Beranda / Pernikahan / Married With Boss / Menjadi Prioritas

Share

Menjadi Prioritas

Penulis: Eleena Edeline
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-12 08:00:37

Setelah kepergian Bu Bertha, Isna justru merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Indra juga bersantai bersama Isna, Indra duduk dan memijat kaki Isna.

"Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini sering tak semangat bekerja Isna." Indra tertawa pelan, ia masih ingat beberapa kekeliruan dari laporan yang dibuat Isna. Indra sengaja memberitahunya dan meminta Aswin memperbaiki laporan tersebut. Indra juga meminta Aswin untuk tak memberitahu Isna tentang hal ini.

"Boleh aku meminta sesuatu?"

Indra menatap Isna, melihat wajah Isna yang seperti ini membuatnya ingin mencubit pipi Isna yang mulai berisi.

"Apa itu Isna, katakan apa yang kamu mau?"

"Aku mau diutamakan, Mas harus banyak menghabiskan waktu denganku. Aku juga tidak suka melihat saksi Mas Indra dan Mbak Arini beberapa waktu lalu, seharusnya kalian bisa melakukannya di kamar, aku-"

Isna terkejut saat tiba-tiba Indra langsung menciunnya sekilas. "Menyebalka!"

Indra tertawa pelan melihat kekesalan Isna. "Baiklah, dirimu adalah prioritasku. Apapun untukmu dan anak kita."

Hal itu membuat Isna tertawa pelan, saat mereka sedang sibuk dengan kebahagiaan mereka berdua, tiba-tiba ponsel Isna berdering. Nama Mama Sukma tertera di layar ponselnya.

[Halo, Ma.]

[Isna sedang di mana kamu? Mana ke rumah kalian tapi Arini bilang kamu kerja? Mama kan sudah bilang kalau kamu hamil, kamu gausah kerja lagi sayang.]

Isna bingung harus menjawab apa, ia juga akan berhenti kerja setelah memberitahu kehamilannya pada Indra.

Tiba-tiba Indra langsung mengambil ponsel dari tangan Isna.

[Halo Ma. Mama tenang saja, Indra akan mengurus semuanya, Mama jangan khawatir ya.]

Terdengar helaan napas di seberang sana.

[Baiklah Ndra, Mama percaya sama kamu. Tolong jaga Isna dan calon cucu Mama ya.]

[Pasti Ma.]

Sambungan terputus, Indra beralih menatap Isna yang sedari tadi diam memperhatikan dirinya. Indra mengikis jarak diantara mereka berdua, dengan gerakan cepat Indra langsung membawa Isna kepangkuannya. Indra menangut bibir Isna yang baginya rasanya sangat manis, kecapan demi kecapan yang berasal dari mereka menecah kesunyian ruang kerja Indra.

Indra berdiri kemudian menggendong Isna, Isna yang sudah larut dengan dunianya refleks mengalungkan kedua tangannya ke leher Indra. Indra menggendongnya seperti koala, Indra merebahkan tubuh Isna di ranjang yang ada di sisi lain ruang kerja Indra.

"Mau melanjutkan?"

Rasanya Indra ingin tertawa melihat respon Isna yang terlihat tak senang mendengar pertanyaan yang diajukan Indra. Indra melanjutkan aksinya, namun ia harus tetap berhati-hati karena situasinya sekarang berbeda. Indra tak mungkin melampiaskan hasratnya terlalu berlebihan pada Isna, Isna sedang hamil. Ia tak ingin membahayakan Isna dan kandungannya.

****

Indra mengelus surai hitam milik Isna, entah sampo apa yang digunakan Isna karena baunya sangat harum. Membuat Indra selalu ingin berasa di dekatnya. Indra menarik selimut guna menutupi tubuh Isna, kemudian pergi ke bilik mandi dan membersihkan diri.

Indra keluar dari bilik dengan kondisi lebih besar, ia melihat ke arah Isna yang masih tertidur. Mengingat kejadian beberapa saat lalu, entah mengapa hatinya terasa menghangat. Indra keluar menemui Aswin untuk membicarakan tentang pengganti Isna.

Aswin yang sudah duduk di sofa langsung berdiri menatap Indra keheranan.

"Bos, siang-siang gini mandi? Nggak biasanya."

Pertanyaan Aswin hanya dibalas senyum tipis dari Indra, mereka duduk berhadapan. Aswin merekomendasikan beberapa kandidat yang sepertinya sesuai untuk menempati posisi sekretaris.

"Bos kalau boleh tau kenapa kok Isna tiba-tiba bilang mau resign? Dia gaada cerita sama saya soal keinginannya untuk resign."

Di tengah kebingungan Aswin, Indra tiba-tiba memperlihatkan gambar yang mana itu adalah foto pernikahan mereka berdua. Membuat Aswin terkejut bukan main, jantungnya seolah berhenti berdetak sejenak.

"Bos, ini."

"Saya ngasih tahu kamu setelah beberapa pertimbangan, dan ya kamu jangan pernah berpikiran buruk tentang pernikahan kami. Isna orang baik, dia bukan perebut suami orang. Kamu jangan berpikir aneh-aneh, kamu juga tidak boleh menanyakan hal ini pada Isna. Bantu saya menjaga Isna dan calon anak kami."

Aswin diam mematung, kejutan yang benar-benar membuatnya hampir jantungan. Bagaimana tidak, barusan bosnya menghubungi untuk mencari pengganti Isna, sekarang ia baru tahu kalau Isna adalah istri kedua Indra dan sekarang sedang mengandung pewaris Mahardika.

"Beruntung banget ya Isna. Anaknya konglomerat, mana sekarang tambah beruntung lagi." Batin Aswin.

Setelah mengetahui tugas apa saja yang harus dikerjakan Aswin, Aswin beranjak dari sana. Ia segera menjalankan tugas yang diberikan untuknya. Meskipun sedikit berat hati, tapi ia belum ingin diberhentikan dari perusahaan yang sudah menaungi dirinya.

Indra menatap sekitar, setelah kantornya. Barulah dirinya keluar bersama Isna, Isna masih tidur nyenyak setelah tadi terbangun dan membersihkan diri. Namun dikarenakan tubuhnya masih terlihat lelah akhirnya Isna tidur lagi.

Setibanya di rumah Arini terkejut melihat Isna yang berada dalam gendongan Indra. Arini berlari menghampiri Indra guna bertanya apa yang terjadi.

"Mas kenapa Isna?"

"Bawakan tasnya Isna."

Arini terlihat kesal, kemudian mengambil tas yang tadinya dipegang asisten rumah tangga. Berjalan mengikuti Indra menuju kamar Arini. Dalam benak Arini, Arini merasakan kebingungan yang mendalam, ia bahagia karena pada akhirnya Indra akan mendapatkan keturunan. Namun dirinya juga sedih karena harusnya yang melahirkan penerus keluarga Mahardika adalah anaknya.

Lagi-lagi dirinya hanya bisa menyesalinya, kalau saja dulu ia tidak egois menggugurkan kandungannya demi karir, pasti sekarang anaknya sudah masuk taman kanak-kanak. Dirinya juga tak perlu berbagi suami seperti ini.

Melihat perlakuan Indra yang sangat lembut pada Isna, terbesit rasa cemburu dalam diri Arini. Lihatlah bagaimana Indra menciumi seluruh wajah Isna, dan beralih mencium bagian perut.

Setelah memastikan Isna nyaman, barulah Indra beranjak dari sana. Indra mengajak Arini ke kamar mereka.

"Mas, aku turut bahagia dengan kehamilan Isna, selamat Mas, kamu akan menjadi seorang Ayah setelah penantisn lamamu. Mama tadi ke sini dan membawa beberapa asisten lagi. Papa juga menperkerat keamanan rumah kita."

Indra memeluk Arini, benar memang, dirinya sangat bahagia. Seperti inikah rasanya saat mendapatkan kabar yang sudah lama ia tunggu. Bahkan kebahagiaan ini lebih besar dari rasa bahagia saat dirinya menang tender.

"Terima kasih Arini, selamat untukmu juga. Anakku anakmu juga. Anak kita bersama."

"Aku janji Mas, aku akan membesarkan anak kita dan menganggapnya seperti anak kandungku sendiri."

Mereka berpelukan, saling menyalurkan kebahagiaan dan kehangatan.

"Oh ya, Ar. Kalau beberapa waktu ini aku fokus Isna kamu gapapa'kan?"

"Gapapa Mas, Isna lebih membutuhkanmu saat ini. Aku sama sekali nggak masalah soal itu."

"Baiklah, aku pergi dulu ya." Indra mengecup kening Isna dan pergi dari sana.

Setelah kepergian Indra, tanpa sadar bulir bening keluar dari pelupuk matanya. Dalam hatinya terbesit rasa iri karena apa yang dimiliki Isna.

Bab terkait

  • Married With Boss   Desas-desus di Kantor

    Beberapa hari setelah mengetahui kehamilan Isna, Indra semakin semangat bekerja. Bahkan di kantor pun Indra sering tersenyum membayangkan bagaimana saat anaknya lahir nanti. Indra tak sabar merasakannya.Malam ini Indra bermalam menemani Isna, tentunya setelah Indra mendapat persetujuan dari Arini untuk mengurangi jatah malamnya karena Isna lebih membutuhkannya. "Aku tak sabar ingin menggendongnya."Kalimat yang selalu diucapkan Indra beberapa malam ini. Hal itu tentunya mengundang tawa Isna. "Kau harus sabar, usianya baru beberapa minggu. Dia bahkan belum kelihatan."Suara ketukan pintu menghentikan candaan mereka, Indra berdiri dan membuka pintu. "Ini buah yang diminta Nyonya Isna, Tuan.""Terimakasih Mila."Mila, asisten di rumah Isna yang datang ke kediaman Indra beberapa hari lalu setelah Mama Sukma yang meminta. Selain Bu Bertha yang mengirimkan beberapa asisten dan penjaga, keluar Rakabumi juga mengirimkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Married With Boss   Kegigihan Arini

    Perlahan, kelopak mata yang mukanya terpejam kini perlahan terbuka. Isna berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya. Isna mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Vidia dan dua temannya yang mengatainya. Ia menoleh saat menyadari ada pergerakan di sebelahnya. Indra, suaminya itu tengah tertidur dengan terus memegang tangannya. "Mas?"Merasa namanya dipanggil, Indra mendongak menatap Isna. "Sayang, kamu sudah sadar. Apa ada yang sakit? Kamu ingin apa?"Melihat perlakuan Indra yang lembut seperti ini membuat hatinya seketika menghangat. "A-ku ha-us."Dengan sigap Indra memberikan segelas air minum, menyangga kepala Isna supaya Isna tak tersedak. "Pelan-pelan."Usai minum, Indra membenarkan kembali posisi Isna supaya lebih nyaman lagi. Indra menggenggam erat jemari Isna, "Kau tau betapa paniknya diriku saat melihatmu pingsan dan pendarahan? Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Isna, tak akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Married With Boss   Ngidam

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Married With Boss   I Love You, Isna

    Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Married With Boss   Keluarga Rakabumi

    Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Married With Boss   Rencana Ibra

    Papa Ardy masih tak menyangka bahwa Aswin adalah orang yang dimaksud Ibra selama ini. Ternyata salah satu penjaga Isna bisa berada sedekat ini dengan Isna tanpa diketahui. Ibra tersenyum melihat anak didiknya berhasil sampai dititik ini dan tetap setia pada Keluarga Rakabumi. "Kamu hebat, Ibra. Bagaimana kamu melakukannya? Apa kalian sudah mengenal lama? " Kami sudah kenal lama, Aswin sudah kurawat sejak umur remaja. Dia seorang yatim-piatu, saat tau Isna tak mau kerja di perusahaannya sendiri, aku meminta Indra langsung mengikuti kemanapun Isna bekerja. Aku bersyukur saat tau mereka berada dekat, jadi Aswin lebih mudah mengawasinya."Papa Ardy menatap bangga kepada adiknya, Isna memang menjadi kesayangan semua anggota keluarganya. Papa Ardy beralih menatap Aswin. "Terima kasih ya, selama ini kamu sudah membantuku menjaga putri kami."Aswin membungkuk, kemudian badannya kembali tegap. "Itu memang sudah tugas saya, Tuan.""Kamu sudah mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Married With Boss   Tabungan

    Isna menghampiri Indra yang berada di kamarnya, hatinya merasa iba melihat Indra yang frustasi. Isna duduk di sebelah Indra, Isna mengelus rambut Indra yang terlihat berantakan. "Sabar ya, Mas. Jangan sedih lagi, kita pikirkan bareng-bareng jalan keluarnya gimana." Ucapan Isna bagaikan angin segar yang datang di gurun yang panas Indra memeluk Isna, "Makasih ya, Sayang. Kamu selalu ada buat aku."Isna mengangguk dan menyunggingkan senyuman, "Sekarang Mas mandi dulu ya, kita makan dulu. Makanannya aku bawa ke sini ya, Mas?"Indra mengangguk, Indra pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian Isna pergi ke dapur untuk mengambil makan malam. Di meja makan, Isna melihat Arini yang sudah berada di sana. Arini masih menangis seperti tadi, ada Devi yang memenangkan dirinya. Isna menghampiri mereka, lalu memanggil Mila supaya makan malamnya dengan Indra di bawa ke kamar. Mendengar ucapan Isna, Arini langsung mendongakkan kepalanya. "Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Married With Boss   Bukan Pernikahan Impian

    Benar kata orang, waktu berlalu begitu cepat tanpa disadari. Sama halnya seperti yang dialami Isna saat ini, tepat pada hari ini statusnya akan berubah. Ia akan melepas masa lajangnya beberapa jam lagi. Isna menatap pantulan dirinya di cermin, kebaya putih gading dengan riasan siger sunda membuat aura kecantikannya semakin bertambah. Siapapun yang melihat kecantikan Isna pasti akan terpana. Namun Isna sadar, apa yang ia lakukan hanya karena keluarganya. Jika bukan karena keluarganya, ia tak akan mau menikah dan menjadi istri kedua dari bosnya sendiri. Bukan ini pernikahan yang diimpikannya, apalagi menikah dengan atasannya sendiri. Tak ada teman kantor Isna yang datang, karena memang Isna tak ingin ada orang kantor yang mengetahui pernikahannya ini. Sedangkan Aswin teman kantornya, sibuk menggantikan Indra mengurus berbagai urusan kantor. Hanya ada Nina, temannya sedari kecil yang datang untuk menemani serta menguatkan Isna. Isna yang sedari duduk termenung bersa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09

Bab terbaru

  • Married With Boss   Tabungan

    Isna menghampiri Indra yang berada di kamarnya, hatinya merasa iba melihat Indra yang frustasi. Isna duduk di sebelah Indra, Isna mengelus rambut Indra yang terlihat berantakan. "Sabar ya, Mas. Jangan sedih lagi, kita pikirkan bareng-bareng jalan keluarnya gimana." Ucapan Isna bagaikan angin segar yang datang di gurun yang panas Indra memeluk Isna, "Makasih ya, Sayang. Kamu selalu ada buat aku."Isna mengangguk dan menyunggingkan senyuman, "Sekarang Mas mandi dulu ya, kita makan dulu. Makanannya aku bawa ke sini ya, Mas?"Indra mengangguk, Indra pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian Isna pergi ke dapur untuk mengambil makan malam. Di meja makan, Isna melihat Arini yang sudah berada di sana. Arini masih menangis seperti tadi, ada Devi yang memenangkan dirinya. Isna menghampiri mereka, lalu memanggil Mila supaya makan malamnya dengan Indra di bawa ke kamar. Mendengar ucapan Isna, Arini langsung mendongakkan kepalanya. "Mas

  • Married With Boss   Rencana Ibra

    Papa Ardy masih tak menyangka bahwa Aswin adalah orang yang dimaksud Ibra selama ini. Ternyata salah satu penjaga Isna bisa berada sedekat ini dengan Isna tanpa diketahui. Ibra tersenyum melihat anak didiknya berhasil sampai dititik ini dan tetap setia pada Keluarga Rakabumi. "Kamu hebat, Ibra. Bagaimana kamu melakukannya? Apa kalian sudah mengenal lama? " Kami sudah kenal lama, Aswin sudah kurawat sejak umur remaja. Dia seorang yatim-piatu, saat tau Isna tak mau kerja di perusahaannya sendiri, aku meminta Indra langsung mengikuti kemanapun Isna bekerja. Aku bersyukur saat tau mereka berada dekat, jadi Aswin lebih mudah mengawasinya."Papa Ardy menatap bangga kepada adiknya, Isna memang menjadi kesayangan semua anggota keluarganya. Papa Ardy beralih menatap Aswin. "Terima kasih ya, selama ini kamu sudah membantuku menjaga putri kami."Aswin membungkuk, kemudian badannya kembali tegap. "Itu memang sudah tugas saya, Tuan.""Kamu sudah mem

  • Married With Boss   Keluarga Rakabumi

    Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set

  • Married With Boss   I Love You, Isna

    Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah

  • Married With Boss   Ngidam

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis

  • Married With Boss   Kegigihan Arini

    Perlahan, kelopak mata yang mukanya terpejam kini perlahan terbuka. Isna berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya. Isna mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Vidia dan dua temannya yang mengatainya. Ia menoleh saat menyadari ada pergerakan di sebelahnya. Indra, suaminya itu tengah tertidur dengan terus memegang tangannya. "Mas?"Merasa namanya dipanggil, Indra mendongak menatap Isna. "Sayang, kamu sudah sadar. Apa ada yang sakit? Kamu ingin apa?"Melihat perlakuan Indra yang lembut seperti ini membuat hatinya seketika menghangat. "A-ku ha-us."Dengan sigap Indra memberikan segelas air minum, menyangga kepala Isna supaya Isna tak tersedak. "Pelan-pelan."Usai minum, Indra membenarkan kembali posisi Isna supaya lebih nyaman lagi. Indra menggenggam erat jemari Isna, "Kau tau betapa paniknya diriku saat melihatmu pingsan dan pendarahan? Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Isna, tak akan

  • Married With Boss   Desas-desus di Kantor

    Beberapa hari setelah mengetahui kehamilan Isna, Indra semakin semangat bekerja. Bahkan di kantor pun Indra sering tersenyum membayangkan bagaimana saat anaknya lahir nanti. Indra tak sabar merasakannya.Malam ini Indra bermalam menemani Isna, tentunya setelah Indra mendapat persetujuan dari Arini untuk mengurangi jatah malamnya karena Isna lebih membutuhkannya. "Aku tak sabar ingin menggendongnya."Kalimat yang selalu diucapkan Indra beberapa malam ini. Hal itu tentunya mengundang tawa Isna. "Kau harus sabar, usianya baru beberapa minggu. Dia bahkan belum kelihatan."Suara ketukan pintu menghentikan candaan mereka, Indra berdiri dan membuka pintu. "Ini buah yang diminta Nyonya Isna, Tuan.""Terimakasih Mila."Mila, asisten di rumah Isna yang datang ke kediaman Indra beberapa hari lalu setelah Mama Sukma yang meminta. Selain Bu Bertha yang mengirimkan beberapa asisten dan penjaga, keluar Rakabumi juga mengirimkan

  • Married With Boss   Menjadi Prioritas

    Setelah kepergian Bu Bertha, Isna justru merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Indra juga bersantai bersama Isna, Indra duduk dan memijat kaki Isna. "Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini sering tak semangat bekerja Isna." Indra tertawa pelan, ia masih ingat beberapa kekeliruan dari laporan yang dibuat Isna. Indra sengaja memberitahunya dan meminta Aswin memperbaiki laporan tersebut. Indra juga meminta Aswin untuk tak memberitahu Isna tentang hal ini. "Boleh aku meminta sesuatu?"Indra menatap Isna, melihat wajah Isna yang seperti ini membuatnya ingin mencubit pipi Isna yang mulai berisi. "Apa itu Isna, katakan apa yang kamu mau?""Aku mau diutamakan, Mas harus banyak menghabiskan waktu denganku. Aku juga tidak suka melihat saksi Mas Indra dan Mbak Arini beberapa waktu lalu, seharusnya kalian bisa melakukannya di kamar, aku-"Isna terkejut saat tiba-tiba Indra langsung menciunnya sekilas. "Menyebalka!"Indra tertawa pe

  • Married With Boss   Terungkap Kehamilan Isna

    Andro bersiap pulang ke rumah, semalam setelah mendapat telepon dari Mama Sukma, Andro bilang kalau dirinya sedang menginap di rumah kakanya. Andro yang sedang di dapur melihat kakaknya yang sudah siap dengan setelan kerja tengah membuat susu. Sebenarnya Andro sangat kasihan terhadap Kakak satu-satunya itu. Kakaknya terlalu baik untuk menjadi istri kedua, seharusnya kakaknya bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Indra yang sudah beristri. Andro mendekati kakaknya. "Kapan kakak akan mengatakannya? Mereka aja nggak mikir perasaan Kakak gimana, egoislah sesekali. Itu nggak akan membuat Kakak rugi."Mendengar kalimat yang dilontarkan Andro, Isna menghentikan kegiatannya. Ia sadar, memang beberapa hari ini perasaannya terasa lebih sensitif dari biasanya. Ingatannya juga kuat apalagi saat beberapa hari lalu dirinya melihat Indra yang berciuman dengan Arini di ruang tamu. Sekarang Isna tahu kalau dirinya tengah mengandung pewaris Mahardika, Isna sudah menyusun

DMCA.com Protection Status