"Kakak tahu tapi kakak masih menghilangkannya?" Devin mendorongnya sampai Kevin terjatuh di jalanan."Kakak sudah menghilangkannya, tapi kakak sudah berbuat apa saja? Ha? Kakak sudah tenang dengan meminta Azka dan Beni mencarinya?" Devin menarik Kevin lagi dari jalanan."Aku sedang tanya kakak, cepat jawab!""Duar", suara petir terdengar, hujan lagi-lagi turun."Jika aku tahu kakak tidak menghargaiElmira, dulu di Pulau, lebih baik aku yang merebutnya dan menjadikannya pacarku." Devin berteriak."Kak, kau sadar tidak! Kakak tahu harus berbuat apa?""Tahu." Jawab Kevin seperti sudah tersadar."Apa, aku tidak dengar!" Teriak Devin, ini bukanlah kakak yang ada di ingatannya."Tahu, aku akan segera mencarinya, di manapun dia berada, aku tetap akan menemukannya!" Teriak Kevin."Bagus! Ini baru kakakku, ini yang seharusnya dilakukan oleh pria." Devin melepaskan Kevin."Jika kakak tidak menemukannya, aku tidak akan mengakui kakak sebagai kakakku lagi!"Setelah bicara, Devin pergi jauh. Kevin
"Halo tuan Kevin, maaf mengganggu Anda." Ucap Sahira dengan hati-hati, di acara perkumpulan keluarga Devina terakhir kali, ketika dia melihat Kevin mengendarai mobil Ferrari yang super mewah dan membakar mobil Ferrari milik Zidan, dia benar-benar sangat terkejut. Ternyata Kevin adalah anak orang super kaya yang bisa membuat presiden Ferrari sendiri yang mengantar mobil, mengingat sikap dirinya terhadapnya dulu, Sahira selalu merinding."Ada urusan apa, langsung katakan saja." Ucap Kevin dengan datar."Seperti ini, saya menelepon Anda karena Devina, setelah acara keluarga mereka terakhir kali, Devina berubah menjadi sangat pendiam, setiap hari juga tidak pernah keluar, dia selalu mengurung dirinya di rumah, setiap pagi saya pergi ke rumahnya, matanya selalu memerah, saya sangat khawatir dengannya."Mendengar Sahira membahas Devina, hati Kevin sedikit tergerak, dia lagi-lagi membayangkan wanita yang sering tersenyum itu di kepalanya."Saya tahu hatinya tidak bisa melupakan Anda, saya ma
"Apakah kamu masih kesal karena sikapku terhadapmu dulu?" Ucap Lisa tiba-tiba, suaranya juga seperti sedang menangis."Di rumah hari itu, kamu mengatakan bahwa kamu sudah memaafkanku, aku tahu kamu berbohong, dulu aku sudah melukaimu dan menertawakanmu, hatimu pasti sangat terluka...""Kamu jangan berpikir sembarangan, dulu di rumah aku mengatakan aku sudah memaafkanmu, maka tentu saja aku sudah memaafkanmu, kamu jangan sakit hati…" Mendengar suara Lisa sudah gemetar, hati Kevin jadi melunak."Kamu ingin bermain di Danau, baiklah. Tapi aku katakan sekali lagi, aku tidak bisa bermain terlalu lama, mungkin aku hanya bisa menemanimu mengelilingi Danau satu kali.""Ya, asal ada orang yang menemaniku, walaupun hanya lima menit di sana, aku juga sudah senang." Suara Lisa kembali menjadi senang."Kalau begitu besok kita bertemu di Danau jam 9.""Tidak… lebih baik jam 10 saja, jam 9 mungkin aku belum bangun." Kevin berpikir, dirinya sudah berjanji bertemu dengan Devina jam 9, tidak mungkin wa
Lisa melihat ke arah sana, ada dua wanita cantik yang sedang berdiri melihat darinya. Dua wanita ini adalah Devina dan Sahira, mereka berdua sangat ketakutan melihat kejadian ini. Walaupun Devina sangat takut, tapi melihat "penjahat" itu sudah meletakkan pisaunya di leher Lisa, mungkin dalam satu detik leher Lisa akan ditusuk, maka tanpa berpikir panjang dia langsung berteriak sekeras mungkin.Kedua tangan Sahira yang sedang memegang ponsel gemetar, dia sedang bersiap-siap menelepon polisi."Hei, kalian berdua, jangan lapor polisi." Teriak Lisa, lalu dia berkata kepada pria tinggi yang sedang melingkari lehernya."Lepaskan, kamu bodoh ya?" Setelah pria tinggi itu melepaskannya, Lisa langsung berlari ke depan Devina dan Sahira."Kalian jangan salah paham, dia bukan penjahat, kami berdua hanya bermain-main..."Lisa awalnya mengira orang yang datang ke Universitas bintang sangat sedikit karena sedang libur musim panas, jadi dia tidaktakut sama sekali, tidak disangka ada dua wanita yang
"Wanita cantik, lihatlah kamu yang begitu cantik, pastinya kamu juga memiliki orang yang kamu sukai bukan?" Tanya Lisa lagi. Dia melihat penampilan Nona dari keluarga kaya seperti Devina yang cantik dan manis, sehingga dia bertanya dengan santai.Setelah mendengar kata-kata Lisa, Devina sedikit terkejut dan melamun sejenak. Dia memiliki orang yang disukainya, tetapi dia sama sekali tidak sebanding dengan latar belakang dari keluarga orang itu, apalagi orang itu terus membujuknya untuk menyerah."Dia secara alami memiliki orang yang dia sukai, apalagi orang yang dia sukai adalah Tuan muda dari keluarga kaya. Bos dari perusahaan mobil Ferrari pun harus bersikap hormat saat bertemu dengan orang itu, hanya saja orang itu tidak..." Saat melihat Devina terdiam, Sahira membantunya untuk berbicara, tetapi saat berbicara sampai di sini, Sahira tidak tahan untuk meneruskannya dan hanya berkata."Hari ini, Devina datang untuk bertemu dengan orang yang dia sukai.""Ternyata begitu ..." Lisa telah
"Devina." Kevin memanggilnya.Devina baru saja berbalik perlahan dan menatap wajah Kevin. Devina malah telah terkejut sesaat. Dia menatap Kevin dengan tenang. Di dalam tatapannya penuh dengan perasaan rindu, benci, enggan dan tak berdaya, tetapi lebih banyak adalah perasaan cinta yang dalam."Ternyata orang yang disukai oleh wanita cantik itu adalah seorang pecundang." Saat ini, pria tinggi di dalam semak-semak menatap Kevin dan bergumam pelan."Kamu juga pecundang, apa hakmu untuk meremehkan pecundang?" Lisa mencibir pada pria tinggi itu dan sekaligus melirik ke arah danau sana. Saat dia menatap Kevin, dia langsung terkejut.Bagaimana mungkin itu adalah dia? Bagaimana mungkin itu adalah dia? Lisa bergumam di dalam hatinya dan berpikir Kevin berbohong pada dirinya sendiri, bahwa dia tidak ingin berkencan di jam 9 karena takut dia tidak bisa bangun. Saat ini, hati Lisa terasa sakit.Ternyata dia datang berkencan dengan Devina itu di jam 9! Saat ini, di dalam hati Lisa penuh dengan kecu
"Jika ada seorang gadis yang sangat mencintaimu, lalu dia sengaja mengajak orang untuk berakting dan membiarkanmu menyelamatkannya agar kamu jatuh cinta padanya, tetapi kamu juga tidak peka, apakahkamu akan menerima pengakuan darinya kepadamu?" Tanya Devina lagi. Dia ingin bertanya demi Lisa dan juga dirinya sendiri."Tidak akan, aku sudah bilang, bahwa di dalam hatiku hanya bisa ditempati oleh satu orang saja." Kevin menggelengkan kepalanya.Devina melirik Lisa dengan tenang dan berharap Lisa tidak begitu sia-sia setelah mendengar kata-kata dari Kevin. Lisa menggelengkan kepalanya. Dia masih mengira, bahwa orang yang disukai oleh Kevin adalah dirinya."Jika kamu bertemu denganku lebih dulu daripada Elmira, apakah kamu akan menyukaiku?" Ketika Kevin mengucapkankalimat "Banyak hal yang tidak sesuai keinginan hati", Hati Devina sudah tenang. Dia hanya ingin membutuhkan jawaban untuk beberapa pertanyaan di dalam hatinya."Aku tidak tahu." Kevin sedikit bingung, tetapi dia selama ini ti
"Gadis cantik, pergilah ke hotel dan bersenang-senang bersamaku." Pria tinggi itu masih berakting untuk menganiaya Lisa dengan serius. Dia melihat Kevin pergi tanpa menoleh ke belakang, kemudian memanggil Kevin dengan keras."Hei, aku ingin membawa wanita cantik ini pergi ke hotel, lalu membiarkan dia berguling-guling di atas ranjang bersamaku ...""Ada apa ini, aktingku sudah terlihat bagus." Setelah pria tinggi itu melihat sosok bayangan Kevin sudah menghilang, dia benar-benar merasa bingung."Lisa, aku sudah menutupi mulutmu sampai tidak bisa bernafas, mengapa anak itu masih tidak begitu peka?""Plak!" Ketika pria tinggi itu hendak melepaskan Lisa, Lisa langsung menampar wajahnya. Orang itu benar-benar tidak bisa melihat, dirinya sendiri hendak ingin menanyakan situasinya pada Kevin tadinya, tetapi orang itu malah menutupi mulutnya dengan rapat, yang membuatnya tidak bisa mengeluarkan sedikit suara pun."Plak!" Setelah Lisa selesai menampar pria tinggi itu, pria tinggi itu langsung
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan