak ingin menjadi boneka ayahku lagi. walaupun mungkin dia tidak akan menganggapku anak. Aku tidak peduli...”

            “Karina, kamu benar-benar egois.” Sena berucap dengan penuh penekanan membuat Karina terpaku di tempat. “Apakah semudah itu memutuskan hubungan darah, aku tahu kamu merasa tertekan karena selalu dikekang ayahmu. Kamu tidak memiliki keinginanmu sendiri, tidak ada yang mendengarkan apa yang kamu inginkan. Tapi... di sana ada ibumu, apa kamu juga ingin meninggalkannya. Ibu yang setiap saat memikirkan bagaimana anaknya, kamu tidak tahu bagaimana perasaannya yang mengkhawatirkanmu. Jawab aku... kamu benar-benar ingin meninggalkan keluargamu dan ibu yang telah melahirkanmu...”

            Butiran bening itu menetes pelan membasahi pipi putihnya. Aksa berjalan mendekatinya, ia meraih tangan gadis itu yang terkepal kuat menahan perasaannya. Sena menatap padanya dengan tatapan marah. Apa yang direncanakan pria ini saat ingin menikahi Karina? apa dia benar-benar tulus ingin menikah atau ada rencana lain dibaliknya. Karina menoleh padanya. Menatap Aksa yang tidak memandangnya.

            “Maaf, tapi aku tidak akan membiarkanmu membawa pengantinku.” Ujar Aksa dengan nada datar menatap Sena. ia mengeratkan pegangan tangannya yang menggenggam erat tangan Karina.

            “Apa?” Sena tersenyum meremehkan, “kamu tahu siapa dia?”

            “Aku tahu...”

            “Kamu tahu kalau sekarang statusnya sudah menjadi istri orang lain.”

            “Iya...”

            “Kamu masih mau menikah dengannya?”

            “Iya... karena aku mencintainya.” jawab Aksa singkat.

            “Kamu benar-benar gila,” decak Sena memandang Aksa heran. Ia melirik ke arah Karina yang tatapannya tidak lepas dari pria di sampingnya itu. “Pernikahan kalian akan sia-sia saja. Kamu tahu, ayahmu tidak akan tinggal diam. Dia bahkan mengatakan lebih baik membunuhmu dari pada kamu harus menikah dengan anak dari orang yang  dia benci...” kata Sena memandang Karina lekat penuh kecemasan. Karina terhenyak dan memandang kearahnya. ia tahu, kalau ayahnya tidak akan main-main dengan ucapannya. itu bukan sebuah gertakan dan mungkin bisa saja itu terjadi.

            “Maka dari itu, sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi. kamu harus kembali, pikirkan ibumu. Dia memintaku untuk membawamu dan menjauhkanmu dari bahaya... dia tidak ingin terjadi apapun padamu.”

            Karina menunduk, ia mengeratkan pegangan tangannya pada tangan Aksa yang menggenggamnya erat. Aksa terdiam melihat wajah penuh kebimbangan dan juga kesedihan yang terpatri jelas diwajah gadis yang berada disampingnya itu.

            “Aku tidak akan membiarkannya dalam bahaya, aku akan melindunginya.”

            “Kamu tidak tahu seperti apa ayah Karina.”

            Semua orang yang ada di sana terdiam, suasana mendadak hening. “Jadi, lebih baik sekarang kalian membatalkan niat bodoh ini. Sebelum ada yang terluka,” tegas Sena.

            “Tidak akan terjadi apapun, akan aku pastikan itu.” seru seseorang yang baru saja datang membuat semua mata tertuju padanya. Aksa menatapnya biasa. Seorang pria berjas rapi dan dua orang wanita yang berjalan di belakangnya mendekat pada mereka. “Aku akan menjaganya seperti putriku sendiri,” ujarnya membuat Karina mengerutkan kening, siapa orang yang memandangnya dengan tatapan hangat.

            “Kalian datang?” tanya Aksa ketus. Seorang wanita berjalan menghampirinya. Ia memukul keras kepala Aksa membuat pria itu berteriak kesakitan. “Kak sakit...”

            “Itu sebagai balasan karena kamu tidak sopan, kami sudah jauh-jauh ingin menghadiri pernikahan kalian. Harusnya kamu berterimakasih,” decak sang kakak kesal. Aksa mendengus.

            “Kamu tidak perlu khawatir Karina, aku tidak akan membiarkannya melukaimu.” Pria yang tidak lain adalah ayah Aksa tersenyum ramah. Sena terdiam mematung di tempat. Bagaimana menyelesaikan masalah ini? Sepertinya akan terjadi perang antar keluarga.

            Karina, kamu dalam masalah besar kalau kamu berada disituasi seperti ini, aku mohon berpikirlah dewasa... sadarlah Karina, gumam Sena dalam hati. Karina hanya terdiam mematung. Karina memandang ke arah Aksa sekilas keduanya saling berpandangan dalam diam. Entah ini adalah restu yang diberikan Tn. Anggara untuk mereka, atau hanya sebuah sandiwara yang akan melukai keduanya nanti.

.

.

.

Bersambung

Bab terkait

  • Marry You   Bab 14

    Amanda terduduk di tempat tidur sambil termenung, mengingat kembali pertemuan pertamanya setelah 3 tahun dengan Aksa. Walaupun ia sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padanya. Namun entah kenapa, ia merasakan perasaan gelisah ini. Apakah mungkin perasaannya kini kembali berubah. Tangannya terpaut erat, kata-kata Aksa masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya. Malam semakin larut, ia masih belum bergeming dari sana seakan semua pikirannya tersita untuk satu orang. Ingatannya menerawang pada kejadian tadi siang yang membuatnya terus memikirkan pria yang telah ia campakan.Amanda baru saja turun dari dalam mobil, ia menatap taman bunga didepannya. Sebuah taman bunga yang indah, tempat Aksa memberitahunya untuk bertemu. Ia menundukkan kepala sejenak, sepertinya ia begitu ragu untuk bertemu dengannya lagi. Untuk sesaat ia hanya terpaku di tempat, setelah lama merenung akhirnya ia melangkahkan kaki masuk ke dalam taman.Baru beberapa langkah, Amanda

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24
  • Marry You   Bab 15

    Tn. Rama hanya mengetukkan jari pada penyangga kursi kayu yang sedang dudukinya. Semua orang berada di sana hanya bungkam, ibu Karina meremas tanganya gelisah. Putrinya sudah mengambil keputusan yang telah memecah belah keluarga ini dan semakin membuat ayahnya membenci keluarga Anggara.Sena dan Nando saling berpandangan sejenak sebelum kembali menundukkan kepala. Melihat ekspresi wajah Tn. Rama yang diliputi kekesalan. Bahkan seseorang yang ikut duduk bersama mereka. Ferro yang secara resmi telah didaftarkan sebagai suami Karina yang sah di kantor kepengurusan pernikahan. Bahkan semua orang tahu. Kalau Karina adalah istrinya karena ia sendiri yang mengumumkan itu pada khalayak publik. Ia hanya terdiam.Tn. Rama memenggang pelipisnya dengan kuat karena merasakan denyutan tak tertahan dikepalanya."Apa yang harus saya lakukan saat ini?" Pertanyaan Ferro membuat Tn. Rama memandangnya. "Apakah saya harus membatalkan pendaftaran pernikahan itu, sekarang Karina

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25
  • Marry You   Bab 16

    Karina melihat kedua orang di depannya saling berpandangan, larut dengan lamunannya masing-masing. Apa ini situasi yang tidak menguntungkan untuknya. Bagaimana bisa Aksa merencanakan semua ini? Bersikeras tinggal di apartemen yang telah dibelinya dan ternyata bertetanggaan dengan mantan kekasihnya dulu. Apa Aksa berencana untuk memanas manasi mantan kekasihnya itu? Mengatakan kalau ia sudah bisa melupakan Amanda. Karina menjadi kesal, ia tidak bisa menebak apa yang ada dipikiran Aksa sekarang. Dia tahu sekarang, kenapa Aksa begitu ingin segera pindah."Ehhhmmmm..." Karina berdeham keras membuat keduanya terperanjat dan melihat ke arah Karina yang memasang muka sebal. "Sampai kapan kamu akan memandanginya," sengit Karina dengan tatapan galak pada Aksa. Ia mengalihkan pandangan dan melihat Amanda. Karina menarik Senyum."Maafkan suamiku, dia benar-benar tidak sopan melihatmu. Wajar saja, di depannya ada seorang model terkenal yang sangat cantik. Siapa yang tidak terpeson

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Marry You   Bab 17

    Karina dan Aksa pulang ke Apartemen. Aksa menenteng tas belanjaan yang banyak, sedangkan Karina menggandeng tangan suaminya. Tiba di lantai 10, keduanya berpapasan dengan Randi yang akan masuk kedalam lift. Randi terkejut melihat Aksa. Mereka berdua saling berpandangan, sebelum akhirnya Karina dan Aksa keluar dari lift dan Randi masuk ke dalam lift. Sebelum pintu lift tertutup, Randi melihat keduanya masuk ke apartemen yang bersebrangan dengan apartemen Amanda. Sekarang Randi tahu, keraguan seperti apa yang didapatkan Amanda. Karena mantan kekasihnya tinggal di sebrang apartemennya. Aksa dan Karina masuk ke dalam apartemen. Karina masih ada yang janggal melihat Aksa dan Randi berpapasan tadi di lift. Aksa meletakkan belanjaannya di meja bar. Mulai mengeluarkan beberapa makanan dari dalam kantung.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-27
  • Marry You   Bab 18

    Sena berada di dalam kamarnya, dia baru saja mendengarkan voice mail dari Karina. Sena menghela nafas. Dia masih tidak mau menerima telphone dari sahabatnya itu, karena dia masih kesal dengan Karina. Sena keluar dari kamarnya. Dia melihat bibinya sedang menyiapkan makan malam, Sena berjalan menuju sofa di ruang tengah. Sena memang tinggal dengan bibinya, kedua orang tuanya sudah meninggal saat Sena masih kecil. Melihat wajah Sena yang selalu murung, bibinya berjalan menghampiri setelah selesai menyiapkan makan malam. “Masih marahan dengan Karina?” tanya bibinya yang bernama Winda. Sena melihat ke arah bibinya itu. Sena kembali menghela nafas. “Iya bi, aku masih kesal padanya. Aku yang dibawa-bawa dalam masalahnya itu, hubunganku dengan Nando juga kena imbasnya,” kata Sena dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-29
  • Marry You   Bab 19

    Karina terbangun dari tidurnya yang panjang, terdengar suara alarm dari ponselnya berdering keras memekakkan telinganya. Karina perlahan membuka matanya, dia meraba-raba meja nakas dekat tempat tidur di mana ponselnya di letakkan. Setelah mendapatkan ponselnya, Karina mematikan alarm. Dia melihat jam di ponsel menunjukkan pukul 7 pagi. Cahaya matahari sudah masuk kedalam kamar dari celah gorden. Karina menggerakkan badannya, namun tertahan sesuatu. Dia melihat tangan melingkar memeluk perutnya. Karina menoleh kesamping, di sana Aksa masih tertidur dengan pulas sambil memeluknya. Karina membalikkan badan yang tadinya berbaring membelakangi Aksa kini menghadap kearahnya. Karina menatap wajah Aksa yang tertidur, setelah mengatakan rahasia yang tidak ingin dia bicarakan lagi membuatnya menangis semalam kemarin. Aksa dengan setia mendengarkan membuatnya merasa lebih baik. Karina tersenyum. K

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-30
  • Marry You   Bab 20

    Tn. Rama memandang ke arah anak buahnya, dengan tatapannya dia ingin menanyakan kebenaran dari info yang di bawa anak buahnya itu. “Jadi, dulu putranya Anggara pernah batal menikah. Siapa wanita yang menjadi mantannya putra Anggara?” Anak buahnya memberikan amplop coklat. Tn. Rama segera membuat isi amplop coklat itu dan melihat beberapa foto yang berhasil di dapatkan. Tn. Rama dengan seksama melihat wanita yang berada di dalam foto itu. “Dia, bukankah wanita ini adalah model yang banyak diberitakan karena akan segera menikah dengan aktor terkenal?” tanya Tn. Rama, kepalanya mendongak kearah anak buahnya yang berdiri didepan meja kerjanya. “Iya tuan, walaupun merek

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05
  • Marry You   Bab 21

    Aksa telah masuk ke dalam apartemen Amanda. Amanda membuatkan coffe untuk Aksa, Coffe Latte dengan Cream kesukaannya. Aksa melihat coffe itu dan terdiam, suasana kembali hening. Amanda meremas jari-jarinya. Karena dia tidak pernah menyangka berita batalnya pernikahaan Amanda dan Randi sudah tersebar luas. "Kenapa kamu diam? Aku bertanya padamu, apa berita yang aku dengar itu benar. Kamu membatalkan pernikahanmu?" Aksa bertanya sambil menatap lekat ke arah Amanda yang masih meremas jarinya, Amanda berusaha untuk tidak menatap mata Aksa dan memalingkan wajahnya dari Aksa “Dari mana kamu mendengar berita itu?” Amanda balik bertanya. “Apa berita yang aku dengar itu benar?”

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-23

Bab terbaru

  • Marry You   Bab 26 (21+)

    Ciuman mereka masih berlanjut, Aksa tidak melepaskan ciumannya dan membawa Karina ke kamar mereka. Aksa juga mengangkat tubuh Karina dan mendudukkannya di buffet yang tidak terlalu tinggi agar dia bisa dengan leluasa mencium Karina. Tangan Karina memeluk leher Aksa, jari-jari tangannya meremas rambut Aksa. Menahan gejolak gairah yang di dapatkan dari ciuman panas nan basah dengan bercampurnya air liur mereka. Tangan Aksa yang tadinya mengelus punggung Karina, berpindah mengelus paha Karina yang terekpos merasakan sentuhan yang membuat tubuhnya menggelinjang sampai membuat perutnya geli. Karina refleks menjauhkan kepalanya membuat ciuman mereka terlepas. Keduanya saling mengambil napas dengan terengah. Mata keduanya bertemu. Aksa masih mengelus paha Karina, sentuhannya semakin masuk kedalam kimono yang di kenakan Karina. Handuk Kimono itu terbuka memperlihatkan belahan dada Karina walaupun tidak sepenuhnya terbuka. Karina merasakan tubuhnya berkeringat dan kepanasan. Aksa yang melihat

  • Marry You   Bab 25

    Malam itu, di rumah keluarga Karina. Tn. Rama tersenyum saat mendengar berita bahkan Karina mengunjungi Ferro di kantornya siang tadi. Bahkan berita itu juga sudah masuk berita televisi. Salah seorang pelayannya memberitahukan kedatangan seseorang yang telah di tunggunya. Siapa lagi kalau bukan menantu kesayangannya. Walaupun Karina tidak pernah serumah dengan pria yang tidak lain adalah Ferro. “Aku harus menyambut menantu kesayanganku,” gumamnya setelah diberitahukan kedatangan Ferro atas panggilannya untuk mampir ke rumah. Ny. Arta yang duduk disana hanya diam, melihat wajah suaminya yang begitu semuringah bahagia. Dia merasa kasihan dengan putrinya dan juga suaminya yang terlalu mementingkan egonya. Ferro memasuki ruang keluarga. Dia tersenyum dan menyalami keduanya. Mereka duduk bertiga, sampai Nando datang dan mereka menjadi berempat di ruangan itu. Nando juga sudah mendengar berita itu, kalau Karina tiba-tiba datang ke kantor Ferro.

  • Marry You   Bab 24

    Karina diam di dalam mobil Ferro. Ferro beberapa kali melirik ke arah Karina saat sedang menyetir, bahkan saat mereka berada di lampu merah. Karina tetap diam, melihat kediaman Karina. Ferro menyadari mungkin karena kejadian tadi. Mood Karina menjadi tidak baik. Saat akan membuka suara, Karina lebih dulu berucap, “aku turun disini.” “Oh kamu sudah sampai rumahmu ya?” tanya Ferro. Karina tidak menjawab, Ferro menepikan mobilnya. Mobil telah berhenti dan Karina keluar begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Dari dalam mobil Ferro hanya bisa melihat punggung Karina yang perlahan menghilang di belokan jalan. Karina berjalan sendiri menuju taman yang ada di dekat sana. Dia duduk di salah satu kursi yang ada disan

  • Marry You   Bab 23

    Aksa yang berada di kantor sedang bekerja dengan laptopnya merasakan sesuatu yang tidak mengenakan, perasaannya gelisah. Saat melihat wajah Karina sebelum berangkat kerja setelah mereka di kunjungi sahabatnya itu. Wajah Karina berubah dingin kembali, dia bahkan tidak berbicara lagi dengannya. Membuat Aksa semakin khawatir, dia berusaha menghubungi Karina. Namun panggilannya tidak pernah di angkat, dia tahu Karina pasti kecewa padanya. Terlebih saat memergoki dirinya keluar dari apartemen Amanda. Istrinya itu tidak ingin mendengarkan penjelasan darinya. Seseorang mengetuk pintu dari luar ruangannya, setelah di ijinkan masuk. Orang yang tidak lain Dewi. Sekertaris sekaligus asistennya itu datang membawa beberapa berkas untuk di periksa Aksa. Aksa menerima berkas itu, m

  • Marry You   Bab 22

    Ferro berada di kantornya, dia tidak fokus untuk bekerja. Masalah pernikahannya yang batal, karena mempelai wanita kabur ditambah setelahnya, orang tua wanita itu memintanya mendaftarkan pernikahan di catatan sipil lalu mempublikasikannya. Sampai teman-temannya bertanya ada apa sebenarnya. Padahal waktu itu pernikahan di batalkan. Kalau tidak karena paksaan keluarganya, dia tidak akan mau melakukan semua ini. Ferro menutup berkasnya dan meregangkan tangan. Ferro mengingat Karina, wanita itu menikah dengan pria lain dan tidak di restui keluarganya. Pembicaraannya dengan Aksa suami dari Karina. Ferro tersadar. Kalau dirinya tidak memiliki keberanian seperti mereka, dia tetap menjadi anak yang penurut kepada orang tuanya. Seseorang masuk ke dalam ruangannya membawa beberapa berkas lagi, membuat Ferro menghela napas. Pekerjaannya sang

  • Marry You   Bab 21

    Aksa telah masuk ke dalam apartemen Amanda. Amanda membuatkan coffe untuk Aksa, Coffe Latte dengan Cream kesukaannya. Aksa melihat coffe itu dan terdiam, suasana kembali hening. Amanda meremas jari-jarinya. Karena dia tidak pernah menyangka berita batalnya pernikahaan Amanda dan Randi sudah tersebar luas. "Kenapa kamu diam? Aku bertanya padamu, apa berita yang aku dengar itu benar. Kamu membatalkan pernikahanmu?" Aksa bertanya sambil menatap lekat ke arah Amanda yang masih meremas jarinya, Amanda berusaha untuk tidak menatap mata Aksa dan memalingkan wajahnya dari Aksa “Dari mana kamu mendengar berita itu?” Amanda balik bertanya. “Apa berita yang aku dengar itu benar?”

  • Marry You   Bab 20

    Tn. Rama memandang ke arah anak buahnya, dengan tatapannya dia ingin menanyakan kebenaran dari info yang di bawa anak buahnya itu. “Jadi, dulu putranya Anggara pernah batal menikah. Siapa wanita yang menjadi mantannya putra Anggara?” Anak buahnya memberikan amplop coklat. Tn. Rama segera membuat isi amplop coklat itu dan melihat beberapa foto yang berhasil di dapatkan. Tn. Rama dengan seksama melihat wanita yang berada di dalam foto itu. “Dia, bukankah wanita ini adalah model yang banyak diberitakan karena akan segera menikah dengan aktor terkenal?” tanya Tn. Rama, kepalanya mendongak kearah anak buahnya yang berdiri didepan meja kerjanya. “Iya tuan, walaupun merek

  • Marry You   Bab 19

    Karina terbangun dari tidurnya yang panjang, terdengar suara alarm dari ponselnya berdering keras memekakkan telinganya. Karina perlahan membuka matanya, dia meraba-raba meja nakas dekat tempat tidur di mana ponselnya di letakkan. Setelah mendapatkan ponselnya, Karina mematikan alarm. Dia melihat jam di ponsel menunjukkan pukul 7 pagi. Cahaya matahari sudah masuk kedalam kamar dari celah gorden. Karina menggerakkan badannya, namun tertahan sesuatu. Dia melihat tangan melingkar memeluk perutnya. Karina menoleh kesamping, di sana Aksa masih tertidur dengan pulas sambil memeluknya. Karina membalikkan badan yang tadinya berbaring membelakangi Aksa kini menghadap kearahnya. Karina menatap wajah Aksa yang tertidur, setelah mengatakan rahasia yang tidak ingin dia bicarakan lagi membuatnya menangis semalam kemarin. Aksa dengan setia mendengarkan membuatnya merasa lebih baik. Karina tersenyum. K

  • Marry You   Bab 18

    Sena berada di dalam kamarnya, dia baru saja mendengarkan voice mail dari Karina. Sena menghela nafas. Dia masih tidak mau menerima telphone dari sahabatnya itu, karena dia masih kesal dengan Karina. Sena keluar dari kamarnya. Dia melihat bibinya sedang menyiapkan makan malam, Sena berjalan menuju sofa di ruang tengah. Sena memang tinggal dengan bibinya, kedua orang tuanya sudah meninggal saat Sena masih kecil. Melihat wajah Sena yang selalu murung, bibinya berjalan menghampiri setelah selesai menyiapkan makan malam. “Masih marahan dengan Karina?” tanya bibinya yang bernama Winda. Sena melihat ke arah bibinya itu. Sena kembali menghela nafas. “Iya bi, aku masih kesal padanya. Aku yang dibawa-bawa dalam masalahnya itu, hubunganku dengan Nando juga kena imbasnya,” kata Sena dengan

DMCA.com Protection Status