Beranda / Romansa / Mantan Istri / Perjuangan Cinta

Share

Perjuangan Cinta

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Intan sempat terkejut karena bibi Anita sedikit berteriak dengan apa yang dikatakannya. Bibi Anita tidak percaya kalau Indra memohon untuk disetujui menikahi Mellisa dalam waktu dekat. Bagaimana juga dengan ayahnya Abraham, pastilah lebih terkejut.

"Jangan meremehkan anak ingusan, jaman sekarang anak ingusan lebih cepat dewasa loh. Buktinya mereka memang sudah merasa sanggup untuk menikah."

"Sanggup sih sanggup, tapi menikah itu bukannya senang di awal saja? Setelah punya anak maka tanggung jawabnya lebih sangat besar. Kalau cuma bikin anak, kurasa secara alami juga bisa. Tapi kedewasaan itu bisa dilihat dari usianya," celoteh Anita karena merasa kurang setuju dengan berita itu yang mengatakan Indra pengen menikah.

"Ah sudahlah, ayo kita ke rumah sakit. Aku berharap sungguh bisa menemani Indra ke turnamen di Thailand tanpa memikirkan apapun. Bagiku Indra adalah satu satunya keluargaku, jadi aku berharap dia tidak mengecewakan ayahnya."

Merekapun berangkat menuju rumah sakit untuk peme
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Istri   Cinta Segitiga

    Intan masih melihat momen itu dari balik kaca. Ia merasa ada yang salah dalam hubungan segitiga ini. Yusac terlihat sangat menyayangi dan sangat perhatian terhadap orang tua Mellisa. Iapun akhirnya pergi dari tempat itu dengan hati bimbang."Nyonya Intan," kata seseorang dari arah belakang.Intan menoleh, melihat dokter Yusac dengan pakaian medisnya berdiri tak jauh darinya."Oh, Dokter. Maaf, saya mengganggu aktivitas anda.""Tidak, masih banyak yang ingin saya katakan, tapi kalau ada hal lain mungkin lain waktu saja."Intan tersenyum, ia juga banyak hal yang akan dibicarakan. Masalah Indra dan Mellisa masih menjadi ganjalan di hati dan pikirannya. Lalu mereka mengobrol di sudut ruangan rumah sakit."Dokter Yusac menjadi dokter pribadi ayah Mellisa, sepertinya sangat wajar kalau Mellisa berbaik sangka dan membalas budi dengan apa yang dokter lakukan," Intan memulai percakapan."Andai dikatakan membalas budi, bukankah itu terlalu egois untuk Mellisa. Apa jadinya kalau Mellisa mengang

  • Mantan Istri   Perawat Khusus

    Mellisa masih menunggu apa yang dikatakan Intan, akan tetapi terlihat wajah Intan menatapnya sedih."Ceritakan saja, aku siap mendengarkan kak.""Baik, sebenarnya kalian sungguh tidak siap untuk menikah di saat seperti ini, Mellisa. Bukankah keadaan kadang memaksa kita untuk tidak mendapatkan apa yang kita inginkan? Begitu banyak hal di dunia ini yang membuat kita menerima begitu saja takdir ini. Apalagi seorang wanita seperti kita, tapi...kita tidak akan tahu kemana takdir pada akhirnya menempatkan kita," kata Intan penuh kelembutan.Mellisa merasakan firasat tidak mengenakkan dalam hatinya. Seolah Intan tidak memberikan dukungan untuknya. Mellisa menitikkan air matanya, ia seakan menemui jalan buntu.Ia sungguh penasaran, apa yang sebenarnya Intan dan Yusac bicarakan tentang hubungan mereka ini. Entah mengapa ia menjadi marah pada dokter itu.Bergegas ia mencari keberadaan Yusac. Ia berjalan dengan tergesa gesa ke ruangan praktek, tapi tak melihatnya di sana. Lalu iapun berjalan men

  • Mantan Istri   Dokter Bodoh

    Mellisa melihat ekspresi Dokter Yusac yang tampak tersenyum. Tidak terlihat ada sesuatu yang mengganggu."Tapi, apa yang kalian bicarakan sebenarnya. adakah sesuatu yang penting untuk dibicarakan?"Dokter Yusac memiringkan kepalanya, menatap lekat pada Mellisa yang gelisah."Mellisa, apakah saat ini ada yang lebih penting dari keadaan ayahmu? Aku bahkan tidak bisa tidur dengan kondisi ayahmu ini. Ah, baiklah, tidak mengapa jika kau ingin tahu. Sebenarnya, tidak ada apapun yang kami bicarakan kemarin. Ia hanya ingin berkenalan denganku, lalu berbincang sedikit soal perjodohan keluarga.""Lalu...apa.dia mengatakan sesuatu?""Tidak, dia hanya mengatakan kau tidak bisa menerima perjodohan ini dan aku bukanlah orang yang memaksakan kehendak."Mellisa menelan ludah. Sisi dokter Yusac yang lain yang bisa ia kagumi adalah kedewasaan dan kematangan berpikir. Yah...selain profesinya yang juga sebagai seorang dokter."Apakah itu berarti...kau sungguh tidak keberatan dengan hubungan kami dan bers

  • Mantan Istri   Andalan

    Mellisa kikuk sendiri, ia membicarakan Dokter Yusac pelan, bagaimana bisa dokter itu mendengar ucapannya. Wajahnya memerah seketika. Langkah kakinya dipercepat agar bisa lepas dari suasana itu.Ia mulai meresapi kejadian ini sedikit demi sedikit. Sudah jelas apa yang dilakukan pria itu sangat menolong hidupnya, ia tak bisa mengingkari. Akan tetapi apakah ia kan menerima keputusan ini?Mellisa masih belum bisa memutuskan.#Baskoro bersama Intan menyiapkan perbekalan yang akan dibawa ke Thailand. Merekalah orang yang paling sibuk dal momen seperti ini. Putri sulung andalan Tuan Abraham ini menangani hampir seluruh tanggung jawab keluarga. Mereka terengah karena sangat letih setelah mengepak banyak sekali barang bawaan. Lalu mereka duduk berdampingan di ruang tengah."Bisa nggak sih pijat punggung aku sebentar," rengek Intan pada Baskoro."Pijat punggungku dulu nanti baru punggungmu," jawab Baskoro tak mau kalah.""Mana bisa, kau suka berkelit kalau sudah enakan, pake alasan ngantuk seg

  • Mantan Istri   Curiga

    "Humm, kau sungguh akan memijitku setelah lewat tengah malam? lupakan saja, sudah tidak berminat lagi," ujar Intan dengan cemberut."Hei, maafkan aku. Oke, aku akan membayarmu besok."Intan mengangguk, dan Baskoro melanjutkan tidurnya di sofa ruang tamu.Tak lama kemudian setelah Intan beranjak menuju kamarnya, dering panggilan ponsel berbunyi lagi. Baskoro segera mengambil ponsel itu dan mengangkat panggilan."Malam malam begini, ngapain sih?" ujarnya dan duduk dari tidurnya, terkejut karena ada panggilan di malam hari."Halo, ada apa?" katanya berbisik seolah tak mau ada yang mendengar. Melihat gelagat Baskoro, Intan malah berdiri di balik dinding untuk mencuri dengar."Mas, kapan mas pulang ke desa? Ayah sakit dan ingin bertemu denganmu. Bisakah kau menemui ayahku? Kau tahu sendiri kalau ayah selalu saja bertanya tentangmu.""Uhmm, baiklah...aku akan menemui ayahmu segera, oke?" jawab Baskoro masih dengan suara lirih lalu memutuskan panggilan. Sepasang mata yang melihatnya, memend

  • Mantan Istri   Keputusan Terbaik

    Intan sedikit terpekik saat melihat darah keluar dari kening Bastian setelah kejadian ia menekan pedal rem mendadak. Ia tak menyangka putranya tidak memakai sabuk pengaman. Lebih tepatnya, ia sama sekali tidak perhatian dengan Bastian saat naik kendaraan tadi. Pikirannya sedang kacau, bahkan dalam masalah yang belum pasti."Maafkan Mommy, sayang. Ini memang salah Mommy," ujarnya dengan menyapu aliran darah itu perlahan dengan menggunakan tissue.Iapun segera melaju menuju apotek terdekat untuk membeli plester dan juga obat yang dibutuhkan."Apakah sakit?" tanya Intan kemudian. Pikirkan yang sejak tadi berfokus pada Baskoro sekarang tiba tiba lenyap, tergantikan dengan rasa khawatir pada Bastian yang terluka akibat kecerobohan yang ia lakukan.Di apotek, setelah membeli beberapa obat, Intan melihat Mellisa yang duduk termenung seorang diri. Gadis itu menatap layar ponselnya dengan pandangan kosong, seolah memikirkan sesuatu.Bahkan setelah lama Intan melihatnya, gadis itu masih tidak

  • Mantan Istri   Dibutakan

    Mellisa membalas tatapan tajam mata Intan. Ia sungguh kehabisan kata kata untuk membalas apa yang Intan ucapkan.Tentu saja, mengambil resiko semacam ini sungguh tidak mungkin ia lakukan. Yang paling mungkin adalah, ia harus menahan semua keinginan hatinya demi ayahnya."Bagaimana? Apakah kau bersedia?" katanya dengan melonggarkan cekalannya pada gadis itu."Mellisa, kau bahkan seorang perawat kesehatan yang paling tahu kondisi seorang pasien. Paling mengerti betapa pentingnya kondisi psikologis seorang pasien untuk bisa sembuh dari apa yang ia derita. Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau sungguh sudah dibutakan?" bisik Intan di telinga Mellisa. Ia sungguh ingin membuka mata hati Mellisa demi untuk hari hari yang tidak akan membuatnya menyesal.Setelah berkata demikian, Intan melangkah pergi meninggalkan Mellisa berdiri terpaku melihatnya pergi.Mellisa mulai ingin memahami dirinya, apakah sungguh ia sudah dibutakan atas cinta seorang Indra?Mellisa meremas telapak tangannya, dan merem

  • Mantan Istri   Interogasi

    "Menikah?" ekspresi Intan sungguh terkejut. Bahkan dirinya dan juga Baskoro berencana cepat menikah, tapi ayahnya selalu banyak alasan. Tapi lihatlah ayahnya malah tiba tiba menikah."Kenap Apa kau tidak setuju kalau kami cepat menikah. Dengan begitu, tentu saja Anita tidak akan banyak merepotkan mu lagi. Ayah akan menjaga dan merawatnya, mengantarnya ke rumah sakit dan juga yang lainnya. Apalagi kami juga bisa ke Thailand bersama sama," terang Abraham dengan penuh antusias.Intan mau tak mau harus tersenyum."Bagaimana mungkin aku tidak setuju, Ayah.. Aku malah merasa senang kalau itu cepat terjadi, setelah itu...," belum selesai mengatakannya Intan teringat Baskoro yang menurutnya cukup meragukan."Dan kalian segera menikah juga bukan? Tapi ayah menikah sederhana saja, adapun pernikahan kalian, harus dirayakan dengan sangat meriah," kata ayahnya lagi.Intan tersenyum miris. Suasana hatinya sungguh buruk."Tenang saja Yah, cepat atau lambat semua akan terjadi juga, "katanya kemudian.

Bab terbaru

  • Mantan Istri   TAMAT

    Kebahagiaan semakin mewarnai mansion Abraham. Baik Intan dan juga Baskoro menjalani kehidupan rutinitas mereka dengan baik dan bahagia.Begitu juga Abraham yang menikmati hari hari masa tuanya bersama Anita. Rumor tentang pelakor pada Anita sudah tidak lagi terdengar gaungnya. Itu semua berkat Intan yang selalu membungkam mulut orang jahat yang berusaha merendahkan ibu tirinya."Untuk apa membahas masa lalu? Dia sekarang dah menjadi ibuku yang berarti menggantikan posisi ibu kandungku. Jadi, dia adalah ibuku yang sebenarnya," ujarnya membantah omongan miring beberapa kerabat yang tidak menyukai keberadaan Anita di sisi Abraham.Dan Indra juga menjalani hidupnya dengan baik. Setelah menyelesaikan sekolah iapun berangkat ke Boston untuk bersekolah sekaligus berlatih dengan pelatih Basket yang berpengalaman. Ia sudah melupakan Melissa yang kini sudah menikah dengan dokter Yusac. Ia merasa bahwa itulah yang terbaik untuk mereka sehingga tak ada penyesalan sedikitpun dengan jalan yang mere

  • Mantan Istri   Jajanan

    Seluruh penghuni mansion dikejutkan dengan penampilan Bastian yang sedikit aneh, lucu tapi memprihatinkan.Mereka heboh dengan ekspresi yang bermacam-macam.Ada yang tertawa, khawatir dan malah gemas. Tidak kalah hebohnya adalah kakek Abraham dan juga Neneknya yang menatapnya prihatin."Ingat kata nenek, jangan suka bermain di tempat yang banyak lebahnya. Lihatlah, dia kira ini sarang lebah sehingga salah bertengger?" cicitnya sambil menatap prihatin pada cucunya.Bastian tak bisa menyangkal karena tidak bisa menggerakkan bibirnya melainkan akan terasa sangat nyeri. Begitu juga para maid yang prihatin."Aduuh, pasti sakit sekali. Bastian, apa kamu pernah mengejek seseorang sehingga mendapatkan balasan seperti ini?" tanya salah seorang maid yang sering Bastian panggil dengan nama maid Cerewet. Ingin rasanya Bastian menjawab ucapan mereka dengan sangat marah dan kesal, sayang sekali ia hanya bisa diam tak berdaya.Meskipun sudah diobati, efek bengkak tersebut tidak hilang begitu saja.

  • Mantan Istri   Sulit Menangis

    Meskipun kepulangan Baskoro ke kampung halamannya menyisakan kesedihan. Setidaknya segala misteri wasiat orang tuanya sungguh terungkap. Baskoro merasa ayah Waluyo sangat memperhatikan hidupnya. Dia tahu bahwa Baskoro tidak pernah menyukai Wulan sehingga ia membiarkan Baskoro menjalani pilihannya."Kau tak menyesal menikah denganku setelah tahu menikahi Wulan adalah wasiat orang tuamu?" tanya Intan saat mereka menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya."Kenapa memangnya? Apa kau yang mulai menyesal sekarang?""Tidak, aku hanya ingin tahu isi hatimu.""Kenapa? Pahami dulu isi hatimu baru ingin tahu isi hati orang lain. Atau bilang saja kau ini sedang cemburu."Intan menyebik. Selalu saja itu alasan yang Baskoro lontarkan kalau dia ingin mendengar isi hatinya."Huft, untuk apa aku harus cemburu.""Kenapa? Apa salah dengan kecemburuan?" goda Baskoro dengan lembut mengatakannya.Wajah Intan bersemu merah. Bagaimana juga ia memang sangat cemburu kalau sudah berkaitan dengan kehidupan p

  • Mantan Istri   Surat Wasiat

    Baskoro, Intan dan juga Waluyo duduk berputar mengelilingi Ayah Waluyo. Meskipun masih sangat lemah, ayah Waluyo terlihat bisa mendengar dan melihat siapa yang ada di ruangan tersebut. Seakan ingin mengatakan sesuatu, ia juga menggerakkan tangannya untuk memanggil Baskoro."Iya ayah, ayah memanggilku bukan?" katanya dan menggenggam erat tangan pria tua itu dan mendekatkan kepalanya dekat pria itu.Ayah Waluyo seperti hendak mengatakan sesuatu kepadanya."Ayah... aku mendengarnya," pelan Baskoro."Baskoro..." Tiba-tiba ayah Waluyo bisa berbicara. "Aku sungguh meminta maaf kepadamu.""Jangan bilang begitu Ayah, akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu, Ayah.""Ambillah surat wasiat itu..." lirihnya lagi. Baskoro mengernyit, ia tak mengerti surat wasiat apa yang sebenarnya Ayah Waluyo katakan."Di atap rumahku.." dan tiba-tiba saja ayah Waluyo seperti sesak napas sehingga membuat Baskoro ketakutan."Ayah...ah,.Waluyo... bagaimana ini?" Baskoro kebingungan bukan main dan ia hanya men

  • Mantan Istri   Sadar

    Sesampainya di rumah Waluyo, mereka berdua mendapatkan rumah dalam keadaan sangat sepi. Lalu mereka menuju peternakan sapi yang Waluyo kelola. Di sana mereka bertemu dengan seorang pegawai pembersih kandang yang sedang bekerja.Terlihat pria itu menatap kehadiran mereka berdua dan menyapanya."Selamat sore, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Apakah membutuhkan sapi untuk di beli?" ujarnya dengan tersenyum ramah.Baskoro mengulurkan tangannya."Tidak, Pak. Tujuan saya datang kesini adalah untuk mencari Mas Waluyo. Tapi kelihatannya rumahnya kosong ya Pak?""Oh, sedang mencari Mas Waluyo. Apa bapak tidak tahu kalau Mas Waluyo sudah lama nggak tidur di rumah Pak?"Baskoro terkejut. Tentu saja ia tidak tahu kalau Waluyo tidak memberi tahu."Tidak, Pak. Hanya saja kenapa Mas Waluyo tidak pulang ke rumah? Sebab sebenarnya saya bertemu belum lama ini, tapi Mas Waluyo tidak cerita apa apa.""Oh, jadi begini, Mas. Sebenarnya Mas Waluyo sudah dua bulanan merawat ayahnya yang sedang koma di rumah sa

  • Mantan Istri   Jalan Kenangan

    Musim semi telah berakhir, mereka telah menyelesaikan suatu waktu yang indah bersama di Vila tersebut. Mereka akan segera kembali ke Jakarta dan melanjutkan pekerjaan yang sudah lama ditinggalkan. Seperti biasa, perjalanan dengan jet pribadi bukanlah apa apa buat keluarga Abraham. Dan dengan segera mereka sudah tiba di Jakarta."Masih satu hal lagi yang belum kita tunaikan," kata Baskoro saat mereka telah sampai rumah."Ehmm aku tahu, kau pasti ingin ke desa dan bertemu Ayah Waluyo.""Benar, ada firasat tidak enak di dalam hati ini. Akan tetapi aku berharap tidak ada apa apa.""Baiklah, setelah kita beristirahat kita bisa ke desa dalam beberapa hari ke depan."Baskoro menggenggam tangan Intan, menghadap kan tubuh Intan kepadanya. Lalu dengan lembut ia menyelipkan anak rambut Intan ke belakang telinga dengan perlahan."Kalau kau lelah, aku bisa pergi sendiri. Ini hanya mengunjungi ayah Waluyo, aku sungguh mendapatkan mimpi buruk dalam beberapa hari ini.""Tidak, Bas. Aku tidak mungkin

  • Mantan Istri   Hidup dan Permainan

    Seorang wanita berkulit hitam datang terburu-buru. Wanita itu adalah Eleanor, kepala dapur Vila tersebut yang sudah pensiun karena usianya. Wanita itu tentu saja merindukan Intan. Setelah mendengar Intan akan datang, maka iapun bergegas menuju Vila dan ingin bertemu Intan."Eleanor?!" pekik Intan mendapati wanita itu datang tergesa dengan menangis haru."Kenapa lama sekali baru muncul? Bukankah kau berjanji untuk segera kembali ke Vila dan memperkenalkan suami yang sangatlah kau cintai itu? Aku sungguh sangat penasaran dan. berdoa tidak cepat mati sampai aku bisa menemui pria itu."Eleanor sangat berapi api mengungkapkan isi hatinya. Kenangan bersama Intan tidak bisa ia lupakan begitu saja. Kenangan saat mereka bersama sama menyembunyikan keadaan Intan yang sedang mengandung dengan berbagai macam cara.Saat itu, Intan terlihat sangat menyedihkan karena Abraham yang sangat keras kepala. Gadis itu tidak punya semangat hidup lagi saat Abraham memisahkan dirinya dengan kekasihnya. Kenyata

  • Mantan Istri   Pertanian

    Suasana musim semi membuat alam menyejukkan hati siapa saja yang melihatnya. Baskoro berdecak kagum dengan pemandangan menghijau dan bersih di sekitarnya.Begitu juga Bastian yang bersenang senang dengan beberapa ekor tupai di sekitar halaman Vila tersebut.Perjalanan dengan jet pribadi tentunya membuat mereka tidak terlalu letih setelah tiba tadi malam, sehingga mereka bisa menikmati suasana pagi yang sejuk dan indah."Aku tak melihat banyak penduduk di sekitar sini," tanya Baskoro kemudian."Begitulah, Vila ini adalah vila tua kesayangan ibuku. Ayah tak pernah mau menjualnya karena tidak ingin melupakan ibuku. Semua maid di tempat ini merawat dengan baik semuanya secara turun temurun. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga," terang Intan."Hmm, cuma bisa dilakukan orang kaya sepertimu.""Bas, kenapa kau selalu merasa miskin padahal kau tak kalah hebat dengan ayahku? Aku sedikit terluka.""Oh, maafkan aku. Masalah ini memang tidak bisa dipungkiri."Beberapa saat kemudian seseorang da

  • Mantan Istri   Naungan

    Pesta yang sangat meriah itu telah usai dengan baik. Berharap kebahagiaan sungguh mewarnai kehidupan Intan dan juga Baskoro. Rasa letih lelah dalam prosesi adalah bagian kebahagiaan tersendiri bagi mereka.Indra meregangkan otot-otot tubuhnya menatap para pekerja yang membongkar sisa sisa dekorasi yang belum selesai di bereskan. Meskipun hanya menonton, sensasi tegang dan capek tetap saja melandanya.Ayahnya Abraham menghampirinya. "Indra, apa kau sudah selesai bersantai?" tanya Ayahnya."Heh, Ayah, apa maksudnya? Sejak kapan aku bersantai?"Abraham tersenyum. Bukan alasan yang tepat sebenarnya, bahkan semenjak acara turnamen selesai, pekerjaan Indra cuma keluyuran dan tak ada kesibukan samasekali."Oke, oke. Tapi ini adalah sesuatu yang akan mengejutkanmu.""Apa itu, Ayah?""Seorang pelatih basket tingkat dunia berkeinginan untuk merekrutmu menjadi tim juniornya. Sepertinya hal ini akan menjadi peluang bagus untukmu."Indra tak langsung merasa senang, sebab ia tahu ayahnya tak menyu

DMCA.com Protection Status