Pagi itu, suasana di ruang keluarga terasa hening. Cassandra duduk tegak di sofa, matanya terfokus pada Kendrick yang duduk di depannya, sementara Kendrick, yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, akhirnya menyadari tatapan istrinya yang tajam.
Kendrick mengangkat kepalanya dengan lembut, "Ada apa, Sayang? Ada yang ingin kamu sampaikan?"
Cassandra menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Apakah kau sudah mendapatkan informasi dari Luna yang bisa merugikan hubungan kita?"
Kendrick merespons dengan menghela napas panjang, "Untuk saat ini belum. Helena pulang begitu Arch memasang penyadap di sana. Dan sepertinya Luna belum bangun dari tidurnya."
Cassandra mengangguk perlahan, menyerap informasi tersebut. "Jika kau menemukan percakapan yang kita duga sebelumnya, apa yang akan kau lakukan?" tanyanya lagi, matanya menatap tajam pada Kendrick.
"Tentu saja aku akan membuatnya menyesal," jawab Kendrick tanpa ragu.
Cassandra memandang suaminy
Kendrick duduk tegang di meja kerjanya, kepalanya terasa berat dipenuhi dengan berbagai pikiran.Dalam keheningan ruangan, dia menekan tombol telepon di meja kerja Serly, sekretarisnya, agar masuk ke dalam ruangannya.Tak lama kemudian, Serly masuk dengan cepat, wajahnya penuh kekhawatiran saat melihat Kendrick yang terlihat tegang.“Tuan? Apa yang terjadi? Apakah dua orang itu tengah melakukan sesuatu?” tanya Serly dengan suara cemas, mencoba mencari tahu penyebab kegelisahan bosnya.Kendrick mengangkat pandangannya, matanya memandang Serly dengan ekspresi yang serius.“Ya, lebih gila dari yang aku kira. Luna ingin masuk ke kantorku dan berpura-pura ingin menjadi karyawan di sini. Dia benar-benar ingin melancarkan aksinya, Serly,” ucap Kendrick, suaranya terdengar tertekan.Serly menggelengkan kepala dengan tidak percaya. “Astaga. Wanita itu benar-benar berhati iblis. Saya tidak menyangka jika kecelakaan yang d
Luna merasa dunianya runtuh saat mendengar Serly menolak permintaannya. "Kau … menolak permintaanku?" teriaknya dengan suara gemetar, seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar.Serly mengangguk, memberikan penegasan bahwa dirinya benar-benar menolak permintaan Luna tadi. Wajahnya tegar, mata menatap tajam ke arah Luna, siap untuk menjelaskan keputusannya.“Dengar baik-baik, Nona Luna,” ucap Serly dengan suara mantap, tatapan matanya menembus hati Luna.“Bukan berarti Anda bisa melakukan apa saja karena bos kami telah melakukan kesalahan pada Anda. Kami memiliki value sebelum menerima karyawan di perusahaan kami sebab perusahaan milik Tuan Kendrick ini bukan perusahaan abal-abal," jelas Serly, suaranya penuh dengan keberanian.“Maka dari itu, tindakan Anda sangat salah jika berniat ingin memanfaatkan kesalahan yang telah bos kami lakukan kepada Anda. Maka dari itu, jangan terlalu berharap penuh, agar tidak kecewa banyak," lanjutnya, mengungkapkan alasan di balik penolakan tersebut.
Jovan mengangkat tangannya sebagai tanda meminta Luna untuk menunggu sejenak, ekspresinya penuh kebingungan.“Wait, wait,” katanya dengan nada yang bergetar. “Aku masih belum paham dengan apa yang kau katakan itu, Luna. Kenapa kau berubah pikiran seperti ini, huh?” tanyanya, mencoba memahami perubahan sikap Luna.Luna menatap Jovan dengan tatapan tajam, tangannya terlipat di depan dada. “Kau masih ingin kembali pada Cassandra atau tidak?” tanyanya, memotong pertanyaan Jovan dengan tegas.Jovan merenung sejenak sebelum menjawab, “Masih. Orang tuaku bahkan kakakku juga terus mendesakku agar aku bisa merebut Cassandra dari Kendrick,” ucapnya dengan suara yang terdengar ragu.“Kalau begitu, kita harus bekerja sama,” tegas Luna, mengungkapkan rencananya dengan mantap.Jovan menaikkan alisnya, ekspresinya penuh dengan keheranan. “Kerja sama?” ulangnya, mencari kejelasan dari ucapan Luna.“Ya, kerja sama. Aku sangat peduli padamu sejak lama, bukan? Bahkan kau juga yang menginginkan perceraia
“Hah? Aku tidak salah dengar? Kau ingin ikut ke pesta yang hanya diperuntukkan bagi kaum berduit seperti kami? Jangan bermimpi, Cassandra!” Cassandra tersentak mendengar ucapan kakak tertua dari suaminya itu.Penuh cemoohan, seolah dirinya tak layak. Padahal, ada sesuatu yang harus dilakukannya di pesta itu.Gadis itu sontak melihat ke arah sang suami--mencari pembelaan.Namun, Jovan Attrick malah mengatakan kalimat yang menyakiti hatinya. “Tidak bisa. Kuotanya sudah penuh. Kau harus memiliki undangan baru jika ingin ikut,” jawabnya dingin.“Sudahlah, Cassandra. Kau ikut saja dengan kami ke mall, untuk membeli beberapa gaun yang harus kami kenakan. Setidaknya kau bisa membeli baju baru untuk dirimu sendiri.” Agnes, kakak Jovan, lagi-lagi berkata dengan nada tak bersahabat.Tubuh Cassandra gemetar.Rasanya, dia ingin memberontak.Sebab, sejak menikah dengan Jovan, tak pernah sekalipun ia menolak apapun yang diperintahkan oleh keluarga suaminya.Namun, semakin lama, mereka semakin m
Malam itu, suasana di 'The Golden Hotel' begitu meriah. Sorak-sorai tawa dan gemerlap cahaya lampu memancar di setiap sudut ruangan, menyelimuti pesta istimewa yang mencerminkan kemegahan dan kemewahan hotel ternama di kota ini.Di tengah keriuhan tersebut, tiba-tiba pintu masuk hotel terbuka. Seorang wanita anggun memasuki ruangan, mengundang decak kagum dari para tamu.Cassandra Veronica, begitu menakjubkan, melangkah dengan elegan dan anggun. Gaun mewah yang membalut tubuhnya seolah menjadi magnet, menarik perhatian setiap mata yang hadir.Sejenak, ruangan itu terdiam, membiarkan kehadiran Cassandra menciptakan aura keanggunan yang luar biasa.Perhiasan yang menghiasi tubuhnya bersinar gemilang, menambah pesona pada penampilannya yang memukau. Tatapan kagum dan bisikan-bisikan tak terelakkan mengiringi langkahnya menuju pusat perhatian."Siapa wanita itu? Begitu memesona. Pasti ada cerita di balik kehadirannya," bisik seorang tamu kepada pasangannya."Aku tidak yakin. Tapi sepertin
Cassandra sudah merasakan bahwa mereka tidak akan percaya pada pengakuannya. Namun, hal itu tidak mengganggu pikirannya.“Aku tidak peduli dengan hinaan yang kau katakan padaku. Karena hinaan itu sudah biasa aku dengar. Selama tiga tahun ini, saat masih menjadi bagian dari keluarga kalian!”Dengan sikap teguh, Cassandra memilih untuk tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Dia hanya menunggu ibunya keluar dari kandang, yakin bahwa kehadiran ibunya akan mengkonfirmasi bahwa Cassandra adalah pemilik sebenarnya dari hotel tersebut.“Sudah, Agnes. Jangan ladeni wanita gila ini!”Medina menghampiri Cassandra dengan pandangan hinanya. “Hei! Wanita hina tidak tahu diri, sebaiknya cepat pergi dari pesta ini. Kau tahu? Tempat ini benar-benar tidak pantas untukmu!”Medina kembali mengusir Cassandra, menginginkannya pergi dari tempat itu. Namun, Cassandra semakin meradang karena perlakuan yang terus menerus diusir di acara pesta miliknya sendiri. Keinginannya untuk menegaskan identitasnya semaki
“Maafkan kami, Cassandra. Kami telah menilai buruk dirimu selama ini,” ucap Agnes penuh penyesalan.Medina, yang sebelumnya merendahkan dan memperlakukannya dengan buruk, kini menatapnya dengan mata penuh penyesalan.“Aku menyadari betapa salahnya aku telah memperlakukanmu, betapa aku telah menyia-nyiakan seorang putri yang begitu berharga,” ucapnya dengan lirih.Orang-orang yang dulu mengejek dan mencemoohinya, sekarang mengangkat kepalanya dengan malu.Namun, Cassandra hanya menatap datar wajah Agnes yang tampak menyesal karena telah memperlakukan buruk Cassandra selama ini.“Kalian menyadari semuanya karena aku seorang putri kaya raya, kan?” ucap Cassandra penuh dengan ketegasan.Medina kembali terdiam mendengar ucapan Cassandra tadi. Pun dengan Jovan yang duduk di antara mereka dengan tatapan yang penuh penyesalan.Dia menyadari betapa besar kesalahannya, meninggalkan cinta sejati yang selama ini bersamanya.“Jovan. Jangan diam saja. Kenapa kau ini?” ucap Agnes mulai kesal pada ad
“Bahkan kalian pun tahu jika Cassandra sangat membenci kita,” ucap Jovan dengan suara lemasnya.Medina menatap datar wajah anak bungsunya itu."Jovan, aku tahu bahwa kesalahan yang telah terjadi sangat menyakitkan bagi Cassandra. Namun, aku percaya bahwa cinta dan pengampunan masih memiliki tempat dalam hatinya."Jovan mendengarkan dengan hati yang terbuka, namun ekspresinya terlihat tegang.Dia merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Ibu, aku juga merasa sangat menyesal atas segala yang telah terjadi. Aku tahu aku telah menyakiti Cassandra dengan tindakan dan keputusanku. Tapi bagaimana aku bisa yakin bahwa dia akan mau kembali padaku setelah semua yang telah terjadi?"Medina menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk menguatkan hati Jovan."Jovan, aku tidak ingin mendengar alasan apa pun darimu! Memangnya kau tidak menyangkan semuanya, huh? Cassandra pewaris kaya raya di kota ini, Jovan. Kau akan menjadi pebisnis hebat setelah berhasil menari