"Ada pria dan wanita yang jatuh ke laut.""Hati-hati dimakan ikan hiu."Ada beberapa pemuda di atas kapal yang tidak takut sama sekali, ada yang berteriak, adayang mengambil foto untuk kenang-kenangan."Huhu…" Tapi ada banyak orang, terutama wanita, yang sudah menangis histeris, mereka melihat Nicholas melempar Wina ke laut seperti film horor yang membuat mereka ketakutan."Bawa pisau ke sini!" Nicholas memerintah anak buahnya, bersiap-siap memotong tali di tiang pembatas ini."Jangan." Tiba-tiba Mayang berlari ke arahnya, dia berlutut di depan Nicholas."Tuan muda, tolong Anda lepaskan mereka, tolong Anda lepaskan mereka..."Mayang menangis histeris, dia merasa jika dirinya tidak melakukan apa-apa, Wina yang akan menjadi hantu ini pasti akan terus menggentayanginya."Tuan muda, lupakan saja.""Jangan potong talinya.""Baik, kalau begitu aku tidak akan memotong talinya, siapapun tidak ada yang boleh mengangkat bocah itu, biarkan mereka berdua di bawah laut saja." Setelah bicara, Nich
"Apa!" Jantung kapten menjadi tegang, dia melihat lampu penanda kapal kemasukan air, ternyata benar-benar berwarna merah, kapten merasa jantungnya sudah mau meledak, mulutnya terus berbicara."Habis sudah…habis sudah…""Sialan! Kamu dari tadi melakukan apa saja?" Nicholas menonjok muka kapten dengan keras, tapi kapten hanya melamun seperti orang bodoh."Dasar tidak berguna…" Maki Nicholas, ruang pengemudi ada di lantai satu, dia tidak bisa tetap berada di tempat yang sangat berbahaya ini, maka Nicholas langsung berlari ke luar.Kapten terduduk lemas di lantai, dia sudah mencobanya, sistem kendali kapal ini sudah rusak setengah, dan kapal ini sudah tidak bisa bergerak lagi. Sekarang kapal sudah kemasukan air dan jarak antara kapal ke pelabuhan 60 mil lebih, kapal bantuan palingcepat dua jam baru bisa sampai, saat mereka datang, mungkin kapal ini sudah karam.Mengingat dirinya mungkin akan membunuh 1000 nyawa orang, walaupun semuanya nanti akan diselamatkan, tapi dirinya sudah menghanc
Dia menghapus air matanya, melihat Kevin yang duduk di sampingnya, yang juga sedang melihat dirinya, ketika melihat tatapan Kevin itu, hatinya sangat tegang, mengingat perbuatandirinya terhadap Kevin tadi, Wina benar-benar merasa malu."Maaf, tadi aku benar-benar salah, aku memang bukan manusia, aku terlalu jahat..." Wina perlahan-lahan merangkak ke depan Kevin, dia sudah berada di dalam air laut selama itu sehingga tenaganya sudah habis."Kevin, kamu hukum aku saja, kali ini aku benar-benar sudah sadar jika aku sudah salah, kamu boleh menyuruhku melakukan apa saja untukmu..." Kevin membuang mukanya, dia sudah tidak bisa mempercayai Wina lagi."Kevin, aku tahu kamu sudah sangat kecewa terhadapku, maaf, aku terlalu murahan..." Melihat Kevin cuek pada dirinya, rasa bersalah di dalam hati Wina semakin besar, dia berlutut di depan Kevin."Terima kasih kamu sudah menyelamatkanku, aku pasti akan membalas kebaikanmu ini, terima kasih."Kevin benar-benar tidak ingin mendengar kata-kata Wina
"Ayo kita kesana juga." Wina dan Mayang sangat senang melihat kapal bantuan sudah datang, Wina sudah beristirahat selama satu jam lebih, tenaganya sudah pulih sedikit, sudah bisa berdiri sendiri, dia mau pergi ke kapal bantuan tersebut bersama Kevin.Tapi Kevin tidak peduli dengannya, dia berjalan sendirian bersama sekumpulan orang lainnya, hati Wina menjadi sakit. Petugas dari kapal bantuan itu datang, melihat jumlah orang di atas kapal pesiar ada sebanyak ini, kapal bantuannya tidak bisa menampung semuanya, dengan pengeras suara dia berteriak."Semuanya jangan panik, kami pasti akan mengantar kalian semua dengan selamat, tapi orang di sini terlalu banyak, kapal kami tidak bisa menampung semuanya, jadi harus dibagi-bagi. Kalian tenang saja, ada dua kapal bantuan lainnya yang sedang mengarah ke sini.""Begini, kami akan membawa wanita dan orang tua yang membawa anak dulu, sisanya menunggu dua kapal lainnya datang, semuanya tenang, kami pasti akan mengantar kalian semua dengan selamat.
"Kamu tadi melemparku ke laut, hampir saja aku mati tenggelam, sekarang kamu memukulku, akan kuhabisi kamu..."Setelah bicara, Wina berusaha menampar muka Nicholas beberapa kali untuk melampiaskan kekesalannya, tapi dia seorang gadis kecil bagaimana mungkin bisa kuat melawan Nicholas? Dalam sekejap matanya dipukul, kedua tangannya ditahan oleh Nicholas."Kevin, cepat selamatkan Wina, kamu lihat matanya sudah merah…" Mayang meminta bantuan Kevin, tapi Kevin hanya melihat perkelahian mereka berdua dengan santai, sama sekali tidak ada niat untuk membantunya."Hehe, Wina, sepertinya kamu ini memang bodoh! Kamu masih meminta bocah itu memukulku? Kamu tidak ingat kamu sudah melemparnya ke laut, jika dia ingin membantumu, maka dia adalah orang terbodoh di dunia!" Ucap Nicholas."Kamu tidak boleh mengejeknya..." Teriak Wina."Oh, kamu sekarang merasa bersalah dengannya? Kamu tidak membiarkan akumengejeknya, tapi aku tetap akan mengejeknya, dia hanyalah orang yang bodoh, sehingga dia hanya bi
mendengar kata-kata Kevin, hati Wina sangat sedih, dia tahu dirinya sudah melukai Kevin terlalu dalam. Dia ingin mengatakan jika dirinya sudah sadar, lain kali dia tidak akan berbuat yang macam-macam lagi dengannya. Tapi melihat Kevin sama sekali tidak ingin melihat dirinya, Wina jadi tidak berani mengatakannya. Wina duduk diam di samping Kevin, hatinya sedang berdarah."Wina, ayo kita naik ke kapal bantuan, orangnya sudah tidak banyak!" Melihat sudah tidak ada banyak wanita yang mengantri, mereka sekarang tidak jalan kesana, mungkin kapal bantuan itu akan pergi."Mayang, kamu pergi sendiri saja, aku tunggu kapal selanjutnya di sini." Ucap Wina dengan datar, Kevin sudah menyelamatkan dirinya dua kali, jjka dia tidak melihat Kevin selamat naik ke kapal bantuan, bagaimana mungkin Wina bersedia pergi?Mayang menasehati Wina, tapi Wina tetap tidak mau, maka Mayang pun juga menemani Wina menunggu kapal berikutnya. Kapal bantuan yang dipenuhi dengan wanita sudah pergi, hanya tersisa 500 ora
Hati Nicholas jadi panik, kakinya tergelincir sehingga dia terjatuh ke laut. Devin hanya melihat ada seseorang yang terjatuh ke laut, tapi dia tidak tahu siapa."Orang itu gila ya?" Devin melihat orang yang terjatuh ke laut itu."Tidak penting, sudah ada orang yang melempar pelampung ke bawah sana, ayo kita pergi kak."Setelah bicara, Devin memberi perintah kepada anak buahnya, mereka bergerak menuju kota.Kapal bergerak di atas laut Timur. Devin, Wina dan Mayang duduk di atas dek kapal, walaupun Wina tidak tahu Devin ini siapa, tapi dari tampangnya dia terlihat seperti anak orang kaya, Wina sangat kebingungan, Devin memanggil Kevin kakak, bukannya berarti Kevin juga anak orang kaya?"Kak, tidak disangka kakak juga pergi ke acara selebriti itu?" Ucap Devin sambil tersenyum-senyum.Kevin tidak berbicara, tapi hati Wina sangat tegang, jika bukan karena dia yang memaksa Kevin pergi, maka hari ini Kevin juga tidak akan berada dalam bahaya."Kakak tidak ingkn memperkenalkan dua wanita cant
Setelah selesai membaca surat dari Dinda, hati Kevin terasa jauh lebih lega, rasanya semua pikiran tentang Dinda selama ini sudah menghilang, dia membuang suratnya ke bawah laut, melihat surat yang menjauh itu, Kevin berpikir, apakah Dinda sekarang sudah melupakannya?Tidak terasa kapal sudah sampai di pelabuhan, setelah turun dari kapal, Wina dan Mayang melihat fokus Kevin sudah tidak pada mereka lagi, maka mereka berdua diam-diam pergi. Devin juga menyuruh beberapa wanita pendampingnya kembali ke hotel, dia sudah sangat lama tidak bertemu dengan kakaknya, maka tentu saja dia ingin mengobrol dengan kakaknya.Sekarang sudah jam tiga malam, semua restoran sudah tutup, maka Devin membeli beberapa kacang, sosis dan minuman di toko toserba 24 jam, mereka berdua duduk di depan gedung yang sudah tutup, makan dan minum bersama-sama."Kak, apakah seperti ini rasanya lebih emosional?" Devin membuka sebotol minuman,berkata sambil tertawa-tawa. Dari kecil dia sudah dimanjakan, setiap kali makan
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan