Share

Kabar Bahagia

Penulis: Eleena Edeline
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-10 08:00:00

Sepanjang jalan raya Jakarta, pikiran Isna bercampur ke mana-mana. Membuat Andro yang mengemudi di sebelahnya pun kebingungan. Masalahnya saat kakaknya ditanya akan ke mana, Isna adanya menyuruhnya untuk jalan terus. Andro tidak bisa menunggu lagi, ia menepikan mobilnya dan berhenti. Membuat Isna yang sedari tadi melamun melihat keluar mobil langsung menoleh ke Andro.

"Kok berhenti, Ndro?" Tanya Isna kebingungan.

"Kak Isna nggak ada tujuannya, Andro juga bingung Kak kita mau ke mana sebenarnya."

Isna diam sejenak, ia terlihat tengah menimbang sesuatu dalam pikirannya. "Kita ke rumah sakit Tante Reta ya, Ndro. Kakak pengen ke sana."

Mata Andro melotot, karena saking terkejutnya ia tidak bisa berkata-kata lagi. "Jangan bilang kalau Kakak-"

"Cuma mau mastiin Ndro. Nggak ada salahnya kan? Ayo kita coba ke sana dulu. Kakak nggak mau makin kepikiran."

Andro mendengus kesal, masalah ini seharusnya diselesaikan dengan Indra, bukan dengan dirinya. Sesekali ia menatap Isna yang duduk di sebelahnya. Sepertinya kakaknya itu sedang banyak pikiran. Andro paham, jika dugaannya benar, pasti ada ketakutan dalam diri kakaknya. Andro merutuk dalam hati, ini semua karena perjanjian itu yang membuat kakaknya menderita.

Setelah menempuh waktu hampir satu jam perjalanan, mereka tiba di tempat Tante Reta. Mereka berdua langsung disambut Tante Reta, karena sebelum kedatangan mereka Andro sudah lebih dulu menghubungi Tante Reta. Tante Reta memeluk kedua keponakannya bergantian.

"Apa yang membuat kalian datang ke sini?"

Isna menggigit bibir bawahnya, sejujurnya ia ragu. Tapi kalau tidak dipastikan mereka tak akan tau.

"Isna mau memastikan Tante. Beberapa hari ini ada yang berubah dalam diri Isna, Isna kayak jadi pemalas. Cepet lapar, dan mood Isna juga sering berubah. Isna takut kalau ternyata Isna-"

"Nggak perlu takut sayang," Tante Reta menyela kalimat Isna, beliau tersenyum dan mengajak Isna ke ruang prakteknya. "Ayo, kita pastikan bersama ya." Tante Reta membantu Isna berbaring di brankar, kemudian Isna diminta untuk menaikkan kemejanya. Tante Reta mengoleskan gel kemudian meratakan dengan alat USG.

"Sudah ada kantongnya Isna. Kau lihat titik itu?"

Isna mengangguk setelah melihat ada sebuah kantong seperti bergeral-gerak dilayar. Tanpa sadar, bulir bening mulai berjatuhan dari pelupuk matanya. Tante Reta tersenyum melihat Isna yang menangis hari.

"Sepertinya sudah menginjak enam minggu. Kok nggak langsung diperiksa kalau gejalanya sudah muncul beberapa minggu lalu?" Tanya Tante Reta sambil membersihkan perut Isna. Isna berjalan mendekati Tante Reta dan mengambil hasil USG nya.

"Isna baru berani sekarang, Tan. Kemarin-kemarin Isna masih ragu."

Ucapan Isna hanya dibalas tawa dari Tante Reta. "Selamat ya Isna sayang, Tante ikut senang. Jangan lupa segera beritahu keluarga kita, terutama keluarga suamimu. Mereka pasti sangat bahagia karena akhirnya keluarga Mahardika akan memiliki seorang penerus."

Isna tersenyum, mereka berdua keluar menemui Andro. Andro memang sengaja menunggu di luar, karena bagaimana pun perempuan mempunyai privasi.

"Ndro, lihat!" Isna menyodorkan hasil USG kepada Andro.

Andro terkejut, ia langsung memeluk Isna dan menangis haru. "Selamat Kak Isna, Andro nggak nyangka udah mau jadi Om."

Setelah perbincangan hangat mereka, Andro memutuskan untuk membawa Isna pulang. Andro pikir Indra pasti sudah menunggunya di rumah karena hari mulai sore.

"Kak Isna nggak nginep di rumah kita aja? Keluarga kita kan harus tau kabar bahagia ini."

"Kalau Mas Indra udah tau, nanti Kakak yang ngasih tau ke keluarga kita. Kamu harus jaga mulut, aku masih berusaha mencari solusi ngasih tau kabar ini supaya nggak yakitin Mbak Arini."

Andro terdiam, kakaknya ini terlalu baik jadi orang. Arini saja selalu bersikap sinis dan hanya berpura-pura baik di depan orang. Tapi kakaknya selalu memikirkan perasaan istri pertama suaminya.

Andro melajukan mobilnya membelah jalan raya supaya segera sampai rumah. Ia selalu berdoa supaya kakaknya selalu baik-baik saja dan terjaga. Andro tak ingin ada kejadian buruk menimpa kakaknya.

****

Mereka tiba di kediaman Indra menjelang magrib, Andro mengantar Isna sampai masuk ke dalam rumah. "Kamu nggak mampir dulu, seenggaknya ayo ikut malam bersama kita."

Andro mengangguk, lagipula Andro juga ingin tau bagaimana kakaknya memberitahukan kabar bahagia itu kepada Indra. "Kalau Andro menginap di sini malam ini gapapa Kak?"

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Andro, seketika membuat lengkungan di wajah Isna. Isna langsung memeluk Andro. "Kakak akan lebih senang lagi kalau kamu menginap malam ini."

Memasuki kediaman Indra, Andro melihat Indra datang dari arah dapur, Andro mencium tangan Indra setelah Isna.

"Andro nggak langsung pulang kan? Mau makan malam bareng?"

"Andro mau nginap di sini, bolehkan?" Tanya Isna mendekati Andro, Isna tau saat ini Indra pasti tengah marah padanya karena pergi meninggalkan kantor begitu saja. Hal itu tentunya membuat pekerjaannya menjadi keteter.

"Boleh, Andro boleh menginap kapanpun dia mau." Indra kemudian menatap Isna yang berdiri di sampingnya. "Bersihkan dirimu, Isna. Nanti kita makan bersama."

Isna mengangguk dan menaiki tangga, netra Andro terus mengikuti langkah Isna. Memastikan supaya kakaknya tetap aman, setelah Isna masuk ke kamarnya, Andro mengikuti Indra yang akan menunjukkan kamarnya.

Andro menghela napas pelan, apakah Indra tak pernah romantis kepada kakaknya, kenapa perasaannya tak pernah yakin dengan laki-laki yang sekarang ini sudah menjadi kakak iparnya ini.

Kali pertama Andro makan malam di kediaman Indra, rasanya ia ingin muntah melihat pemandangan yang ada di depannya. Apakah kakaknya selalu mendapat pemandangan seperti ini setiap hari? Andro tak percaya. Ia menoleh ke samping, Isna terlihat makan dengan santai.

"Ini Mas, aku sengaja memasak makanan favoritmu hari ini. Kamu suka?" Arini menyuapkan makanan ke mulut Indra.

Ayolah di sini tak hanya mereka berdua saja, di mana hati mereka. Apalagi sekarang kakaknya sedang hamil. Tangan Andro terkepal erat di bawah meja. Tubuhnya sedikit ia condongkan supaya dekat dengan kakaknya.

"Apa pemandangannya selalu seperti ini setiap hari?" Tanya Andro setengah berbisik.  Isna hanya menganggu sebagai jawaban. Andro mengumpat dalam hati, terlihat wajahnya sangat kesal dengan kelakuan Indra dan juga Arini.

Isna meminum susu hamil yang baru saja ia beli sore tadi. "Susu apa yang kamu minum?"

Isna terperanjat, hampir saja dirinya tersedak. Setelah menghabiskan segelas susu hingga tandas, Isna menoleh ke sumber suara.

"Ini susu diet. Kamu mau Mas?" Isna menyodorkan gelas kosong ke arah Indra.

Indra menggeleng pelan, "Minum kamu saja Isna. Saya nggak mau diet, tubuh saya ideal." Indra melenggang pergi, begitupun dengan Isna. Isna langsung pergi ke kamarnya untuk istirahat.

Setelah kepergian Isna, Andro menghampiri Arini yang menuju dapur. "Mbak Arini!" Andro mencekal lengan Arini.

"Ada apa Ndro?" Arini tak kaget dengan sikap Andro, sejak awal bertemu Andro memang seperti sudah mengisyaratkan perang dengannya.

"Jaga Kakakku jangan sampai kau macam-macam. Aku tau, apa yang kamu lakukan hanya supaya membuat kakakku iri. Kamu iri dengan kakakku yang memiliki segalanya kan?"

Arini terdiam, ia terlihat sangat kesal. Setelah berhasil melepaskan tangannya dari Andro, Arini berlari menuju kamarnya.

Bab terkait

  • Married With Boss   Terungkap Kehamilan Isna

    Andro bersiap pulang ke rumah, semalam setelah mendapat telepon dari Mama Sukma, Andro bilang kalau dirinya sedang menginap di rumah kakanya. Andro yang sedang di dapur melihat kakaknya yang sudah siap dengan setelan kerja tengah membuat susu. Sebenarnya Andro sangat kasihan terhadap Kakak satu-satunya itu. Kakaknya terlalu baik untuk menjadi istri kedua, seharusnya kakaknya bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Indra yang sudah beristri. Andro mendekati kakaknya. "Kapan kakak akan mengatakannya? Mereka aja nggak mikir perasaan Kakak gimana, egoislah sesekali. Itu nggak akan membuat Kakak rugi."Mendengar kalimat yang dilontarkan Andro, Isna menghentikan kegiatannya. Ia sadar, memang beberapa hari ini perasaannya terasa lebih sensitif dari biasanya. Ingatannya juga kuat apalagi saat beberapa hari lalu dirinya melihat Indra yang berciuman dengan Arini di ruang tamu. Sekarang Isna tahu kalau dirinya tengah mengandung pewaris Mahardika, Isna sudah menyusun

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Married With Boss   Menjadi Prioritas

    Setelah kepergian Bu Bertha, Isna justru merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Indra juga bersantai bersama Isna, Indra duduk dan memijat kaki Isna. "Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini sering tak semangat bekerja Isna." Indra tertawa pelan, ia masih ingat beberapa kekeliruan dari laporan yang dibuat Isna. Indra sengaja memberitahunya dan meminta Aswin memperbaiki laporan tersebut. Indra juga meminta Aswin untuk tak memberitahu Isna tentang hal ini. "Boleh aku meminta sesuatu?"Indra menatap Isna, melihat wajah Isna yang seperti ini membuatnya ingin mencubit pipi Isna yang mulai berisi. "Apa itu Isna, katakan apa yang kamu mau?""Aku mau diutamakan, Mas harus banyak menghabiskan waktu denganku. Aku juga tidak suka melihat saksi Mas Indra dan Mbak Arini beberapa waktu lalu, seharusnya kalian bisa melakukannya di kamar, aku-"Isna terkejut saat tiba-tiba Indra langsung menciunnya sekilas. "Menyebalka!"Indra tertawa pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Married With Boss   Desas-desus di Kantor

    Beberapa hari setelah mengetahui kehamilan Isna, Indra semakin semangat bekerja. Bahkan di kantor pun Indra sering tersenyum membayangkan bagaimana saat anaknya lahir nanti. Indra tak sabar merasakannya.Malam ini Indra bermalam menemani Isna, tentunya setelah Indra mendapat persetujuan dari Arini untuk mengurangi jatah malamnya karena Isna lebih membutuhkannya. "Aku tak sabar ingin menggendongnya."Kalimat yang selalu diucapkan Indra beberapa malam ini. Hal itu tentunya mengundang tawa Isna. "Kau harus sabar, usianya baru beberapa minggu. Dia bahkan belum kelihatan."Suara ketukan pintu menghentikan candaan mereka, Indra berdiri dan membuka pintu. "Ini buah yang diminta Nyonya Isna, Tuan.""Terimakasih Mila."Mila, asisten di rumah Isna yang datang ke kediaman Indra beberapa hari lalu setelah Mama Sukma yang meminta. Selain Bu Bertha yang mengirimkan beberapa asisten dan penjaga, keluar Rakabumi juga mengirimkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Married With Boss   Kegigihan Arini

    Perlahan, kelopak mata yang mukanya terpejam kini perlahan terbuka. Isna berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya. Isna mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Vidia dan dua temannya yang mengatainya. Ia menoleh saat menyadari ada pergerakan di sebelahnya. Indra, suaminya itu tengah tertidur dengan terus memegang tangannya. "Mas?"Merasa namanya dipanggil, Indra mendongak menatap Isna. "Sayang, kamu sudah sadar. Apa ada yang sakit? Kamu ingin apa?"Melihat perlakuan Indra yang lembut seperti ini membuat hatinya seketika menghangat. "A-ku ha-us."Dengan sigap Indra memberikan segelas air minum, menyangga kepala Isna supaya Isna tak tersedak. "Pelan-pelan."Usai minum, Indra membenarkan kembali posisi Isna supaya lebih nyaman lagi. Indra menggenggam erat jemari Isna, "Kau tau betapa paniknya diriku saat melihatmu pingsan dan pendarahan? Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Isna, tak akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Married With Boss   Ngidam

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Married With Boss   I Love You, Isna

    Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Married With Boss   Keluarga Rakabumi

    Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Married With Boss   Rencana Ibra

    Papa Ardy masih tak menyangka bahwa Aswin adalah orang yang dimaksud Ibra selama ini. Ternyata salah satu penjaga Isna bisa berada sedekat ini dengan Isna tanpa diketahui. Ibra tersenyum melihat anak didiknya berhasil sampai dititik ini dan tetap setia pada Keluarga Rakabumi. "Kamu hebat, Ibra. Bagaimana kamu melakukannya? Apa kalian sudah mengenal lama? " Kami sudah kenal lama, Aswin sudah kurawat sejak umur remaja. Dia seorang yatim-piatu, saat tau Isna tak mau kerja di perusahaannya sendiri, aku meminta Indra langsung mengikuti kemanapun Isna bekerja. Aku bersyukur saat tau mereka berada dekat, jadi Aswin lebih mudah mengawasinya."Papa Ardy menatap bangga kepada adiknya, Isna memang menjadi kesayangan semua anggota keluarganya. Papa Ardy beralih menatap Aswin. "Terima kasih ya, selama ini kamu sudah membantuku menjaga putri kami."Aswin membungkuk, kemudian badannya kembali tegap. "Itu memang sudah tugas saya, Tuan.""Kamu sudah mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Married With Boss   Tabungan

    Isna menghampiri Indra yang berada di kamarnya, hatinya merasa iba melihat Indra yang frustasi. Isna duduk di sebelah Indra, Isna mengelus rambut Indra yang terlihat berantakan. "Sabar ya, Mas. Jangan sedih lagi, kita pikirkan bareng-bareng jalan keluarnya gimana." Ucapan Isna bagaikan angin segar yang datang di gurun yang panas Indra memeluk Isna, "Makasih ya, Sayang. Kamu selalu ada buat aku."Isna mengangguk dan menyunggingkan senyuman, "Sekarang Mas mandi dulu ya, kita makan dulu. Makanannya aku bawa ke sini ya, Mas?"Indra mengangguk, Indra pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri. Kemudian Isna pergi ke dapur untuk mengambil makan malam. Di meja makan, Isna melihat Arini yang sudah berada di sana. Arini masih menangis seperti tadi, ada Devi yang memenangkan dirinya. Isna menghampiri mereka, lalu memanggil Mila supaya makan malamnya dengan Indra di bawa ke kamar. Mendengar ucapan Isna, Arini langsung mendongakkan kepalanya. "Mas

  • Married With Boss   Rencana Ibra

    Papa Ardy masih tak menyangka bahwa Aswin adalah orang yang dimaksud Ibra selama ini. Ternyata salah satu penjaga Isna bisa berada sedekat ini dengan Isna tanpa diketahui. Ibra tersenyum melihat anak didiknya berhasil sampai dititik ini dan tetap setia pada Keluarga Rakabumi. "Kamu hebat, Ibra. Bagaimana kamu melakukannya? Apa kalian sudah mengenal lama? " Kami sudah kenal lama, Aswin sudah kurawat sejak umur remaja. Dia seorang yatim-piatu, saat tau Isna tak mau kerja di perusahaannya sendiri, aku meminta Indra langsung mengikuti kemanapun Isna bekerja. Aku bersyukur saat tau mereka berada dekat, jadi Aswin lebih mudah mengawasinya."Papa Ardy menatap bangga kepada adiknya, Isna memang menjadi kesayangan semua anggota keluarganya. Papa Ardy beralih menatap Aswin. "Terima kasih ya, selama ini kamu sudah membantuku menjaga putri kami."Aswin membungkuk, kemudian badannya kembali tegap. "Itu memang sudah tugas saya, Tuan.""Kamu sudah mem

  • Married With Boss   Keluarga Rakabumi

    Seminggu sudah Isna dan Indra berada di kediaman Rakabumi. Isna sedang membereskan keperluannya yang akan ia bawa pulang. "Isna."Merasa namanya dipanggil, Isna pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Mama Sukma yang datang ke kamarnya. Mama Sukma merasa tak rela kalau Isna harus pergi lagi dari rumah. Tangan Mama Sukma terulur membantu Isna beberes. "Sebenarnya Mama ingin kamu di sini saja, seenggaknya sampe lahiran. Kamu lebih aman di sini, sayang. Mama takut sesuatu yang buruk terjadi sama kamu, Nak."Isna tersenyum mendengar ucapan mamanya, Isna beranjak mendekati mamanya. "Gapapa kok, Ma. Mama nggak perlu khawatir, Isna bisa jaga diri Isna sendiri kok. Ada Mas Indra dan Mbak Arini, Mama juga udah minta Mila ke sana, kan?"Mama Sukma tak lagi menjawab, menatap putrinya iba karena harus mengalami hal sulit seperti ini. Mama Sukma mengedarkan pandangannya ke arah lain, menyeka airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Set

  • Married With Boss   I Love You, Isna

    Dalam hidup Indra, Indra tak pernah membayangkan sebelumnya kalau dirinya akan menjadi bagian dari Keluarga Rakabumi. Keluarga yang sangat terkenal akan kerajaan bisnisnya, bisnisnya berkembang tak hanya di Jakarta, namun ada beberapa bisnisnya yang berkembang di Asean bahkan Eropa. Dan sekarang, cucu perempuan kesayangan Keluarga Rakabumi menjadi istrinya, calon ibu dari anak-anaknya. Indra merasa dirinyalah yang paling beruntung, mendapatkan dia istri yang saling menerima, keluarganya yang tak lagi berseteru, dan sekarang dirinya akan memiliki seorang anak. Bahkan perusahaannya pun semakin berkembang pesat atas bantuan mertuanya. "Mas Indra, ngapain di luar?"Indra tersentak mendengar panggilan Isna, Isna duduk di sebelah Indra. Indra menatap Isna, dirinya baru menyadari betapa cantiknya istrinya tersebut. "Kamu sangat cantik, aku baru menyadari kalau kecantikanmu itu sudah menyihirku, Isna."Mendengar ucapan Indra, Isna terlihat salah tingkah

  • Married With Boss   Ngidam

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, hari ini Isna sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka tiba di Kediaman Rakabumi dan akan tinggal di sana sampai Isna pulih sesuai permintaan Mama Sukma. Indra merebahkan tubuh Isna di tempat tidur dengan hati-hati. "Ambil liburnya sampe kapan, Mas?" tanya Isna saat melihat Indra justru merebahkan diri di sebelahnya. "Sebenarnya hari ini sudah masuk.""Kok malah mau tidur?"Indra tersenyum menatap Isna, "Nanti bangunin jam satu ya.""Iya." Isna tersenyum menatap Indra yang terlihat kelelahan, tak lama kemudian dapat Isna dengar dengkuran halus berasa dari Indra. Fokus Isna teralihkan saat mendengar notif dari ponsel Indra, ia mengambil ponsel yang berada di atas nakas. "Mbak Arini." Karena rasa penasaran yang besar, Isna membuka pesan dari Arini. Arini mengirimkan sebuah foto dirinya yang tengah berpose di bibir pantai. Kemudian Isna membaca kalimat yang tertulis

  • Married With Boss   Kegigihan Arini

    Perlahan, kelopak mata yang mukanya terpejam kini perlahan terbuka. Isna berkedip beberapa kali menyesuaikan cahaya yang ada di ruangannya. Isna mengingat kejadian beberapa waktu lalu, saat Vidia dan dua temannya yang mengatainya. Ia menoleh saat menyadari ada pergerakan di sebelahnya. Indra, suaminya itu tengah tertidur dengan terus memegang tangannya. "Mas?"Merasa namanya dipanggil, Indra mendongak menatap Isna. "Sayang, kamu sudah sadar. Apa ada yang sakit? Kamu ingin apa?"Melihat perlakuan Indra yang lembut seperti ini membuat hatinya seketika menghangat. "A-ku ha-us."Dengan sigap Indra memberikan segelas air minum, menyangga kepala Isna supaya Isna tak tersedak. "Pelan-pelan."Usai minum, Indra membenarkan kembali posisi Isna supaya lebih nyaman lagi. Indra menggenggam erat jemari Isna, "Kau tau betapa paniknya diriku saat melihatmu pingsan dan pendarahan? Jantungku seolah berhenti berdetak saat itu juga. Isna, tak akan

  • Married With Boss   Desas-desus di Kantor

    Beberapa hari setelah mengetahui kehamilan Isna, Indra semakin semangat bekerja. Bahkan di kantor pun Indra sering tersenyum membayangkan bagaimana saat anaknya lahir nanti. Indra tak sabar merasakannya.Malam ini Indra bermalam menemani Isna, tentunya setelah Indra mendapat persetujuan dari Arini untuk mengurangi jatah malamnya karena Isna lebih membutuhkannya. "Aku tak sabar ingin menggendongnya."Kalimat yang selalu diucapkan Indra beberapa malam ini. Hal itu tentunya mengundang tawa Isna. "Kau harus sabar, usianya baru beberapa minggu. Dia bahkan belum kelihatan."Suara ketukan pintu menghentikan candaan mereka, Indra berdiri dan membuka pintu. "Ini buah yang diminta Nyonya Isna, Tuan.""Terimakasih Mila."Mila, asisten di rumah Isna yang datang ke kediaman Indra beberapa hari lalu setelah Mama Sukma yang meminta. Selain Bu Bertha yang mengirimkan beberapa asisten dan penjaga, keluar Rakabumi juga mengirimkan

  • Married With Boss   Menjadi Prioritas

    Setelah kepergian Bu Bertha, Isna justru merebahkan tubuhnya di sofa. Sedangkan Indra juga bersantai bersama Isna, Indra duduk dan memijat kaki Isna. "Sekarang aku tahu kenapa akhir-akhir ini sering tak semangat bekerja Isna." Indra tertawa pelan, ia masih ingat beberapa kekeliruan dari laporan yang dibuat Isna. Indra sengaja memberitahunya dan meminta Aswin memperbaiki laporan tersebut. Indra juga meminta Aswin untuk tak memberitahu Isna tentang hal ini. "Boleh aku meminta sesuatu?"Indra menatap Isna, melihat wajah Isna yang seperti ini membuatnya ingin mencubit pipi Isna yang mulai berisi. "Apa itu Isna, katakan apa yang kamu mau?""Aku mau diutamakan, Mas harus banyak menghabiskan waktu denganku. Aku juga tidak suka melihat saksi Mas Indra dan Mbak Arini beberapa waktu lalu, seharusnya kalian bisa melakukannya di kamar, aku-"Isna terkejut saat tiba-tiba Indra langsung menciunnya sekilas. "Menyebalka!"Indra tertawa pe

  • Married With Boss   Terungkap Kehamilan Isna

    Andro bersiap pulang ke rumah, semalam setelah mendapat telepon dari Mama Sukma, Andro bilang kalau dirinya sedang menginap di rumah kakanya. Andro yang sedang di dapur melihat kakaknya yang sudah siap dengan setelan kerja tengah membuat susu. Sebenarnya Andro sangat kasihan terhadap Kakak satu-satunya itu. Kakaknya terlalu baik untuk menjadi istri kedua, seharusnya kakaknya bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari Indra yang sudah beristri. Andro mendekati kakaknya. "Kapan kakak akan mengatakannya? Mereka aja nggak mikir perasaan Kakak gimana, egoislah sesekali. Itu nggak akan membuat Kakak rugi."Mendengar kalimat yang dilontarkan Andro, Isna menghentikan kegiatannya. Ia sadar, memang beberapa hari ini perasaannya terasa lebih sensitif dari biasanya. Ingatannya juga kuat apalagi saat beberapa hari lalu dirinya melihat Indra yang berciuman dengan Arini di ruang tamu. Sekarang Isna tahu kalau dirinya tengah mengandung pewaris Mahardika, Isna sudah menyusun

DMCA.com Protection Status