Share

2. Serangan Jantung

"Dhuha, bangun! Opa kamu datang tuh!"

"Ya ampun, Ma, Du baru aja tidur. Masa udah harus bangun lagi. Du ada meeting siang, jadi.... "

"Bangun, Opa perlu bicara!" Aku pun langsung melompat begitu mendengar suara ayah dari pihak papaku yang aku panggil opa. Mata ini langsung segar, apalagi Opa Fauzi sudah duduk di depanku.

"Maria, bawakan Papa pisang rebus di bawah."

"Baik, Pa." Mama pun keluar dari kamar. Tinggal aku berdua opa saja. Tumben sekali opaku masih jam tujuh pagi sudah ada di rumahku.

"Kamu ada masalah apa sama Monic?" aku mengernyit.

"Oh, Monic, terlalu lebay, Pa. Jajannya banyak. Baru sekali jalan, udah minta dibelikan emas. Memangnya saya juragan?"

"Baru sekali, coba lagi. Siapa tahu dia berubah." Opaku masih berusaha membujuk.

"Kesan pertama itu sangat membekas, Pa. Baru satu kali ketemu udah kapok."

"Tapi Opa udah janji mau jodohkan kamu dengan Monic. Begini, perusahaan akan bisa berkembang jika kamu menikahi Monic. Papa Monic dan almarhum papa kamu udah menjodohkan kamu dengan Monic, bahkan sejak kamu SD. Sebelum papa kamu meninggal, papa kamu berpesan.... "

"Pa, Dhuha udah nikah."

"Hah, apa?!" Opa Fauzi berdiri dengan wajah terkejutnya. Suaranya menggelegar hingga membuat nyali ini sedikit ciut.

"Dhuha udah nikah, Pa. Jadi, jangan jodohkan Dhuha dengan Monic!"

"Ada apa ini, Pa? Dhuha, kamu bicara apa dengan opa? Pa, Papa!" Opa memegang dadanya dan jatuh duduk di kursi. Aku dan mama panik, hingga melarikan opa ke rumah sakit.

Opa mendapatkan pertolongan pertama. Adik papaku, termasuk Hakim pun ikut menyusul ke rumah sakit. Papaku tiga bersaudara dan beliau anak pertama. Namun, dua tahun lalu papa meninggal karena serangan jantung. Anak kedua adalah Om Reno, papa dari Hakim, lalu Tante Nola, adik bungsu papa yang semua anaknya sekolah di luar negeri.

"Apa yang terjadi, Mbak?" tanya tante Nola pada mamaku.

"Gak tahu, No. Orang tadi waktu ke rumah, papa baik-baik aja. Terus papa bicara pada ini nih, cucu sulung yang hobi banget pulang malam bukan karena kerja, tapi nongkrong! Tiba-tiba papa pingsan."

"Ya ampun, Dhu, kamu bilang apa sama opa? Tanggung jawab loh, Dhu. Kamu tuh cucu lelaki pertama dari anak lelaki pertama, kenapa sih, sering banget bikin masalah?" tante Nola mendelik padaku.

"Kalian kenapa berisik? Udah tahu orang lagi sakit!" Kami semua menoleh saat mendengar suara opa.

"Pa, Papa udah enakan?" tanya mamaku.

"Dhuha, kamu udah nikah? Kamu gak bohong kan? Kamu jangan bohong sama Opa!"

"Apa, Dhuha udah nikah? Nggak mungkin, Pa. Ini anak pasti ngarang!" Mama melotot ke arahku. Mama bahkan mengguncang bahu ini dan terus menatapku meminta penjelasan.

"Udah nikah, Mami. Semalam." Hakim bersuara dari arah pintu kamar.

"Kamu udah nikah sama siapa, Dhuha? Marisa? Monic, Prilly?" tanya mamaku setelah syoknya reda. Aku dikelilingi oleh saudara, ada delapan orang berkumpul di ruangan perawatan VVIP tempat opa masih terbaring lemas.

"Kamu nikah semalam sama siapa, Dhuha? Kamu jangan bikin Mama ikut kena serangan jantung."

"Ma, Dhuha emang udah nikah, namanya... mm.. itu Aini."

"Aini? Apa pekerjaan orang tuanya? Apa Mama atau opa kamu kenal? Apa nama perusahaannya?" aku menggaruk rambut yang tidak gatal. Apa yang harus aku jawab? Gak mungkin aku bilang dia janda dan gelandangan. Mungkin kalau hanya janda saja, tapi anak pemilik perusahaan, opa dan mama akan terima saja. Bukan gelandangan.

"Dhuha, keluarga wanita itu siapa? Apa sesama... "

"Orang biasa, Opa. Orang sederhana aja."

"Oh, begitu, baik, Opa akan anggap serius ucapan kamu ini, jika kamu bisa bawa istri kamu ke sini. Jika tidak, Opa akan anggap ucapan kamu omong kosong dan kamu akan tetap Opa nikahkan dengan Monic!"

"Iya nanti Dhuha kenalkan ke Mama dan Opa. Biar Opa sehat dulu ya."

"Sekarang aja. Opa dan semua saudara kamu yang ada di sini menunggu kamu. Bawa sekarang ke sini! Jemput dia di kantornya atau di kampusnya jika dia masih mahasiswa." Hakim yang berdiri di sudut ruangan sejak tadi menahan tawa.

"Dhuha, masih bengong aja! Cepet susulin istri kamu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status