Share

Cemburu

last update Last Updated: 2023-10-09 15:04:49

"Mas Indra."

Indra dan Isna terkejut, keduanya berbalik menuju sumber suara.

"Mbak Arini."

Langsung saja Indra berlari menghampiri Arini meninggalkan Isna yang masih berada di gazebo. Dalam hati Isna, ia merasa seperti ada bongkahan besar yang membuat dadanya sesak.

Isna lekas turun dari gasebo, menghampiri Arini yang sudah pulang. Dalam hati Isna bertanya-tanya bukankah Arini pergi dia hari, ini baru satu hari. Kenapa sudah balik.

"Mbak Arini katanya pergi dia hari?" tanya Isna yang berdiri di sebelah Indra.

Pertanyaan Isna hanya dibalas senyuman oleh Arini. "Aku sangat merindukan Mas Indra, aku tidak bisa berjauhan lama-lama dengannya." Arini mengalungkan lengannya di leher Indra. Mendapat perlakuan seperti itu, Indra merasa tak nyaman. Ia menatap Isna yang memalingkan wajahnya menatap arah lain.

"Ayo, Mas. Kita masuk ke dalam, hari ini aku ingin selalu bersamamu, menghabiskan waktu denganmu tentunya." Arini langsung menarik lengan Indra supaya pergi dengannya, ia tak memperdulikan Isna yang masih ada di sana.

Arini mengajak Indra masuk ke kamar mereka, setelah keduanya sampai, Indra melepaskan tangan Arini. "Kamu kok tiba-tiba pulang, Ar?"

Kening Arini berkerut, ia heran kenapa Indra bertanya seperti itu. "Kamu nggak suka kalau aku pulang cepet? Kamu bilang nggak bisa jauh-jauh dariku Mas, makanya selesai acara semalam aku langsung pulang. Aku nggk ikut temenku liburan. Kamu kok kayak nggak suka gitu sih? Atau karena sekarang sudah ada istri mudamu itu Mas?"

Arini tersenyum miring, ia merasa bahwa Indranya mengalami beberapa perubahan.

"Kamu nggak bener, sebelum kamu pergi aku udah bilang ya kalau aku akan bersikap adil dengan kalian. Aku nggak mau lagi ada perseteruan di keluarga kita lagi, dan kamu juga yang ngizinin. Terus sekarang bagaimana? Kamu sepertinya nggak suka kalau aku juga memperhatikan Isna. Kamu biasanya betah kalau sama temen-temen kamu, kenapa kamu sekarang ingin bersamamu terus? Kenapa Ar? Kamu cemburu kalau aku lagi sama Isna?"

Mendengar rangkaian kalimat yang diucapkan Indra membuatnya semakin sedih. Apalagi semalam ia mendapat laporan dari art kepercayaannya bilang bahwa Indra dan Isna menghabiskan malam bersama. Hal itulah yang membuatnya ingin cepat pulang dan mencancel kegiatannya.

Arini terduduk di tepi ranjang, ia mengamati Indra. Tanpa sengaja ia melihat tanda merah di leher suaminya itu. Hatinya semakin teriris, ia tidak bisa membayangkan bagaimana kejadian semalam yang mereka lalui. Arini takut dirinya akan dicampakkan oleh Indra, karena dari umur saja Isna jauh lebih muda. Justru Arinilah yang minder.

"Mas Indra." Arini berdiri mendekati Indra, ia memeluk Indra dari belakang. "Aku takut kau akan meninggalkanku karena Isna lebih dari segalanya, dia punya segalanya sedangkan aku tidak. Aku takut sendirian."

Indra memejamkan matanya, mengatur emosinya supaya tak meledak. Setelah emosinya bisa terkendali, ia berbalik memeluk Arini. Indra mengelus surai coklat milik Arini. "Aku tahu kamu sebenarnya juga nggak rela kalau aku nikah lagi, tapi mau gimana lagi Ar. Ini sudah jalannya, aku minta sama kamu buat rela ya kalau lagi sama dia. Sekarang apa yang kuberikan sama kalian harus sama rata."

"Apa itu termasuk mencintainya, Mas?"

Indra mengangguk, "Aku sedang berusaha memberikan cintaku padanya. Seperti cinta yang kuberikan untukmu, tenanglah Arini. Aku nggak akan pergi, kamu nggak akan sendirian. Kamu tetaplah menjadi prioritasku.

Arini semakin menumpahkan tangisannya, ia tak rela berbagi segalanya dengan orang lain. Namun sekarang takdir membuatnya harus memiliki madu.

*****

Waktu semakin berlalu, Isna tak menyangka bahwa dirinya sudah menjalani pernikahan ini sudah dia bulan. Tak banyak kejutan yang ia alami, hanya kerja dan istirahat di rumah. Ia bahkan jarang berlibur semenjak menikah, jika dulu setiap dua minggu sekali akan liburan bersama adiknya. Namun sekarang ia hanya bisa berdiam diri di kamar, ditemani buku-buku favoritnya.

Isna mendengus kesal, kenapa ia merasa sangat bosan hari ini. Padahal tugasnya masih banyak, ia menoleh ke samping. Melihat Aswin yang sedari tadi sibuk dengan komputernya. Tiba-tiba bayangan bebek bakar depan kantor membuatnya lapar. Isna melirik arloji di tangannya, tinggal beberapa menit lagi menuju jam istirahat.Isna berdiri menghampiri Aswin.

"Win, kamu sibuk?"

"Nggak terlalu. Kenapa?" Tanya Aswin dengan mata masih fokus pada komputer.

"Udahan yuk. Lanjut nanti itu kerjaan kamu, ayo makan di luar."

"Ehh?" Kening Aswin berkerut, tumben sekali Isna mengajaknya makan di luar. Padahal biasanya Isna hanya ingin makan di kantin. "Tumben banget, Na."

"Ayo, Win. Pengen banget aku, udah nggak bisa ditunda. Kerjaan bisa lanjut nanti! Aswin buruan!"

Aswin mendengus kesal, ia menyimpan file yang sudah ia buat, mengambil ponsel dan mengikuti Isna. Aswin tak ingin lagi mencari gara-gara dengan Isna, karena beberapa hari ini dirinya sudah menjadi sasaran empuk kemarahan Isna. Bahkan Isna juga bisa langsung marah hanya karena masalah sepele.

.

"Pelan-pelan, Na. Aku nggak akan minta punya kamu." Aswin menatap Isna tak percaya, satu porsi bebek bakar paket komplit di piringnya hampir habis. Padahal biasanya Isna hanya makan setengah porsi dari makanannya.

Isna meneguk es jeruknya hingga tandas, membuat Aswin menggeleng tak percaya. "Lo kayak nggak makan satu minggu. Tumben banget langsung abis gitu. Mana cepet banget makannya." Aswin menggerutu kesal.

Tawa Isna semakin membuat Aswin bertambah kesal. "Beberapa hari ini kok aku gampang laper ya, Win. Kamu inget nggak kemarin aku bawa bubur ayam, belum sampe jam istirahat aku udah laper pengen beli nasi uduk."

"Kayak orang ngidam lo, Na. Kakak aku waktu hamil juga bawaannya laper mulu. Mana mintanya yang aneh-aneh."

Isna langsung terdiam, pikirannya mundur beberapa waktu lalu. Ia langsung mengingat kapan terakhir kalinya ia datangbulan.

"Win, kamu nebak aku hamil?"

"Ehhh." Aswin tergelak, keterkejutannya bertambah melihat Isna yang menjadi melow seperti ini. "Bu-bu-kan gitu Na. Kamu jangan salah paham dulu."

Isna mendengus kesal, ia mengambil ponselnya dan menghubungi adiknya.

[Hallo. Ndro, kamu di rumah?]

[Di rumah, Mbak. Kenapa?]

[Jemput Mbak di kantor ya Ndro. Mbak tunggu sekarang.]

Isna masih sibuk dengan pembicaraannya dengan ponsel, Aswin yang berada di sampingnya semakin kesal. Jika Isna sudah menghubungi adiknya itu mengartikan bahwa semua tugas kantor kepadanya. Aswin tau, Isna memang bukan orang sembarangan. Itu sebabnya Aswin tidak berani macam-macam dengan Isna.

Pernah beberapa waktu lalu ia melaporkan Isna kepada bosnya, Indra. Mengatakan bahwa Isna akhir-akhir ini kinerjanya menurun, bahkan Aswin juga melapor bahwa Isna pergi dijemput oleh adiknya. Namun bosnya tak merespon apapun, justru bosnya itu meminta supaya Isna. Aswin semakin kesal, apakah tugasnya juga merangkap menjadi penjaga sekretaris bosnya ?

Related chapters

  • Married With Boss   Kabar Bahagia

    Sepanjang jalan raya Jakarta, pikiran Isna bercampur ke mana-mana. Membuat Andro yang mengemudi di sebelahnya pun kebingungan. Masalahnya saat kakaknya ditanya akan ke mana, Isna adanya menyuruhnya untuk jalan terus. Andro tidak bisa menunggu lagi, ia menepikan mobilnya dan berhenti. Membuat Isna yang sedari tadi melamun melihat keluar mobil langsung menoleh ke Andro. "Kok berhenti, Ndro?" Tanya Isna kebingungan. "Kak Isna nggak ada tujuannya, Andro juga bingung Kak kita mau ke mana sebenarnya."Isna diam sejenak, ia terlihat tengah menimbang sesuatu dalam pikirannya. "Kita ke rumah sakit Tante Reta ya, Ndro. Kakak pengen ke sana."Mata Andro melotot, karena saking terkejutnya ia tidak bisa berkata-kata lagi. "Jangan bilang kalau Kakak-""Cuma mau mastiin Ndro. Nggak ada salahnya kan? Ayo kita coba ke sana dulu. Kakak nggak mau makin kepikiran."Andro mendengus kesal, masalah ini seharusnya diselesaikan dengan Indra, bukan deng

    Last Updated : 2023-10-10
  • Married With Boss   Terungkap Kehamilan Isna

    Andro bersiap pulang ke rumah, semalam setelah mendapat telepon dari Mama Sukma, Andro bilang kalau dirinya sedang menginap di rumah kakanya. Andro yang sedang di dapur melihat kakaknya yang sudah siap dengan setelan kerja tengah membuat susu. Sebenarnya Andro sangat kasihan terhadap Kakak satu-satunya itu. Kakaknya terlalu baik untuk menjadi istri kedua, seharusnya kakaknya bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Indra yang sudah beristri. Andro mendekati kakaknya. "Kapan kakak akan mengatakannya? Mereka aja nggak mikir perasaan Kakak gimana, egoislah sesekali. Itu nggak akan membuat Kakak rugi."Mendengar kalimat yang dilontarkan Andro, Isna menghentikan kegiatannya. Ia sadar, memang beberapa hari ini perasaannya terasa lebih sensitif dari biasanya. Ingatannya juga kuat apalagi saat beberapa hari lalu dirinya melihat Indra yang berciuman dengan Arini di ruang tamu. Sekarang Isna tahu kalau dirinya tengah mengandung pewaris Mahardika, Isna sudah menyusun

    Last Updated : 2023-10-11
  • Married With Boss   Menjadi Prioritas

    Setelah kepergian Bu Bertha, Isna justru merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Indra juga bersantai bersama Isna, Indra duduk dan memijat kaki Isna. "Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini sering tak semangat bekerja Isna." Indra tertawa pelan, ia masih ingat beberapa kekeliruan dari laporan yang dibuat Isna. Indra sengaja memberitahunya dan meminta Aswin memperbaiki laporan tersebut. Indra juga meminta Aswin untuk tak memberitahu Isna tentang hal ini. "Boleh aku meminta sesuatu?"Indra menatap Isna, melihat wajah Isna yang seperti ini membuatnya ingin mencubit pipi Isna yang mulai berisi. "Apa itu Isna, katakan apa yang kamu mau?""Aku mau diutamakan, Mas harus banyak menghabiskan waktu denganku. Aku juga tidak suka melihat saksi Mas Indra dan Mbak Arini beberapa waktu lalu, seharusnya kalian bisa melakukannya di kamar, aku-"Isna terkejut saat tiba-tiba Indra langsung menciunnya sekilas. "Menyebalka!"Indra tertawa pe

    Last Updated : 2023-10-12
  • Married With Boss   Desas-desus di Kantor

    Beberapa hari setelah mengetahui kehamilan Isna, Indra semakin semangat bekerja. Bahkan di kantor pun Indra sering tersenyum membayangkan bagaimana saat anaknya lahir nanti. Indra tak sabar merasakannya.Malam ini Indra bermalam menemani Isna, tentunya setelah Indra mendapat persetujuan dari Arini untuk mengurangi jatah malamnya karena Isna lebih membutuhkannya. "Aku tak sabar ingin menggendongnya."Kalimat yang selalu diucapkan Indra beberapa malam ini. Hal itu tentunya mengundang tawa Isna. "Kau harus sabar, usianya baru beberapa minggu. Dia bahkan belum kelihatan."Suara ketukan pintu menghentikan candaan mereka, Indra berdiri dan membuka pintu. "Ini buah yang diminta Nyonya Isna, Tuan.""Terimakasih Mila."Mila, asisten di rumah Isna yang datang ke kediaman Indra beberapa hari lalu setelah Mama Sukma yang meminta. Selain Bu Bertha yang mengirimkan beberapa asisten dan penjaga, keluar Rakabumi juga mengirimkan

    Last Updated : 2023-10-13
  • Married With Boss   Kegigihan Arini

    Perlahan, kelopak mata yang mukanya terpejam kini perlahan terbuka. Isna berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya. Isna mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Vidia dan dua temannya yang mengatainya. Ia menoleh saat menyadari ada pergerakan di sebelahnya. Indra, suaminya itu tengah tertidur dengan terus memegang tangannya. "Mas?"Merasa namanya dipanggil, Indra mendongak menatap Isna. "Sayang, kamu sudah sadar. Apa ada yang sakit? Kamu ingin apa?"Melihat perlakuan Indra yang lembut seperti ini membuat hatinya seketika menghangat. "A-ku ha-us."Dengan sigap Indra memberikan segelas air minum, menyangga kepala Isna supaya Isna tak tersedak. "Pelan-pelan."Usai minum, Indra membenarkan kembali posisi Isna supaya lebih nyaman lagi. Indra menggenggam erat jemari Isna, "Kau tau betapa paniknya diriku saat melihatmu pingsan dan pendarahan? Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Isna, tak akan

    Last Updated : 2023-10-14
  • Married With Boss   Ngidam

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis

    Last Updated : 2023-10-15
  • Married With Boss   I Love You, Isna

    Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah

    Last Updated : 2023-10-16
  • Married With Boss   Keluarga Rakabumi

    Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set

    Last Updated : 2023-10-17

Latest chapter

  • Married With Boss   Tabungan

    Isna menghampiri Indra yang berada di kamarnya, hatinya merasa iba melihat Indra yang frustasi. Isna duduk di sebelah Indra, Isna mengelus rambut Indra yang terlihat berantakan. "Sabar ya, Mas. Jangan sedih lagi, kita pikirkan bareng-bareng jalan keluarnya gimana." Ucapan Isna bagaikan angin segar yang datang di gurun yang panas Indra memeluk Isna, "Makasih ya, Sayang. Kamu selalu ada buat aku."Isna mengangguk dan menyunggingkan senyuman, "Sekarang Mas mandi dulu ya, kita makan dulu. Makanannya aku bawa ke sini ya, Mas?"Indra mengangguk, Indra pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian Isna pergi ke dapur untuk mengambil makan malam. Di meja makan, Isna melihat Arini yang sudah berada di sana. Arini masih menangis seperti tadi, ada Devi yang memenangkan dirinya. Isna menghampiri mereka, lalu memanggil Mila supaya makan malamnya dengan Indra di bawa ke kamar. Mendengar ucapan Isna, Arini langsung mendongakkan kepalanya. "Mas

  • Married With Boss   Rencana Ibra

    Papa Ardy masih tak menyangka bahwa Aswin adalah orang yang dimaksud Ibra selama ini. Ternyata salah satu penjaga Isna bisa berada sedekat ini dengan Isna tanpa diketahui. Ibra tersenyum melihat anak didiknya berhasil sampai dititik ini dan tetap setia pada Keluarga Rakabumi. "Kamu hebat, Ibra. Bagaimana kamu melakukannya? Apa kalian sudah mengenal lama? " Kami sudah kenal lama, Aswin sudah kurawat sejak umur remaja. Dia seorang yatim-piatu, saat tau Isna tak mau kerja di perusahaannya sendiri, aku meminta Indra langsung mengikuti kemanapun Isna bekerja. Aku bersyukur saat tau mereka berada dekat, jadi Aswin lebih mudah mengawasinya."Papa Ardy menatap bangga kepada adiknya, Isna memang menjadi kesayangan semua anggota keluarganya. Papa Ardy beralih menatap Aswin. "Terima kasih ya, selama ini kamu sudah membantuku menjaga putri kami."Aswin membungkuk, kemudian badannya kembali tegap. "Itu memang sudah tugas saya, Tuan.""Kamu sudah mem

  • Married With Boss   Keluarga Rakabumi

    Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set

  • Married With Boss   I Love You, Isna

    Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah

  • Married With Boss   Ngidam

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis

  • Married With Boss   Kegigihan Arini

    Perlahan, kelopak mata yang mukanya terpejam kini perlahan terbuka. Isna berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya. Isna mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Vidia dan dua temannya yang mengatainya. Ia menoleh saat menyadari ada pergerakan di sebelahnya. Indra, suaminya itu tengah tertidur dengan terus memegang tangannya. "Mas?"Merasa namanya dipanggil, Indra mendongak menatap Isna. "Sayang, kamu sudah sadar. Apa ada yang sakit? Kamu ingin apa?"Melihat perlakuan Indra yang lembut seperti ini membuat hatinya seketika menghangat. "A-ku ha-us."Dengan sigap Indra memberikan segelas air minum, menyangga kepala Isna supaya Isna tak tersedak. "Pelan-pelan."Usai minum, Indra membenarkan kembali posisi Isna supaya lebih nyaman lagi. Indra menggenggam erat jemari Isna, "Kau tau betapa paniknya diriku saat melihatmu pingsan dan pendarahan? Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Isna, tak akan

  • Married With Boss   Desas-desus di Kantor

    Beberapa hari setelah mengetahui kehamilan Isna, Indra semakin semangat bekerja. Bahkan di kantor pun Indra sering tersenyum membayangkan bagaimana saat anaknya lahir nanti. Indra tak sabar merasakannya.Malam ini Indra bermalam menemani Isna, tentunya setelah Indra mendapat persetujuan dari Arini untuk mengurangi jatah malamnya karena Isna lebih membutuhkannya. "Aku tak sabar ingin menggendongnya."Kalimat yang selalu diucapkan Indra beberapa malam ini. Hal itu tentunya mengundang tawa Isna. "Kau harus sabar, usianya baru beberapa minggu. Dia bahkan belum kelihatan."Suara ketukan pintu menghentikan candaan mereka, Indra berdiri dan membuka pintu. "Ini buah yang diminta Nyonya Isna, Tuan.""Terimakasih Mila."Mila, asisten di rumah Isna yang datang ke kediaman Indra beberapa hari lalu setelah Mama Sukma yang meminta. Selain Bu Bertha yang mengirimkan beberapa asisten dan penjaga, keluar Rakabumi juga mengirimkan

  • Married With Boss   Menjadi Prioritas

    Setelah kepergian Bu Bertha, Isna justru merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Indra juga bersantai bersama Isna, Indra duduk dan memijat kaki Isna. "Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini sering tak semangat bekerja Isna." Indra tertawa pelan, ia masih ingat beberapa kekeliruan dari laporan yang dibuat Isna. Indra sengaja memberitahunya dan meminta Aswin memperbaiki laporan tersebut. Indra juga meminta Aswin untuk tak memberitahu Isna tentang hal ini. "Boleh aku meminta sesuatu?"Indra menatap Isna, melihat wajah Isna yang seperti ini membuatnya ingin mencubit pipi Isna yang mulai berisi. "Apa itu Isna, katakan apa yang kamu mau?""Aku mau diutamakan, Mas harus banyak menghabiskan waktu denganku. Aku juga tidak suka melihat saksi Mas Indra dan Mbak Arini beberapa waktu lalu, seharusnya kalian bisa melakukannya di kamar, aku-"Isna terkejut saat tiba-tiba Indra langsung menciunnya sekilas. "Menyebalka!"Indra tertawa pe

  • Married With Boss   Terungkap Kehamilan Isna

    Andro bersiap pulang ke rumah, semalam setelah mendapat telepon dari Mama Sukma, Andro bilang kalau dirinya sedang menginap di rumah kakanya. Andro yang sedang di dapur melihat kakaknya yang sudah siap dengan setelan kerja tengah membuat susu. Sebenarnya Andro sangat kasihan terhadap Kakak satu-satunya itu. Kakaknya terlalu baik untuk menjadi istri kedua, seharusnya kakaknya bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Indra yang sudah beristri. Andro mendekati kakaknya. "Kapan kakak akan mengatakannya? Mereka aja nggak mikir perasaan Kakak gimana, egoislah sesekali. Itu nggak akan membuat Kakak rugi."Mendengar kalimat yang dilontarkan Andro, Isna menghentikan kegiatannya. Ia sadar, memang beberapa hari ini perasaannya terasa lebih sensitif dari biasanya. Ingatannya juga kuat apalagi saat beberapa hari lalu dirinya melihat Indra yang berciuman dengan Arini di ruang tamu. Sekarang Isna tahu kalau dirinya tengah mengandung pewaris Mahardika, Isna sudah menyusun

DMCA.com Protection Status