HAPPY READINGBibi hampir tidak percaya bahwa ini lah ayah dari Kayla. Dua tahun ia bekerja di sini, baru kali ini ia melihat Kayla menyebut papi pada pria. Bibi memperhatikan Tigran, pria itu sangat tampan, postur tubuhnya bagus dan wajahnya hampir mirip dengan Kayla.Selama ini majikannya sama sekali tidak menceritakan siapa ayah dari Kayla. Sekarang ia tahu ternyata pria itu adalah ayah Kayla. Ia merasa bersyukur bahwa Kayla sekarang dipertemukan dengan ayah biologisnya.“Jadi bapak ini ayah dari Kayla?” Tanya bibi.“Iya,” Ucap Tigran tenang.“Mari pak silahkan duduk,” ucap bibi, ia mempersilahkan pria itu duduk di sofa ruang keluarga.“Selama ini ibu Naomi, nggak pernah cerita tentang papinya Kayla. Jadi sekarang saya baru tau bahwa bapak inilah ayahnya Kayla,” ucap bibi antusias.“Kalau boleh tau, bapak selama ini ada di mana?” Tanya bibi penasaran.Tigran menarik nafas, ia tahu bahwa orang-orang bertanya seperti ini, “Saya ada di luar negri.”“Pantas saja. Maaf pak, kalau saya l
HAPPY READINGNaomi menyungging senyum, ia bersandar di kursinya sambil menatap ke arah jendela, ia akui bahwa dokter Kafka memang menarik, obrolannya sejauh ini sangat nyambung. Namun kalau ingin pacaran masih belum, karena mereka masih tahap pengenalan. Ia tidak ingin terburu-buru dalam menjalin sebuah hubungan.“Iya, tau. Tapi nanti deh, masih kenal-kenal gitu aja.”“Tapi dia tipe elo kan?”Naomi tertawa, “Enggak hanya gue, dia tipe semua cewek di luar sana, Ren.”“Dia nggak masalah dengan status lo yang single parent dan punya Kayla. Katanya pingin kenal dengan Kayla juga.”“Owh ya.”“Iya.”“Yaudah deh, PDKT aja dulu, gue buru-buru mau balik ke rumah,” ucap Naomi, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 16.20 menit.“Oke. Lo hati-hati, mending pakek gojek deh, biar cepet. Pakek mobil jam segini kayaknya macet banget, apalagi di Kemang.”“Iya, iya. Tau aja kalau di sini super macet.”Naomi mematikan sambungan telfonnya. Ia menekan tombil off pada layar leptop. Ia men
HAPPY READING“Papi, sini,” rengek Kayla menyuruh Tigran berada di sampingnya.Tigran menyungging senyum, ia duduk di samping Kayla dengan bersandar di sisi tempat tidur. Ia memandang Kayla memeluk dinding.“Mau mami bacain cerita?”“Enggak mau, mamunya papi yang cerita.”Tigran mengambil buku dongeng dari tangan Naomi, sejujurnya ia belum berpengalaman dalam menceritakan dongeng. Ia tidak terlalu suka menceritakan dongeng-dongeng putri atau cinderela. Seperti yang ada di dalam buku ini.Ia lebih suka menceritakan tentang mengapa daun berwarna hijau, mengapa langit berwarna biru, dari mana datangnya hujan, atau bercerita tentang siapa orang yang jadi nama sebuah jalan atau siapa gambar orang yang ada di dalam uang kertas. Ia tidak tahu tentang imajinasi terlalu dalam seperti kisah dongeng, mungkin dirinnya terlalu kaku.Ia tahu bahwa manfaat membacakan cerita memiliki dampak positif dalam tumbuh kembang anak. Tentu saja anak akan menjadi lebih kreatif dan imajinasinya terasah. Ana
HAPPY READING“Enak nggak?” Tanya Naomi.“Lumayan. Asisten kamu pinter masak.”Naomi menyungging senyum, “Iya.”Tigran mengedarkan pandangannya, suasana rumah terasa hening, hanya mereka berdua di sini. Tigran mengambil gelas berisi air mineral itu dan menyesapnya secara perlahan.“Boleh saya tanya sesuatu?”“Tanya apa?” Tanya Naomi, ia memakan nasinya.“Selama kamu tinggal di sini, apa ada pria lain yang pernah duduk di sini bersama kamu? Dinner, nemenin Kayla bermain.”“Kamu mau tau?”“Iya.”“Kamu laki-laki pertama yang berani masuk dan dinner di rumah saya.”Bibir Tigran terangkat, “Berarti itu tandanya kamu sudah sedikit membuka pintu hati kamu kepada saya.”Naomi lalu menatap Tigran, dan Tigran menatapnya balik, “Itu perasaan kamu saja. Saya selama ini sudah mengunci hati saya dengan pria manapun.”“Owh ya,” Tigran tertawa, lalu mengedipkan mata menggoda Naomi.“Yupz.”“Kalau saya bisa menaklukan hati kamu bagaimana?”“Bagaimana bisa, selama saya dan kamu tidak ada rasa,” timpal
HAPPY READING“Naomi.”“Iya.”“Sabtu ini saya ada undangan pernikahan. Kamu mau menemani saya? Maksudnya mendampingi saya,” ucap Kafka.Naomi terdiam beberapa detik, seorang Kafka meminta dirinya untuk menemaninya ke acara pernikahan. Sejujurnya ia tidak nyaman untuk menolak ajakan seorang Kafka, ia tahu siapa Kafka. Dia salah satu anak konglomerat di negri ini. Jika ia menolak, kesannya terlalu jual mahal dan sangat tidak pantas. Lagi pula ia free sabtu ini, tidak melakukan apa-apa selain di rumah saja.“Jam berapa?” Tanya Naomi mempertimbakan ajakan Kafka..“Pestanya jam tujuh malam.”“Iya, bisa.”“Thank you, Naomi.”“Iya, sama-sama Kaf.”“Salam buat Kayla ya, Naomi.”“Iya.”Beberapa menit kemudian, ia mematikan sambungan telfonnya, ia meletakan ponselnya di meja. Ia kembali memakan oatmeal-nya dengan tenang. Ia menatap Kayla memakan sarapannya, begitu juga dengan bibi yang dengan sigap melakukan apapun untuk Kayla. Seketika ia teringat dengan kecupan Tigran kemarin, kecupan itu
HAPPY READINGTigran memandang tatapan Naomi, mereka saling menatap satu sama lain. inginnnya ia mendekatinya dan mendaratkan bibirnya di kening wanita itu. Namun, ia masih menahannya, ia lalu membuka pintu mobil.“Papi mau ke kantor juga?” Tanya Kayla.“Iya, sayang.”“Sama seperti mami dong, ke kantor juga.”“Iya, sayang.”“Kantornya papi, sama nggak dengan kantor mami?”“Beda sayang. Kantor papi di Mega Kuningan, kalau kantor mami ada di Kemang. Kayla mau ke kantor pap nggaki?”“Mau, mau.”“Oke, nanti papi ajak kamu ke kantor papi.”“Asyik, asyik.”“Ayo berangkat, nanti Kayla telat,” ucap Naomi.Naomi meletakan tas Kayla di kursi, ia mengatur posisi Kayla duduk di belakang dan memasang seatbelt. Tigran sudah berada di kemudi setir, ia menatap Naomi yang berada di sampingnya, sedangkan Kayla berada di belakkang. Beberapa menit kemudian mobil meninggalkan area rumah Naomi menuju sekolahnya Kayla.***“Kenapa papi nggak tinggal sama mami?” Ucap Kayla membuka topik pembicaraan saat dip
HAPPY READING“HAH!”“Kayla tadi menyuruh saya menginap di rumah kamu,” timpal Tigran.“Kamu jangan dengerin ucapan Kayla Tigran. Anggap saja angin lalu.”“ayla nggak pernah kan ngerasain orang tua nya lengkap tinggal bersama.”“Ingat Tigran, kamu bukan ayah Kayla.”“Tapi Kayla nganggap saya ayahnya.”“Kayla masih kecil, dia nggak tau apa-apa. Nanti saya akan kasih tau dia kalau kamu memang bukan ayah sebenernya.”Tigran melirik Naomi, wanita itu juga memandangnya. Bibir Tigran terangkat, ia kembali menatap ke depan. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, music dari audio mengisi perjalanan mereka. Hingga akhirnya mobilpun berhenti di tower gedung office di Mega Kuningan.Naomi menatap ke arah jendela, ia baru tahu kalau Tigran memiliki kantor di sini. Sedangkan dirinya hanya memiliki office di butik dan serba keterbatasan, karena staff nya tidak terlalu banyak.Tigran melepas sabuk pengaman, ia menatap Naomi, “Mau mampir?” Tanya Tigran, masalahnya jam sembilan ini, dia ada meeting,
HAPPY READINGTigran menatap Kayla, ia seperti seorang ayah yang membagi peran dalam pengasuhan anak. Rasanya sangat luar biasa, ini merupakan pertama kalinya ia membawa seorang anak balita ke kantornya. Ia tidak tahu bagaimana reaksi karyawannya, ketika ia membawa Kayla ke kantor.Mereka masuk ke dalam lift, dan Tigran meletakan kartu akses di dekat pintu. Lift lalu membawanya menuju lantai atas. Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka, Ia masih menggenggam jemari Kayla. Ketika memasuki area koridor, ada beberapa karyawan yang menatapnya.Tatapan mereka tertuju pada Kayla tentunya, pasti mereka bertanya-tanya, siapa yang ia bawa. Seluruh penghuni kantor ini tahu bahwa ia masih lajang dan belum menikah. Tiba-tiba ia membawa seorang anak perempuan dan berseragam sekolah dengan sebutan papi.“Ini kantor papi?” Tanya Kayla, tepat berada di koridor, dan itu diucapkan secara jelas.Kata papi menunjukan bahwa dirinya adalah seorang ayah. Para karyawan lalu saling berpandangan satu sama l
HAPPY READINGMereka masuk ke dalam, Naomi memperhatikan area rumah, rumah ini di dominasi warna putih, rumahnya tampak luas dan mewah. Mereka masuk ke dalam ruang keluarga, ia menatap seorang wanita muda di sana. Dia mengenakan dress hitam dengan tali sphagetti. Ia pernah melihat wanita itu saat acara pesta pernikahan Erlan dan Kinan kemarin.Wanita mudah itu mendekati mereka, “Ini Elizabet adiknya Tigran,” ucap mama Tigran.“Hai, mba Naomi.”“Hai Elizabet.”Tatapan mereka tertuju pada Kayla dan papa di sana. Papa Tigran memperlihatkan grand piano berwarna putih di sana. Dengan pita besar berwarna merah sebagai tanpa bahwa itu adalah gift. Kayla melompat-lompat melihat hadiahnya.“Ini gift untuk Kayla dari opa,” ucap papa kepada Kayla.“Wah, asyik, asyik. Thank you, opa.”“Sama-sama sayang.” Naomi yang melihat itu terbelalak kaget, karena tadi ia pikir hadiah berupa boneka atau mainan anak-anak. Ternyata papa Tigran memberinya sebuah grand piano putih, ia tahu betul berapa harga p
HAPPY READINGTigran melirik jam melingkar di tangannya menungjukan pukul 14.00, mobilpun tiba di rumah Naomi. Ia memarkir mobilnya di halaman rumah. Ia membuka hendel pintu dan Naomi juga keluar, wanitanya menurunkan hadiahh-hadiah pemberian Chris tadi di restoran.“Sayang, aku nggak mampir ya. Aku ada meeting hari ini jam tiga.”“Iya, enggak apa-apa.”Tapi Tigran menggendong Kayla yang sedang tertidur, ia bawa masuk ke dalam rumah. Sementara bibi membantu Naomi membawa kado-kado itu ke dalam. Tigran membaringkan tubuh Kayla ke tempat tidur, ia memandang putrinya. Walaupun statusnya sebagai ayah tiri, ia tetap mencintai putrinya.Tigran keluar dari kamar Kayla, ia menatap Naomi yang menyusun gift dari Chris. Tigran mendekati Naomi, Naomi tersenyum kepadanya.“Kamu sudah mau pergi?” Tanya Naomi.“Iya, sayang.”“Nanti malam kamu dandan yang cantik, kita dinner di rumah orang tua aku.”Naomi tersenyum dan mengangguk, “Iya.”“Makasih ya, kamu sudah hadir di tengah-tengah hidup aku dan
HAPPY READINGChris berikan senyum terbaiknya kepada mereka. Chris tau bahwa anak perempuan memiliki karakter yang berbeda dengan laki-laki. Anak perempuan itu cenderung berhati lembut dan perasa. Banyak orang mengatakan bahwa anak perempuan justru lebih dekat dengan sosok ayah ketimbang ibunya. Namun selama ini ia tidak pernah ada di samping Kayla, sungguh ia merasa sangat bersalah.Ia melangkah semakin dekat, inginnya mengatakan kepada Kayla ia tidak ingin putrinya mengikuti jejaknya. Ia ingin anaknya mengambil jalan di sampingnya dan melangkah lebih jauh dari apa yang ia bayangkan. Tidak peduli berapa usianya, ia akan tetap menjadi bayi perempuan kesayangannya.Lihatlah senyumannya membuatnya tersenyum dan tawanya menular, hatinya murni dan sejati diatas segalanya, ia senang bahwa dia adalah putrinya. Kini ia sudah berada di hadapan Tigran, Naomi dan Kayla. Inginnya segera memeluk putrinya, namun ia tahu situasi mereka seperti apa. Kayla belum mengenalnya dengan baik, karena inil
HAPPY READINGSetelah berdiskusi panjang dengan Tigran, Naomi setuju bahwa Kayla akan dipertemukan dengan ayahnya. Tigran sudah menghubungi Chris, dan hari ini mereka akan bertemu di restoran Temani Kids Café Kemang. Jujur ia memang merekomendasikan restoran ini kepada Tigran, dan jaraknya sangat dekat dengan butiknya.Restoran pilihannya sangat nyaman apalagi bersama anaknya. Kayla dan dirinya sering menghabiskan waktu makan siang di sini. Karena selain makan siang, ia bisa menemani Kayla bermain yang di dalamnya ada permainan anak, berupa perosotan, ayunan, panjat-panjatan dan bola-bola ukuran raksasa ada di sana.Mereka duduk di table kosong sambil menunggu kedatangan Chris. Walau sebenarnya ia masih bersitegang dengan kehadiran Chris, namun ia tetap mengesampingkan egonya. Ia sebagai orang dewasa, memahami bahwa pernikahan itu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan harapan dan rencana.Setiap orang akan berubah, perubahan itu berdampak pada penyesuaain kebutuhan perhatian dan
HAPPY READINGBeberapa menit kemudian, kini ia tiba di rumah Naomi, ia memarkir mobilnya plataran. Mereka keluar dari mobil, lalu menatap Kayla yang berada di depan daun pintu menyambut kehadirannya.“Papi,” ucap Kayla kegirangan.“Halo putri papi,” ucap Tigran.“Papi jemput mami kerja?” Tanya Kayla.“Iya.”Tigran tersenyum dan mendekati Kayla, “Anak papi udah selesai les nya?” Tanya Tigran.“Udah papi. Papi tidur di sini lagi kan?”Tigran lalu tertawa, “Iya, dong.”Naomi yang mendengar itu lalu menoleh menatap Tigra, pria itu mengedipkan mata kepadanya. Naomi tahu pria itu menggodanya.“Kamu mau minum kopi?” Tanya Naomi.“Iya, boleh.”Tigran menatap Kayla berlari menuju kolam renang. Ia mengikuti langkah Kayla di sana.“Papi, Kayla mau berenang.”Alis Tigran terangkat, “Mau berenang?”“Iya, boleh kan papi.”“Boleh dong.”Tigran menoleh mencari keberadaan bibi, “Bi, gantiin baju Kayla dulu ya. Dia mau berenang.”“Baik pak.”Tigran menatap bibi yang sedang membawa Kayla ke dalam kamar,
HAPPY READING“Sayang, Chris hanya ingin lihat Kayla. Kamu juga harus menerima kenyataan bahwa Kayla benar anak dari Chris, dialah ayah biologis Kayla. Kita tidak bisa bersikap egois di sini, terbukalah dengan keadaan. Selama dia menjaga sikapnya dengan baik, kita bisa menerimanya.”“Kita sudah dewasa, jika mempersulit keadaan, maka akan memperburuk keadaan. Dia tidak meminta banyak, dia hanya ingin bertemu dengan Kayla, walau sekali dalam seumur hidupnya.”“Tapi aku nggak bisa Tigran.”“Harus, bisa sayang. Kita hadapi sama-sama. Dia hanya ingin melihat saja, tanpa memperebutnya dari kita. Kayla tetap anak kita, tapi kita harus mengakui kalau dia ayah biologis Kayla.Tigran menangkup wajah Naomi, mencoba memberi pengertian kepada sang kekasih, “Kamu nggak boleh egois sayang. Kalau dia ingin beremu Kayla, kita tetap berada di sampingnya.”“Semakin kita dewasa, kita semakin banyak belajar bijak. Kamu mengerti kan maksud aku.”Naomi menatap Tigran, terlihat jelas tatapan keseriusan pad
HAPPY READINGNaomi melihat Tigran, pria itu menunjukan sikap lebih tenang dari pada dirinya. Dia terlihat confidence dan percaya diri, menghadapi situasi ini. Bagaimanapun hubungan dirinya dan Tigran dibangun dengan rasa percaya diri.Naomi perlu Chris berbicara empat mata, bagaimanapun ini bukan masalah Tigran. Biarkan ia menyelesaikan masalahnya sendiri. Tigran tidak perlu ikut campur, karena itu bukan urusan. Tugasnya menjaga hubungannya masa sekarang. Ia yakin bahwa hubungannya masa sekarang jauh lebih baik daripada hubungan dengan masa lalu.“Dia Chris mantan suami aku,” ucap Naomi menahan emosinya.Tigran menarik nafas beberapa detik, ia menatap iris mata Naomi, “Buat apa dia datang ke sini?” Tanya Tigran.“Dia ingin bertemu dengan Kayla,” gumam Naomi pelan.Tigran memegang punggung Naomi pelan, dan lalu memeluknya. Pelukan Tigran membuat Naomi jauh lebih tenang. Tigran tahu mau bagaimanapun Kayla itu tetap memiliki ayah biologis, ayah biologisnya itu Chris. Ia sebagai kek
HAPPY READING“Pergilah dari kehidupan saya dan Kayla. Jangan pernah kembali, bagi saya kamu itu tidak ada. Saya dan Kayla sudah bahagia tanpa kamu.”“Tapi Naomi, kamu harus tahu alasan saya.”“Saya tidak perlu tahu tentang kamu.”“I know, kalau saya salah. Prilaku saya tidak bisa dimaafkan. Tapi mengertilah kenapa saya melakukan ini.”“Alasan apa?” Tanya Naomi dengan berani menatap iris mantan suaminya. Ia berharap agar Tigran segera datang, ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukan pukul 16.00.“Saya malu dengan hadirnya saya saat dulu, karena saya belum mapan secara finansial, sedangkan keluarga kamu sangat terpandang. Saya sungguh minder akan hal itu. Saya tidak bisa berbuat banyak apalagi saat itu saya juga tidak bisa berbisnis. Bisnis kita tidak berjalan dengan baik, hingga aku tidak mampu dipercayai oleh kedua orang tua kamu. Saya merasa kalau saya bodoh.”“Saya tidak memiliki karir apa-apa, saya juga tidak bisa dibanggakan saat itu. Apalagi melihat kamu hamil, value say
HAPPY READINGNaomi mengambil tas Hermes-nya, dan ia lalu turun ke bawah. Ia melihat beberapa staff nya melayani tamu, ia memandang ke arah jendela depan yang masih tampak terang.Naomi mengedarkan pandangannya kesegala area butik. Naomi memandang staff nya tadi di sana, staff nya itu tidak sendiri melainkan bersama seorang pria. Naomi menyelidiki siapa pria itu. Langkahnya terhenti ketika staff nya tersenyum kepadanya, lalu tubuh itu menjauh.Tatapannya bertemu dengan seorang pria di sana. Benar dugaanya bahwa pria itu adalah mantan suaminya. Ia menelan ludah, sosok itu kini sudah berubah, dia sekarang memiliki postur tubuh tinggi besar, wajahnya terlihat sangat bersih dan pakiannya sangat rapi. Dan dia jauh lebih tampan dari yang dulu.Dia mengenakan kemeja putih dipadukan dengan celana hitam slimfit. Rambutnya tertata rapi, rahangnya terlihat lebih tegas.“Hai, Naomi. Apa kabar?”***Naomi memegang erat handbag nya, jujur pria itu lah yang ingin ia hindari di dunia ini. Apapun alas