Share

Bab 12 Masih Sakit

Author: Jiriana
last update Last Updated: 2024-05-02 00:01:08

“Kamu gak suruh saya masuk?”

Nindy tidak langsung menjawab, melainkan berpikir selama beberapa saat. Dia belum pernah membawa tamu pria masuk kecuali Dimas, karena itu dia merasa ragu untuk mempersilahkan Billy masuk ke rumah sewanya. Agak canggung rasanya jika hanya ada mereka berdua di rumah itu, terlebih keduanya tidak memiliki hubungan apa pun.

“Kenapa diam? Takut pacar kamu marah?” tanya Billy lagi sambil menelisik wajah Nindy.

Nindy menarik senyuman kakunya, lalu berkata, “Maaf, Pak. Saya cuma terkejut Bapak ke sini.”

“Kamu yang suruh saya untuk ke sini," ucap Billy dengan wajah datar.

Diam-diam Nindy merutuki kebodohannya. Sebenarnya dia tidak benar-benar meminta Billy untuk datang ke rumahnya. Dia mengatakan itu pada Billy agar bosnya itu percaya dengan ucapannya. Dia tidak menduga kalau Billy akan benar-benar datang ke rumahnya.

Karena merasa lemas pusing, Nindy memutuskan untuk membiarkan Billy masuk. “Kalau gitu, silah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu itu Nindy dn Billy sama2 gengsi dn egois sama2 sok g mau saling ngalah merasa diri nya bener .kmu hrs ngomong berdua tuk tidak salah faham dn saling dendam .Billy masi sangat mencintaimu juga kmu juga masi sangat mencintai Billy ..
goodnovel comment avatar
Teteng yeni
up lagi donggg.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 13 Pingsan

    Tidak ada satu pun orang di ruangan itu. Nindy tampak linglung sesaat, setelah itu memegang wajahnya ketika merasakan sesuatu yang aneh menempel di pipi kirinya.Nindy nampak tertegun selama beberapa detik, sebelum akhirnya melirik ke arah jam yang ada di layar ponselnya. Sudah setengah 9 pagi, tapi tidak ada satu pun orang di ruangannya. Padahal, jam kantor dimulai pukul 8 pagi. Dia ternyata tertidur cukup lama, tapi kenapa tidak ada satu pun orang yang membangunkannya."Kemana perginya semua orang di sini? Apa mereka gak ada yang kerja?" gumam Nindy dalam hati.Nindy kembali membenamkan wajahnya di meja karena masih merasa pusing. Tubuhnya masih panas, Nindy memutuskan untuk beristirahat sebentar lagi. Baru saya akan memejamkan matanya, seseorang masuk ke ruangan. Nindy pun refleks mengangkat kepala dan menatap ke arah pintu. "Udah bangun?" Denis baru saja memasuki ruangan langsung bertanya ketika melihat wajah bingung Nindy."Iyaa, kenapa gak ada orang, Den?"Denis tersenyum, mengh

    Last Updated : 2024-05-03
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 14 Menjaga di Rumah Sakit

    Saat pertama kali membuka mata, pandangan Nindy langsung tertuju pada langit-langit putih di atas, bersamaan dengan itu tercium aroma disenfektan yang kuat di ruangan itu."Kamu udah sadar?"Nindy seketika menoleh ke samping ketika mendengar suara berat yang sangat dia kenali."Kenapa Bapak ada di sini" Nindy nampak terkejut ketika melihat keberadaan Billy di sampingnya. "Saya yang antar kamu ke sini. Tadi kamu pingsang di dekat ruangan saya."Setelah mendengar itu, Nindy seketika mengedarkan pandangannya ke sekitar, lalu berusaha bangkit dari tidurnya, kemudian meninggikan sandaran kepala. Setelah posisi tubuhnya setengah berbaring, Nindy berusaha untuk mengingat kejadian sebelum pandangannya menggelap. Seingatnya, dia akan ke ruangan Billy sebelum pandangannya menjadi gelap. Saat itu, dia merasakan tubuh tidak lagi seimbang dan serasa melayang. Ternyata, dia pingsan setelah itu. Mungkin Billy menemukannya tergeletak di lantai. Itu sebabnya, pria itu yang mengantarnya ke rumah saki

    Last Updated : 2024-05-04
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 15 Salah Sangka

    "Ka-kamu mau apa?" tanya Nindy dengan wajah pucat ketika melihat Billy memajukan tubuhnya.Nindy semakin beringsut ke belakang saat Billy semakin mendekat ke arahnya. Sementara Billy hanya diam sambil membungkukkan tubuhnya ke arah Nindy, hingga wajah mereka berada di jarak yang sangat dekat.Nindy semakin panik. Dengan gugup, dia menahan napasnya ketika merasakan hembusan napas hangat Billy menyapu wajahnya. "Billy, kamu jangan macam-macam."Tepat ketika Nindy mengatakan itu, terdengar bunyi pengait sabuk pengaman dilepas. Nindy seketika menoleh ke arah kanan. Ternyata, hanya membantunya melepas sabuk pengamannya. Ketika menyadari itu, wajah Nindy langsung memerah. Dia pikir tadi Billy ingin ..."Kenapa diam? Gak mau turun?" Suara Billy mengembalikan kesadaran Nindy, seketika itu juga dia sudah mengangkat kepalanya dan melihat Billy sudah berada di posisinya yang semula, namun tatapan masih tertuju padanya."Mau ikut pulang sama saya ke hotel?" lanjut Billy lagi melihat Nindy bergemi

    Last Updated : 2024-05-05
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 16 Jadi Barang Taruhan

    “Diam di sini. Jangan jauh-jauh dari saya.” Tatapan keduanya bertemu dengan jarak yang sangat dekat. Debaran jantung Nindy semakin tidak karuan saat Billy menatapnya dengan lekat. “Saya tidak bisa melihat laporan yang kamu buat kalau kamu duduk jauh dari saya,” tambah Billy lagi, takut Nindy salah mengartikan ucapannya tadi.“Maaf,” ucap dengan wajah memerah. Bisa-bisanya dia merasa salah tingkah hanya karena ucapan Billy tadi. Padahal, Billy sudah menjelaskan mengenai alasan dari tindakannya tadi.Setelah itu, tidak ada percakapan apa pun antara mereka berdua, Nindy sibuk dengan pekerjaannya, sementara Billy sibuk dengan ponselnya. Hanya sesekali dia terlihat mengecek pekerjaan Nindy. Meskipun sejak tadi Nindy terlihat fokus pada pekerjaannya, tapi nyatanya fokusnya terbagi menjadi dua, pada pekerjaannya dan pada pria yang berada di sampingnya. Sedari tadi pria di sampingnya itu terlihat sibuk mengetik sesuatu di layar ponselnya. Bahkan, beberapa kali ponselnya berdering. Namun, t

    Last Updated : 2024-05-06
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 17 Kecurigaan Denis

    "Kamu tahu dari mana, Shel?""Dari sepupu aku. Dia kenal dekat sama Billy. Dia juga ikut dalam taruhan itu."Nindy langsung terduduk di atas closet dengan wajah pucat pasi. Sementara suasana diluar menjadi semakin heboh. Keempat yang sedang berada di luar bilik toilet melanjutkan obrolan mereka dengan antusias."Nindy memang cantik, tapi masih banyak lebih cantik dari dia. Lagian, yang suka sama Billy juga banyak dan cantik semua. Gampang banget kalau Billy mau dapatin yang lebih dari Nindy.""Tapi, aku liat Billy perhatian banget sama Nindy. Dia juga selalu bersikap lembut sama Nindy dan gak pernah ngerespon cewek yang suka sama dia. Kayaknya dia memang sayang banget sama Nindy." "Itu cuma topeng aja. Billy gak pernah cinta sama Nindy. Dia itu cuma sandiwara demi dapetin Nindy."Nindy langsung membekap mulutnya dengan kedua tangannya setelah mendengar itu. Air matanya pun jatuh begitu saja tanpa bisa dia cegah.Dia sangat terkejut ketika mendengar perkataan perempuan-perempuan itu.

    Last Updated : 2024-05-06
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 18 Wanita yang Disukai Billy

    Melihat Denis menjeda ucapannya, Nindy jadi tidak sabar untuk mendengar kelanjutannya. "Sedang apa?"Denis terdiam sesaat, kemudian menjawab pertanyaan Nindy dengan senyuman yang dibuat-buat, "Aku pernah liat dia mandangi kamu terus waktu di parkiran."Padahal, bukan itu yang ingin Denis beritahukan pada Nindy. Dia tidak ingin memberitahu yang sebenarnya pada Nindy karena ingin memastikan lebih dulu dugaannya apakah benar atau tidak."Aku kira apaan." Nindy menggeser piring miliknya, lalu meminum es jeruknya."Kenapa muka kamu kayak lesu gitu, capek?" tanya Denis ketika melihat Nindy ceria seperti biasanya. Bahkan, dia terlihat tidak bersemangat sejak tadi. "Atau kamu masih sakit?""Gak. Cuma lagi males ngapa-ngapain."Padahal, pikirannya terganggu sejak dia mendengar nama Shela disebut oleh Angga. Nama itu berhasil mengusik ketenangannya. Tidak bisa dipungkiri olehnya kalau dia masih merasakan kekecewaan jika mengingat masa lalu."Kemarin, aku lihat Pak Billy panik waktu liat kamu pi

    Last Updated : 2024-05-07
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 19 Saling Melukai

    "Nindy pulang sama saya, Pak." Suara itu adalah suara Billy. "Kami sudah janjian pulang bersama." Nindy membulatkan matanya, lalu melayangkan tatapan tajam pada Billy. Bisa-bisanya pria itu berbohong pada Pak Edwin. Padahal, tidak ada obrolan apa pun di antara mereka sebelum dirinya keluar dari ruangan Billy tadi. "Maaf, Pak Billy. Saya gak tahu. Kalau begitu saya duluan, Pak.." Billy hanya mengangguk sambil berjalan mendekati Nindy. "Nin, saya duluan, ya?" pamit Pak Edwin pada Nindy. "Iya, Pak." Setelah mobil Pak Edwin pergi, Nindy langsung menoleh pada Billy dan memberikan tataoab menusuk pada pria itu. "Kenapa kamu bilang gitu sama Pak Edwin? Gimana kalau dia mikir yang gak-gak sama kita?" Billy tersenyum miring melihat wajah kesal Nindy. "Saya memang mau antar kamu pulang," jawab Billy enteng. "Ada yang mau saya diskusikan sama kamu." "Tapi, saya gak—" "Cepat ikut saya. Saya buru-buru." Kalau saja Billy tidak memiliki pengaruh besar di kantornya, sudah pasti Nindy akan to

    Last Updated : 2024-05-08
  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 20 Taruhan Membawa Luka

    “Bukannya itu mantan kamu?” Dimas langsung bertanya pada Nindy setelah keduanya duduk di ruangan tamu. "Kenapa dia di sini? Kalian balikan lagi?""Gak," jawab Nindy cepat. "Tahu dari mana kalau dia mantan aku?” Nindy mendaratkan punggungnya di sandaran sofa dengan wajah lelah.Dimas adalah sepupu Nindy. Dia anak dari kakak Ibu Nindy. Billy tidak tahu kalau Dimas adalah sepupu Nindy. Waktu mereka menjalin hubungan dulu, Nindy memang belum pernah mengenalkan Dimas pada Billy, karena dia tinggal di Bandung. Jadi, keduanya tidak pernah bertemu dan Billy tidak mengetahui hubungan keduanya.“Aku pernah melihat galeri foto kamu, ada fotonya di sana,” ungkap Dimas.Hanya ada satu pria yang ada di galeri foto ponsel Nindy saat dia tidak sengaja membuka galeri di ponselnya. Saat itu, Dimas ingin mengirim foto mereka berdua ketika wisuda dan dia tidak sengaja melihat foto Billy di wallpaper ponsel Nindy dan saat membuka galeri foto, banyak foto Nin

    Last Updated : 2024-05-08

Latest chapter

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Kabar Bahagia-End)

    "Menantu Anda tidak sakit, tapi dia sedang hamil," jawab Dokter wanita itu dengan senyuman tipis. "Hamil?" ulang Amara dengan wajah tercengang. "Maksud Dokter, ada calon cucu saya di perut menantu saya?" Meski dia sudah menduga kalau menantunya hamil, tapi Amara tetap terkejut ketika mendengar langsung berita baik itu dari mulut sang dokter. "Benar sekali." Nindy yang sejak tadi mendengar itu, tampak mengusap perutnya dengan lembut sambil tersenyum bahagia. Bagaimana tidak bahagia, dirinya bisa langsung hamil setelah pulang dari berbulan madu, sementara kakak iparnya belum hamil sampai sekarang. Padahal, dia sangat berharap bisa segera hamil setelah menikah. "Untuk memastikannya, silahkan langsung melakukan pemeriksaan USG dengan Dokter Obgyn." Setelah tiba di rumah sakit, Amara langsung membawa Nindy ke IGD. Sebenarnya, dia sudah curiga sejak awal kalau menantunya sedang hamil setelah putranya bercerita kalau sudah beberapa hari Nindy tidak napsu makan dan pagi tadi mengal

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Terakhir)

    "Sayang, berhenti. Jangan main-main." Billy mencoba memperingatkan Nindy sejak tadi terus memainkan jemari lentiknya di dada bidangnya. Saat ini keduanya sedang berbaring di ranjang dengan posisi Billy bertelanjang dada menghadap ke langit-langit, sementara Nindy sedang berbaring miring menghadap Billy dengan mengenakan pakaian tidur tipis dan seksi "Aku cuma mau pegang, memangnya nggak boleh?" Billy memejamkan mata sambil menarik napas panjang dan mengembuskannya secara perlahan saat merasakan tangan Nindy semakin turun ke bawah. "Boleh, tapi jangan lama-lama. Nanti kamu menyesal." Nindy mengabaikan peringatan Billy dan semakin berani meraba tubuh sang suami. "Sayang, cukup." Nindy seketika menghentikan gerakan tangannya ketika tiba di otot perut Billy. "Kamu nggak suka aku pegang badan kamu?" Sebisa mungkin Billy berkata dengan pelan agar tidak menyinggung perasaan sang istri. "Nggak, Sayang. Aku suka, tapi ini untuk kebaikan kamu. Kamu sendiri yang rugi kalau terus memancin

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 4)

    "Sayang, kamu berdiri di sana, nanti aku foto," tunjuk Billy pada latar bangunan berwarna putih yang memiliki kubah warna biru. Saat ini keduanya sedang berada di Thira atau lebih dikenal dengan Santorini. Thira atau Santorini adalah pulau vulkanik yang berada di antara Pulau Ios dan Anafi, Yunani. Santorini terletak di Kepulauan Cyclades sekitar 200 km dari daratan Yunani. Di pulau ini, sangat terkenal dengan sejarah gunung meletus serta keindahan bangunan-bangunan putih dan gereja berkubah biru yang berada di pinggir tebing atau di bangun di atas lereng kaldera yang berada di kota Oia. "Aku nggak mau foto sendirian, maunya sama kamu." Ketika mendengar itu, Billy tidak tahan untuk menggodanya. "Sekarang, kayaknya kamu nggak bisa jauh-jauh dari aku, maunya nempel terus. Aku pergi ke mana, selalu aja mau ikut. Kamu begitu, apa karena takut suami kamu diambil orang?" "Jangan ngeledek terus. Cepetan, ke sini atau aku nanti aku foto sama orang lain." "Jangan coba-coba atau aku lempar

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 3)

    "Sayang, ayo kita berenang di bawah," ajak Nindy sambil menghampiri Billy yang sedang duduk bersantai di bawah payung pantai yang berada di pinggir kolam. "Kamu duluan aja, Sayang. Nanti aku nyusul." "Aku nggak mau berenang sendirian." "Aku istirahat sebentar, ya? Aku masih capek." Bagaimana tidak capek, kemarin dia habis menggempur Nindy hingga malam, lalu dia lanjutkan lagi menjelang pagi. Setelah itu, dia menemani Nindy bermain jet ski hingga pukul 9 pagi, kemudian bermain banana boat, parasailing hingga pukul 12 siang. Setelah makan siang, mereka berjalan-jalan di sekitar pulau sampai menjelang pukul 2 siang, kemudian pulang dan berendam bersama sambil menikmati pemandangan di luar. Jika dihitung-hitung, dia hanya beristirahat selama setengah jam. "Sebentar aja Sayang nanti habis berenang kamu bisa istirahat." Nindy meraih tangan Billy dan mencoba untuk menariknya, tapi sang suami tidak bergerak sedikit pun. "Nanti aku nyusul, Sayang. Aku liatin kamu dulu dari sini." "Ya, u

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu Part 2)

    "Bagus banget pemandangannya." Mata Nindy tampak berbinar ketika melihat pemadangan bintang dari tempat tidurnya. Saat ini, dia dan Billy sedang berbaring di ranjang sambil menikmati pemandangan bintang di malam hari. Kebetulan sekali kamar mereka dilengkapi dengan atap kamar yang bisa dibuka tutup secara otomatis menggunakan tombol. "Rasanya aku pengen tinggal di sini terus." Billy yang sedang berbaring miring menghadap sang istri yang sedang tidur terlentang seketika tersenyum. "Nanti kita ke sini lagi kalau aku ada waktu." "Beneran?" tanya Nindy seketika memiringkan tubuhnya ke arah Billy. "Iya, Sayang." Nindy pun tersenyum. "Besok kita mau ke mana lagi?" Seharian ini, mereka sudah melakukan banyak hal. Snorkling, berjalan-jalan, bersepeda di sekitar resort, bermain air di pantai sampai sore hari, kemudian melakukan spa di resort tersebut. Malam harinya, mereka makan malam romantis di gedung utama resort. "Besok istirahat aja di kamar. Sorenya baru kita jalan-jalan

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Extra Part (Bulan Madu di Soneva Jani)

    "Sayang, bangun. Ini sudah pagi."Billy sedang duduk di tepi ranjang kembali memberikan kecupan singkat di pipi sang istri yang masih terlelap sejak siang hingga 7 sore hari. Sejak tadi, dia sudah berusaha untuk membangun Nindy dengan memberikan kecupan-kecupan ringan di wajahnya, tapi sang istri tidak terpengaruh sedikit pun.Sore kemarin, mereka baru saja tiba di penginapan Soneva Jani yang terletak di pulau Medhufaru. Nindy yang kelelahan akibat perjalanan jauh langsung tertidur setelah makan malam bersama dengan Billy dan belum terbangun hingga kini. Padahal, dia bilang ingin berenang sambil melihat matahari terbit."Jam berapa ini?" tanya Nindy dengan suara serak.Akhirnya, dia membuka mata setelah dibangun selama kurang lebih 15 menit oleh Billy. Meski sudah terbangun, tapi matanya belum terbuka dengan sempurna."Jam 7 pagi, Sayang," jawab Billy lembut sambil merapihkan anak rambut sang istri yang menutupi sebagian matanya. "Kamu masih ngantuk?"Nindy menggeleng lemah. "Nggak. C

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 148 Rencana Bulan Madu (Tamat)

    Baru saja Dimas memasuki lift untuk turun ke lantai bawah, tiba-tiba saja ada seorang wanita ambruk di depannya. Sebelum wanita itu sempat terjatuh di lantai, Dimas sudah lebih dulu menangkap tubuh wanita itu dan menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Selain Dimas dan wanita itu, ada seorang pria juga yang berada di dalam lift."Nona, ada apa denganmu?" tanya Dimas sambil menepuk wajah wanita yang sudah menyandarkan kepala di bahunya."Maaf, ini teman saya. Dia lagi sakit. Biar saya yang bawa dia."Pria yang berada satu lift dengan mereka akhir membuka suara setelah pintu lift tertutup.Saat pria itu akan menyentuh wanita itu, Dimas segera mencengkram tangannya dengan tatapan tajam. "Kau mau berbuat apa dengan wanita yang sedang pingsan?"Pria tinggi berkulit sawo matang yang mengaku sebagai teman wanita itu tampak tidak senang mendengar ucapan Dimas. "Dia temanku. Jadi, apa masalahmu?""Bagaimana aku bisa tahu kalau kau memang temannya? Bisa saja kau mengaku-ngaku. Aku tidak bisa membi

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 147 Tidak Mencintaimu

    "Di mana Nindy?" tanya Angga setelah Billy duduk di kursi depannya.Siang ini Billy bertemu dengan Angga di restoran hotel tempatnya menginap. Di sana jugalah nanti dia akan bertemu dengan teman-temanya yang berasal dari Singapore."Lagi tidur."Angga seketika tersenyum mendengar itu. "Masih jam 10 pagi, tapi dia udah tidur?Sepertinya kau habis menggempurnya habis-habisan semalam sampai membuatnya kelelahan seperti itu."Bukannya marah diolok-olok oleh Angga, Billy justru menanggapi dengan santai, "Nggak ada yang salah dengan itu. Dia udah resmi menjadi istriku.""Tapi, setidaknya tahan dirimu sedikit. Dia pasti lelah setelah melewati resepsi pernikahan yang panjang. Seharusnya, biarkan dia beristirahat dulu sehari, setelah itu kau bisa melakukannya.""Aku nggak bisa menahannya.""Tapi, selama ini kau berhasil menahannya, bahkan sampai 6 tahun. Kau juga tidak pernah terpengaruh dengan Shela yang sudah berkali-kali menggodamu.""Tidak bisa jika Nindy orangnya," jawab Billy santai, "jan

  • Mantan Kekasihku Menjadi Bosku   Bab 146 Mempersiapkan Diri

    "Sayang, kamu yakin mau sarapan bersama?" tanya Billy sambil menghampiri Nindy yang sedang mengeringkan rambut di depan cermin kamar mandi dengan menggunakan hairdryer."Iya, nggak enak kalau nggak ikut sarapan.""Memangnya kamu bisa jalan?" Billy melingkarkan tangan di perut istrinya sambil menatapnya dari pantulan cermin setelah Nindy mematikan pengering rambut yang ada di tangan kanannya."Bisa, tapi pelan-pelan." Setelah itu, Nindy membalik tubuhnya menghadap Billy."Kalau nggak bisa, jangan dipaksa, Sayang. Lebih baik sarapan di kamar aja. Mereka juga pasti maklum, kita, kan, pengantin baru.""Ini salah kamu. Katanya cuma sebentar, tapi ternyata keterusan."Billy terkekeh pelan melihat wajah cemberut istrinya. "Maaf, Sayang. Kamu tahu sendiri, aku udah menahannya sejak lama. Ini aja aku masih sedikit menahan diri karena kasihan sama kamu.""Menahan diri apanya, kamu jangan bercanda. Badan aku sakit semua karena ulah kamu."Billy kembali terkekeh pelan. Setelah tawanya mereda, dia

DMCA.com Protection Status