Share

173. Di mana Aini?

last update Last Updated: 2024-12-15 23:20:01

"Ma, Mbak Aini kemana, ya? Saya belum pernah lihat dia di rumah sejak pindah ke sini," tanya Suci perlahan. Ia menatap ibu mertuanya, Bu Asma, yang sedang sibuk menyiapkan teh di meja dapur. Suci merasa perlu menanyakan hal ini karena meskipun ia istri kedua Alex, ia belum pernah bertemu langsung dengan istri pertama suaminya.

Bu Asma mendesah pelan sebelum menjawab, "Biasanya Aini habis antar anak-anak ke sekolah, terus keluyuran entah ke mana. Dia jarang di rumah siang-siang begini."

"Oh begitu," balas Suci, mencoba menyembunyikan rasa lega yang menggelayut di hatinya.

Sejak ia resmi menikah siri dengan Alex dia minggu lalu, hidup Suci terasa seperti berjalan di atas bara. Perasaan bersalah terus menghantui, terlebih saat ia tahu harus tinggal seatap dengan keluarga Alex. Namun, yang mengejutkannya, Alex lebih sering tidur di kamarnya daripada di kamar Aini. Keadaan ini membuatnya bertanya-tanya, tapi ia memilih untuk tidak memperlihatkan kebingungannya di depan mertuanya.

"Intan sa
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Selvia
Kasihan si suci, alex itu yg d pikirin cm kentu tok hahaha
goodnovel comment avatar
Zatiey Aina
Teruskan suci. ambik je alex redflag tu. biar aini dengan dhuha HAHAHA
goodnovel comment avatar
nop
min 5 bab dung
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   174. Malam Ini Kamu Tidur denganku, Ai!

    Langit Jakarta mulai menggelap saat Dhuha memacu langkahnya menuju apartemen. Napasnya memburu, sebagian karena tergesa-gesa, sebagian lagi karena pikirannya yang terus bergulat. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor dan menerima pesan singkat dari mamanya dan telepon dari Aini. Kabar mamanya yang berkunjung ke apartemennya, tentu saja membuatnya syok. Apalagi sang Mama terang-terangan mengusir Aini. Ia tidak akan membiarkan wanita yang ia cintai, yang saat ini sedang tidak baik-baik saja, malah pergi darinya. Ketika pintu apartemen terbuka, aroma lavender dari diffuser menyambutnya, tapi tidak mampu mengurangi ketegangan di udara. Di ruang tamu, Bu Maria duduk di sofa, tubuhnya tegak dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya yang biasanya lembut kini murung, dengan tatapan tajam mengarah pada Dhuha.“Dhuha, kamu sudah benar-benar tidak mendengarkan Mama lagi, ya?” Suaranya dingin, langsung menusuk ke inti pembicaraan sebelum Dhuha sempat melepas sepatu.Dhuha menelan lud

    Last Updated : 2024-12-16
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   175. Tante Itu Pelakor?

    "Dhuha," suara itu menggema, lembut namun tegas, seperti angin musim semi yang membelai dedaunan."Dhuha, bangun!"Dhuha tersentak. Tubuhnya seolah terhempas kembali ke dunia nyata, seperti ada tangan tak terlihat yang mengguncangnya. Matanya terbuka perlahan, menyadari bahwa dia masih berada di ruang tamu, duduk di sofa dengan selimut kusut melilit kakinya.Di hadapannya berdiri Aini, wajahnya penuh tanda tanya. Rambutnya yang panjang digelung sederhana, mengenakan baju tidur berwarna pastel yang membuatnya terlihat lebih alami. Tatapan matanya yang lekat seakan menelusuri apa yang baru saja dialami Dhuha."Kamu mimpi apa sih? Sampai manggil-manggil namaku," tanya Aini sambil menyilangkan tangan di dada. Ia terlihat antara bingung dan geli.Dhuha tidak segera menjawab. Matanya memandangi Aini dari ujung kaki hingga ujung rambut, memastikan bahwa ini adalah realitas. Bukan lagi bayangan samar di dalam mimpinya. Ruangan di sekitarnya terasa begitu akrab, tetapi kenapa dalam benaknya ia

    Last Updated : 2024-12-17
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   176. Nyonya Alex

    Suci menatap Intan dan Izzam dari kejauhan, senyumnya terlukis penuh harapan. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian kedua anak itu sejak pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini, hampir sebulan yang lalu. Namun, Intan si bungsu dan Izzam si sulung terus saja mengabaikannya, seolah keberadaannya hanyalah bayangan yang tak perlu diperhatikan.Hari ini, Suci memasak camilan kesukaan Intan—roti cokelat isi keju—dan meletakkannya di atas meja ruang keluarga. "Intan, sini, coba roti buatan Tante," panggilnya dengan suara ceria.Intan melirik sekilas, lalu kembali ke layar tablet yang digenggamnya tanpa sepatah kata pun. Izzam, yang sedang membaca buku di pojok ruangan, hanya mendengus kecil.Suci tidak menyerah. "Kalian tahu nggak? Tante belajar bikin roti ini khusus buat kalian, loh. Kata papa, kalian suka banget makanan manis.""Kalau suka, mending buat Tante aja," gumam Izzam dengan nada ketus, tapi cukup jelas untuk membuat Suci terdiam sejenak."Kebanyakan makan man

    Last Updated : 2024-12-17
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   177. Siapa Pria Ini, Mbak?

    Suara hujan deras membangunkan Aini lebih pagi dari biasanya. Langit di luar jendela kamar masih gelap meskipun jam dinding menunjukkan pukul enam pagi. Gemuruh petir sesekali menggelegar, memecah keheningan. Ia menarik selimut yang menjuntai di lantai, melilitkannya ke tubuh untuk mengusir hawa dingin yang merayap masuk dari sela-sela jendela.Setelah beberapa saat mengumpulkan tenaga, Aini akhirnya bangkit dari tempat tidur. Langkahnya pelan menuju kame mandi. Sudah terlalu siang untuk solat subuh, tetapi akan lebih merugi jika ia melewatkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Setelah solat, Aini kembali pada rutinitas pagi yang harus diselesaikan, terutama karena Dhuha dan ia menumpang pada mantannya itu yang tidak tahu akan sampai kapan. Ia menyalakan kompor dan mulai memotong bawang, menggoreng nasi dengan sisa lauk semalam. Aroma bawang yang wangi mulai memenuhi ruangan kecil itu, berpadu dengan suara gemericik hujan di luar. Di sisi lain dapur, teh manis yang hangat sedang

    Last Updated : 2024-12-18
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   178. Laporan dari Suci

    Langit sore memancarkan warna jingga keemasan saat Suci melangkahkan kakinya keluar dari mall. Beberapa kantong belanja berayun di tangannya, hasil dari perjalanan panjang mencari kebutuhan rumah dan beberapa barang untuk dirinya sendiri. Hari yang melelahkan, tapi ia senang karena mama mertuanya memberikan uang bulanan yang cukup banyak dan memintanya membeli beberapa stel pakaian bagus. Dengan langkah ringan, ia menuju area foodcourt karena ingin membelikan oleh-oleh baso Malang untuk sang Ibu mertua. Namun, perjalanannya terhenti ketika pandangannya tertuju pada dua sosok di sebuah restoran yang ada di dalam mall. Seorang wanita yang sangat dikenalnya sedang duduk bersama seorang pria. Wanita itu adalah Aini, istri pertama Alex, suaminya.Suci berdiri terpaku. Matanya tidak bisa lepas dari pemandangan tersebut. Aini terlihat anggun dalam balutan gaun sederhana. Di sampingnya, seorang pria muda dengan wajah tampan dan postur tinggi sedang tertawa ringan sambil menatapnya. Gestur m

    Last Updated : 2024-12-19
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   179. Di kantor Polisi

    Malam itu, langit gelap tanpa bintang. Hanya lampu-lampu jalan yang redup menjadi penerang di tengah sunyinya malam. Di dalam mobil mewahnya, Alex menggenggam setir dengan erat. Rahangnya mengeras, sementara napasnya memburu seperti amarah yang siap meledak kapan saja.“Sialan!” gumamnya penuh geram. Suara mesin mobil yang menderu-deru menenggelamkan kegundahan yang berputar di kepalanya. Ia tahu pasti bahwa Aini, istrinya, memilih pergi bersama Dhuha atas keinginannya sendiri. Namun, rasa marah dan cemburu membakar logikanya.Ia tidak menyangka bahwa Aini akan berbuat nekat di belakangnya. Sampai detik ini pun, ia masih sangat mencintai istri pertamanya itu. Menikahi Suci hanya karena terpaksa saja. “Aku tidak akan membiarkan mereka bahagia. Kalau perlu, Dhuha harus masuk penjara,” pikir Alex dengan penuh kebencian. Ia memutuskan untuk memutar cerita, membuat tuduhan palsu bahwa Dhuha telah menculik Aini. Dengan begitu, ia berharap polisi segera menangkap Dhuha dan memisahkannya dar

    Last Updated : 2024-12-20
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   180. Bertengkar Hebat

    Pagi itu, suasana rumah Alex terasa lebih sunyi dari biasanya. Suci hanya terdengar sibuk di dapur, menghangatkan bubur untuk Alex yang masih terbaring di kamar. Wajahnya lelah, tapi ia tetap melakukan apa yang menurutnya adalah kewajiban sebagai seorang istri. Meskipun berkali-kali Alex menyakitinya secara verbal. Di kamar, Alex perlahan membuka matanya. Kepala masih berat, sisa mabuk kemarin membuat tubuhnya terasa lunglai. Namun, pikirannya terus dihantui oleh bayangan Aini. Dhuha dan Aini. Dua nama itu seperti duri yang menusuk setiap kali terlintas di benaknya.Ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Ada beberapa pesan tak terbaca dari mamanya yang dikirim semalam, tapi Alex mengabaikannya. Yang ia cari adalah perkembangan dari polisi tentang laporan yang ia buat tadi malam. Namun, belum ada kabar. Ia juga melewati pesan yang dikirim bosnya di kantor. Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Suci masuk dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur hangat dan sege

    Last Updated : 2024-12-20
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   181. Aini Sakit

    Langit malam yang pekat menyelimuti suasana di luar rumah sakit, sementara lampu-lampu neon menyala terang, menerangi lorong-lorong yang sepi namun terasa penuh beban. Rumah sakit itu sendiri, dengan aroma khas antiseptik yang memenuhi udara, menjadi saksi bisu dari berbagai kisah hidup—kelahiran, kesembuhan, kehilangan, dan harapan.Alex berjalan tergesa-gesa menuju kamar perawatan VIP. Langkah kakinya terdengar berat, mencerminkan hatinya yang penuh kebimbangan. Saat tiba di depan pintu kamar Suci, ia terdiam sejenak, menarik napas panjang sebelum membuka pintu.Di dalam, suasana hangat namun penuh ketegangan. Suci terbaring lemah di ranjang, wajahnya pucat namun tetap menampilkan keanggunan yang tak pudar. Di sebelahnya, Bu Asma duduk dengan senyum lebar yang tak dapat ia sembunyikan. Begitu melihat Alex, wajah Bu Asma berbinar."Alex, akhirnya kamu datang juga," ujar Bu Asma dengan nada penuh antusias. Ia segera berdiri dan menghampiri putranya. "Dokter baru saja pergi. Mereka bi

    Last Updated : 2024-12-21

Latest chapter

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   234. Jagain Jodoh Orang

    Hari-hari berlalu, dan ketegangan di panti asuhan semakin terasa. Diana semakin sering menunjukkan sikap tidak peduli terhadap anak-anak panti. Ia juga semakin terang-terangan memperhatikan Rio, meskipun pria itu selalu menjaga jarak. Diana terlihat cari perhatian saat di depan Rio. Ia akan bersikap manis pada anak-anak jika Rio ada di sana, tapi ketika Rio tidak ada, Diana kembali acuh. Aini menyaksikan semua itu dengan perasaan campur aduk. Di tengah kehidupannya yang sudah penuh tekanan, ia tetap berusaha menjalani hari-harinya di dapur dan merawat anak-anak dengan sepenuh hati. Meski kehadiran Rio membawa sedikit ketenangan, ia tahu bahwa situasinya tidak akan bertahan lama tanpa adanya perubahan besar."Besok saya sudah mulai bekerja, Ai," kata Rio saat menghampiri Aini yang tengah menyiram tanaman. "Oh, ya, Mas, Alhamdulillah. Kerjaan Mas yang lama bagaimana? Apa maksudnya Mas kembali kerja di luar negeri gitu?" Rio menggeleng. "Di sini, mungkin naik motor sekitar empat pulu

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   233. Suami Goib

    Ganteng, tinggi, putih, baik, murah senyum, siapa yang gak suka melihat pemandangan pria seperti itu? Diana berdiri di balkon lantai dua, memandang ke halaman panti tempat Rio sedang bermain bola dengan anak-anak. Ia tidak bisa memungkiri, ada sesuatu pada pria itu yang menarik perhatiannya. Wajah tampannya, sikap tegasnya, dan bagaimana ia memperhatikan anak-anak membuat Diana semakin sulit mengalihkan pikirannya.Berbeda sekali dengan suaminya yang memang cukup ramah pada anak-anak panti, tapi gesturnya tidak seluwes Rio. “Aku tidak mengerti kenapa dia selalu mempermasalahkanku,” gumam Diana sambil memandangi Rio yang tertawa bersama anak-anak.Meskipun Rio sering menegurnya karena ketidakpeduliannya terhadap panti, Diana tidak pernah benar-benar merasa terganggu. Sebaliknya, ia justru menikmati setiap interaksi mereka, bahkan yang penuh ketegangan sekalipun.Kenapa sampai sekarang, pria itu belum menikah? Sepertinya wanita manapun yang ia tunjuk jadi istri, pasti akan langsung se

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   232. Tak Berkutik

    Keesokan paginya, Rio memutuskan untuk mulai menyelidiki laporan keuangan panti yang baru dikirim oleh Diana. Ia tahu bahwa masalah terbesar yang disampaikan ibunya adalah mengenai kebutuhan anak-anak panti yang tidak terpenuhi. Hal ini hanya bisa dijelaskan jika ia menemukan sesuatu yang tidak beres dalam pengelolaan dana panti yang semuanya diatur oleh Diana. Rio langsung menuju ruang kantor yang biasa digunakan oleh Diana. Ia menemukan meja yang penuh dengan tumpukan kertas, dokumen, dan beberapa map yang terlihat acak-acakan. Saat membuka laci, ia menemukan sebuah buku besar yang tampaknya menjadi catatan keuangan utama panti.Ia membawa buku itu ke ruang tamu dan mulai memeriksa halaman demi halaman. Di situ, tercatat pemasukan dari donatur tetap, sumbangan insidental, serta beberapa pengeluaran utama seperti makanan, pakaian, dan biaya operasional. Namun, semakin lama ia membaca, semakin banyak hal yang mencurigakan.Rio memusatkan perhatiannya pada kolom pengeluaran. Di sana

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   231. Kedatangan Rio

    Pagi itu, suasana di panti yatim piatu milik Nara sedikit lebih riuh dari biasanya. Anak-anak berlarian ke halaman, saling bersahutan dengan suara ceria. Mereka jarang terlihat seantusias ini. Sebuah mobil hitam baru saja berhenti di depan gerbang panti, dan seorang pria bertubuh tinggi, berkulit cerah, serta berpenampilan rapi keluar dari kendaraan itu.Pria itu adalah kakak sulung Erwin yang telah menetap di luar negeri selama beberapa tahun terakhir. Meskipun jarang pulang, Rio selalu mengirimkan kabar dan sumbangan untuk membantu panti. Namun kali ini, ia datang karena ingin melihat kondisi ibunya. “Om Rio!” teriak salah satu anak kecil sambil berlari ke arahnya.Rio tersenyum hangat, menunduk untuk mengangkat bocah itu ke pelukannya. “Hei, Nia, kamu makin besar ya!” ucapnya dengan tawa ringan."Udah, dong, Om Rio juga udah besar." Rio tertawa. "Bukan sudah besar, Nia, tapi sudah tua." Rio pum tertawa. Anak-anak yang lain mengikuti gerakan Nia yang mencium punggung tangan Rio.

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   230. Diana yang Licik

    Tiga tahun kemudian…Aini berdiri di dapur, mengaduk panci besar berisi bubur yang ia siapkan untuk makan siang anak-anak panti. Asap mengepul, memenuhi ruangan kecil itu dengan aroma sederhana. Meski lelah, ia tetap memastikan makanan itu matang sempurna. Namun, hatinya terasa berat. Ia tahu bubur itu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.Tiga tahun yang lalu, ia masih disibukkan dengan agenda kursus anak-anak panti dan juga berhubungan dengan donatur, meskipun ia bukan orang sekolahan. Namun, kini ia hanya bisa berdiri di depan kompor dan mesin cuci. “Aini, jangan terlalu banyak pakai susu,” suara Diana terdengar dari ambang pintu. Perempuan itu berdiri dengan tangan terlipat, matanya mengawasi setiap gerakan Aini.Aini menoleh, mencoba menahan perasaan kesal yang muncul. “Kalau susu tidak cukup, anak-anak akan semakin kekurangan gizi. Anak-anak terlihat kurus, Kak. Sudah ada donatur yang berkomentar."“Jangan berlagak tahu segalanya,” Diana memotong tajam. “Aku

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   229. Kamu Salah Orang!

    Diana duduk di sofa ruang keluarga, menatap Erwin dengan mata penuh amarah. Tangannya yang kurus mengepal erat di atas meja, napasnya pendek-pendek."Berapa lama lagi aku harus bersabar, Mas?" tanyanya dingin. "Kamu bilang pernikahan ini hanya formalitas, tapi lihat apa yang terjadi. Dia masih di sini, menjalani hidup seperti istrimu yang sah. Ibumu juga sangat membelanya." Diana melipat kedua tangannya di dada. Erwin mendesah panjang, menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Sayang, aku sudah bilang, ini tidak semudah itu. Sabar sedikit lagi ya.""Tidak semudah itu?" Diana mencemooh, matanya menyala. "Kalau memang hanya formalitas, kenapa kamu tidak bisa mengusirnya? Apa kamu lupa? Dia hanya istri kedua yang bahkan tidak pantas ada di sini!"Erwin memijat pelipisnya, mencoba menahan kesabarannya yang mulai terkikis. "Diana, aku tidak bisa begitu saja menyuruhnya pergi. Kamu tahu bagaimana ibu memandang Aini. Dia menganggap Aini seperti anak sendiri. Kalau aku tiba-tiba menceraikannya atau

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   228. Salah Sendiri

    "Kak Diana! Apa yang terjadi?!" Aini segera berlutut, mencoba membantu Diana duduk. Wanita itu msih terus memegang perutnya. Aini pun ikut gemetar dan takut. Keringat tiba-tiba membanjiri kening dan lehernya. Diana tidak menjawab. Ia hanya menangis, mengerang, dan mencengkeram tangan Aini dengan kuat. "Tolong... perutku sakit... darah...!"Tanpa berpikir panjang, Aini memanggil Pak Zainal penjaga panti untuk membantu mengangkat Diana ke mobil. Dengan tangan gemetar, Pak Zainal menyetir secepat mungkin menuju rumah sakit terdekat. Dalam perjalanan, Diana terus merintih kesakitan, suaranya memecah keheningan malam."Aku tidak mau kehilangan dia!" isak Diana, matanya berlinang air mata."Sabar, Kak. Kita hampir sampai," jawab Aini, meski hatinya berdegup kencang. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi, namun rasa paniknya tak bisa ia kendalikan."Kalian terlalu lama, aku takut... Aarg!""I-iya, Mbak, sedikit lagi sampai. Maaf, ini tumben macet sekali," tambah pak Zainal. Sesampainya di ru

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   227. Nyonya Rumah

    Hari-hari di Panti Asuhan Cahaya Kasih menjadi jauh lebih sunyi bagi Aini. Setelah percakapan terakhir dengan Erwin, ia terpaksa menerima kenyataan pahit: ia tetap menjadi istri Erwin, namun harus berbagi peran dengan Diana, wanita yang begitu jelas tak menginginkannya ada.Keputusan itu bukan pilihan yang Aini buat dengan hati ringan, melainkan pengorbanan demi menghormati Nara, sosok yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri.Namun, hidup sebagai istri kedua sama sekali tidak mudah. Erwin semakin jarang bicara dengannya, dan jika pun mereka berbicara, nada suara pria itu dingin dan sering kali terdengar seperti perintah. Diana, di sisi lain, dengan terang-terangan memandang Aini sebagai ancaman.Suatu pagi, Aini sedang sibuk menyusun berkas administrasi yayasan di ruang kerja kecil di lantai dua. Diana tiba-tiba masuk tanpa mengetuk, membawa tumpukan pakaian di tangannya."Aini!" panggil Diana dengan nada tinggi.Aini menoleh cepat, berdiri dari kursinya. "Ada apa, Kak Diana?""Pakai

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   226. Kedatangan Istri Tua

    Pagi pertama setelah pernikahan, Aini bangun dengan mata yang masih sembab akibat tangis semalam. Kamar itu terasa sunyi, dan ia mendapati tempat tidur di sampingnya kosong. Erwin sudah bangun lebih dulu, atau mungkin ia memang tak pernah tidur di sana.Aini menatap cermin di depan meja rias. Wajahnya tampak lelah, namun ia berusaha menguatkan diri. Ia tahu, hidupnya kini sudah berubah, meski tak sesuai dengan harapannya.Di ruang makan, Nara sudah menunggu dengan senyum hangat. Wanita tua itu tampak lebih bersemangat daripada biasanya, mungkin karena merasa salah satu keinginannya telah terpenuhi."Aini, bagaimana malam pertamamu?" tanya Nara dengan nada bercanda, membuat Aini tersipu."Baik, Bu," jawab Aini sambil tersenyum kecil, berusaha menyembunyikan luka di hatinya. Tidak ada apapun yang terjadi semalam. Jangankan menyentuh, melihat dirinya saja, Erwin enggan. Tak lama kemudian, Erwin muncul dari arah pintu belakang. Ia mengenakan kemeja putih yang dilipat hingga siku, rambutn

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status