Share

Bab 2

last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-01 14:44:08

Aku baru saja sampai di rumah dengan wajah yang di tekuk karena masih sangat kesal dengan dosen TMII itu. "Aduh anak Mama yang begitu cantik, kenapa cemberut pulang kuliah?" aku menengok ke arah Mama yang terlihat tengah duduk santai sambil membaca majalahnya.

"Mama,, Stell lelah." Aku merajuk manja pada Mamaku dengan memeluknya dari belakang.

"Ya sudah sebaiknya kamu mandi biar segar terus makan. Mama akan hangatkan makanan untukmu."

"Oke Ma." Aku berlalu pergi meninggalkan Mama, dan sedikit berlari menuju kamarku.

30 menit sudah aku habiskan dengan berendam air hangat di dalam bathup untuk menetralisir pikiranku tentang dosen TMII itu. Akupun segera menuju ke ruang makan, karena perutku sudah berdrum band meminta upah.

"Ayo sayang makan." Sesampainya aku di meja makan, aku melihat Mama tengah menyajikkan makanan ke dalam piring untukku.

"Makasih Mamaku sayang," aku menampilkan senyuman terbaikku padanya. Mama duduk di dekatku dan menemaniku makan nasi dengan lauk pauknya ayam goreng. Makanan favoritku dan harus pahanya, kalau bukan pahanya aku tidak mau memakannya. Jangan tanya alasannya, yang jelas upin ipin saja menyukainya, kenapa aku tidak. Simple,

"Sayang,"

"Ya Ma." aku menengok ke arah Mama sambil menggigit ayamku.

"Besok malam bisakah kamu meluangkan waktu."

"Memang ada acara apa, Ma?" tanyaku sangat penasaran, wajah Mama terlihat serius.

"Kami ada pertemuan dengan teman lama, bisakah kamu ikut ke acara makan malam kami?"

"Jam berapa? Besok aku ada latihan bulu tangkis."

"Pukul 08.00 malam, kami akan makan malam bersama."

"Baiklah Mamaku sayang, apa kau senang sekarang?" Mama terlihat tersenyum merekah membuatku bahagia melihatnya. Senyuman Mama adalah kebahagiaanku. Melihat senyuman indahnya itu hatiku terasa sangat damai dan sejuk.

***

Pagi itu aku sampai di kampus dan langsung di sambut oleh Lenna. Dia terlihat senang sekali hari ini, entah karena apa. "Kenapa dengan wajah loe?" tanyaku yang sudah sangat kepo.

"Apa gue sudah terlihat sangat cantik? Apa parfum gue ke cium?" tanyanya begitu antusias membuatku memutar bola mataku malas. Apalagi alasan si Lenong bisa sebahagia ini kalau bukan karena dosen TMII itu.

"Loe berdandan seperti ini untuk si Dosen TMII itu."

"TMII? Apaan tuh? Taman Mini?" tanya Lena.

"Bukan, dengarkan baik-baik nona Lena yang cantik. Dosen TMII itu adalah dosen tengil, menyebalkan, idiot, idihhhh udah gitu tua Bangka." Seketika tawa Lena pecah mendengar ocehanku. Apanya yang lucu? Kata-kataku benarkan?

"Awas lho, terlalu benci lama-lama bisa jadi terlalu cinta. Lagian loe langsung benci karena di hukum kemarin." Lenna masih mentertawakanku.

"Pokoknya hari ini gue sudah menobatkan dosen itu sebagai pria yang harus gue jauhi dan gue benci. Pria arogant dan tengil itu sungguh pengen gue bejek-bejek." Aku sungguh gemas karena pria itu.

"Memangnya loe di hukum apaan kemarin?" tanya Lenna masih terkekeh.

"Kemarin gue di suruh nulis di 10 kertas HVS bolak balik, dan setelah selesai dia membuangnya begitu saja dan dia berkata tulisanku seperti ceker ayam, dan sulit di baca. Dia menyuruhku untuk mengetik ulang menggunakan laptop. Sialan bukan?" aku mengucapkannya dengan penuh dendam dan berapi-api dan Lenna malah semakin tertawa ngakak membuatku ingin mengumpankannya ke ikan Dugong biar di telen bulat-bulat.

"Serius itu?" kekehnya. "Jahil juga tuh dosen."

"Pokoknya gue akan menarik kembali semua pemikiran yang baik padanya. Sekarang dia hanya seorang dosen TMII yang gue benci!" ucapku dengan begitu berapi-api.

"Jangan benci orang sampai segitunya, nanti jadi cinta lho," goda Lenna membuatku bergidik ngeri mendengarnya. Yang benar saja,

"Imposibble!" Aku mulai mengeluarkan bukuku dari dalam tas setelah menjawab ucapan Lenna.

"Lucu jargon dari loe, panjang kali lebar, luas banget" tawanya pecah membuatku mencibir, daritadi dia hanya memikirkan Jargonnya saja. "Tapi ada yang perlu di ralat, dia gak idiot dan tua. Dia masih muda. Baru juga 27 tahun, dan dia juga seorang Dokter. Oh my God !! bukankah itu sangat sempurna Stell. Gue bahkan bisa terserang asma mendadak saat berada di sampingnya. Ya Allah kenapa kau menciptakan makhluk sesempurna Mister Adrian."

Aku memutar bola mataku malas, dia mengatakan sesuatu yang membuatku mendadak mual dan ingin memuntahkan semua isi sarapanku tadi pagi. "Alay loe semakin akut yah, gue khawatir loe makin kritis kalau ke alayan loe sudah memasuki stadium akhir."

"Sialan !!" ucapnya memukul pundakku.

Aku semakin meringis dan mengernyit melihat para siswi hampir semuanya yang ada di kelas kecuali aku tentunya, tengah bercermin dan berdandan, karena sekarang pelajaran Mister TMII itu. Astaga kenapa menyambut dosen saja seperti menyambut seorang pangeran dari negri jiran.

"Good Morning All," sapaan itu menyadarkanku dan dialah si dosen TMII yang baru ku nobatkan sebagai musuhku. Dia tampak berjalan santai dengan senyuman sok coolnya berjalan menuju mejanya. Bukannya langsung ke materi, dia malah berbasa basi dulu dengan kata-kata menyebalkannya.

***

"Ada apa sih ini?"

Aku bertanya pada Lenna yang tampak sibuk dengan makanannya. Lenna menoleh ke sekitarnya saat beberapa gerombolan wanita memenuhi akses masuk Kantin.

"Meneketehe," ucap Lenna mengedikkan bahunya acuh.

Suara para wanita mulai memekan telingaku dan rasanya aku ingin mengguyur mereka semua dengan air comberan biar pada diam. Oh, sekarang aku tau apa alasan semua keributan di sini yang sangat mirip dengan acara jumpa pers.

"Mister Adrian," ucap Lenna dengan mie yang masih menggantung di bibirnya.

"Telen dulu mie nya, Lenna." Aku menegurnya tetapi tatapannya masih tertuju pada dosen sok tampan itu. Dosen itu terlihat memesan makanan untuknya dan tatapannya mengarah kepadaku membuatku langsung membuang muka. Aku tidak ingin bertatapan dengan musuhku.

***

Bab terkait

  • Marriage With Dosen   Bab 3

    Adrian PovAku baru pulang dari rumah sakit, pekerjaanku lumayan sibuk sekali. Selain menjadi dosen sementara menggatikan Bu Dwi, aku juga harus bertugas di rumah sakit sebagai dokter. Aku memasuki rumah yang tampak sepi, mungkin Mama dan Papa sudah beristirahat.Kedua Kakakku sudah memiliki kehidupan mereka sendiri, jadi kini hanya aku dan kedua orangtuaku yang tinggal di rumah besar ini. Aku berjalan memasuki kamarku dan menyimpan kunci mobil beserta handphone ku di atas nakas. Aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk membasuh tubuhku yang terasa lengket sekali.Setelah merasa segar, aku berjalan menuju ke atas ranjang dan memainkan handphoneku. Ada beberapa pesan masuk dari Milner, yang memintaku untuk bertemu dengannya. Milner adalah kekasihku satu bulan ini. Selain pesan dari Milner, group chat membuat notipku jebol hingga 999+. Group chat Asosiasi Pria dan Group Asosiasi Little Brotherhood selalu ramai setiap harinya apalagi dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 4

    Stella PovMalam ini sesuai rencana, aku bersama kedua orangtuaku pergi ke sebuah restaurant Kristal yang begitu mewah di Jakarta. Siapa yang tak mengenal kata Kristal, semuanya pasti tau, perusahaan kuliner yang termasuk 5 besar perusahaan yang mendunia di Indonesia. Itu adalah perusahaan makanan yang katanya ownernya itu tampan banget. Dan sialnya setiap kali aku ke sini untuk makan siang, aku tidak pernah bertemu dengannya. Malah bertemu dengan Bapak-bapak gemuk dengan kepala plontos yang bilang sebagai Manajernya.Mama memintaku untuk turun dari dalam mobil dan berjalan memasuki restaurant yang mengambil gaya Eropa dan memiliki bangunan beberapa tingkat. Selain itu di bagian atas restaurant ini di buat outdoor dan terbuka hingga memperlihatkan langit malam tanpa penghalang. Terdapat juga sebuah kolam renang berukuran sedang dan beberapa gazeboo juga tempat pembakaran. Sepertinya sangat cocok untuk berkencan di sana dengan nuansa yang begitu romantic.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 5

    "Ayo kita ke club," seru kak Datan saat aku mampir ke rumah latihan Brotherhood. Di sana ternyata sudah ada bang Vino, kak Datan dan juga Joshua. Mereka semua sedang ada masalah dengan para istri mereka dan melarikan diri ke sini.Aku mengangguk menyetujui ajakan mereka dan mengikuti mobil mereka dari belakang hingga kami semua sampai di sebuah club malam yang ada di Jakarta. Mereka langsung memesan private room untuk kami semua.Di dalam ruangan, beberapa minuman berjejer dan mereka meneguknya perlahan tanpa ingin mabuk dan sibuk berbincang dengan begitu khidmat. Intinya mereka mengeluh tentang istri mereka semua dan juga anak. Aku sampai ngeri mendengarnya, apa pernikahan semengerikan itu saat terkena masalah? Apalagi putra kak Datan yang sangat sangat ajaib itu.Aku memilih pergi ke toilet meninggalkan mereka semua, hingga langkahku terhenti di dekat meja bartender. Pandanganku menangkap seseorang yang aku kenali. Dia Stella, sedang apa dia di tempat seperti

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 6

    Adrian tersenyum puas melihat ekspresi Stella yang melotot. “Ini tidak mungkin!” “Kau masih mau mengelak padahal jelas-jelas di foto itu kau yang memelukku,” ucap Adrian dengan santainya meneguk minuman yang ada di atas meja bar. “Itu gak mungkin,” tolak Stella menatap tajam Adrian yang melipat kedua tangannya di dada. “Ja-jadi apa semalam kita-“ “Ya,” ucap Adrian dan itu membuat Stella memekik kaget seraya menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Adrian dengan horor. Sungguh saat ini Adrian ingin tertawa melihat wajah Stella yang terlihat bodoh. “Tidak tidak,” kekeh Adrian tak kuasa melihat wajah Stella. “Kita hanya tidur, aku tidak tertarik dengan tubuh krempengmu itu,” ucap Adrian masih dengan kekehannya dan seketika wajah Stella be

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 7

    “Hallo Kirana,” “Uncle Rian!” teriak Kirana, gadis kecil berusia 5 tahun itu berlari menerjang tubuh Adrian yang baru saja datang. “Om bawa banyak boneka untukmu, Sayang.” Adrian memangku tubuh Kirana dan menyerahkan boneka ke Kirana. “Sebagian di bawa Bibi dari dalam mobil Om.” “Selalu saja memanjakannya, boneka di kamarnya sudah sangat banyak, bikin sumpek dan gak bisa gerak,” gerutu Leonna. “Mommy iri yah sama Kiran, karena Kiran dapat boneka banyak. Sedangkan Mommy nggak dapat,” ucap Kirana seraya meleletkan lidahnya ke arah Leonna membuat Leonna mendengus. “Aku dengar kau menerima perjodohan dengan anak teman Papa,” ucap Leonna menyuguhkan orange jus di atas meja untuk Adrian ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 8

    Stella melempar semua boneka di dalam kamarnya karena kesal, tega sekali orangtuanya tetap menjalankan perjodohan ini dan sialnya ia tak mengetahui apapun. Pantas sejak pulang koas tadi sore, Ibu nya meminta dia diam di dalam kamar dan menyerahkan sebuah dress cantik berwarna pastel. Ini alasannya, karena keluarga dari Mr. Adrian akan datang dan sekarang sudah berada di bawah tengah berbincang-bincang. “Sial!” gerutu Stella terus mondar mandir di dalam kamarnya dengan mengepalkan kedua tangannya erat. Bahkan dosen itu tak menolak perjodohan ini. Stella yakin Adrian merencanakan sesuatu hingga dia mau menerima perjodohan ini dengan mudah. “Aku harus kabur dari sini,” gumam Stella langsung mencari sesuatu untuk meloncat dari jendela kamarnya dan turun ke bawah dimana kamarnya berada di lantai 2. “Kalau aku kabur dan membuat Mama khawatir, mereka pasti akan menuruti

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 9

    “Sah!” Ucapan itu menggelegar hingga sampai ke kamar dimana Stella masih duduk gelisah dengan balutan kebaya pengantin putihnya. Mereka menikah di kediaman Stella, dan rencananya nanti malam akan mengadakan acara resepsi di salah satu hotel bintang 6 milik keluarga Mahya. “Selamat yah Stell, akhirnya lu gak single lagi,” seru Lenna begitu heboh memeluk Stella dari samping. “Harus yah mengucapkan kata itu?” cibir Stella dengan raut wajah kesal. “Eh pengantin gak boleh cemberut dan kesel, ingat lho nanti malam kalian akan aha ihi di kamar hotel,” bisik Lenna dengan nada menggoda. “Shut upLenong! Gue kagak mau ngelaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 10

    Amalfi Coast, ItaliaAdrian dan Stella baru saja menginjakkan kaki mereka di salah satu Villa Treville. Villa yang berada tak jauh dari pesisir pantai, dan berada tepat di atas tebing pantai. Villa dengan 2 tingkat itu memiliki bangunan khas Italia dengan warna putih yang mendominasi. Adrian dan Stella mendapatkan hadiah honeymoon spesial dari keluarga mereka, bahkan bukan hanya hotel yang di pesankan untuk mereka berdua melainkan sebuah Villa besar tetapi hanya memiliki satu kamar. Entah sudah di rencanakan sebelumnya atau memang villa ini khusus di rancang untuk pasangan pengantin baru. Seorang pelayan dengan setelan jas hitam dan dasi kupu-kupu sudah bersiaga menyambut mereka dan membawakan barang-baran

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01

Bab terbaru

  • Marriage With Dosen   Bab 30

    “Pendek,” gumam Adrian meraba-raba kasur di bagian sisinya. Karena tak menemukan apapun, ia membuka matanya dan pandangannya langsung tertuju pada seseorang yang berdiri di hadapannya dengan memegang sesuatu. “Pendek,” gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur. Ia mengucek matanya dan bangun dari rebahannya. “Ngapain kamu berdiri di sana? Kamu mau bersih-bersih?” tanya Adrian setelah matanya terbuka sempurna dan terlihat Stella sedang memegang peralatan bersih-bersih. “Pagi ini memang harus beres-beres, karena aku meliburkan ART yang suka membersihkan apartement kita.” Stella berucap dengan tenang. “Tetapi kenapa?” tanya Adrian. “Kamu ingin bersih-bersih sendiri?” “No, bukan aku y

  • Marriage With Dosen   Bab 29

    Stella sengaja pulang cepat ke apartement sebelum Adrian. Ia hendak mengambil semua pakaian dan beberapa kebutuhannya. Ia masuk ke dalam kamar dirinya bersama Adrian. Memang setelah mereka kembali dari kegiatan Baksos itu, mereka memutuskan untuk menempati satu kamar bersama dan kamar yang dulu di tempati Stella, kini di jadikan ruang kerja. Stella menatap ranjang yang tampak rapi di depannya. Ranjang itu adalah saksi mereka berbagi cinta, saling bercumbu dan menyalurkan hasrat cinta mereka. Banyak kejadian lucu dan indah yang tak bisa Stella lupakan. Air mata itu kembali mengalir tanpa bisa di cegah lagi. Stella memalingkan wajahny dan mengusap air mata di pipinya. Ia berjalan menuju ruangan pakaian dirinya dan Adrian. Ia menatap deretan kemeja Adrian yang tertata rapi dalam lemari. Tak bisa ia pungkiri kalau ia sangat merindukan suaminya itu. Kini mereka seperti dua

  • Marriage With Dosen   Bab 28

    “Stella!” seru Lenna dengan kernyitan di dahinya. Stella datang dengan isakan tangis dan badan yang menggigil karena basah kuyup. “Astaga Stell, lu kenapa?” Lenna segera menggiring Stella untuk masuk ke dalam dan mengambil handuk menyelimuti tubuh Stella. “Sebaiknya lu langsung bersih-bersih di kamar mandi, gue akan siapkan baju buat lu.” Stella bergegas masuk ke dalam kamar mandi di kostan Lenna. Lenna menyiapkan baju bersih untuk Stella. Setelah menyerahkannya ke Stella, ia membuatkan teh hangat. 5 menit berlalu, Stella keluar dengan wajah yang pucat dan begitu sembab. “Sini gue udah buatkan teh hangat buat lu,” ucap Lenna. Stella menurut dan duduk di kursi meja makan. Ia menggenggam mug

  • Marriage With Dosen   Bab 27

    Semua Dokter bersama suster dan perawat kembali pulang ke Jakarta dan akan mulai bekerja di AMI Hospital. Setelah kembali ke Jakarta, anggota Khoas semakin sibuk bekerja di AMI Hospital tanpa libur seperti para Dokter yang juga bersama mereka. Walau Adrian libur, ia tetap ke rumah sakit untuk menemani Stella, mengantar jemputnya juga. “Hai,” sapa Adrian saat menjemput Stella dari rumah sakit. Stella duduk di kursi penumpang setelah di bukakan pintu mobilnya oleh Adrian. “Astaga lelah sekali rasanya,” keluh Stella menyandarkan kepalanya ke sandaran jok. “Sabar, sebentar lagi kamu akan melewati masa terberat ini,” ucap Adrian mengusap kepala Stella diiringi senyumannya. “Kapan sih UGD di sin

  • Marriage With Dosen   Bab 26

    Stella perlahan membuka pintu kamar mandinya dan menjulurkan kepalanya ke arah ranjang. Adrian tampak asyik bermain game di atas ranjang. Ia kembali masuk ke kamar mandi dengan menghela nafasnya dan menatap ke bawahnya yang hanya menggunakan jubah handuk. Ia sungguh tidak mungkin tidur dengan pakaian yang sejak pagi ia gunakan beraktivitas, Stella mendengus dan merasa bodo amat, ia akhirnya keluar dari kamar mandi dan berpura-pura santai walau sebenarnya ia berdebar-debar dan merasa salting. Adrian melirik ke arah Stella yang terus membenarkan jubah handuk yang hanya sebatas paha itu. Ia hanya tersenyum kecil dan kembali fokus bermain game. Stella berjalan mendekati ranjang tetapi karena ia begitu canggung sampai ia tidak melihat kakinya menyandung karpet lantai dan ia tersungkur ke arah tubuh Adrian.&

  • Marriage With Dosen   Bab 25

    Stella yang keras kepala memaksakan diri untuk bangun dari blangkar dan menenteng infusannya. Baru saja ia membuka pintu, tatapannya beradu dengan Adrian yang juga berdiri di sana dengan pakaian pasien dan sama-sama menenteng infusan. Keduanya saling bertatapan penuh arti. “Hai,” sapa Adrian “Eh, hai,” jawab Stella tersipu. “Boleh aku masuk,” ucap Adrian yang di angguki Stella. “Hai Lenna,” sapa Adrian saat sudah masuk ke dalam ruangan. “Hai pak Adrian,” jawab Lenna dengan sedikit canggung. Suasana di sana kini begitu hening dan canggung, membuat ketiganya kikuk. “Ah St

  • Marriage With Dosen   Bab 24

    “Ngelamun aja, kenapa sih lu?” tanya Lenna berdiri di samping Stella yang sama sama sedang jaga malam di UGD. “Menurut lu gimana sih Dokter Dara itu?” tanya Stella. “Dokter Dara? Dia baik kok, memang kenapa?” tanya Lenna. “Dia juga cantik banget kan?” seru Stella. “Iya, dia memang cantik,” seru Lenna. “Tuh kan jelas banget gak ada apa-apaya di bandingkan gue, dan lagian lu kenapa gak ada gitu bikin hati gue seneng. Komentarnya jangan jujur banget kek,” ucap Stella dengan wajah cemberut. “Maksud lu apa sih?” tanya Lenna yang benar-benartidak paham.&nbs

  • Marriage With Dosen   Bab 23

    “Gak tidur?” tanya Datan saat melihat Adrian hanya duduk termangu di atas ranjang dengan bersandar ke kepala ranjang. “Belum mengantuk,” jawab Adrian dengan malas. “Masalah Stella lagi?” tanya Datan yang kini duduk di samping Adrian. “Dia terlihat semakin dekat dengan Ivan, dan itu membuat gue sangat kesal.” Adrian tampak tersulut emosi karena itu. “Kenapa tidak lu coba untuk mengatakan kejujuran perasaan lu padanya, Rian.” “Entahlah, gue hanya takut dia akan menghindar dan malah mejauhi gue. Dan yang paling gue takutkan dia memilih mempercepat perceraian kami karena perasaan ini, sudah jelas dalam perjanjian yang dia buat, dia ingin bebas dari gue.”&nb

  • Marriage With Dosen   Bab 22

    Hari ini mereka semua mulai bekerja di klinik, dan sejak pagi juga Stella tak melihat keberadaan Adrian. Stella terus saja di perintah oleh salah seorang perawat untuk mendata obat-obatan yang di suplier ke Klinik di sana. Stella sibuk dengan mencatat setiap obat yang berada di dalam kardus ke etalase kaca yang tersedia di sana. Tak jauh darinya terdapat seorang apoteker yang juga sibuk membaca daftar obat yang akan di butuhkan di sana. Tak lama masuklah Datan dan menyerahkan sebuah berkas ke apoteker perempuan itu dan ia tersenyum jahil saat melihat keberadaan Stella. Ia berjalan mendekati Stella yang sibuk menata obat obatan ke dalam etalase. “Kau di sini ternyata,” seru Datan membuat Stella menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Datan. “Do

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status