Setelah selesai membaca surat dari Dinda, hati Kevin terasa jauh lebih lega, rasanya semua pikiran tentang Dinda selama ini sudah menghilang, dia membuang suratnya ke bawah laut, melihat surat yang menjauh itu, Kevin berpikir, apakah Dinda sekarang sudah melupakannya?Tidak terasa kapal sudah sampai di pelabuhan, setelah turun dari kapal, Wina dan Mayang melihat fokus Kevin sudah tidak pada mereka lagi, maka mereka berdua diam-diam pergi. Devin juga menyuruh beberapa wanita pendampingnya kembali ke hotel, dia sudah sangat lama tidak bertemu dengan kakaknya, maka tentu saja dia ingin mengobrol dengan kakaknya.Sekarang sudah jam tiga malam, semua restoran sudah tutup, maka Devin membeli beberapa kacang, sosis dan minuman di toko toserba 24 jam, mereka berdua duduk di depan gedung yang sudah tutup, makan dan minum bersama-sama."Kak, apakah seperti ini rasanya lebih emosional?" Devin membuka sebotol minuman,berkata sambil tertawa-tawa. Dari kecil dia sudah dimanjakan, setiap kali makan
"Kakak tahu tapi kakak masih menghilangkannya?" Devin mendorongnya sampai Kevin terjatuh di jalanan."Kakak sudah menghilangkannya, tapi kakak sudah berbuat apa saja? Ha? Kakak sudah tenang dengan meminta Azka dan Beni mencarinya?" Devin menarik Kevin lagi dari jalanan."Aku sedang tanya kakak, cepat jawab!""Duar", suara petir terdengar, hujan lagi-lagi turun."Jika aku tahu kakak tidak menghargaiElmira, dulu di Pulau, lebih baik aku yang merebutnya dan menjadikannya pacarku." Devin berteriak."Kak, kau sadar tidak! Kakak tahu harus berbuat apa?""Tahu." Jawab Kevin seperti sudah tersadar."Apa, aku tidak dengar!" Teriak Devin, ini bukanlah kakak yang ada di ingatannya."Tahu, aku akan segera mencarinya, di manapun dia berada, aku tetap akan menemukannya!" Teriak Kevin."Bagus! Ini baru kakakku, ini yang seharusnya dilakukan oleh pria." Devin melepaskan Kevin."Jika kakak tidak menemukannya, aku tidak akan mengakui kakak sebagai kakakku lagi!"Setelah bicara, Devin pergi jauh. Kevin
"Halo tuan Kevin, maaf mengganggu Anda." Ucap Sahira dengan hati-hati, di acara perkumpulan keluarga Devina terakhir kali, ketika dia melihat Kevin mengendarai mobil Ferrari yang super mewah dan membakar mobil Ferrari milik Zidan, dia benar-benar sangat terkejut. Ternyata Kevin adalah anak orang super kaya yang bisa membuat presiden Ferrari sendiri yang mengantar mobil, mengingat sikap dirinya terhadapnya dulu, Sahira selalu merinding."Ada urusan apa, langsung katakan saja." Ucap Kevin dengan datar."Seperti ini, saya menelepon Anda karena Devina, setelah acara keluarga mereka terakhir kali, Devina berubah menjadi sangat pendiam, setiap hari juga tidak pernah keluar, dia selalu mengurung dirinya di rumah, setiap pagi saya pergi ke rumahnya, matanya selalu memerah, saya sangat khawatir dengannya."Mendengar Sahira membahas Devina, hati Kevin sedikit tergerak, dia lagi-lagi membayangkan wanita yang sering tersenyum itu di kepalanya."Saya tahu hatinya tidak bisa melupakan Anda, saya ma
"Apakah kamu masih kesal karena sikapku terhadapmu dulu?" Ucap Lisa tiba-tiba, suaranya juga seperti sedang menangis."Di rumah hari itu, kamu mengatakan bahwa kamu sudah memaafkanku, aku tahu kamu berbohong, dulu aku sudah melukaimu dan menertawakanmu, hatimu pasti sangat terluka...""Kamu jangan berpikir sembarangan, dulu di rumah aku mengatakan aku sudah memaafkanmu, maka tentu saja aku sudah memaafkanmu, kamu jangan sakit hati…" Mendengar suara Lisa sudah gemetar, hati Kevin jadi melunak."Kamu ingin bermain di Danau, baiklah. Tapi aku katakan sekali lagi, aku tidak bisa bermain terlalu lama, mungkin aku hanya bisa menemanimu mengelilingi Danau satu kali.""Ya, asal ada orang yang menemaniku, walaupun hanya lima menit di sana, aku juga sudah senang." Suara Lisa kembali menjadi senang."Kalau begitu besok kita bertemu di Danau jam 9.""Tidak… lebih baik jam 10 saja, jam 9 mungkin aku belum bangun." Kevin berpikir, dirinya sudah berjanji bertemu dengan Devina jam 9, tidak mungkin wa
Lisa melihat ke arah sana, ada dua wanita cantik yang sedang berdiri melihat darinya. Dua wanita ini adalah Devina dan Sahira, mereka berdua sangat ketakutan melihat kejadian ini. Walaupun Devina sangat takut, tapi melihat "penjahat" itu sudah meletakkan pisaunya di leher Lisa, mungkin dalam satu detik leher Lisa akan ditusuk, maka tanpa berpikir panjang dia langsung berteriak sekeras mungkin.Kedua tangan Sahira yang sedang memegang ponsel gemetar, dia sedang bersiap-siap menelepon polisi."Hei, kalian berdua, jangan lapor polisi." Teriak Lisa, lalu dia berkata kepada pria tinggi yang sedang melingkari lehernya."Lepaskan, kamu bodoh ya?" Setelah pria tinggi itu melepaskannya, Lisa langsung berlari ke depan Devina dan Sahira."Kalian jangan salah paham, dia bukan penjahat, kami berdua hanya bermain-main..."Lisa awalnya mengira orang yang datang ke Universitas bintang sangat sedikit karena sedang libur musim panas, jadi dia tidaktakut sama sekali, tidak disangka ada dua wanita yang
"Wanita cantik, lihatlah kamu yang begitu cantik, pastinya kamu juga memiliki orang yang kamu sukai bukan?" Tanya Lisa lagi. Dia melihat penampilan Nona dari keluarga kaya seperti Devina yang cantik dan manis, sehingga dia bertanya dengan santai.Setelah mendengar kata-kata Lisa, Devina sedikit terkejut dan melamun sejenak. Dia memiliki orang yang disukainya, tetapi dia sama sekali tidak sebanding dengan latar belakang dari keluarga orang itu, apalagi orang itu terus membujuknya untuk menyerah."Dia secara alami memiliki orang yang dia sukai, apalagi orang yang dia sukai adalah Tuan muda dari keluarga kaya. Bos dari perusahaan mobil Ferrari pun harus bersikap hormat saat bertemu dengan orang itu, hanya saja orang itu tidak..." Saat melihat Devina terdiam, Sahira membantunya untuk berbicara, tetapi saat berbicara sampai di sini, Sahira tidak tahan untuk meneruskannya dan hanya berkata."Hari ini, Devina datang untuk bertemu dengan orang yang dia sukai.""Ternyata begitu ..." Lisa telah
"Devina." Kevin memanggilnya.Devina baru saja berbalik perlahan dan menatap wajah Kevin. Devina malah telah terkejut sesaat. Dia menatap Kevin dengan tenang. Di dalam tatapannya penuh dengan perasaan rindu, benci, enggan dan tak berdaya, tetapi lebih banyak adalah perasaan cinta yang dalam."Ternyata orang yang disukai oleh wanita cantik itu adalah seorang pecundang." Saat ini, pria tinggi di dalam semak-semak menatap Kevin dan bergumam pelan."Kamu juga pecundang, apa hakmu untuk meremehkan pecundang?" Lisa mencibir pada pria tinggi itu dan sekaligus melirik ke arah danau sana. Saat dia menatap Kevin, dia langsung terkejut.Bagaimana mungkin itu adalah dia? Bagaimana mungkin itu adalah dia? Lisa bergumam di dalam hatinya dan berpikir Kevin berbohong pada dirinya sendiri, bahwa dia tidak ingin berkencan di jam 9 karena takut dia tidak bisa bangun. Saat ini, hati Lisa terasa sakit.Ternyata dia datang berkencan dengan Devina itu di jam 9! Saat ini, di dalam hati Lisa penuh dengan kecu
"Jika ada seorang gadis yang sangat mencintaimu, lalu dia sengaja mengajak orang untuk berakting dan membiarkanmu menyelamatkannya agar kamu jatuh cinta padanya, tetapi kamu juga tidak peka, apakahkamu akan menerima pengakuan darinya kepadamu?" Tanya Devina lagi. Dia ingin bertanya demi Lisa dan juga dirinya sendiri."Tidak akan, aku sudah bilang, bahwa di dalam hatiku hanya bisa ditempati oleh satu orang saja." Kevin menggelengkan kepalanya.Devina melirik Lisa dengan tenang dan berharap Lisa tidak begitu sia-sia setelah mendengar kata-kata dari Kevin. Lisa menggelengkan kepalanya. Dia masih mengira, bahwa orang yang disukai oleh Kevin adalah dirinya."Jika kamu bertemu denganku lebih dulu daripada Elmira, apakah kamu akan menyukaiku?" Ketika Kevin mengucapkankalimat "Banyak hal yang tidak sesuai keinginan hati", Hati Devina sudah tenang. Dia hanya ingin membutuhkan jawaban untuk beberapa pertanyaan di dalam hatinya."Aku tidak tahu." Kevin sedikit bingung, tetapi dia selama ini ti
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.