Joshua pulang larut malam kali ini karena ada meeting penting dengan beberapa suplier mall Grup Cheng Yi East Star di kantornya. Dia ingin tidur saja di kediaman Cheng dan memutuskan untuk tidak mengunjungi Julia Ang di mansion house yang ada di Queens. Mereka toh telah sepanjang hari bekerja bersama di kantor.Ketika dia memasuki kamar tidur, aroma parfum feminin yang seperti bunga-bunga segar menyapa indera penciumannya. Joshua mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari rekan sekamarnya. Ternyata wanita cantik itu sedang merias wajahnya di depan cermin, gaun seksi warna merah coral membalut ketat tubuh ramping berlekuknya yang membulat di tempat yang tepat.Telapak tangan lebar itu mendarat di bahu terbuka Brenda Yin hingga membuat wanita itu melonjak kecil karena terkejut. "Kau berdandan cantik sekali malam ini, mau bertemu siapa, Nona Yin?" tanya Joshua penasaran.Tatapan mata mereka bertemu di pantulan bayangan cermin dan saling melempar senyum sinis perang dingin tak
'Master Jason, ninja-ninja itu kembali ke rumah lama Anda. Mereka berlima masuk menyelinap dan sedang melepas ular-ular berbisa yang baru!' Isi pesan singkat yang dikirim oleh Komandan Ekin Lau ke nomor ponsel Jason.Pria itu baru saja menyelesaikan pergumulan panas di ranjang bersama istrinya yang kini tengah terlelap dalam dekapannya. Jason membaca pesan itu lalu menghela napas perlahan agar Eva tak terbangun. Dia pun membalas pesan dari Komandan Ekin Lau, 'Semoga pihak kepolisian berhasil meringkus ninja-ninja itu. Anda sebaiknya memaksa mereka buka mulut siapa dalang yang mengirim ninja-ninja ke rumah saya, Komandan!'Lama tak ada balasan pesan lagi. Ternyata di dalam rumah mewah milik Jason Cheng terjadi pertarungan sengit. Para ninja asal Jepang yang melepaskan ular-ular dari kandang khusus tadi ingin melarikan diri setelah tahu mereka dijebak oleh polisi."DOR DOR DOR!" Komandan Ekin Lau memberi tembakan peringatan kepada mereka dan berseru, "Menyerahlah kalian kalau tidak kami
"Fujiro, Nobu, kalian harus menyelesaikan tugas yang kuberikan untuk melenyapkan Jason Cheng!" ujar Kentaro Kawaguchi melalui jaringan telepon antar negara."Baik, Tuan Besar Kawaguchi. Kami akan tuntaskan pekerjaan kami!" jawab Fujiro Matsuka. Dia menghela napas seusai sambungan telepon itu usai lalu berkata kepada Nobu Sagata, "Apa kau punya rencana jitu untuk melenyapkan target kita, Kakak Senior?"Nobu bangkit dari atas drum kayu yang tadi dia duduki lalu menenggak sekaleng bir dingin yang tadi dia beli di sebuah kios kelontong yang ada di pelabuhan. Dari jendela kapal nelayan yang mereka jadikan sebagai markas sekaligus tempat tinggal sementara di Pulau K, pria berusia 40 tahun itu mendengkus kesal sembari menatap kesibukan buruh kasar di dermaga."Fujiro, entahlah ... kurasa misi kita kali ini tak mudah. Terkadang aku memiliki firasat bahwa pria yang harus kita lenyapkan nyawanya itu dilindungi oleh kaisar langit. Bila belum waktunya dia mati, apa kita bisa memaksakan takdir unt
"Eva Darling, aku berangkat kerja dulu ya. Kamu boleh bekerja di restoranmu atau libur juga tak masalah. Sampai jumpa nanti sore ya!" pamit Jason seraya mengecup kening istri tercintanya di teras depan rumah baru mereka.Namun, sebelum suaminya beranjak naik ke mobil, Eva menyerahkan kotak bekal dan thumbler tempat minum untuk Jason. "Kupikir ada baiknya bila aku menyiapkan makan dan minum untukmu dari rumah yang jelas aman karena aku sendiri yang membuatnya," ujar Eva Xin dengan senyum tulus. Jason merasa ada benarnya ide istrinya yang juga menunjukkan perhatian istimewa untuk dirinya. "Terima kasih, Sayang. Kau paling mengerti kebutuhanku. Memang bahaya mengintai di mana-mana, kau juga jaga diri baik-baik saat jauh dariku!" balas pria itu sambil menenteng tas bekal berwarna merah dengan tulisan panjang usia di bagian tengahnya.Kemudian Jason pun berangkat bekerja ke kantornya diantarkan oleh sopir pribadinya Pak Lee Young Jin. Kepala pengawalnya duduk di samping bangku pengemudi d
"Hey kalian, nyalakan emergency LED lamp lebih banyak dan carikan aku kursi!" titah Joshua Cheng dengan gaya sok berkuasa. Beberapa anak buahnya yang berjabatan rendah dan juga berjabatan menengah mulai merasa gerah dengan tingkahnya. Mereka semua lapar dan lelah karena sedari pukul 03.00 hingga pukul 10.00 berusaha membereskan kekacauan di mall Grup Cheng Yi East Star. Itu pun tak ada yang mengurusi sarapan mereka. Semua panik karena kondisi gedung bertingkat delapan itu kacau balau dari lantai basement hingga lantai delapan. Lantai becek tergenang air dari pancuran pemadam kebakaran yang terpasang di langit-langit tiap lantai yang berjumlah ratusan. Kondisi listrik pun mati tanpa jelas sebabnya. Teknisi listrik telah dipanggil nyaris selusin, tapi tak satu pun menemukan adanya konsleting."Ini kursi yang tersedia di lantai ini, Tuan Muda!" ujar salah seorang karyawan sekuriti mall. Dia mengangkat sebuah bangku kayu yang ada di salah satu stand penjualan snack yang ada di lantai lo
"Pak Fang, tolong antarkan saya ke Mall Golden Tulip New York ya!" pinta Julia Ang setelah dia duduk di bangku belakang mobil pribadi pemberian Joshua."Baik, Nyonya Muda Cheng!" sahut sopir berusia kepala empat itu lalu melajukan sedan Maserati keluaran Eropa itu menuju ke China Town.Ponsel pintar Julia Ang berbunyi di dalam tas tangan LV berwarna cokelat itu. Dia segera menjawab panggilan telepon suaminya, "Halo, Hubby. Ada apa?""Halo. Di mana kamu sekarang, Jule? Aku masih belum bisa bekerja di kantor, mall Grup Cheng Yi masih rusak instalasi listrik dan airnya. Bosan sekali di rumah!" ujar Joshua yang nampaknya putus asa."Aku turut prihatin mendengarnya, Josh. Apa kamu ingin berkunjung ke mansion? Sekarang aku sedang dalam perjalanan ke China Town. Persediaan isi dapur dan toiletries kebetulan hampir habis, aku ingin berbelanja di mall seberang Gladious Sky!" jawab Julia Ang sembari melihat situasi jalan raya yang dia lalui.Joshua pun bangkit dari ranjang dan duduk di tepianny
"Jangan hanya menyalahkanku. Semenjak kita menikah, nyaris setiap malam kau kelayapan tak pulang ke rumah. Rupanya meniduri gundikmu, hmm!" Brenda Yin melirik Julia Ang dengan tampang sadis. Dia baru bertemu sekali saja sudah bisa mengenali ciri-ciri pelakor di wanita yang tadi dipeluk Joshua dari belakang.Tanpa diminta pun Joshua langsung pasang badan di depan Julia Ang seraya berkata, "Jaga mulutmu, jangan menyemburkan kotoran ke istri keduaku! Dia bukan gundik karena status pernikahan kami sah di mata hukum!" "What the fuck! Apa katamu, Josh? Lantas kenapa kau menikahiku?!" Telunjuk Brenda Yin menusuk dada suaminya yang penuh tipu daya itu dalam-dalam."Bukankah wajar bila pria memiliki beberapa istri sejak zaman kuno? Kaisar dari kerajaan timur bahkan mendirikan harem untuk menyimpan selir-selirnya!" jawab Joshua dengan arogan seenak jidatnya.Kali ini Welson Liu tertawa kering dengan kencang setelah mendengar jawaban Joshua Cheng. "Hey, tolong Joshua ... jangan memandang dirimu
"Julius, tahan semua tamu untukku di sisa siang hingga sore nanti. Ada kesibukan yang ingin kulakukan di ruang presdir!" titah Welson Liu sebelum mengunci pintu ruangan kerjanya.Asisten kepercayaannya mengerti maksud Welson Liu, ada Brenda Yin yang menemani bosnya di dalam sana. Maka Julius Ma memilih untuk memberi tahu para pengawal agar mencegah siapa pun bertamu hingga nanti jam pulang kantor."Hey, aku tak ingin mengganggu pekerjaanmu, Sayang!" ucap Brenda Yin dengan canggung berdiri di tengah ruangan menatap Welson Liu yang berjalan mendekatinya.Pria itu meraih wajah Brenda Yin dengan telapak tangannya lalu mengecup bibir merah wanita itu. "Tidak setiap hari kau berkunjung ke mari, aku juga ingin membujukmu untuk melakukan sesuatu!" ujar Welson Liu dengan senyuman miring."Apa itu? Aku akan melakukannya kalau bukan suatu hal yang berbahaya, Darling!" sahut Brenda Yin yang dibawa berjalan ke arah sofa oleh Welson Liu."Brenda, tinggalkan saja suami palsumu itu. Aku sudah menyuru