Kendrick menyampaikan janji dengan penuh tekad saat ia menghadapi tantangan yang dihadapinya."Di antara dua kemungkinan itu, aku tidak akan membiarkan rencana busuknya itu terjadi, Sayang. Aku pastikan itu," tegasnya, memastikan bahwa ia tidak akan membiarkan Luna berhasil mengganggu hubungannya dengan Cassandra.Cassandra mengulas senyumnya, merasakan dukungan dan kepercayaan dari Kendrick."Ya, Kendrick. Sebaiknya kau fokus saja pada orang yang mengikuti kita tempo hari lalu. Apakah kau sudah mendapat jawabannya?" tanyanya, mencoba meredakan ketegangan dengan membahas masalah lain.Kendrick mendekati Cassandra, menunjukkan rasa dekat dan dukungan yang tak tergoyahkan."Aku akan segera menemukan orang itu, Sayang. Maafkan aku karena kau harus terlibat dalam masalahku seperti ini. Aku berjanji, akan melindungimu apa pun yang terjadi," ucapnya dengan penuh penyesalan atas situasi yang membuat Cassandra terlibat.Cassandra menghela napasnya,
Helena duduk di samping Luna, wajahnya penuh dengan keingintahuan. "Lalu, apa lagi yang akan kau lakukan demi mencuri perhatian Kendrick?" tanya dia, ingin mengetahui rencana selanjutnya Luna.Luna menghela napasnya panjang, merenung sejenak sebelum menjawab, "Karena hal konyol yang aku lakukan ini sudah gagal, maka aku akan membuat Kendrick tertarik padaku dengan mencoba melamar di kantornya. Dengan begitu, aku bisa bertemu dengannya setiap hari."Helena mengangkat alisnya, mengekspresikan keraguan. "Apakah kau yakin, rencana gilamu yang kedua ini akan berjalan dengan lancar? Jika ternyata kau ditolak, apa yang akan kau lakukan lagi?" tanyanya, mempertimbangkan kemungkinan buruk.Luna tersenyum dengan percaya diri, "Aku bisa menjadikan ini sebagai alasan karena telah membuatku celaka. Hebat bukan, ideku?" ucapnya sambil tersenyum bangga atas strateginya.Helena mengangguk dengan malas, meskipun masih meragukan rencana Luna. "Ya, sangat hebat. Tapi, kau h
Pagi itu, suasana di ruang keluarga terasa hening. Cassandra duduk tegak di sofa, matanya terfokus pada Kendrick yang duduk di depannya, sementara Kendrick, yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, akhirnya menyadari tatapan istrinya yang tajam.Kendrick mengangkat kepalanya dengan lembut, "Ada apa, Sayang? Ada yang ingin kamu sampaikan?"Cassandra menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Apakah kau sudah mendapatkan informasi dari Luna yang bisa merugikan hubungan kita?"Kendrick merespons dengan menghela napas panjang, "Untuk saat ini belum. Helena pulang begitu Arch memasang penyadap di sana. Dan sepertinya Luna belum bangun dari tidurnya."Cassandra mengangguk perlahan, menyerap informasi tersebut. "Jika kau menemukan percakapan yang kita duga sebelumnya, apa yang akan kau lakukan?" tanyanya lagi, matanya menatap tajam pada Kendrick."Tentu saja aku akan membuatnya menyesal," jawab Kendrick tanpa ragu.Cassandra memandang suaminy
Kendrick duduk tegang di meja kerjanya, kepalanya terasa berat dipenuhi dengan berbagai pikiran.Dalam keheningan ruangan, dia menekan tombol telepon di meja kerja Serly, sekretarisnya, agar masuk ke dalam ruangannya.Tak lama kemudian, Serly masuk dengan cepat, wajahnya penuh kekhawatiran saat melihat Kendrick yang terlihat tegang.“Tuan? Apa yang terjadi? Apakah dua orang itu tengah melakukan sesuatu?” tanya Serly dengan suara cemas, mencoba mencari tahu penyebab kegelisahan bosnya.Kendrick mengangkat pandangannya, matanya memandang Serly dengan ekspresi yang serius.“Ya, lebih gila dari yang aku kira. Luna ingin masuk ke kantorku dan berpura-pura ingin menjadi karyawan di sini. Dia benar-benar ingin melancarkan aksinya, Serly,” ucap Kendrick, suaranya terdengar tertekan.Serly menggelengkan kepala dengan tidak percaya. “Astaga. Wanita itu benar-benar berhati iblis. Saya tidak menyangka jika kecelakaan yang d
Luna merasa dunianya runtuh saat mendengar Serly menolak permintaannya. "Kau … menolak permintaanku?" teriaknya dengan suara gemetar, seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar.Serly mengangguk, memberikan penegasan bahwa dirinya benar-benar menolak permintaan Luna tadi. Wajahnya tegar, mata menatap tajam ke arah Luna, siap untuk menjelaskan keputusannya.“Dengar baik-baik, Nona Luna,” ucap Serly dengan suara mantap, tatapan matanya menembus hati Luna.“Bukan berarti Anda bisa melakukan apa saja karena bos kami telah melakukan kesalahan pada Anda. Kami memiliki value sebelum menerima karyawan di perusahaan kami sebab perusahaan milik Tuan Kendrick ini bukan perusahaan abal-abal," jelas Serly, suaranya penuh dengan keberanian.“Maka dari itu, tindakan Anda sangat salah jika berniat ingin memanfaatkan kesalahan yang telah bos kami lakukan kepada Anda. Maka dari itu, jangan terlalu berharap penuh, agar tidak kecewa banyak," lanjutnya, mengungkapkan alasan di balik penolakan tersebut.
Jovan mengangkat tangannya sebagai tanda meminta Luna untuk menunggu sejenak, ekspresinya penuh kebingungan.“Wait, wait,” katanya dengan nada yang bergetar. “Aku masih belum paham dengan apa yang kau katakan itu, Luna. Kenapa kau berubah pikiran seperti ini, huh?” tanyanya, mencoba memahami perubahan sikap Luna.Luna menatap Jovan dengan tatapan tajam, tangannya terlipat di depan dada. “Kau masih ingin kembali pada Cassandra atau tidak?” tanyanya, memotong pertanyaan Jovan dengan tegas.Jovan merenung sejenak sebelum menjawab, “Masih. Orang tuaku bahkan kakakku juga terus mendesakku agar aku bisa merebut Cassandra dari Kendrick,” ucapnya dengan suara yang terdengar ragu.“Kalau begitu, kita harus bekerja sama,” tegas Luna, mengungkapkan rencananya dengan mantap.Jovan menaikkan alisnya, ekspresinya penuh dengan keheranan. “Kerja sama?” ulangnya, mencari kejelasan dari ucapan Luna.“Ya, kerja sama. Aku sangat peduli padamu sejak lama, bukan? Bahkan kau juga yang menginginkan perceraia
“Hah? Aku tidak salah dengar? Kau ingin ikut ke pesta yang hanya diperuntukkan bagi kaum berduit seperti kami? Jangan bermimpi, Cassandra!” Cassandra tersentak mendengar ucapan kakak tertua dari suaminya itu.Penuh cemoohan, seolah dirinya tak layak. Padahal, ada sesuatu yang harus dilakukannya di pesta itu.Gadis itu sontak melihat ke arah sang suami--mencari pembelaan.Namun, Jovan Attrick malah mengatakan kalimat yang menyakiti hatinya. “Tidak bisa. Kuotanya sudah penuh. Kau harus memiliki undangan baru jika ingin ikut,” jawabnya dingin.“Sudahlah, Cassandra. Kau ikut saja dengan kami ke mall, untuk membeli beberapa gaun yang harus kami kenakan. Setidaknya kau bisa membeli baju baru untuk dirimu sendiri.” Agnes, kakak Jovan, lagi-lagi berkata dengan nada tak bersahabat.Tubuh Cassandra gemetar.Rasanya, dia ingin memberontak.Sebab, sejak menikah dengan Jovan, tak pernah sekalipun ia menolak apapun yang diperintahkan oleh keluarga suaminya.Namun, semakin lama, mereka semakin m
Malam itu, suasana di 'The Golden Hotel' begitu meriah. Sorak-sorai tawa dan gemerlap cahaya lampu memancar di setiap sudut ruangan, menyelimuti pesta istimewa yang mencerminkan kemegahan dan kemewahan hotel ternama di kota ini.Di tengah keriuhan tersebut, tiba-tiba pintu masuk hotel terbuka. Seorang wanita anggun memasuki ruangan, mengundang decak kagum dari para tamu.Cassandra Veronica, begitu menakjubkan, melangkah dengan elegan dan anggun. Gaun mewah yang membalut tubuhnya seolah menjadi magnet, menarik perhatian setiap mata yang hadir.Sejenak, ruangan itu terdiam, membiarkan kehadiran Cassandra menciptakan aura keanggunan yang luar biasa.Perhiasan yang menghiasi tubuhnya bersinar gemilang, menambah pesona pada penampilannya yang memukau. Tatapan kagum dan bisikan-bisikan tak terelakkan mengiringi langkahnya menuju pusat perhatian."Siapa wanita itu? Begitu memesona. Pasti ada cerita di balik kehadirannya," bisik seorang tamu kepada pasangannya."Aku tidak yakin. Tapi sepertin