Di sisi lain, Thomas dan Ryadi sama-sama merasa heran karena Lydia pergi tanpa pamit. Lydia tidak pernah bersikap tidak sopan seperti itu.Di bawah tatapan tajam Ryadi, Diana akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Dia pun menceritakan semuanya.Masalah lukisan palsu itu, juga perasaan Aurel terhadap Thomas. Begitu mendengar perkataan Diana, Ryadi langsung murka. Menantunya ini selalu berperilaku baik, tidak pernah membuat masalah, sehingga dia cukup puas.Tidak disangka, sekali Diana bertingkah, dia telah membuat masalah yang tidak bisa diperbaiki lagi. Bagaimana mungkin Ryadi tidak marah?Ryadi mencari seorang ahli dan menunjukkan kepada Diana foto-foto Blazing Sun yang sedang tur pameran keliling dunia. Lukisan itu dibuat oleh Willy ketika dia berada di masa keemasan puncaknya. Setiap bagian dalam lukisan itu terkait dengan estetika dan rasio emas dari keseluruhan lukisan.Oleh karena itu, setelah Willy mempertimbangkannya, Blazing Sun menjadi satu-satu karyanya tanpa nama ikoniknya.
Setelah mendengar ucapan Aurel, Lydia menatap perempuan yang duduk di hadapannya itu sambil tersenyum santai.“Yang pertama, aku akui, aku yang lakukan itu. Tapi yang kedua, aku benar-benar difitnah ini.”Lydia tersenyum jahat, dengan sedikit rasa senang di matanya atas apa yang dialami Aurel. Benar saja, Diana seharusnya sudah tahu kalau dia ditipu. Sekarang dia bahkan tidak mau mengangkat telepon dari Aurel? Diana sama sekali tidak memberi muka.Sorot mata Aurel begitu dingin dan tegas, penuh dengan intimidasi.“Atas dasar apa kamu suruh Dylan keluarkan aku? Apakah kamu tahu betapa kerasnya aku bekerja untuk buka pasar di Kota Alusia sampai bisa mencapai jalur ini?”Aurel tidak ingin repot-repot mencari perusahaan kecil untuk diajak bekerja sama. Dia langsung mencari Tansen Group. Memang butuh banyak upaya untuk bisa mendapatkan kepercayaan Dylan.Sekarang semua kerja kerasnya hilang hanya karena beberapa kata dari Lydia? Bagaimana mungkin Aurel tidak marah?Lydia tertawa pelan denga
Akan tetapi, cinta bertepuk sebelah tangan selama sepuluh tahun? Pantas saja begitu kuat rasa benci Aurel.Lydia memperhatikan ekspresi Aurel yang kaku. Di dalam hati Lydia ada perasaan yang berat. Dia merasa kasihan kepada perempuan itu, tapi tidak bersimpati.Lydia menatap Aurel dengan serius dan berkata, “Bu Aurel, jangan salahkan orang lain atas kegagalanmu dalam hubungan. Lagi pula, perasaanmu nggak diterima, Thomas nggak suka sama kamu, semua itu bukan salahku. Aku juga bukan orang ketiga yang rusak hubungan kalian. Aku nggak wajib terima kecaman dari kamu.”Bukan berarti siapa pun yang patut dikasihani berada di posisi lebih diutamakan. Lydia berbeda dengan Aurel. Meskipun cinta mereka sama-sama bertepuk sebelah tangan. Setidaknya, Lydia telah memperjuangkannya dan mengharapkan cinta Dylan secara terang-terangan.Namun, apa yang Aurel lakukan selama sepuluh tahun itu? Apakah Aurel telah memperjuangkan cintanya? Tidak.“Tapi dia suka kamu!” tukas Aurel sambil memelototi Lydia.Ly
Lydia hanya membalasnya dengan senyum dingin. Pada awalnya, dia ingin memberitahu Thomas tentang Aurel. Namun setelah dipikir-pikir, lebih baik lupakan saja. Thomas juga tidak bisa mengaturnya.Setelah Gabrielle menyapa yang lain, dia diam-diam berjalan mendekat lalu menarik pergelangan tangan Lydia.“Lydia, aku lihat Dylan!”Lydia spontan mengerutkan kening. Tidak mengherankan jika Dylan bisa muncul di acara seperti ini. Meskipun Lydia tidak ingin bertemu dengannya, rasanya juga tidak perlu heboh seperti ini.Gabrielle memanyunkan bibirnya, hendak mengatakan sesuatu, tapi tampak ragu-ragu.“Pria yang berdiri di samping Dylan adalah pasangan kencan buta yang mamaku carikan untukku.”Lydia hampir tersedak oleh minuman di dalam mulutnya. Thomas juga tampak kaget. Keduanya diam membisu cukup lama. Ternyata Gabrielle sudah pergi kencan buta!Gabrielle menghela napas, “Mamaku yang paksa aku pergi. Lagi pula, aku nggak suka. Tapi orang tua kedua belah pihak sudah banyak bicarakan hal ini ...
Ucapan Lydia lagi-lagi membuat atmosfer di sekitar mereka membeku. Mata Dylan menatap dingin kedua orang itu secara bergantian.“Lydia, apa yang ingin kamu lakukan?” Dylan spontan bertanya.Sesuai keinginan Lydia, Dylan telah mengeluarkan Aurel dari proyek itu dan menarik Agustine Group ke dalam tim. Lydia bilang, itu adalah kompensasi dari Dylan. Setelah kompensasi selesai, mereka tidak lagi berutang apa pun satu sama lain. Kalau begitu, Dylan berhak masuk ke dunia Lydia lagi, bukan?Dylan sungguh ingin tahu apa yang ingin Lydia lakukan hari ini. Untuk apa dia melakukan hal seperti ini?Lydia melirik ke samping, ke arah Dylan. Kemudian, dia berkata dengan dingin, “Pak Dylan, meskipun yang lalu sudah berlalu, bukan berarti kamu punya hak atur-atur urusanku. Mengerti?”Saat ini, mereka bahkan tidak termasuk berteman. Oleh karena itu, tidak perlu banyak tanya, tidak perlu ikut campur urusan satu sama lain.Hanya satu kalimat membuat wajah Dylan seketika menjadi sedingin es. Mata gelapnya
Semua orang melihat pemandangan itu dengan jelas. Berarti hubungan antara Samuel dan Lydia begitu dekat. Sedangkan Dylan menjadi marah karena malu.Seketika, semua orang suka bergosip sibuk membuat spekulasi. Hubungan antar orang kaya memang rumit dan bisa berubah-ubah.Kata-kata Dylan membuat Lydia merasa sangat lucu. Atas dasar apa Dylan menanyakan urusannya? Lydia tetap diam sambil mengangkat alisnya. Dalam hati berkata, tebak saja sendiri.Justru Samuel yang memberikan penjelasan dengan gugup, “Dylan, aku nggak akrab sama dia!”Namun, Dylan sama sekali tidak melihat ke arah Samuel, apalagi mendengarkannya. Sesaat kemudian, Lucas datang dan melihat hubungan segitiga yang tidak normal ini. Dia pun menggantikan Dylan untuk bicara.“Kamu nggak akrab? Tapi kelihatannya akrab banget ....”Sudut bibir Samuel berkedut, alisnya pun mengerut.“Kamu sebenarnya di pihak mana?”Apa mungkin Lucas orang dalam yang diutus Lydia?Lucas terintimidasi oleh aura dari tubuh Samuel. Bagaimanapun, Samuel
Sudut bibir Lydia juga berkedut. Seumur hidupnya, bisa mendengar Monika memanggilnya seperti itu benar-benar bagaikan mimpi buruk. Jika dia tidak mengetahui rencana Monika lebih awal, Lydia benar-benar akan curiga ada yang salah dengan telinganya., curiga kalau hidup ini tidak nyata.Monika yang berada di depannya tetap tersenyum sopan. Ternyata dia telah mempelajari etiket dengan baik.“Kak Lydia, ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Bisa nggak kita bicara berdua saja?”Lydia mengangkat alisnya, sambil memutar gelas berisi jus anggur di tangannya. Kemudian, dia bertanya, “Apa yang bisa kita bicarakan?”Monika terdiam sejenak, lalu menundukkan kepalanya. Setelah itu, dia menjawab, “Aku sudah pikir dengan serius selama beberapa hari ini. Apa yang aku lakukan padamu dulu memang agak keterlaluan. Aku ingin minta maaf dengan tulus padamu.”Lydia menjawab satu kata oh saja, lalu berkata, “Kalau begitu kamu minta maaf di sini saja. Bukankah akan lebih tulus kalau kamu minta maaf di depan s
Seketika, Monika ketakutan sehingga dia hanya bisa mengangguk dan mengakui perbuatannya.“I-iya, maaf. Kak Lydia, aku tahu aku salah ....”Pada detik berikutnya, Lydia mengerahkan sedikit tenaga di tangannya. Tiba-tiba, terdengar suara kain robek. Lydia tiba-tiba melepaskan tangannya.Saat itu juga, Monika berteriak histeris. Dia merasakan dengan jelas tubuhnya mencondong ke depan. Namun, pada akhirnya, Lydia tidak melepaskannya. Hanya melihat Monika yang ketakutan setengah mati sambil tersenyum tipis.“Kamu sendiri yang mengakuinya, ya. Rasakan!”Monika sudah tidak tahan lagi. Dia pun berteriak keras dengan panik, “Tolong ....”Lydia tidak menghentikannya. Segera, orang-orang datang dan berkerumun. Lucas terkejut bukan main ketika melihat pemandangan itu. Dia pun cepat-cepat pergi mencari Dylan.Ya ampun, buat orang kaget setengah mati!Lydia tertawa sinis. Begitu melihat gaun Monika yang robek, dia pun mengingatkan Monika.“Gaunmu robek, kamu benar-benar ingin dilihat orang?”Monika