Beranda / Romansa / Mantan Istri / Katakan saja jika itu yang kau mau!

Share

Katakan saja jika itu yang kau mau!

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-25 16:56:16

"Apa yang akan kamu lakukan sebenarnya?" 

Andre mencari tahu penyebab Intan mengatakan semua itu.

"Haruskah aku memberi tahu musuhku?" Jawab Intan.

"Aku calon suamimu, bukan musuhmu."

"Kau harus menyiapkan seorang wanita pengganti atau menyewa seorang gadis untuk menggantikan posisiku, atau kamu akan dibuat malu karena kehilangan mempelai!" Ancamnya.

"Mana ada seperti itu?" Andre jadi kesal karenanya.

"Tentu ada, aku banyak baca di novel tentang kisah semacam itu. Sewa saja seorang gadis lalu kamu bisa jatuh cinta kepadanya!" 

"Cerita fiksi? Ah, kamu seorang manajer eksekutif, bagaimana sempat baca novel?"

"Akan kubuat kalau tidak ada.. emm, Andre sebagai tokoh utama. Oke?"

"Candaan kamu keterlaluan. Aku tidak mau menjalani hidup dalam dongeng menyedihkan seperti itu," protes Andre.

Kalau begitu Cepatlah mundur dan jangan setujui keinginan Ayahku maka kita akan sama-sama terbebas

Andre

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Istri   Dengar, Aku menceraikan Kamu!

    "Baiklah, aku akan menceraikan kamu, agar kamu bebas menikahi siapapun. Maafkan karena aku tidak bisa menjadi suami yang baik."Dedaunan seakan runtuh berserakan mendengar Baskoro mengucapkan semua kalimat itu. Pijakan yang menahan Intan berdiri seakan bergetar dan berputar. Intan sudah menyerah untuk berharap sejak lama, tapi ia tak pernah siap untuk mendengar kalimat ini. Satu-satunya harapan terakhir adalah membuat Baskoro mengasihani dirinya."Mengapa begitu mudahnya Kamu melepaskan diriku?" Suara serak Intan membuat Baskoro melihatnya."Aku tidak bisa bersamamu, dan Kamu juga tidak bisa bersamaku, itu sudah cukup jelas buat kita. Lagian kita memang akan menempuh jalan hidup kita masingmasing.""Lalu bagaimana dengan putra kita?"Baskoro mendesah. Mereka harus berakhir seperti ini, siapa yang menyangka?"Aku akan selalu mengunjunginya dan tidak mengambilnya darimu. Apa kau puas?""Puas? Apa yang akan membuatku puas Bas? Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Mantan Istri   Cinta tak harus memiliki

    Setelah sekian lama rasa bergantung itu menancap dalam hatinya, sekarang Intan merasa terjun bebas seakan terjatuh dari cakrawalanya. Ia tak bisa lagi mengharap cinta dari pria bernama Baskoro. Hidupnya gamang tak bertepi. Ia hanya bisa menekan rasa sakit yang menusuk dadanya dengan memukul-mukul sedikit kuat ke dadanya. "Baiklah, aku akan menikahi Andre. Mungkin itu sedikit melupakan rasa sakit ini," gumam Intan lirih. "Mommy, aku ingin bermain sepeda," Bastian menarik tangan Intan untuk keluar rumah. Saat itulah Intan bisa melihat Baskoro telah berdiri di depan pintu rumahnya. "Bolehkah aku masuk?" Intan hanya melebarkan pintu itu tanpa bersuara. Bastian berlari keluar menghampiri Nita dan mengajak Nita bermain di halaman. Baskoro masuk ke dalam rumah Villa, ia duduk disebuah kursi di sana. "Aku senang Bastian bisa menikmati kehidupan yang layak," gumamnya sambil mengedarkan matanya ke rumah bagus itu. "

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • Mantan Istri   Anakku

    Baskoro menelan salivanya, saat bocah bermata jernih itu menatapnya lama tak berkedip. Seakan menunggu dengan pasti sesuatu yang akan keluar dari mulutnya. Baskoro membisu dan lidahnya terasa kelu. Ia ketakutan, apa yang terjadi jika ia mengaku bahwa ia adalah ayahnya yang selama ini menghilang? Ia merasa tak berguna lalu sekarang ia akan mengaku sebagai ayahnya?Bastian tertunduk lesu pada akhirnya, ketika Baskoro tak jua membuka suara. Ia sungguh menanti jawaban yang sangat ia nantikan. Iapun menjauhkan tubuhnya dari Baskoro. Ia sangat kecewa karena belum bertemu dengan ayahnya."Ternyata bukan?" gumamnya sambil melangkah pergi.Baskoro yang masih mematung lalu terkesiap. Tanpa berpikir panjang tangannya merengkuh tubuh bocah itu dan memeluknya. Hatinya seakan dialiri air hangat saat mencium aroma wangi bocah itu. Ia benar-benar ingin mendekapnya."Anakku," bisiknya parau, inilah pertama kali ia merasa menjadi seorang ayah. Air matanya berguli

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-06
  • Mantan Istri   "Ternyata Paman sangat miskin!"

    Intan menatap jengah kamar Bastian. Kamar itu penuh dengan mainan yang berserakan."Mommy tak mengerti mengapa kamar ini lebih mirip dengan tempat pembuangan sampah rongsokan?" Lalu Intan mengambil beberapa carbot dan meletakkannya pada showcase di kamar itu."Aku bingung, mainan mana lagi yang belum aku mainkan," desah bocah itu di tepi tempat tidur. "Kamu bosan? Kalau begitu ayo kita jalan-jalan," tawarnya. Bastian melihat penampilan Intan yang sudah rapi, menunjukkan ia akan berangkat ke kantor. "Apakah Mommy tidak akan bekerja lagi jika Daddy bersama kita?" Intan menatap mata coklat Bastian. Apa maksud putranya ini? "Apakah Mommy akan sering bersamaku jika Daddy bekerja untuk kita?" Intan bingung karena dia adalah pengelola perusahaan besar, mungkinkah ia akan bisa bersantai seperti wanita yang lain yang sepenuhnya hidup untuk mengabdi kepada keluarganya? "Mommy harus bekerja bukan? Baiklah Mommy, berangkatlah bekerja

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Mantan Istri   "Jadi Daddy bohongan?"

    "Kamu membuatku malu Intan, haruskah kamu membawanya kemari?" ujarnya sambil memunguti beberapa pakaian kotor yang berserakan. Bahkan masih ada piring kotor bekas makan hari sebelumnya di sudut ruangan. "Kamu masih sama seperti dulu, malas mencuci piring setelah makan," celoteh Intan.Baskoro hanya nyengir. Intan masih punya hobi mengomel rupanya."Paman ternyata sangat miskin," gumam Bastian, membuat Intan membekap mulut putranya. "Tidak apa, aku menyukai kejujuran dan menerima kenyataan. Duduklah di sini!"Baskoro menepuk bentangan karpet kecil berwarna merah, mempersilahkan mereka duduk."Apa yang membawa kalian kesini? Sepertinya ada sesuatu yang penting?"tanya Baskoro, sesekali ia melihat Bastian dengan senyuman bahagia. Bocah itu disibukkan dengan pemandangan yang tak pernah dilihatnya. Pemandangan kotor dan kumuh. "Aku membutuhkan bantuannya," kata Intan menjawabnya."Bantuan apa yang harus kuberikan?"Intan melihat ke belakang Ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Mantan Istri   Kamu membuatku dalam masalah!

    "Daddy, maukah engkau menggendongku?" Baskoro melihatnya, ia sangat senang dengan panggilan barunya itu. Dengan segera Baskoro menyerahkan punggungnya untuk dinaiki Bastian. Mereka melangkah di hamparan pasir putih yang landai. Sesekali ombak yang berkejaran menghampiri langkah-langkah mereka. "Apakah jauh dari sini?" tanya Intan menanyakan tempat peristirahatan yang mereka tuju. Intan melihat Bastian sudah tampak letih dan mengantuk. "Tidak, lihatlah gazebo merah itu, kita akan kesana. Disana tempatnya sangat nyaman dan makanannya juga enak," Intan mengangguk mengerti. Hempasan angin membuat rambut Intan berkibar, Baskoro sesekali mencuri pandang kearahnya."Mengapa kamu mewarnai rambutmu?" Ia sekedar ingin tahu saja. "Apakah warnanya sudah hampir habis dan memudar?""Hmm, begitulah.""Sudah sampai batasnya kalau begitu," gumamnya.Tentu saja Baskoro tak mengerti maksud ucapan Intan. "Haruskah aku memberi cat baru atau membiarkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-08
  • Mantan Istri   "Aku meninggalkan pertemuan pertunangan,"

    "Lalu apa yang akan kamu lakukan dengan meninggalkan kesepakatan kalian? Apakah kamu akan baik-baik saja?" Baskoro melihat wanita yang telah sembab dengan air mata itu, ia belum mengatakan apapun sebagai alasan kuat untuknya melakukan semua ini. "Aku tak bisa menerimanya, dan juga Bastian. Ia tak menginginkan pria itu meskipun ia telah lama mengenalnya. Ia hanya menginginkan kamu, meskipun ia belum menerima kalau engkau adalah ayahnya," terang Intan. "Bagaimana denganmu? Apakah engkau menginginkan aku kembali?" Intan menatap pria itu dengan mata menyipit, ia ingin tahu lebih dalam apa yang ada didalam dada pria di hadapannya ini. Apakah itu ucapan yang tulus? "Tadinya aku mengharapkan kamu adalah satu-satunya pria dalam hidupku, tapi sekarang aku tak yakin," suara itu sangat ringan keluar dari mulutnya. Entahlah, semenjak ia mendengar ucapan Baskoro menceraikannya, hatinya menjadi hambar dan berlubang. Ia telah terjatuh pada palung yan

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • Mantan Istri   Paman, apakah engkau suka Mommy?

    Mereka hampir lupa dengan keberadaan Bastian di ruangan itu, hingga Bastian merengek karena minta makan. "Tentu sayang, Mommy akan membeli makanan untukmu." Intan beranjak, tapi Baskoro menghalanginya. "Aku ayahnya, biarkan aku yang membelinya," ucapnya sambil memegang lengan Intan. "Tidak, akulah ibunya yang lebih tahu makanan kesukaannya," Intan berusaha melepaskan pegangan Baskoro di lengannya. "Intan..." "Bas... Biarkan saja aku yang membelinya!" "Tidak! Toko makanan cukup jauh dari sini," bantahnya. "Mommy, Daddy kenapa kalian bertengkar?" Baskoro melepaskan cengkraman tangannya, ia bisa melihat bagaimana Intan tersenyum karena menang. Setelah Intan pergi, Baskoro mendekati Bastian dan duduk di sebelahnya. "Paman, apakah engkau menyukai Mommy?" Baskoro terkejut saat Bastian memanggilnya paman kembali setelah Intan tidak ada. "Kenapa Bastian memanggilku paman lagi?" Protes Baskoro.

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10

Bab terbaru

  • Mantan Istri   TAMAT

    Kebahagiaan semakin mewarnai mansion Abraham. Baik Intan dan juga Baskoro menjalani kehidupan rutinitas mereka dengan baik dan bahagia.Begitu juga Abraham yang menikmati hari hari masa tuanya bersama Anita. Rumor tentang pelakor pada Anita sudah tidak lagi terdengar gaungnya. Itu semua berkat Intan yang selalu membungkam mulut orang jahat yang berusaha merendahkan ibu tirinya."Untuk apa membahas masa lalu? Dia sekarang dah menjadi ibuku yang berarti menggantikan posisi ibu kandungku. Jadi, dia adalah ibuku yang sebenarnya," ujarnya membantah omongan miring beberapa kerabat yang tidak menyukai keberadaan Anita di sisi Abraham.Dan Indra juga menjalani hidupnya dengan baik. Setelah menyelesaikan sekolah iapun berangkat ke Boston untuk bersekolah sekaligus berlatih dengan pelatih Basket yang berpengalaman. Ia sudah melupakan Melissa yang kini sudah menikah dengan dokter Yusac. Ia merasa bahwa itulah yang terbaik untuk mereka sehingga tak ada penyesalan sedikitpun dengan jalan yang mere

  • Mantan Istri   Jajanan

    Seluruh penghuni mansion dikejutkan dengan penampilan Bastian yang sedikit aneh, lucu tapi memprihatinkan.Mereka heboh dengan ekspresi yang bermacam-macam.Ada yang tertawa, khawatir dan malah gemas. Tidak kalah hebohnya adalah kakek Abraham dan juga Neneknya yang menatapnya prihatin."Ingat kata nenek, jangan suka bermain di tempat yang banyak lebahnya. Lihatlah, dia kira ini sarang lebah sehingga salah bertengger?" cicitnya sambil menatap prihatin pada cucunya.Bastian tak bisa menyangkal karena tidak bisa menggerakkan bibirnya melainkan akan terasa sangat nyeri. Begitu juga para maid yang prihatin."Aduuh, pasti sakit sekali. Bastian, apa kamu pernah mengejek seseorang sehingga mendapatkan balasan seperti ini?" tanya salah seorang maid yang sering Bastian panggil dengan nama maid Cerewet. Ingin rasanya Bastian menjawab ucapan mereka dengan sangat marah dan kesal, sayang sekali ia hanya bisa diam tak berdaya.Meskipun sudah diobati, efek bengkak tersebut tidak hilang begitu saja.

  • Mantan Istri   Sulit Menangis

    Meskipun kepulangan Baskoro ke kampung halamannya menyisakan kesedihan. Setidaknya segala misteri wasiat orang tuanya sungguh terungkap. Baskoro merasa ayah Waluyo sangat memperhatikan hidupnya. Dia tahu bahwa Baskoro tidak pernah menyukai Wulan sehingga ia membiarkan Baskoro menjalani pilihannya."Kau tak menyesal menikah denganku setelah tahu menikahi Wulan adalah wasiat orang tuamu?" tanya Intan saat mereka menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya."Kenapa memangnya? Apa kau yang mulai menyesal sekarang?""Tidak, aku hanya ingin tahu isi hatimu.""Kenapa? Pahami dulu isi hatimu baru ingin tahu isi hati orang lain. Atau bilang saja kau ini sedang cemburu."Intan menyebik. Selalu saja itu alasan yang Baskoro lontarkan kalau dia ingin mendengar isi hatinya."Huft, untuk apa aku harus cemburu.""Kenapa? Apa salah dengan kecemburuan?" goda Baskoro dengan lembut mengatakannya.Wajah Intan bersemu merah. Bagaimana juga ia memang sangat cemburu kalau sudah berkaitan dengan kehidupan p

  • Mantan Istri   Surat Wasiat

    Baskoro, Intan dan juga Waluyo duduk berputar mengelilingi Ayah Waluyo. Meskipun masih sangat lemah, ayah Waluyo terlihat bisa mendengar dan melihat siapa yang ada di ruangan tersebut. Seakan ingin mengatakan sesuatu, ia juga menggerakkan tangannya untuk memanggil Baskoro."Iya ayah, ayah memanggilku bukan?" katanya dan menggenggam erat tangan pria tua itu dan mendekatkan kepalanya dekat pria itu.Ayah Waluyo seperti hendak mengatakan sesuatu kepadanya."Ayah... aku mendengarnya," pelan Baskoro."Baskoro..." Tiba-tiba ayah Waluyo bisa berbicara. "Aku sungguh meminta maaf kepadamu.""Jangan bilang begitu Ayah, akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu, Ayah.""Ambillah surat wasiat itu..." lirihnya lagi. Baskoro mengernyit, ia tak mengerti surat wasiat apa yang sebenarnya Ayah Waluyo katakan."Di atap rumahku.." dan tiba-tiba saja ayah Waluyo seperti sesak napas sehingga membuat Baskoro ketakutan."Ayah...ah,.Waluyo... bagaimana ini?" Baskoro kebingungan bukan main dan ia hanya men

  • Mantan Istri   Sadar

    Sesampainya di rumah Waluyo, mereka berdua mendapatkan rumah dalam keadaan sangat sepi. Lalu mereka menuju peternakan sapi yang Waluyo kelola. Di sana mereka bertemu dengan seorang pegawai pembersih kandang yang sedang bekerja.Terlihat pria itu menatap kehadiran mereka berdua dan menyapanya."Selamat sore, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Apakah membutuhkan sapi untuk di beli?" ujarnya dengan tersenyum ramah.Baskoro mengulurkan tangannya."Tidak, Pak. Tujuan saya datang kesini adalah untuk mencari Mas Waluyo. Tapi kelihatannya rumahnya kosong ya Pak?""Oh, sedang mencari Mas Waluyo. Apa bapak tidak tahu kalau Mas Waluyo sudah lama nggak tidur di rumah Pak?"Baskoro terkejut. Tentu saja ia tidak tahu kalau Waluyo tidak memberi tahu."Tidak, Pak. Hanya saja kenapa Mas Waluyo tidak pulang ke rumah? Sebab sebenarnya saya bertemu belum lama ini, tapi Mas Waluyo tidak cerita apa apa.""Oh, jadi begini, Mas. Sebenarnya Mas Waluyo sudah dua bulanan merawat ayahnya yang sedang koma di rumah sa

  • Mantan Istri   Jalan Kenangan

    Musim semi telah berakhir, mereka telah menyelesaikan suatu waktu yang indah bersama di Vila tersebut. Mereka akan segera kembali ke Jakarta dan melanjutkan pekerjaan yang sudah lama ditinggalkan. Seperti biasa, perjalanan dengan jet pribadi bukanlah apa apa buat keluarga Abraham. Dan dengan segera mereka sudah tiba di Jakarta."Masih satu hal lagi yang belum kita tunaikan," kata Baskoro saat mereka telah sampai rumah."Ehmm aku tahu, kau pasti ingin ke desa dan bertemu Ayah Waluyo.""Benar, ada firasat tidak enak di dalam hati ini. Akan tetapi aku berharap tidak ada apa apa.""Baiklah, setelah kita beristirahat kita bisa ke desa dalam beberapa hari ke depan."Baskoro menggenggam tangan Intan, menghadap kan tubuh Intan kepadanya. Lalu dengan lembut ia menyelipkan anak rambut Intan ke belakang telinga dengan perlahan."Kalau kau lelah, aku bisa pergi sendiri. Ini hanya mengunjungi ayah Waluyo, aku sungguh mendapatkan mimpi buruk dalam beberapa hari ini.""Tidak, Bas. Aku tidak mungkin

  • Mantan Istri   Hidup dan Permainan

    Seorang wanita berkulit hitam datang terburu-buru. Wanita itu adalah Eleanor, kepala dapur Vila tersebut yang sudah pensiun karena usianya. Wanita itu tentu saja merindukan Intan. Setelah mendengar Intan akan datang, maka iapun bergegas menuju Vila dan ingin bertemu Intan."Eleanor?!" pekik Intan mendapati wanita itu datang tergesa dengan menangis haru."Kenapa lama sekali baru muncul? Bukankah kau berjanji untuk segera kembali ke Vila dan memperkenalkan suami yang sangatlah kau cintai itu? Aku sungguh sangat penasaran dan. berdoa tidak cepat mati sampai aku bisa menemui pria itu."Eleanor sangat berapi api mengungkapkan isi hatinya. Kenangan bersama Intan tidak bisa ia lupakan begitu saja. Kenangan saat mereka bersama sama menyembunyikan keadaan Intan yang sedang mengandung dengan berbagai macam cara.Saat itu, Intan terlihat sangat menyedihkan karena Abraham yang sangat keras kepala. Gadis itu tidak punya semangat hidup lagi saat Abraham memisahkan dirinya dengan kekasihnya. Kenyata

  • Mantan Istri   Pertanian

    Suasana musim semi membuat alam menyejukkan hati siapa saja yang melihatnya. Baskoro berdecak kagum dengan pemandangan menghijau dan bersih di sekitarnya.Begitu juga Bastian yang bersenang senang dengan beberapa ekor tupai di sekitar halaman Vila tersebut.Perjalanan dengan jet pribadi tentunya membuat mereka tidak terlalu letih setelah tiba tadi malam, sehingga mereka bisa menikmati suasana pagi yang sejuk dan indah."Aku tak melihat banyak penduduk di sekitar sini," tanya Baskoro kemudian."Begitulah, Vila ini adalah vila tua kesayangan ibuku. Ayah tak pernah mau menjualnya karena tidak ingin melupakan ibuku. Semua maid di tempat ini merawat dengan baik semuanya secara turun temurun. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga," terang Intan."Hmm, cuma bisa dilakukan orang kaya sepertimu.""Bas, kenapa kau selalu merasa miskin padahal kau tak kalah hebat dengan ayahku? Aku sedikit terluka.""Oh, maafkan aku. Masalah ini memang tidak bisa dipungkiri."Beberapa saat kemudian seseorang da

  • Mantan Istri   Naungan

    Pesta yang sangat meriah itu telah usai dengan baik. Berharap kebahagiaan sungguh mewarnai kehidupan Intan dan juga Baskoro. Rasa letih lelah dalam prosesi adalah bagian kebahagiaan tersendiri bagi mereka.Indra meregangkan otot-otot tubuhnya menatap para pekerja yang membongkar sisa sisa dekorasi yang belum selesai di bereskan. Meskipun hanya menonton, sensasi tegang dan capek tetap saja melandanya.Ayahnya Abraham menghampirinya. "Indra, apa kau sudah selesai bersantai?" tanya Ayahnya."Heh, Ayah, apa maksudnya? Sejak kapan aku bersantai?"Abraham tersenyum. Bukan alasan yang tepat sebenarnya, bahkan semenjak acara turnamen selesai, pekerjaan Indra cuma keluyuran dan tak ada kesibukan samasekali."Oke, oke. Tapi ini adalah sesuatu yang akan mengejutkanmu.""Apa itu, Ayah?""Seorang pelatih basket tingkat dunia berkeinginan untuk merekrutmu menjadi tim juniornya. Sepertinya hal ini akan menjadi peluang bagus untukmu."Indra tak langsung merasa senang, sebab ia tahu ayahnya tak menyu

DMCA.com Protection Status