Share

TIGA PULUH EMPAT

“Ya aku mengerti.” Fariz tersenyum, tidak tersinggung sama sekali. “Kamu lupa untuk menghadiri perlombaan lukis hari ini?” tanyanya pada Attar.

“Oh, iya!” kata Attar sambil menepuk dahinya. “Tapi aku yakin, anak-anak dari sanggar kita yang memenanginya.”

“Sanggar?” ulang Ruby.                                               

“Sanggar lukis yang kudirikan beberapa tahun silam,” jawab Attar bangga.

“Iya, itu nazarnya ketika lulus dari Stanford,” sambung Fariz. “Saya pernah lihat kamu, Ruby. Tapi di mana ya? Bukan..bukan di pesta pertunangan Mbak Nina. Kamu seperti wanita di foto sepupu kami di Instagram.”

“Maksudmu Adam?&

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status