Kendrick duduk tegang di meja kerjanya, kepalanya terasa berat dipenuhi dengan berbagai pikiran.
Dalam keheningan ruangan, dia menekan tombol telepon di meja kerja Serly, sekretarisnya, agar masuk ke dalam ruangannya.
Tak lama kemudian, Serly masuk dengan cepat, wajahnya penuh kekhawatiran saat melihat Kendrick yang terlihat tegang.
“Tuan? Apa yang terjadi? Apakah dua orang itu tengah melakukan sesuatu?” tanya Serly dengan suara cemas, mencoba mencari tahu penyebab kegelisahan bosnya.
Kendrick mengangkat pandangannya, matanya memandang Serly dengan ekspresi yang serius.
“Ya, lebih gila dari yang aku kira. Luna ingin masuk ke kantorku dan berpura-pura ingin menjadi karyawan di sini. Dia benar-benar ingin melancarkan aksinya, Serly,” ucap Kendrick, suaranya terdengar tertekan.
Serly menggelengkan kepala dengan tidak percaya. “Astaga. Wanita itu benar-benar berhati iblis. Saya tidak menyangka jika kecelakaan yang d
Luna merasa dunianya runtuh saat mendengar Serly menolak permintaannya. "Kau … menolak permintaanku?" teriaknya dengan suara gemetar, seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar.Serly mengangguk, memberikan penegasan bahwa dirinya benar-benar menolak permintaan Luna tadi. Wajahnya tegar, mata menatap tajam ke arah Luna, siap untuk menjelaskan keputusannya.“Dengar baik-baik, Nona Luna,” ucap Serly dengan suara mantap, tatapan matanya menembus hati Luna.“Bukan berarti Anda bisa melakukan apa saja karena bos kami telah melakukan kesalahan pada Anda. Kami memiliki value sebelum menerima karyawan di perusahaan kami sebab perusahaan milik Tuan Kendrick ini bukan perusahaan abal-abal," jelas Serly, suaranya penuh dengan keberanian.“Maka dari itu, tindakan Anda sangat salah jika berniat ingin memanfaatkan kesalahan yang telah bos kami lakukan kepada Anda. Maka dari itu, jangan terlalu berharap penuh, agar tidak kecewa banyak," lanjutnya, mengungkapkan alasan di balik penolakan tersebut.
Jovan mengangkat tangannya sebagai tanda meminta Luna untuk menunggu sejenak, ekspresinya penuh kebingungan.“Wait, wait,” katanya dengan nada yang bergetar. “Aku masih belum paham dengan apa yang kau katakan itu, Luna. Kenapa kau berubah pikiran seperti ini, huh?” tanyanya, mencoba memahami perubahan sikap Luna.Luna menatap Jovan dengan tatapan tajam, tangannya terlipat di depan dada. “Kau masih ingin kembali pada Cassandra atau tidak?” tanyanya, memotong pertanyaan Jovan dengan tegas.Jovan merenung sejenak sebelum menjawab, “Masih. Orang tuaku bahkan kakakku juga terus mendesakku agar aku bisa merebut Cassandra dari Kendrick,” ucapnya dengan suara yang terdengar ragu.“Kalau begitu, kita harus bekerja sama,” tegas Luna, mengungkapkan rencananya dengan mantap.Jovan menaikkan alisnya, ekspresinya penuh dengan keheranan. “Kerja sama?” ulangnya, mencari kejelasan dari ucapan Luna.“Ya, kerja sama. Aku sangat peduli padamu sejak lama, bukan? Bahkan kau juga yang menginginkan perceraia
Dua hari kemudian, Cassandra dan Kendrick bersiap untuk menghadiri acara pesta yang sangat dinanti-nantikan.Mereka berdua berdiri di depan cermin besar di kamar tidur mereka, memperhatikan setiap detail penampilan mereka.Cassandra memakai gaun merah menyala yang dipadu dengan aksesori emas yang memancarkan keanggunan. Kendrick, di sisi lain, mengenakan setelan jas hitam yang sesuai dengan elegansinya.Cassandra tersenyum melihat dirinya di cermin. "Bagaimana, Kendrick? Apakah aku terlihat baik?" tanya Cassandra dengan mata berbinarnya.Kendrick mendekatinya dan melingkarkan tangannya di pinggang Cassandra, matanya berbinar melihat kecantikan sang istri. "Kau terlihat luar biasa, Sayang. Bahkan, aku tak bisa bayangkan ada wanita lain yang bisa menyaingi pesonamu."Cassandra tersipu malu namun tetap memeluk Kendrick dengan hangat. "Terima kasih, Kendrick. Tapi, kau juga terlihat sangat tampan hari ini."Mereka tersenyum satu sama lain sebelum Kendrick mengecup lembut kening Cassandra.
Jovan tersenyum lembut, matanya memancarkan kejujuran yang menggugah hati. “Cassandra, aku mengerti kalau ini sulit dipercaya. Tapi, aku tidak akan melakukan ini jika aku tidak yakin dengan perasaanku padamu. Aku tulus, Cassandra. Aku tidak akan berbohong tentang ini.”Cassandra merasakan getaran emosional yang membingungkan dalam dirinya. Sebagian hatinya ingin percaya pada Jovan, sementara sebagian lagi merasa skeptis terhadap semua yang terjadi. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri."Jovan, aku tahu kau ingin kita kembali bersama. Tapi, aku tidak bisa begitu saja melupakan segalanya. Itu tidak adil bagiku atau bahkan bagimu."Jovan merenggangkan tangannya, membiarkan Cassandra bergerak menjauh. Namun, ekspresinya tetap penuh dengan kelembutan dan ketulusan."Cassandra, aku tidak akan memaksamu. Tapi, berikanlah aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku serius. Kita bisa melalui ini bersama-sama. Aku percaya padamu, pada kita."Cassandra mendengarkan kata-kata Jo
Kendrick kembali mendekati Cassandra yang masih terisak di sampingnya, mencoba memberinya dukungan lebih lanjut."Sayang, jangan menangis lagi. Kita akan selesaikan ini sama-sama. Aku tahu, ini sangat mengejutkan, dan aku juga tidak menyangka jika Jovan berani melakukan hal gila ini di depan umum," ucapnya dengan suara yang penuh dengan perhatian.Cassandra menutup matanya, mencoba mengatasi gelombang emosi yang menderanya. Kenangan akan kejadian tadi terus menghantui pikirannya."Ini benar-benar gila. Pria itu benar-benar membuatku geram," ucapnya lirih, suaranya gemetar oleh kebencian yang mendalam.Kendrick merasakan keputusasaan Cassandra, dan dia tidak bisa tidak merasa marah pada Jovan. Dia memeluk Cassandra dengan erat, mencoba memberinya sedikit ketenangan."Orang itu memang gila, Sayang. Kalau tidak gila, mana mungkin dia melakukan hal itu padamu," ucapnya dengan suara yang bergetar oleh kemarahan.Cassandra mengangguk lemah di dalam pelukan Kendrick, merasa lega memiliki sese
Di tengah keriuhan kantor, seorang staf mendekati Emme yang terlihat tengah tersesat dalam pikiran yang penuh dengan kekhawatiran.“Permisi, Nona. Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda,” ucapnya dengan hati-hati.Emme mengangkat kepalanya dengan ekspresi cemas. “Apa?” tanyanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban atas semua kekacauan yang sedang terjadi.Staf tersebut menyerahkan sebuah laporan yang isinya cukup membuat Emme terkejut. “Sebanyak dua puluh persen konsumen telah membatalkan pemesanan untuk produk terbaru yang akan diluncurkan minggu ini, Nona. Kami baru saja menerima data ini untuk dua hari terakhir.”Emme memejamkan matanya sejenak, mencoba meredakan gejolak emosinya. “Launching pun ditahan dulu sampai semuanya sudah kondusif. Jangan dulu beri tahu Cassandra mengenai penurunan penjualan ini. Bagaimana dengan data lama?” tanyanya dengan suara yang terdengar tegang.“Untuk data lama, kami baru menerima hasilnya lima puluh persen saja, Nona. Namun, dari lima pul
Di dalam ruang rapat yang hening, Arch mendekati Kendrick dengan sebuah laporan yang dia terima."Permisi, Tuan. Saya menerima banyak laporan dari orang ini. Konon, dia merupakan orang kepercayaan Jovan. Namun, dia dikhianati oleh orang itu karena lebih percaya pada orang lain," ungkapnya dengan serius.Kendrick mengangkat alisnya, menunjukkan ketertarikannya. "Apakah kau percaya padanya?" tanya Kendrick, matanya memandang tajam ke arah Arch, mencari kepastian.Arch mengangguk mantap. "Ya. Jacob punya urusan yang cukup penting dan membutuhkan uang banyak. Anda bisa mencari tahu tentang Jovan setelah bernegosiasi dengannya," jelasnya dengan yakin, percaya pada kemampuan Jacob untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.Kendrick menunjukkan ketertarikannya yang nyata untuk menggali lebih dalam tentang Jovan dari Jacob. Dia mengangguk singkat, menunjukkan persetujuannya.Tak lama kemudian, Arch membawa masuk Jacob, mantan kepercayaan Jovan yang diyakini bisa menjadi sumber informasi yang
Detik itu juga, rekaman yang menampilkan Luna dan Jovan tersebar ke seluruh media setelah Arch berhasil merekam momen tersebut.Dengan berpura-pura menjadi pramusaji, ia berhasil merekam adegan mereka di ruang VIP restoran yang telah dipesan oleh Jovan.Ketika Jovan telah pergi dan Luna tersisa sendirian, Arch dengan cepat mengambil botol anggur yang telah kosong, memastikan bahwa semua terdokumentasi.Di ruangan kontrol, Arch menyaksikan rekaman tersebut sambil menahan napas. Hatinya berdegup kencang ketika ia menyadari bahwa ini adalah bukti yang sangat penting untuk membongkar tipu daya Jovan dan Luna.‘Oh! Astaga. Ternyata itu semua hanya permainan Jovan agar bisa mengambil Cassandra kembali.’‘Aku tidak menyangka jika kita baru saja dibohongi oleh pria itu. Itu sangat menyebalkan!’‘Sejak awal pun aku sudah curiga pada pria itu. Dan ternyata benar. Ini semua hanya jebakan saja!’