Share

Our Home

Riana duduk terdiam di kursinya. Ia mengambil ponsel dan menatapnya.

“Aku lupa, aku gak simpan nomornya,” gumam wanita itu. Ia mengusap wajahnya dan bersandar di kursi.

Tok tok….

Riana mendongak. Ia mengangguk, mempersilahkan sang asisten masuk ke ruangannya.

“Bu, ini jadwal Ibu untuk satu bulan ke depan,” ujar Nisa seraya menyerahkan jadwal atasannya itu.

Riana mengambil kertas itu dan membelalak. Ia melihat Nisa dengan tatapan tak percaya.

“Nis … banyak amat? Terus … aku break cuma … sejam?”

Nisa melipat bibirnya dan mengangguk. “Saya sudah usahakan atur, Bu. Tapi … sejak kemarin banyak klien telepon untuk buat janji sama Ibu. Jadi … hasilnya seperti itu.”

Riana menghempaskan punggungnya ke sandaran. Ia memejamkan mata dan menekuk wajahnya.

“Ya, ampun.”

Ibunda Evan itu kembali menegakkan tubuhnya. Ia menatap jadwal yang masih berada di tangannya d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status