Share

Bab 3

last update Last Updated: 2021-04-01 14:45:12

Adrian Pov

Aku baru pulang dari rumah sakit, pekerjaanku lumayan sibuk sekali. Selain menjadi dosen sementara menggatikan Bu Dwi, aku juga harus bertugas di rumah sakit sebagai dokter. Aku memasuki rumah yang tampak sepi, mungkin Mama dan Papa sudah beristirahat.

Kedua Kakakku sudah memiliki kehidupan mereka sendiri, jadi kini hanya aku dan kedua orangtuaku yang tinggal di rumah besar ini. Aku berjalan memasuki kamarku dan menyimpan kunci mobil beserta handphone ku di atas nakas. Aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk membasuh tubuhku yang terasa lengket sekali.

Setelah merasa segar, aku berjalan menuju ke atas ranjang dan memainkan handphoneku. Ada beberapa pesan masuk dari Milner, yang memintaku untuk bertemu dengannya. Milner adalah kekasihku satu bulan ini. Selain pesan dari Milner, group chat membuat notipku jebol hingga 999+. Group chat Asosiasi Pria dan Group Asosiasi Little Brotherhood selalu ramai setiap harinya apalagi dengan ocehan Kak Datan yang tak pernah selesai. Oh jangan lupakan Group para Penggosip, yang penuh dengan ocehan kak Leonna.

Aku menyimpan handphoneku di atas nakas dan bergegas untuk tidur, karena rasanya tubuhku membutuhkan istirahat.

***

Aku baru saja turun dari kamarku berjalan menuju ruang makan dimana Mama dan Papa berada.

"Pagi Sayang," sahut Mama tersayangku, wanita yang begitu aku cintai dan sayangin di dunia ini.

"Pagi Ma," ucapku mengambil duduk di sisi Kanan Papa dan Mama duduk di hadapanku tepat di sisi Kiri Papa. Mama tampak menyuguhkan sarapan untuk kami berdua.

"Bagaimana pekerjaanmu menjadi Dosen?" tanya Papa seraya meneguk teh miliknya.

"Semuanya berjalan dengan normal, Pa."

"Syukurlah," ucap Mama.

"Adrian," seru Papa membuatku mengalihkan tatapanku dari nasi goreng di hadapanku ke Papa. "Besok malam, kita ada undangan makan malam bersama salah satu teman Papa. Kamu bisa meluangkan waktumu?" tanya Papa Dhika.

"Besok malam, akan aku usahakan Pa."

"Baiklah,"

***

Hari ini aku tak memiliki jadwal, tetapi aku tetap ke kampus karena ada yang harus aku ambil. Setelah menuruni mobil sport ku. Aku melangkahkan kaki menuju ke ruanganku, hingga langkahku terhenti di lorong yang cukup sepi, tak jauh dariku dua orang mahasiswi tampak berjalan ke arahku. Aku sedang malas meladeni pertanyaan mereka semua, jadi aku memilih bersembunyi di balik dinding.

"Loe tau, ini adalah hari yang menyenangkan bagi gue," seru seorang gadis.

"Kenapa?" tanya temannya.

"Karena gue gak ketemu dengan Mister Adrian, si Dosen TMII itu!" TMII?

"Tampan Menarik Imut Imut," seru temannya, membuatku tersenyum bangga.

"Idih najis tralala, yang benar tuh Tengil, Menyebalkan, Idiot, Idih sok kecakepan lagi." What The Hell?

"Cakep kali, loe katarak yah," seru temannya yang aku setujui. Gadis berambut pirang ini pastilah katarak atau minus 28. Makanya gak bisa melihat ketampananku.

"Mata hati gue yang melihat, loe sih liat pake mata loe itu yang mudah tertipu daya. Gue liat dengan mata batin gue, dan gue tau bagaimana kebusukan Dosen TMII itu," serunya tampak berapi-api membuatku tak mampu menahan senyum.

"Loe juga mengidap penyakit Alay akut, Stella."

"Sialan loe Lenna!" mereka berdua berlari dengan saling kejar mengejar.

"Stella?" aku berusaha mengingatnya dan aku langsung tersenyum puas saat tau siapa gadis itu. Gadis yang menerima hukuman pertama kalinya dariku.

Well? Kita lihat saja Stella, seberapa kuat kamu membenciku dan menolak pesonaku. Karena aku pastikan kau akan segera bertekuk lutut di hadapanku.

***

"Adrian," seruan itu membuatku menoleh. Saat ini Papa tengah berjalan mendekatiku. "Kita bicara di ruangan Papa."

"Baiklah," ucapku seraya menyerahkan berkas pemeriksaan pasien pada suster yang berdiri di sampingku. Setelahnya aku berjalan mengikuti Papa menuju ruangannya.

Papa memintaku untuk duduk di sofa dengan santai. Ia juga tampak begitu santai dengan menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dan mengangkat sebelah kakinya.

"Bagaimana pasien Ny. Elsa?" tanyanya.

"Masih belum ada perkembangan, setelah operasi kemarin, beliau masih belum sadarkan diri." Papa tampak memangut mangut paham. Aku memang baru beberapa bulan ini menjadi seorang Dokter ahli Toraks dan Kardiovaskuler di AMI Hospital. Papaku yang merupakan dokter tersebut juga walau sekarang sudah tak turun lagi ke meja operasi dan memilih sibuk di meja direktur mengajariku semuanya. Kemarin adalah operasi besar yang baru aku lakukan setelah beberapa bulan ini hanya membantu Mamaku yang melakukan operasi.

"Menurut Mamamu, terjadi sumbatan di ruas jantung kirinya." Aku kembali menganggukan kepala. "Kau harus terus memantau kondisinya, Adrian. Karena melihat penyakit komplikasi yang di derita pasien cukup parah."

"Untuk saat ini, Ny. Elsa adalah fokus utamaku, Papa."

"Coba analisis kasus ini," ucap Papa menyerahkan berkas ke arahku membuatku segera membukanya.

I. Identitas Klien

Nama : Tn. Muhrom

Tanggal MRS : 09 - 04 - 20--

Sumber Informasi : Pasien dan istrinya

Diagnosa Medis : PJK IMA Inferior

Umur : 68 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Alamat : Jl. Kranggan No.146 B Jakarta Pendidikan : S1

Status Perkawinan : Kawin

Pekerjaan : Swasta

Alasan Dirawat : Nyeri dada seperti tertikam yang dirasakan sejak 4 jam sebelum MRS.

Keluhan utama Sebelumnya : Klien menderita penyakit rematik, klien mengeluh sakit pinggang, sakit di daerah paha kiri, persendian kaki kiri.

Upaya yang telah di lakukan : Klien pernah di rawat di RSUD Dr. Santoso di Jakarta Barat. Ruang Geriatri, Ruang Interna II serta berobat ke dokter praktek.

Operasi yang pernah dilakukan : tidak pernah di operasi.

II. RIWAYAT KEPERAWATAN Status Kesehatan Saat ini :

1. Alasan kunjungan/keluhan utama : Nyeri dada seperti tertikam pada daerah dada dan badan terasa lemah. Saat di kaji Klien : masih mengeluh nyeri dada, sesak napas dan badan terasa lemah. Keringat dingin, Rasa seperti demam, Kalau bergerak rasa nyeri.

2. Faktor pencetus : Waktu tidur malam dan bila terlalu lelah.

3. Lama keluhan : 1 bulan sebelum MRS.

4. Timbulnya keluhan : bertahap

5. Faktor yang memperberat : Sesak napas bertambah bila tidur / berbaring dan bila melakukan aktivitas.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Bangun dan duduk sebentar, karena terasa semakin nyeri maka : Pergi ke IRD RSUD Dr. Santoso Jakarta.

6. Diagnosa medik : Old Myocard Infark

III. Riwayat kesehatan yang lalu

1. Penyakit yang pernah dialami : panas, batuk, pilek. Pernah dirawat di RSUD Dr Santoso Jakarta tahun 2012.

2. Alergi : --

3. Imunisasi : --

4. Kebiasaan : Merokok kretek dan sudah berhenti sejak tahun 2012

5. Obat-obatan : --

6. Pola nutrisi :

· Frekwensi makan : 3 kali sehari

· Berat badan : 53 kg

· Tinggi badan : 170 cm

· Jenis makanan : nasi, sayur, lauk, buah

· Makanan yang disukai : semua makanan suka

· Makanan yang tidak disukai : tidak ada

· Makanan pantang : Tidak Ada

· Nafsu makan : Normal

· Perubahan berat badan 6 bulan terakhir : Tidak pernah menimbang berat badan

7. Pola eliminasi :

· Buang air besar

· Frekuensi : 1-3 x per hari Penggunaan pencahar : tidak ada

· Waktu : pagi hari dan siang hari

· Warna : kuning

· Konsistensi : lembek

· Buang air kecil

· Frekuensi : 4-5 x per hari

· Warna : kuning

· Bau : amoniak

8. Pola tidur dan istirahat

· Waktu tidur (jam) : 21.00 sampai 05.00 Wib

· Lama tidur/hari : 8 jam

· Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada

· kebiasaan tidur : memakai bantal lebih dari tiga

· kesulitan dalam hal tidur : Sering terbangun saat tidur karena sesak napas dan nyeri dada.

9. Pola aktifitas dan latihan

· Kegiatan dalam pekerjaan : Naik dan turun tangga

· Olah raga

· Jenis : Jalan kaki

· Freakuensi : tidak tentu

· Kegiatan di waktu luang : Membaca

· Kesulitan dalam hal :(X) mudah merasa lelah

10. Pola bekerja

· Jenis pekerjaan : Berat lama 23 tahun

· Jumlah jam kerja : 07.00 - 17.00.00 lama : 10 jam

· Jadwal kerja : teratur

· Lain-lain (sebutkan) : tidak ada.

V. Riwayat lingkungan

Kebersihan : kurang

Bahaya : tidak ada

Polusi : jalan besar dan tempat sampah

VI. Aspek Psikososial

1. Pola pikir dan persepsi

· Alat bantu yang digunakan : kaca mata

· Kesulitan yang dialami : sering pusing

2. Persepsi diri

· Hal yang amat dipikirkan saat ini : apakah penyakitnya dapat sembuh/tidak ?

· Harapan setelah menjalani perawatan : ingin merubah semua kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatannya.

· Perubahan yang di rasa setelah sakit : semua kebiasaan dibatasi

3. Suasana hati : cemas, pasrah dengan penyakitnya.

Rentang perhatian : sangat rentang.

4. Hubungan/komunikasi

· Bicara : jelas, Bahasa utama : Indonesia

· Tempat tinggal : Dengan istri dan 4 orang anak

VII. PENGKAJIAN FISIK

Kepala, mata, kuping, hidung, dan tenggorokan

Kepala : Bentuk bulat lonjong

Keluhan yang berhubungan : pusing

Mata :

Ukuran pupil : - isokor : - Reaksi terhadap cahaya : baik, akomodasi : baik, bentuk: simetris, Konjungtiva : tidak anemis, Fungsi penglihatan : terganggu , Tanda-tanda radang : tidak ada, Pemeriksaan mata terakhir : Lupa , operasi : tidak, Klien memakai kaca mata. lensa kotak : tidak.

Hidung :

Reaksi alergi : tidak ada , Pernah mengalami flu : pernah, Bagaimana frekuensinya dalam setahun : 3 X setahun, Sinus : - , perdarahan :-

Mulut dan tenggorokan:

Gigi geligi : - ,Kesulitan/gangguan pembicaraan : tidak, Kesulitan menelan : tidak, Pemeriksaan gigi terakhir : tidak pernah.

Pernafasan :

Suara paru : whezing (-), Ronchi basah (-), pola napas : teratur, Batuk (-), sputum :(-), nyeri : (-), kemampuan melakukan aktifitas : terbatas, Batuk darah : (-), Ro terakhir : MRS, Hasil : ada di dokter.

Sirkulasi:

Nadi perifer : Cukup, Capilary refilling : Kurang dari 3 detik, Distensi vena jugularis :tidak ada , Suara jantung : aritmia (-), Suara jantung tambahan : (-), Irama jantung (monitor) : (-), Nyeri :(-), Edema : (-), Palpitasi : (-), Baal : (+), Perubahan warna kulit : tidak tampak, Clubbing : (-), Keadaan ektremitas : edem perifer tidak ada , , Rasa pusing : (+), Monitoring hemodinamika : CVP: tidak dipasang

Nutrisi:

Jenis diet : Tingi kalori, tinggi protein , nafsu Kurang , rasa mual : kadang-kadang, muntah , intake cairan : Peroral 1000-1500 cc/24 jam

Eliminasi:

Pola rutin : b.a.b. penggunaan laksantia : (-), Colostomy : (-), Ileostomy :(-), Konstipasi: (+)

Pola rutin : b.a.k. Inkontinensia : (-), Infeksi : ginjal, Hematuria :(-), Cateter :(-), Urine out put : 750 - 1000 cc/24 jam

Reproduksi

Pemeriksaan sendiri: (-), Prostat : normal, Penggunaan kateter : (-)

Neurologis

Tingkat kesadaran : compas mentis, Orientasi : baik, Koordinasi : kurang, Pola tingkah laku : masih dalam batas normal, Riwayat epilepsi/kejang/parkinson : (-), Refleks: baik, kekuatan menggenggam: menurun, Pergerakan ekstremitas : terbatas

Muskuloskeletal

Nyeri : sendi (+), Pola latihan gerak : berkurang, Kekakuan : tidak ada

Kulit

Warna : Sawo matang , Turgor : Normal , integritas : dalam batas normal.

Data Laboratorium : GD acak erm kreatinin (0,4Meq/dl ), BUN (10), SGOT (32), SGPT (12), Protein total, BTA Positif, Hb, 10,6 mg/dl

Pengobatan : NaCl 500 cc/24 jam, Lisinopril 1 X 5 mg, Asa 1 X 100 mg, ISDN 3 X 5 mg, Furosemid 1-0-0

Persepsi klien terhadap penyakitnya : Penyakit yang di derita dapat sembuh.

Kesan perawat terhadap klien : Klien kooperatif di sebabkan karena rasa ingin tahu tentang penyakitnya dan keinginan untuk sembuh sangat besar. Klien nampak gelisah karena proses penyakitnya

MASALAH

Data subyektif : Klien mengeluh lemah, cepat lelah, sesak napas, sulit melakukan aktivitas karena lelah, terasa berdebar -debar. Sering terbangun pada malam hari karena sesak dan nyeri dada.

Data Obyektif : Tensi 100/60, Nadi 100 X/menit, ireguler, kulit dingin, Cappilary refill kurang dari 3 detik, CTR 60 %

Menurunnya Kontraksi Jantung : belum ada laporan.

Penurunan Cardiac out put : -

Data Subyektif : Klien mengeluh sesak bila bangun dari posisi tidur.

Data Obyektif : Berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur langsung duduk.

Tanda vital setelah bangun dari tempat tidur : -

Tensi :110/80 mmHg, Nadi : 124 x/mnt, Resp. :28 x/mnt.

Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan akan oksigen

Tidak toleransi terhadap aktivitas

Data Subyektif : Pasien mengatakan bahwa ia cemas dengan penyakinya karena kata orang penyakitnya(jantrung) berbahaya , Pasien bertanya tentang -perkembangan penyakitnya.

Data obyektif : Klien sering merenung dan susah tidur, banyak bertanya , Ekpresi wajah cemas, Nadi 100 X/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Penurunan Cardiac OutPut sehubungan dengan penurunan Kontraksi myocard.

2.Tidak toleransi terhadap aktivitas sehubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.

3. Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perkembangannya.

EVALUASI

1. Penurunan Cardiac out put sehubungan menurunnya kontrasi jantung. Kriteria :

1. Tekanan Darah Dalam batas normal. (120/80 mmHg

2. Nadi 80 X /menit

3. Tidak terjadi aritmia

4. Denyut jantung dan irama jantung teratur

5. Cappilary refill kurang dari 3 detik

2. Kaji dan lapor tanda penurunan CO.

3. Monitor dan catat ECG secara continue untuk mengkaji rate, ritme dan setiap perubahan per 2 atau 4 jam atau jika perlu. Buat ECG 12 lead.

4. Kaji dan monitor tanda vital dan parameter hemodinamik per 1 - 2 jam atau indikasi karena keadan klinik.

5. Mempertahankan bed rest dengan kepala tempat tidur elevasi 300

6. Memberi obat - obatan arythemia, nitrat. Beta blocker.

7. Melanjutkan pengkajian dan moitor tanda penurunan CO. Auskultasi suara paru - paru dan jantung tiap 4 - 8 jam

8. Tingkatkan level aktifitas sesuai dengan status klinik.

Rasional : Kejadian mortality dan morbidity sehubungan dengan MI yang lebih dari 24 jam pertama.

Rasional : Ventrikal vibrilasi sebab utama kematian akibat MI akut terjadi dalm 4 - 12 jam I dari terjadinya serangan. ECG 12 lead mengidentufikasi lokasi MI.

Rasional : Mendeteksi terjadinya disfungsi myocard karena komplikasi.

Rasional : Untuk mengurangi tuntutan kebutuhan 02 myocard.

Rasional : Mengurangi luasnya infrak dengan perfusi kembali otot - otot jantung yang iskhemia.

Rasional : Monitor tanda - tanda komplikasi awal, Contoh : MI yang meluas, cardioganic yang meluas, cardioganic shock. Heart failure. Miocardial ruptur, yang mungkinterjadi dalam 10 hari dari terjadinya serangan

Rasional : Monitor yang hati - hati diperlukan untuk mendeteksi hipotensi dan distitmia dan melangkah ke level aktifitas berikutnya yang sesuai :

Melakukan pengkajian terhadap tanda - tanda penurunan Cardiac out put,

Melakukan rekaman EKG,

Memonitor tensi dan nadi tiap 3 jam

Memberikan pasien posisi tidur dengan elevasi kepala tempat tidur 300

Memonitor tetesan dan cairan infues

Memberikan Pengobatan sesuai dengan pesanan dokter

Melakukan asukultasi paru

Memberikan penjelasan pada klien serta cara melakukan mobilisasi secara bertahap.

Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan perkembangannya.

Rasional : Level kecemasan berkembang ke panik yang merangsang respon simpatik dengan melepaskan katekolamin. Yang mengkontribusikan peningkatan kebutuhan O2 myocard.

Rasional : Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.

Rasional : Pengertian yang empati merupakan pengobatan dan mungkin meningkatkan kemampuan copyng pasien.

Rasional : Memberi informasi sebelum prosedur dan pengobatan meningkatkan komtrol diri dan ketidak pastian.

Rasional : Penggunaan support system pasien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi kelengangan.

Rasional : Menerima ekspresi perasaan membantu kemampuan pasien untuk mengatasi ketidak tentuan pasien dan ketergantungannya.

Rasional : Untuk mengalihkan pasien dari peristiwa - peristiwa yang baru saja terjadi.

Gangguan rasa nyaman : Nyeri sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuan akan oksigen.

Do. Klien tidak mau merubah posisi tidur

Tanda vital setelah perubahan posisi:

tensi : 110/70 mmHg.

nadi : 130 x/mnt

resp. 28 x/mnt.

Ds. Klien mengeluh nyeri sehingga enggan merubah posisi tidur

Mengatasi rasa nyeri :

Kriteria :

Setelah perubahan posisi tanda vital dalam batas normal :

tensi 110/70 mmHg

Nadi 60-80x/mnt

resp. 16-24x/mnt

Evaluasi : Klien mengatakan Setelah menghabiskan makan tadi pagi mencret 3 kali sehingga takut untuk makan banyak lagi. Masih merasa lemah, kalau berjaan ke kmar mandi terasa mau jatuh.

: Klien tampak lemah, Nadi 60 X/ menit, Tensi 90/60

: Klien masih mengalami gangguan nutrisi

: Pertahankan dan Laksanakan rencana yang telah disusun

: Berikan pengertian dan pemahanan Klien yang masih keliru tentang nutrisi dan keadaan sakitnya. Motivasi keluarga untuk selalu menemani pasien.

: Pemahaman Klien tentang Nurisi dan keadaan sakitnya masih kurang

Diagnosa Keperawatan : Resiko Penyebaran Infeksi sehubungan dengan Adanya agent infeksi yang aktif didalam tubuh.

: Pasien dan keluarga mengatakan mengerti terhadap informasi yang diberikan tentang cara - cara mencegah penularan infeksi. Klien mengatakan akan selalu menjaga kebersihan dirinya.

: Klien Dapat mendemostrasikan cara batuk dan cara pembuangan sputum yang baik.

: Pasien dan Keluarga telah memahami Informasi yang diberikan

: Tindakkan yang bersifat HE tentang penularan dan penyebaran infeksi diakhiri

: Tetap Pertahankan Tekhnik dan Prinsip Universal Pre caution dalam perawatan Pasien.

: Pasien dan Keluarga Telah memhami Tentang cara mencegah dan mengatasi resiko penularan dan penyebaban infeksi.

Diangosa : Gangguan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh Sehubungan dengan Intake yang inadekuat

Evaluasi

: Klien mengatakan tetap berusaha untuk makan banyak walaupun terus mencret, Merasa agak kuat, Tidak terlalu pusing kalau ke kamar mandi.

: Klien berjalan kekamar mandi tanpa dibimbing, Nadi 72 X/ menit, Tensi 90/60, ekspresi wajah saat bertemu perawat agak ceriah.

: Klien masih mengalami gangguan nutrisi

: Pertahankan dan Laksanakan rencana yang telah disusun

: Anjurkan keluarga untuk terus memotivasi klien agar banya makan

Evaluasi Akhir :

Conjungtiva masih anemik, Nadi 76 kal / menit, ensi 90 / 60 mmHg, Tidak mengeluh lemah.

"Bagaimana?" tanya Papa membuatku mengalihkan pandanganku ke arah Papa.

"Melihat dari evaluasi akhir, kita belum bisa melakukan operasi." Papa tampak mangut mangut dengan tatapan tajamnya mengarah ke arahku.

"Apa menurutmu pasien ini bisa sembuh tanpa melakukan operasi?" tanya Papa seakan menguji keahlianku. Ya, aku sadar karena aku masih Dokter baru di sini.

"Kemungkinannya sangat tipis," jawabku.

"Dan operasipun akan tetap beresiko pada kondisi tubuh pasien, Adrian." Aku kembali mengangguk. "Berkomunikasilah selalu dengan Dr. Rehan di bagian Jantung untuk melakukan tindakan. Pasien sudah di rawat hampir satu bulan di sini." Aku mengangguk paham.

Papa memang selalu ingin langsung terjun untuk menguji kemampuanku. Dia sudah berencana akan mengambil masa pensiunnya bersama Mama setelah aku mantap untuk memimpin rumah sakit ini dan juga keahlianku sebagai seorang dokter.

***

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Feny Retna Chotimah
tadinya analisisnya mau kubaca semua itung2 pengetahuan tp kebanyakan aku jd pusing duluan
goodnovel comment avatar
May Exaudi Slt
huhu, bnyk bgt analisis nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Marriage With Dosen   Bab 4

    Stella PovMalam ini sesuai rencana, aku bersama kedua orangtuaku pergi ke sebuah restaurant Kristal yang begitu mewah di Jakarta. Siapa yang tak mengenal kata Kristal, semuanya pasti tau, perusahaan kuliner yang termasuk 5 besar perusahaan yang mendunia di Indonesia. Itu adalah perusahaan makanan yang katanya ownernya itu tampan banget. Dan sialnya setiap kali aku ke sini untuk makan siang, aku tidak pernah bertemu dengannya. Malah bertemu dengan Bapak-bapak gemuk dengan kepala plontos yang bilang sebagai Manajernya.Mama memintaku untuk turun dari dalam mobil dan berjalan memasuki restaurant yang mengambil gaya Eropa dan memiliki bangunan beberapa tingkat. Selain itu di bagian atas restaurant ini di buat outdoor dan terbuka hingga memperlihatkan langit malam tanpa penghalang. Terdapat juga sebuah kolam renang berukuran sedang dan beberapa gazeboo juga tempat pembakaran. Sepertinya sangat cocok untuk berkencan di sana dengan nuansa yang begitu romantic.

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 5

    "Ayo kita ke club," seru kak Datan saat aku mampir ke rumah latihan Brotherhood. Di sana ternyata sudah ada bang Vino, kak Datan dan juga Joshua. Mereka semua sedang ada masalah dengan para istri mereka dan melarikan diri ke sini.Aku mengangguk menyetujui ajakan mereka dan mengikuti mobil mereka dari belakang hingga kami semua sampai di sebuah club malam yang ada di Jakarta. Mereka langsung memesan private room untuk kami semua.Di dalam ruangan, beberapa minuman berjejer dan mereka meneguknya perlahan tanpa ingin mabuk dan sibuk berbincang dengan begitu khidmat. Intinya mereka mengeluh tentang istri mereka semua dan juga anak. Aku sampai ngeri mendengarnya, apa pernikahan semengerikan itu saat terkena masalah? Apalagi putra kak Datan yang sangat sangat ajaib itu.Aku memilih pergi ke toilet meninggalkan mereka semua, hingga langkahku terhenti di dekat meja bartender. Pandanganku menangkap seseorang yang aku kenali. Dia Stella, sedang apa dia di tempat seperti

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 6

    Adrian tersenyum puas melihat ekspresi Stella yang melotot. “Ini tidak mungkin!” “Kau masih mau mengelak padahal jelas-jelas di foto itu kau yang memelukku,” ucap Adrian dengan santainya meneguk minuman yang ada di atas meja bar. “Itu gak mungkin,” tolak Stella menatap tajam Adrian yang melipat kedua tangannya di dada. “Ja-jadi apa semalam kita-“ “Ya,” ucap Adrian dan itu membuat Stella memekik kaget seraya menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Adrian dengan horor. Sungguh saat ini Adrian ingin tertawa melihat wajah Stella yang terlihat bodoh. “Tidak tidak,” kekeh Adrian tak kuasa melihat wajah Stella. “Kita hanya tidur, aku tidak tertarik dengan tubuh krempengmu itu,” ucap Adrian masih dengan kekehannya dan seketika wajah Stella be

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 7

    “Hallo Kirana,” “Uncle Rian!” teriak Kirana, gadis kecil berusia 5 tahun itu berlari menerjang tubuh Adrian yang baru saja datang. “Om bawa banyak boneka untukmu, Sayang.” Adrian memangku tubuh Kirana dan menyerahkan boneka ke Kirana. “Sebagian di bawa Bibi dari dalam mobil Om.” “Selalu saja memanjakannya, boneka di kamarnya sudah sangat banyak, bikin sumpek dan gak bisa gerak,” gerutu Leonna. “Mommy iri yah sama Kiran, karena Kiran dapat boneka banyak. Sedangkan Mommy nggak dapat,” ucap Kirana seraya meleletkan lidahnya ke arah Leonna membuat Leonna mendengus. “Aku dengar kau menerima perjodohan dengan anak teman Papa,” ucap Leonna menyuguhkan orange jus di atas meja untuk Adrian ya

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 8

    Stella melempar semua boneka di dalam kamarnya karena kesal, tega sekali orangtuanya tetap menjalankan perjodohan ini dan sialnya ia tak mengetahui apapun. Pantas sejak pulang koas tadi sore, Ibu nya meminta dia diam di dalam kamar dan menyerahkan sebuah dress cantik berwarna pastel. Ini alasannya, karena keluarga dari Mr. Adrian akan datang dan sekarang sudah berada di bawah tengah berbincang-bincang. “Sial!” gerutu Stella terus mondar mandir di dalam kamarnya dengan mengepalkan kedua tangannya erat. Bahkan dosen itu tak menolak perjodohan ini. Stella yakin Adrian merencanakan sesuatu hingga dia mau menerima perjodohan ini dengan mudah. “Aku harus kabur dari sini,” gumam Stella langsung mencari sesuatu untuk meloncat dari jendela kamarnya dan turun ke bawah dimana kamarnya berada di lantai 2. “Kalau aku kabur dan membuat Mama khawatir, mereka pasti akan menuruti

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 9

    “Sah!” Ucapan itu menggelegar hingga sampai ke kamar dimana Stella masih duduk gelisah dengan balutan kebaya pengantin putihnya. Mereka menikah di kediaman Stella, dan rencananya nanti malam akan mengadakan acara resepsi di salah satu hotel bintang 6 milik keluarga Mahya. “Selamat yah Stell, akhirnya lu gak single lagi,” seru Lenna begitu heboh memeluk Stella dari samping. “Harus yah mengucapkan kata itu?” cibir Stella dengan raut wajah kesal. “Eh pengantin gak boleh cemberut dan kesel, ingat lho nanti malam kalian akan aha ihi di kamar hotel,” bisik Lenna dengan nada menggoda. “Shut upLenong! Gue kagak mau ngelaku

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 10

    Amalfi Coast, ItaliaAdrian dan Stella baru saja menginjakkan kaki mereka di salah satu Villa Treville. Villa yang berada tak jauh dari pesisir pantai, dan berada tepat di atas tebing pantai. Villa dengan 2 tingkat itu memiliki bangunan khas Italia dengan warna putih yang mendominasi. Adrian dan Stella mendapatkan hadiah honeymoon spesial dari keluarga mereka, bahkan bukan hanya hotel yang di pesankan untuk mereka berdua melainkan sebuah Villa besar tetapi hanya memiliki satu kamar. Entah sudah di rencanakan sebelumnya atau memang villa ini khusus di rancang untuk pasangan pengantin baru. Seorang pelayan dengan setelan jas hitam dan dasi kupu-kupu sudah bersiaga menyambut mereka dan membawakan barang-baran

    Last Updated : 2021-04-01
  • Marriage With Dosen   Bab 11

    Adrian dan Stella sudah kembali ke aktivitas sehari-hari mereka. Kini mereka berdua telah tinggal di apartement milik Adrian yang cukup besar. Mereka juga sudah memutuskan untuk pisah kamar dan melakukan perjanjian yang sudah mereka sepakati bersama. Pagi itu Stella bersenandung kecil sambil megeringkan rambutnya dengan hairdyer. Tubuhnya masih terbalut dengan handuk, bahkan dia bernyanyi sambil menggoyangkan tubuhnya ke sana kemari menikmati alunan musik yang berputar dari media player. “Ck, kau sungguh gadis yang sangat berisik! Matikan musiknya,” tegur Adrian tetapi Stella tak mendengarnya dan tetap bernyanyi dan menari tanpa sadar kalau Adrian sudah memasuki kamarnya. “Eh?” Stella meno

    Last Updated : 2021-04-01

Latest chapter

  • Marriage With Dosen   Bab 30

    “Pendek,” gumam Adrian meraba-raba kasur di bagian sisinya. Karena tak menemukan apapun, ia membuka matanya dan pandangannya langsung tertuju pada seseorang yang berdiri di hadapannya dengan memegang sesuatu. “Pendek,” gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur. Ia mengucek matanya dan bangun dari rebahannya. “Ngapain kamu berdiri di sana? Kamu mau bersih-bersih?” tanya Adrian setelah matanya terbuka sempurna dan terlihat Stella sedang memegang peralatan bersih-bersih. “Pagi ini memang harus beres-beres, karena aku meliburkan ART yang suka membersihkan apartement kita.” Stella berucap dengan tenang. “Tetapi kenapa?” tanya Adrian. “Kamu ingin bersih-bersih sendiri?” “No, bukan aku y

  • Marriage With Dosen   Bab 29

    Stella sengaja pulang cepat ke apartement sebelum Adrian. Ia hendak mengambil semua pakaian dan beberapa kebutuhannya. Ia masuk ke dalam kamar dirinya bersama Adrian. Memang setelah mereka kembali dari kegiatan Baksos itu, mereka memutuskan untuk menempati satu kamar bersama dan kamar yang dulu di tempati Stella, kini di jadikan ruang kerja. Stella menatap ranjang yang tampak rapi di depannya. Ranjang itu adalah saksi mereka berbagi cinta, saling bercumbu dan menyalurkan hasrat cinta mereka. Banyak kejadian lucu dan indah yang tak bisa Stella lupakan. Air mata itu kembali mengalir tanpa bisa di cegah lagi. Stella memalingkan wajahny dan mengusap air mata di pipinya. Ia berjalan menuju ruangan pakaian dirinya dan Adrian. Ia menatap deretan kemeja Adrian yang tertata rapi dalam lemari. Tak bisa ia pungkiri kalau ia sangat merindukan suaminya itu. Kini mereka seperti dua

  • Marriage With Dosen   Bab 28

    “Stella!” seru Lenna dengan kernyitan di dahinya. Stella datang dengan isakan tangis dan badan yang menggigil karena basah kuyup. “Astaga Stell, lu kenapa?” Lenna segera menggiring Stella untuk masuk ke dalam dan mengambil handuk menyelimuti tubuh Stella. “Sebaiknya lu langsung bersih-bersih di kamar mandi, gue akan siapkan baju buat lu.” Stella bergegas masuk ke dalam kamar mandi di kostan Lenna. Lenna menyiapkan baju bersih untuk Stella. Setelah menyerahkannya ke Stella, ia membuatkan teh hangat. 5 menit berlalu, Stella keluar dengan wajah yang pucat dan begitu sembab. “Sini gue udah buatkan teh hangat buat lu,” ucap Lenna. Stella menurut dan duduk di kursi meja makan. Ia menggenggam mug

  • Marriage With Dosen   Bab 27

    Semua Dokter bersama suster dan perawat kembali pulang ke Jakarta dan akan mulai bekerja di AMI Hospital. Setelah kembali ke Jakarta, anggota Khoas semakin sibuk bekerja di AMI Hospital tanpa libur seperti para Dokter yang juga bersama mereka. Walau Adrian libur, ia tetap ke rumah sakit untuk menemani Stella, mengantar jemputnya juga. “Hai,” sapa Adrian saat menjemput Stella dari rumah sakit. Stella duduk di kursi penumpang setelah di bukakan pintu mobilnya oleh Adrian. “Astaga lelah sekali rasanya,” keluh Stella menyandarkan kepalanya ke sandaran jok. “Sabar, sebentar lagi kamu akan melewati masa terberat ini,” ucap Adrian mengusap kepala Stella diiringi senyumannya. “Kapan sih UGD di sin

  • Marriage With Dosen   Bab 26

    Stella perlahan membuka pintu kamar mandinya dan menjulurkan kepalanya ke arah ranjang. Adrian tampak asyik bermain game di atas ranjang. Ia kembali masuk ke kamar mandi dengan menghela nafasnya dan menatap ke bawahnya yang hanya menggunakan jubah handuk. Ia sungguh tidak mungkin tidur dengan pakaian yang sejak pagi ia gunakan beraktivitas, Stella mendengus dan merasa bodo amat, ia akhirnya keluar dari kamar mandi dan berpura-pura santai walau sebenarnya ia berdebar-debar dan merasa salting. Adrian melirik ke arah Stella yang terus membenarkan jubah handuk yang hanya sebatas paha itu. Ia hanya tersenyum kecil dan kembali fokus bermain game. Stella berjalan mendekati ranjang tetapi karena ia begitu canggung sampai ia tidak melihat kakinya menyandung karpet lantai dan ia tersungkur ke arah tubuh Adrian.&

  • Marriage With Dosen   Bab 25

    Stella yang keras kepala memaksakan diri untuk bangun dari blangkar dan menenteng infusannya. Baru saja ia membuka pintu, tatapannya beradu dengan Adrian yang juga berdiri di sana dengan pakaian pasien dan sama-sama menenteng infusan. Keduanya saling bertatapan penuh arti. “Hai,” sapa Adrian “Eh, hai,” jawab Stella tersipu. “Boleh aku masuk,” ucap Adrian yang di angguki Stella. “Hai Lenna,” sapa Adrian saat sudah masuk ke dalam ruangan. “Hai pak Adrian,” jawab Lenna dengan sedikit canggung. Suasana di sana kini begitu hening dan canggung, membuat ketiganya kikuk. “Ah St

  • Marriage With Dosen   Bab 24

    “Ngelamun aja, kenapa sih lu?” tanya Lenna berdiri di samping Stella yang sama sama sedang jaga malam di UGD. “Menurut lu gimana sih Dokter Dara itu?” tanya Stella. “Dokter Dara? Dia baik kok, memang kenapa?” tanya Lenna. “Dia juga cantik banget kan?” seru Stella. “Iya, dia memang cantik,” seru Lenna. “Tuh kan jelas banget gak ada apa-apaya di bandingkan gue, dan lagian lu kenapa gak ada gitu bikin hati gue seneng. Komentarnya jangan jujur banget kek,” ucap Stella dengan wajah cemberut. “Maksud lu apa sih?” tanya Lenna yang benar-benartidak paham.&nbs

  • Marriage With Dosen   Bab 23

    “Gak tidur?” tanya Datan saat melihat Adrian hanya duduk termangu di atas ranjang dengan bersandar ke kepala ranjang. “Belum mengantuk,” jawab Adrian dengan malas. “Masalah Stella lagi?” tanya Datan yang kini duduk di samping Adrian. “Dia terlihat semakin dekat dengan Ivan, dan itu membuat gue sangat kesal.” Adrian tampak tersulut emosi karena itu. “Kenapa tidak lu coba untuk mengatakan kejujuran perasaan lu padanya, Rian.” “Entahlah, gue hanya takut dia akan menghindar dan malah mejauhi gue. Dan yang paling gue takutkan dia memilih mempercepat perceraian kami karena perasaan ini, sudah jelas dalam perjanjian yang dia buat, dia ingin bebas dari gue.”&nb

  • Marriage With Dosen   Bab 22

    Hari ini mereka semua mulai bekerja di klinik, dan sejak pagi juga Stella tak melihat keberadaan Adrian. Stella terus saja di perintah oleh salah seorang perawat untuk mendata obat-obatan yang di suplier ke Klinik di sana. Stella sibuk dengan mencatat setiap obat yang berada di dalam kardus ke etalase kaca yang tersedia di sana. Tak jauh darinya terdapat seorang apoteker yang juga sibuk membaca daftar obat yang akan di butuhkan di sana. Tak lama masuklah Datan dan menyerahkan sebuah berkas ke apoteker perempuan itu dan ia tersenyum jahil saat melihat keberadaan Stella. Ia berjalan mendekati Stella yang sibuk menata obat obatan ke dalam etalase. “Kau di sini ternyata,” seru Datan membuat Stella menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Datan. “Do

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status