"Fujiro, Nobu, kalian harus menyelesaikan tugas yang kuberikan untuk melenyapkan Jason Cheng!" ujar Kentaro Kawaguchi melalui jaringan telepon antar negara."Baik, Tuan Besar Kawaguchi. Kami akan tuntaskan pekerjaan kami!" jawab Fujiro Matsuka. Dia menghela napas seusai sambungan telepon itu usai lalu berkata kepada Nobu Sagata, "Apa kau punya rencana jitu untuk melenyapkan target kita, Kakak Senior?"Nobu bangkit dari atas drum kayu yang tadi dia duduki lalu menenggak sekaleng bir dingin yang tadi dia beli di sebuah kios kelontong yang ada di pelabuhan. Dari jendela kapal nelayan yang mereka jadikan sebagai markas sekaligus tempat tinggal sementara di Pulau K, pria berusia 40 tahun itu mendengkus kesal sembari menatap kesibukan buruh kasar di dermaga."Fujiro, entahlah ... kurasa misi kita kali ini tak mudah. Terkadang aku memiliki firasat bahwa pria yang harus kita lenyapkan nyawanya itu dilindungi oleh kaisar langit. Bila belum waktunya dia mati, apa kita bisa memaksakan takdir unt
"Eva Darling, aku berangkat kerja dulu ya. Kamu boleh bekerja di restoranmu atau libur juga tak masalah. Sampai jumpa nanti sore ya!" pamit Jason seraya mengecup kening istri tercintanya di teras depan rumah baru mereka.Namun, sebelum suaminya beranjak naik ke mobil, Eva menyerahkan kotak bekal dan thumbler tempat minum untuk Jason. "Kupikir ada baiknya bila aku menyiapkan makan dan minum untukmu dari rumah yang jelas aman karena aku sendiri yang membuatnya," ujar Eva Xin dengan senyum tulus. Jason merasa ada benarnya ide istrinya yang juga menunjukkan perhatian istimewa untuk dirinya. "Terima kasih, Sayang. Kau paling mengerti kebutuhanku. Memang bahaya mengintai di mana-mana, kau juga jaga diri baik-baik saat jauh dariku!" balas pria itu sambil menenteng tas bekal berwarna merah dengan tulisan panjang usia di bagian tengahnya.Kemudian Jason pun berangkat bekerja ke kantornya diantarkan oleh sopir pribadinya Pak Lee Young Jin. Kepala pengawalnya duduk di samping bangku pengemudi d
"Hey kalian, nyalakan emergency LED lamp lebih banyak dan carikan aku kursi!" titah Joshua Cheng dengan gaya sok berkuasa. Beberapa anak buahnya yang berjabatan rendah dan juga berjabatan menengah mulai merasa gerah dengan tingkahnya. Mereka semua lapar dan lelah karena sedari pukul 03.00 hingga pukul 10.00 berusaha membereskan kekacauan di mall Grup Cheng Yi East Star. Itu pun tak ada yang mengurusi sarapan mereka. Semua panik karena kondisi gedung bertingkat delapan itu kacau balau dari lantai basement hingga lantai delapan. Lantai becek tergenang air dari pancuran pemadam kebakaran yang terpasang di langit-langit tiap lantai yang berjumlah ratusan. Kondisi listrik pun mati tanpa jelas sebabnya. Teknisi listrik telah dipanggil nyaris selusin, tapi tak satu pun menemukan adanya konsleting."Ini kursi yang tersedia di lantai ini, Tuan Muda!" ujar salah seorang karyawan sekuriti mall. Dia mengangkat sebuah bangku kayu yang ada di salah satu stand penjualan snack yang ada di lantai lo
"Pak Fang, tolong antarkan saya ke Mall Golden Tulip New York ya!" pinta Julia Ang setelah dia duduk di bangku belakang mobil pribadi pemberian Joshua."Baik, Nyonya Muda Cheng!" sahut sopir berusia kepala empat itu lalu melajukan sedan Maserati keluaran Eropa itu menuju ke China Town.Ponsel pintar Julia Ang berbunyi di dalam tas tangan LV berwarna cokelat itu. Dia segera menjawab panggilan telepon suaminya, "Halo, Hubby. Ada apa?""Halo. Di mana kamu sekarang, Jule? Aku masih belum bisa bekerja di kantor, mall Grup Cheng Yi masih rusak instalasi listrik dan airnya. Bosan sekali di rumah!" ujar Joshua yang nampaknya putus asa."Aku turut prihatin mendengarnya, Josh. Apa kamu ingin berkunjung ke mansion? Sekarang aku sedang dalam perjalanan ke China Town. Persediaan isi dapur dan toiletries kebetulan hampir habis, aku ingin berbelanja di mall seberang Gladious Sky!" jawab Julia Ang sembari melihat situasi jalan raya yang dia lalui.Joshua pun bangkit dari ranjang dan duduk di tepianny
"Jangan hanya menyalahkanku. Semenjak kita menikah, nyaris setiap malam kau kelayapan tak pulang ke rumah. Rupanya meniduri gundikmu, hmm!" Brenda Yin melirik Julia Ang dengan tampang sadis. Dia baru bertemu sekali saja sudah bisa mengenali ciri-ciri pelakor di wanita yang tadi dipeluk Joshua dari belakang.Tanpa diminta pun Joshua langsung pasang badan di depan Julia Ang seraya berkata, "Jaga mulutmu, jangan menyemburkan kotoran ke istri keduaku! Dia bukan gundik karena status pernikahan kami sah di mata hukum!" "What the fuck! Apa katamu, Josh? Lantas kenapa kau menikahiku?!" Telunjuk Brenda Yin menusuk dada suaminya yang penuh tipu daya itu dalam-dalam."Bukankah wajar bila pria memiliki beberapa istri sejak zaman kuno? Kaisar dari kerajaan timur bahkan mendirikan harem untuk menyimpan selir-selirnya!" jawab Joshua dengan arogan seenak jidatnya.Kali ini Welson Liu tertawa kering dengan kencang setelah mendengar jawaban Joshua Cheng. "Hey, tolong Joshua ... jangan memandang dirimu
"Julius, tahan semua tamu untukku di sisa siang hingga sore nanti. Ada kesibukan yang ingin kulakukan di ruang presdir!" titah Welson Liu sebelum mengunci pintu ruangan kerjanya.Asisten kepercayaannya mengerti maksud Welson Liu, ada Brenda Yin yang menemani bosnya di dalam sana. Maka Julius Ma memilih untuk memberi tahu para pengawal agar mencegah siapa pun bertamu hingga nanti jam pulang kantor."Hey, aku tak ingin mengganggu pekerjaanmu, Sayang!" ucap Brenda Yin dengan canggung berdiri di tengah ruangan menatap Welson Liu yang berjalan mendekatinya.Pria itu meraih wajah Brenda Yin dengan telapak tangannya lalu mengecup bibir merah wanita itu. "Tidak setiap hari kau berkunjung ke mari, aku juga ingin membujukmu untuk melakukan sesuatu!" ujar Welson Liu dengan senyuman miring."Apa itu? Aku akan melakukannya kalau bukan suatu hal yang berbahaya, Darling!" sahut Brenda Yin yang dibawa berjalan ke arah sofa oleh Welson Liu."Brenda, tinggalkan saja suami palsumu itu. Aku sudah menyuru
"Joshua, bagaimana ini? Sudah sebulan lebih mall keluarga Cheng tidak beroperasi. Listrik tak bisa menyala sama sekali di seluruh lantai bangunan, air menggenang tak pernah surut di semua bagian mall itu!" omel Tuan Winston Cheng di kantor kerja rumahnya.Selama pusat perbelanjaan terbesar di China town, New York itu tutup. Ada banyak hal yang terjadi, pihak penyewa memutus kontrak kerja sama dan beberapa brand besar menuntut ganti rugi atas wanprestasi yang dilakukan oleh pihak Cheng Yi East Star.(Wanprestasi adalah istilah dari bahasa Belanda "wanprestatie" berarti tidak dipenuhi prestasi atau kewajiban dalam suatu perjanjian, salah satu pihak bersepakat dalam perjanjian memiliki prestasi buruk akibat dari kelalaiannya.)Joshua ketar ketir karena dia pun tidak bisa melakukan apa pun atas situasi pelik yang baru pertama kali dihadapinya. Tak hanya itu satu per satu anggota elite managemen mall menyampaikan pengunduran diri kepadanya. Sementara kondisi lainnya adalah perusahaan masih
"Joel, Albert, aku akan terbang ke New York besok pagi dengan private jet bersama Eva dan Ares. Kalian kuserahi tanggung jawab sebagai perwakilan presdir sementara di Pulau K," tutur Jason di ruang kerjanya.Joel Yi dan Albert Chan mengangguk paham dan mengiyakan keputusan bos mereka. Kedua anak buah kepercayaan Jason itu telah terbiasa menangani bisnis maritim perusahaan Cheng Yi East Star cabang Pulau K selama bertahun-tahun. "Berapa lama Master Jason akan menghabiskan waktu di New York?" tanya Albert Chan, direktur operasional kantor Jason.Pria itu menjawab, "Aku belum tahu pastinya, tetapi mungkin sekitar sebulan. Setiap sore, aku ingin kalian melapor melalui zoom meeting mengenai pekerjaan selama sehari!" Setelah berkoordinasi dengan kedua anak buah kepercayaannya, Jason pun pulang ke rumah barunya bersama dengan sopir. Kehamilan Eva Xin telah masuk trimester kedua, semenjak kasus serangan ninja, dia tidak terlalu sering bekerja di restoran miliknya di Kota Kaki Naga. Dia kasi